CERITA DEWASA!! HOT BUT SMOOTH Chase Navarell, penguasa kerajaan tambang, lebih suka melajang hingga suatu hari seorang wanita dengan berani menantangnya, bahkan berusaha menjebaknya. Wanita yang jauh dari kata cantik akan tetapi mampu menguasai pikiran dan hatinya hingga dia menemukan kenyataan bahwa wanita itu telah mengelabuinya, dia bukan wanita buruk rupa tapi seorang wanita cantik jelita! perlahan-lahan satu persatu kenyataan terkuak, akankah mereka bisa bersama, jika kebohongan demi kebohongan datang silih berganti?
view moreSamantha baru tahu bahwa dia bisa membenci seorang pria dengan begitu dahsyat walau belum pernah bertemu!
"Tunggu sampai aku menemukanmu!" Samantha terus mengumpati pria tanpa wajah yang sudah meninggalkan sahabat karibnya yang kini sedang menunggu persalinan dalam kondisi patah hati. Samantha sedang mondar mandir mencari cara untuk menyeret pria yang konon kabarnya seorang penguasa, playboy bilioner. Tidak gampang membuat sahabatnya mau memberi tahu nama pria sialan itu, walau akhirnya dia mendapatkannya. 'Ngapain juga si Tina pakai main rahasia segala, coba tahu namanya dari dulu, emang siapa pria itu? Syekh? Teroris? Presiden?' Hal itu masih mendominasi pikirannya saat dia sudah duduk di kursi first class sebuah maskapai penerbangan. Ketenangan di sekelilingnya tak mampu menepis kegelisahan akan keadaan sahabatnya. Ingat Tina, Samantha ingat pula dengan pria yang seenaknya pergi setelah mendapat kesenangan. Seperti apa sih tampangnya? Samantha segera membuka tab-nya mumpung pesawat belum mengudara. Dia berusaha mencari tahu seperti apa sosok pria yang begitu hebat di mata Tina, sahabatnya. Mulailah jemarinya menari-nari di atas keyboard. Samantha menelusuri setiap pria yang muncul di pencarian 'Navarell' Akhirnya Samantha menemukan kekasih gelap sahabatnya yang ternyata adalah sang bilioner muda yang memimpin kerajaan Navarell, yaitu Chase Navarell! Samantha terpana! Pria itu penguasa kerajaan tambang! 'fuihhhh..ternyata lajang, tampan, kaya raya,' batin Samantha dengan bibir mencibir, baginya itu adalah kombinasi komplit yang dimiliki oleh rata-rata seorang pria brengsek. Begitu banyak ulasan si penguasa dengan berbagai wanita cantik dan terkenal. 'hmm...pasti playboy, penguasa playboy!' Akan tetapi saat Samantha kembali mengamati dan membaca ulasan positif yang memuja-muja pria itu, dia menemukan ketidakcocokan dengan apa yang dialami Tina. Pria yang dilayar monitor, yang sedang balas menatapnya... tampan, tenang, percaya diri, dan sepertinya tidak akan melarikan diri dari tanggung jawab. 'Aihh..sudahlah, wajah juga bisa menipu kan,' kata Samantha dalam hati. Diam-diam Samantha berjanji akan mencari pria tampan tersebut dan mengabarkan tentang anak yang ada di dalam perut Tina. Dia tidak takut walau harus berhadapan dengan pria penguasa, dia akan memaksa pria itu untuk bukan hanya mengingat Tina tapi juga bersedia menghapus semua kemalangan dan kesedihan sahabatnya. 'sebaiknya aku segera mencoba menghubunginya,' batin Samantha. Samantha menelepon seseorang yang tahu segala kejadian di dunia orang-orang kaya, sebutannya Mr Bean, untuk mendapatkan nomor pribadi Chase Navarell. Samantha segera menelepon pria sultan itu sebelum pesawatnya mengudara, berkali-kali, tetapi tidak pernah di angkat. Samantha mengirim pesan kepada Tina untuk sekali lagi memastikan akurasi identitas pria yang akan dikejarnya. (Aku akan memburu pria itu, kau yakin dia dari klan Navarell?) {Yes} (Yakin Tin? Mereka keluarga kaya raya!) {Yakin!} (Mereka punya tiga anak laki-laki, Tin! Dan kau mabok berat. Dari mana kau yakin itu Chase Navarell?) {Dari buku pendaftaran hotel, Tha} (Ok beristirahatlah, aku akan mengurusnya. Aku akan menyeret pria sialan itu ke hadapanmu) {Pasti ada sesuatu yang membuat dia tidak mencariku, Tha. Jangan memakinya. Dia pria yang sangat baik} (OMG...udah jelas-jelas kamu ditinggal sendirian Tin, masih juga bela pria sultan sialan itu. Lurus bener jalan hidupmu) {Kalau lurus jalanku pasti sampai saat ini aku masih perawan kayak kamu, Tha} (Sok tahu! Udah ah. Bye bye...) Lalu Samantha kembali berusaha menelepon pria Navarell itu. Samantha berpikir mungkin jam sibuk. Lima menit kemudian masih tetap tidak diangkat. Setelah terus mencoba dan tetap gagal, Samantha harus berhenti karena pesawat mulai take off, begitu landing, Samantha yang enggan berdesakan masih bertahan duduk di kursinya. Samantha menelepon kembali si pria sultan, lalu menekan speaker on dan meletakkan ponselnya. Dalam hati Samantha sangat gemas karena begitu sulit menghubungi pria itu, padahal dengan memanfaatkan ketenarannya sebagai penyanyi dengan 3 album platinum, Samantha bisa mendapatkan nomor pribadi Chase Navarell yang infonya hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat. Sambil menunggu, Samantha bergumam sendiri. "Masa iya ada orang sibuk sampai nggak bisa terima telepon? Karena Sultan? Karena kerjaan? Karena duit? Sekalian kawin aja ama dokumen, ama duit! Rumit amat hidupnya...amit-amit." Samantha bergumam sendiri tanpa sadar speakernya tidak lagi berdering. Hening. Samantha melirik ponselnya. ASTAGAAAA..... Samantha menutup mulutnya dengan mata membulat sempurna.BAB S2.124 UNCONDITIONAL LOVE Setelah menelpon Arnold, Chase yang tak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa cemas memilih untuk tidur. Ia pun berjalan ke arah kasurnya dan merebahkan diri.Chase tidur di sisi yang biasa ditiduri Samantha, mengambil selimut lalu mematikan lampu. Dia masih membawa ponselnya, hatinya sangat khawatir dan gelisah tapi ia tahu tak ada yang bisa ia lakukan saat ini, akhirnya ia pun mulai memejamkan mata dan tertidur. Namun, baru satu jam berlalu Chase mulai gelisah kembali, tidurnya tidak nyenyak terlihat dari dahi yang mengernyit.Entah apa yang Chase mimpikan yang pasti hal itu membuatnya langsung terjaga dengan napas yang tersengal.Chase menatap kamarnya yang gelap lalu menyalakan lampu cabinet dan melihat jam dari ponselnya, ternyata masih dini hari. Sementara Italia lebih lambat lima jam dari ibukota, jadinya di Italia masih malam.Chase tidak yakin jika acara Samantha sudah berakhir, mengingat janji Samantha yang akan menelponnya setelah acara
“Sudah sampai Pak,” ucap Bobby dan segera keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Chase. Saat Chase keluar, ponsel Bobby pun berdering dan saat melihat siapa yang menelponnya dengan tidak enak Bobby langsung mengangkatnya. Bobby yang membelakangi Chase membuat Chase penasaran siapa yang menelponnya hingga berani bersikap seperti ini. “Iya Bu? Ah kamu, kenapa Dik? Ibu sakit? Oh iya Mas segera pulang yaa,” tutup Bobby dengan wajah yang cemas dan tak bisa ditutupinya. “Ini kunci mobilnya Pak,” ucap Bobby menyerahkan kunci mobil yang mereka pakai. “Kamu pulang naik apa?” tanya Chase. “Naik motor Pak. Titip motor di terminal terus naik bus, Pak.” “Dari pada naik bus, bawa mobil putih saja,” perintah Chase dan mulai melangkah masuk saat suara sopirnya menahan langkahnya. “Eh jangan Pak, gak usah. Saya udah terbiasa naik bus, terima kasih, Pak.” “Pakai saja! Lagian mobil SUV kan jarang dipakai ada di garasi terus. Pakai saja, ini perintah!” paksa Chase. “Baik Pak, t
Pesan yang ia tunggu-tunggu sejak tadi tak juga datang. Begini rasanya merindukan pesan dari satu-satunya wanita yang telah mencuri hatinya.Hanya sebuah pesan!Dia yakin Samantha tidak dengan sengaja mengabaikan pesan yang sudah ia kirim sejak pagi, pasti dia sangat sibuk bukan(?)Chase masih mencoba untuk berpikir positif dan mencoba untuk menahan rasa rindu yang sudah membakar hatinya itu. Hingga pesanannya tiba, Chase pun langsung tersenyum tipis kepada pelayan cukup umur yang sudah nampak kelelahan itu. "Kau sudah kelelahan." Kalimatnya tercetus seketika. Si pelayan terkejut lalu tersenyum lemah. "Yes, Sir." Si pelayan mengiyakan sambil memeluk nampan seakan ingin mendapat tenaga ekstra."Tidak selalu kita dapat apa yang kita inginkan...hidup harus terus berjalan," tambah si pelayan seperti ingin menguatkan diri sendiri dengan kalimatnya. "Ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan?" Kembali si pelayan bertanya, Chase menggeleng dan
Chase menatap kepergian Leda.Dia tak bisa memahami sikap Leda yang tiba-tiba muncul di hadapannya, sikap yang menurut Chase sangat luar biasa di luar nalar, yang Chase yakini hanya satu hal yaitu Leda merencanakan sesuatu akan tetapi Chase belum tahu itu apa. Bagaimana bisa wanita itu bersandiwara sakit dan minta di antar ke rumah sakit hanya untuk mendapatkan perhatian dari Chase. Sudah pasti, Chase tak akan pernah memenuhi keinginannya itu. Meski pun berakhir Leda marah dan langsung menunjukkan sifat aslinya yang hanya sedang berpura-pura. Chase menggelengkan kepalanya dan kembali duduk setelah Leda dan Bobby keluar dari ruangannya. Kembali Chase menatap komputernya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena kedatangan Leda yang tiba-tiba tanpa permisi.Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering ada pesan dari Bobby yang mengatakan bahwa Leda tak mau diantar ke rumah sakit.Chase tersenyum sinis membaca pesan Bobby dan segera menyur
Kembali Chase menghadiri rapat, waktu yang bergulir sangat cepat hingga menjelang sore barulah Chase menyelesaikan tugasnya.Kembali ke kantor, Chase melihat sudah banyak karyawan yang pulang tapi masih ada beberapa yang tinggal dan masih fokus dengan pekerjaannya.Chase mendapati meja sekretarisnya sudah kosong, memang kemarin dia sempat ijin pulang cepat karena ada acara keluarga.Saat membuka pintu ruangannya Chase terkejut mendapati mantan sekretaris lamanya, Leda sedang duduk dengan santai di sofa.Leda? Ada urusan apa? "Siapa yang mengijinkanmu masuk?""Tidak ada siapapun yang berjaga di depan jadi aku masuk saja." "Kau tahu itu pelanggaran?" "Oh ayolah Mr Navarell, kau tahu aku pernah di sini jadi_" "Justru karena kau pernah di sini, harusnya kau tahu bahwa aku tidak akan mengizinkan sembarang orang masuk ke ruanganku." Chase melihat Leda bangkit berdiri, saat itulah Chase tahu betapa gaun yang Leda pakai begitu minim. Led
Chase bisa melihat istrinya mulai bergairah. Ternyata pertunjukan yang tidak vulgar, tidak seronok, intim tapi lembut lebih berhasil menyentuh hati istrinya dibanding pertunjukkan yang memang disengaja untuk menaikkan libido. Chase segera bangkit berdiri, dan memundurkan kursinya dengan kasar, cukup sudah, sekarang dia akan memanjakan istrinya dan menunjukkan semua pelajaran cinta yang dikenalnya. "Tunggu, Sayang. Aku mau lihat sampai selesai." gumam Samantha di bibir suaminya. "Sweetheart, Pleaseee." "Ok..ok..tapi makan ini dulu!" ujar Samantha untuk mengulur waktu. "Cukup, Sweetheart. Aku sudah tidak bisa memakan apapun lagi." "Ini jeruk, sini aku kupas ya jadi tinggal makan untuk menghilangkan bau dan rasa makanan beraroma yang lain!" "Harusnya jeruk itu appetizer," kata Chase. Samantha tertawa. "Aku tahu Sayang, tapi sebagian besar di negara berkembang buah itu jadi dessert." "Mana bisa?" "Bisa aja, kami selalu menutup hidangan utama kami tidak dengan ice crea
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments