Hari Sabtu, pukul 10.00 WIB.Riski tengah duduk di taman depan rumah Kenzo, sambil memejamkan kedua matanya. Ia menikmati segarnya angin, dan mendengarkan merdunya musik melalui haedset miliknya. Cinta berjalan perlahan ke arah Riski dan langsung memeluk kekasihnya dari belakang."Kok gak ngajakin aku," ucap Cinta menatap Riski dari samping."Tadi kamu lagi masak, ya kali Riski ajak duduk di sini..." jawab Riski yang menoleh 'kan wajahnya ke arah sang kekasih.Sekarang mereka saling menatap satu sama lain, tatapan Cinta begitu dalam dan bahkan gadis itu hampir mencium bibir Riski. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melihat Adam dan Indah turun dari mobil, yang terparkir di halaman rumah Kenzo."Riski, apa kabar?" sapa Indah mengusap rambut Adik iparnya."Kabar baik, Kak. Ayo masuk, kita berbicara di dalam saja..." jawab Riski.Indah dan Adam menganggukkan kepalanya, mereka pun berjalan menuju pintu rumah Kenzo. Saat mereka sudah masuk ke dalam rumah, terlihat Kenzo sedang asik dengan
Indah selalu memperhatikan Kenzo dalam diam. Sedangkan pria itu hanya mengabaikan Indah, dan fokus berbicara dengan Cinta. Setelah 3 jam di kawah putih, akhirnya mereka memilih pulang ke rumah. Adam dan Indah, sudah tidak lagi bersama mereka.Ting!Suara notifikasi pesan ponsel milik Kenzo berbunyi. Pria itu langsung mengambil ponsel yang ada di saku celana yang ia pakai, dan terkejut saat melihat Indah tiba-tiba mengirim pesan padanya.- Bisakah kita bertemu malam ini? Aku tunggu di Cafe Merpati.. - pesan Indah.Kenzo mengepal tangannya dan memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam saku celana. Tanpa ia sadari, Cinta sudah melihat pesan tersebut. Pria itu menatap Cinta, dan mengusap rambut gadis itu saat melihat sahabatnya tertidur.'Jangan bilang, Kenzo akan datang menemui Kak Indah.'' batin Cinta.Gadis itu pura-pura tidur, dan memeluk tangan Riski yang sedari tadi sudah tertidur pulas. James tengah menyetir mobil, sedangkan Alex tertidur.***Di dalam mobil.Indah terus saja menatap p
- Aku bisa hidup tanpa cinta seorang wanita, namun tidak bisa hidup tanpa cinta seorang sahabat dan keluarga.Karena sahabat dan keluarga adalah hal paling berharga untukku.- Kenzo.***Depan Ruang ICU.Keluarga Tuan Iqbal sedang berada di kantin, untuk mengisi perut mereka. Tersisalah Yogi dan Saskia di depan ruang ICU. Kakak laki-laki Wahyu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu, sedangkan Saskia tertidur di kursi tunggu. "Hai adikku, kenapa kau masih bertahan, ha? Kenapa kau tidak mati saja..." ucap Yogi memegang selang oksigen Wahyu."Mati saja ya, biar kamu bisa bebas dariku..." sambung Yogi memutus selang oksigen adiknya.Tiba-tiba tubuh Wahyu kejang dan Yogi malah meletakkan bantal di wajah Adik laki-lakinya. Wahyu menggerakkan kakinya dan 5 menit kemudian, monitor yang menunjukkan detak jantungnya timbul garis lurus. Pertanda Wahyu tidak bernyawa lagi, Yogi tertawa puas dan meletakkan kembali bantal di kepala sang Adik.Saat ia akan keluar dari ruang ICU, Saskia tengah memat
- Rasa kecewa akan menghancurkan sebuah kepercayaan -***Bandung, pukul 19.00 WIB.Adam, James, Riski, Alex dan Indah sudah berada di ruang tamu. Suasana begitu hening, tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Adam selalu mengalihkan pandangannya, karena sudah begitu sakit hati dengan sang Istri yang sudah membuat hatinya begitu kecewa. Kenzo dan Cinta berjalan ke arah ruang tamu, kemudian mereka duduk di samping Riski. Indah terus saja menatap Kenzo. Ia langsung menghampiri dan memegang tangan pria tersebut."Are you, okay?" tanya Indah.Kenzo hanya menatap datar Indah dan menatap Adam yang sadari tadi hanya diam. "Kak Adam." sapa Kenzo, yang merasa bersalah.Adam menatap sahabat adiknya, sambil tersenyum. Karena bukan Kenzo yang bersalah, melainkan istrinya sendiri yaitu Indah. "Kenapa?" tanya Adam yang berusaha terlihat tenang. Indah hanya menunduk sedih saat diabaikan oleh Kenzo."Jangan salahpaham denganku, demi Tuhan aku tidak pernah ingin merusak rumah tangga, Kak Adam. Aku suda
Di Kantor Kepolisian Kota BandungSetelah tiba di kantor Polisi, James, Cinta dan Mark dibawa masuk ke dalam. Terlihat satu Detektif mendekati mereka bertiga, dan terkejut saat melihat tangan ketiga orang itu diborgol."Apa permasalahan mereka?" tanya Detektif Putra."Mereka berkelahi di pemakaman, ada seorang peziarah yang menghubungi kami, karena merasa terganggu akibat perkelahian mereka bertiga." jelas polisi yang menangkap tiga orang tersebut.Riski, Alex dan Kenzo masuk ke dalam kantor Polisi dengan napas terengah-engah. "Pria ini yang membuat keributan dulu. Dia memancing amarah sahabatku, Pak." ucap Kenzo yang menujuk ke arah Mark."Benar, dua sahabatku tidak salah. Dia yang salah," sambung Alex yang ikut menunjuk Mark."Dia pembunuh, tapi kenapa kalian malah mengeluarkannya dari penjara? Wajar saja jika mereka kesal dan memukul pembunuh itu." ujar Riski yang menatap tajam polisi yang menangkap kekasihnya."Jadi lepaskan kekasihku dan sahabatku. Masukan pria itu kembali ke dala
Mark tengah mengobati lukanya di dalam kamar pribadi-nya. Wajahnya sudah membiru, karena pukulan Cinta dan James. Ia kesal dan melempar gelas yang ada di sampingnya ke arah dinding kamar. Sontak para pelayan yang bekerja di rumah Mark, kaget dan langsung masuk ke dalam kamar mereka. Para pelayan tidak ingin mendapat Ibas dari kemarahan majikannya.Mark mengambil ponsel miliknya dan menelepon seseorang, namun orang yang ia telepon tidak menjawab panggilan Mark. Pria tersebut semakin kesal dan membanting ponsel-nya."Sial! Saat dibutuhkan malah dia tidak ada!" teriak Mark."Aku akan membalas perbuatan kalian terhadap wajahku!" sambung Mark.***Sabtu 06 Maret 2021.Malam hari pukul 19.00 WIB.Cinta dan Riski bersiap-siap untuk pergi berkencan. Sepasang kekasih itu keluar dari rumah Kenzo dengan bergandengan tangan, tiba-tiba Alex menghalangi jalan mereka sambil menatap tajam sepasang kekasih tersebut."Mau kemana?" tanya Alex."Jalan lah 'kan malam Minggu. Waktunya kencan..." jawab Cinta
05 Maret 2018.Mark menurunkan temannya di tanah dan mengatur napas yang terengah-engah, karena terus berlari dari kejaran Polisi. Pria itu membuka penutup wajah, dan membuka jaket yang dipenuhi darah."Aish, hampir saja aku tertangkap. Jika terlambat sedikit saja, bisa masuk penjara..." ucap Mark dengan napas yang terengah-engah.Beberapa menit berlalu, teman yang membantunya membunuh keluarga Cinta dan James bangun. Ia memegang kepalanya, kemudian membuka penutup wajah."Kepalaku sakit," ujarnya."Kau lemah sekali Yogi," jawab Mark menatap datar ke arah Yogi."Kalau memukul secara mendadak seperti itu, gua mana bisa mengelak. Siapa sih yang memukul kita? Berani sekali dia..." sambung Yogi yang kesal."Anak dari orang tua sial itu. Tapi tenang, aku sudah membalas pukulan tersebut..." balas Mark lagi."Apa dia mati?" tanya Yogi."Entahlah, jika dia mati itu bukan urusan kita. Intinya orang tua sialan itu sudah mati dan Kakak perempuan James juga sudah mati..." ungkap Mark."Wah, tubuh
Kenzo turun dari mobil dan langsung menidurkan sahabatnya di atas brankar. James memarkir mobilnya dan mengejar kedua sahabatnya. Alex masuk ke ruang UGD dan langsung di tangani oleh Dokter. Dua pria itu duduk di ruang tunggu sambil berjalan bolak balik, karena sangat mengkhawatirkan Alex yang sedang sekarat di ruang UGD."Hubungi Cinta, beritahukan keadaan Alex. Bilang ke dia tetap dirumah, karena di luar sangat berbahaya..." ucap James.Kenzo mengangguk dan mengambil ponsel-nya, untuk menghubungi Cinta. Satu menit kemudian, Cinta mengangkat telepon dari Kenzo."Cinta, kamu baik-baik saja 'kan..." ucap Kenzo.[Aku baik, kalian dimana? Kenapa belum pulang juga?]"Kami sedang berada di rumah sakit Medistra." jawab Kenzo.[Siapa yang sakit?]"Alex, sepertinya ada orang yang ingin mencelakainya.." jawab Kenzo lagi.[Aku akan ke rumah sakit sekarang juga.]"Kamu tetap di rumah, James akan marah jika kamu memaksa untuk datang ke sini..." balas Kenzo.Namun Cinta memutuskan panggilan dan mas