Pukul tujuh pagi, Ardy sudah berada di kantornya. Belum ada karyawannya yang datang karena perkantoran akan mulai di buka pukul delapan pagi. Hanya ada seorang satpam yang memang bertugas tadi malam, menunggu teman satpamnya yang lain untuk giliran bertugas pagi itu.
Tumben sekali Ardy berangkat ke kantor pagi-pagi. Entah kenapa, perkataan Kimi semalam mengganggu tidurnya. Dirinya merasa takut kalau istrinya itu jatuh hati pada laki-laki disana. Bukan ‘kah cinta bisa tumbuh karena terbiasa? Apalagi dirinya tahu kalau ternyata Keyra membantu Rumah Sakit di kota. Otomatis ia akan bertemu dengan banyak orang disana. Mungkin juga akan ada seorang dokter yang tertarik dengan kecantikannya. Pikiran itu lah yang membuat Ardy semalaman susah memejamkan matanya sehingga pagi-pagi sekali ia memutuskan untuk berangkat ke kantor.
Tok
Tok
Tok
Terdengar pintu ruangannya diketuk. Ardy yakin itu pasti Arga.
“Ya, masuk.” sahut Ardy dari dal
Ardy berdiri mematung di tempatnya melihat istrinya itu pulang diantar seorang laki-laki yang tidak asing baginya. Ardy sudah tiba di Bandung, tepatnya di kampung Purut satu jam yang lalu. Ardy menyuruh Arga untuk mencari tahu apakah Keyra sudah berada di rumah kontrakan atau belum. Menurut informasi yang Arga dapat bahwa Keyra belum pulang ke rumah itu.Ardy dengan sabar menunggu Keyra pulang di dalam rumah yang sudah di sewanya itu. Tidak lupa Kimi pun sudah tidak sabar melihat secantik apa gadis yang berhasil menikah dengan laki-laki idamannya sejak dulu.Ardy beranjak dari duduknya ketika terdengar suara mobil berhenti. Ia mengintip dari kaca rumah itu, ingin mengetahui siapa yang keluar dari dalam mobil itu. Senyumnya terbit ketika ia melihat istrinya turun dari mobil, namun senyumnya langsung luntur berganti kemarahan ketika ia melihat seorang laki-laki juga turun dari mobil yang tadi di naiki Keyra.Ardy menajamkan penglihatannya, ia ingin mengetahui siap
Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir mereka menjalani kegiatannya di kampung Purut. Nanti sore mereka akan kembali pulang ke Jakarta.“Makasih ya Key, kamu udah bersedia bantu-bantu kami disini.” kata Mia sambil memeluknya erat.“Iya sama-sama, Suster. Aku seneng bantu disini, aku juga banyak belajar dari suster Mia.” Keyra membalas pelukan Mia.“Makasih Keyra, Kareem, atas dedikasi kalian kepada Rumah Sakit selama satu bulan ini. Mudah-mudahan apa yang sudah kalian dapatkan dari sini, bisa kalian praktekan nanti.” ucap Risman sambil menyalami Keyra juga Kareem.“Sama-sama, Dok. Terima kasih atas bimbingannya kepada kami.” sahut Kareem.Risman tersenyum lalu mengangguk, “Kalau ada yang kurang berkenan untuk kalian selama disini, kami minta maaf ya.”“Nggak ‘kok Dok,” sahut Keyra sambil melepaskan pelukan Mia, “Kami berdua senang bekerja di Rumah Sakit i
Ardy menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya, sesekali melirik Keyra yang tertidur pulas di sampingnya. Tidak lama masuk ke dalam mobil, Keyra langsung tertidur. Ardy memakluminya, mungkin ia lelah. Atau mungkin juga karena terlalu banyak makan tadi yang menyebabkan istrinya mengantuk.“Ar, Keyra tidur ya?” tanya Kimi yang duduk di bangku belakang.Ardy mengangguk sekilas, “Iya, mungkin dia capek.” jawabnya dengan pandangan masih fokus ke depan.Mobil yang dikendarai Ardy sudah sampai di depan pintu gerbang rumahnya, pak Pri segera membukakan pintu gerbang agar mobil Ardy masuk.“Selamat malam, Tuan Ardy.” kata pak Pri saat Ardy menurunkan kaca mobilnya.“Selamat malam, Pak.” sahut Ardy. Kemudian ia menjalankan lagi mobilnya memasuki halaman rumah.Pak Pri segera menutup kembali pintu gerbang rumah itu dan tidak lupa menguncinya. Setelah tuannya itu pulang, barulah ia beran
"Aku suka kalo kamu cemburu kaya gini, sayang," kata Ardy sambil membelai punggung Keyra yang masih berada di pelukannya.Keyra melepaskan pelukannya dan menatap tajam pada suaminya, "Wajar 'kan kalo aku kesel karena suami aku sendiri muji-muji wanita lain depan aku, walaupun itu sahabatnya sendiri. Emang Kakak bisa tahan kalo aku ngelakuin hal yang sama?" tanya Keyra sambil mengerlingkan senyum di kedua sudut bibirnya."Awas aja kalo kamu kaya gitu. Aku gak segan-segan menghukum kamu!" ancam Ardy. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Keyra."Kakak mau apa?" tanya Keyra sambil menjauhkan wajahnya pada wajah Ardy yang semakin dekat."Aku mau menghukum kamu karena kamu punya pikiran kaya tadi."Dikecupnya bibir Keyra dengan lembut dan beralih menjadi ciuman yang lebih dalam. Selanjutnya Ardy mendengus ceruk leher Keyra, mengecupnya dengan keras hingga meninggalkan tanda kemerahan di sana. Tanpa basa basi lagi Ardy membuka kancing baju tidur Keyra dan m
“Kakak…”Keyra mematung di tempatnya berdiri saat melihat suaminya itu memasangkan sebuah cincin di jari manis sahabat sekaligus sekertarisnya dan seketika itu langsung memeluknya. Bahkan Kimi terlihat mengeratkan pelukannya saat dirinya jelas-jelas melihat Keyra menghampiri mereka.Ardy yang kala itu membelakangi Keyra terlihat kaget dan melepaskan pelukannya.Ia menoleh ke belakang dan mendapati istrinya itu sedang berdiri di ambang pintu masuk toko perhiasan.“Sayang…” Ardy bangkit dari duduknya lalu segera menghampiri Keyra yang terlihat berjalan menjauhinya.“Sayang tunggu.” Ardy berhasil meraih lengan Keyra sehingga membuat Keyra menghentikan langkahnya.“Kamu ngapain disini?” tanya Ardy sambil menatap wajah Keyra yang tidak mau menatap wajahnya.“Aku yang seharusnya tanya, Kakak ngapain di toko perhiasan itu?” Keyra menatap tajam kearah suaminya. Pikirann
Semakin hari, Keyra semakin disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya.“Nikah itu enak gak sih, Key?” tanya Mesya dengan nada berbisik saat mereka sedang mengerjakan tugas kuliah di perpustakaan kampus.Keyra menoleh, “Emangnya kamu udah mau nikah?” tanyanya mendelik.“Gak juga sih, Rio ‘kan belum ngelamar aku.” Mesya menopang dagunya dengan satu tangan, “Hubungan aku sama dia aja masih seumur jagung. Kayanya masih jauh banget ke tahap itu. Cuma kalo ngeliat kamu sama Kak Ardy, aku suka ngiri sama perhatiannya.”Keyra tersenyum sambil tangannya tetap sibuk mencari jawaban atas pertanyaan tugasnya itu pada buku yang tergeletak di atas meja kemudian ia langsung mencatatnya setelah menemukan jawabannya, “Enak atau nggak nya tergantung kita yang menjalani, Sya. Kamu ‘kan tau sendiri gimana awalnya pernikahan aku sama Kak Ardy, kita menikah karena terpaksa. Awalnya aku ngerasa gak nyaman banget ti
“Aku mau nyusulin Rio ke Surabaya hari ini.” Mesya mengulang apa yang diucapkannya tadi dengan nada suara yang mantap, tidak ada keraguan sedikit pun dari hatinya untuk menemui sang kekasih hati di Surabaya.“Kamu yakin, Sya?” tanya Keyra sekali lagi.Mesya pun mengangguk dengan yakinnya.“Tapi ….”“Kamu mau temenin aku gak?” tanya Mesya dengan tatapan‘puppy eyes’ nya, “tapi kalo gak juga gak papa sih. Aku akan tetep ke Surabaya walaupun sendirian.”Mesya menyuruh Keyra mengirimkan alamat Rio yang didapatnya dari Ardy tadi ke ponselnya.“Yaudah aku temenin,” kata Keyra akhirnya.Mesya memekik senang lalu merangkul pundak sahabatnya itu. “Gitu, dong!” sahutnya.“Tapi aku harus ijin dulu sama suami aku. Mudah-mudahan kak Ardy ngijinin ya,” ujar Keyra.Mesya mengacungkan jari jempolnya. “Si
Kini Keyra, Mesya dan Devan sedang berada di dalam taxi yang akan membawa mereka menuju Bandara.Mesya masih sesegukan di samping Keyra.Sesekali Devan yang duduk di samping sopir melirik ke belakang. Kalau sudah begini, dirinya tidak tega melihat sahabat dari adiknya yang sudah ia anggap sebagai adiknya juga terluka sebegitu dalam.“Mesya udah ya, jangan nangis lagi.” ujar Keyra sambil memeluk tubuh sahabatnya dan mengusap punggungnya pelan.“Aku bener-bener nyesel udah nerima dia jadi pacar aku. Ternyata dia brengsek!” kata Mesya, air mata masih belum mau berhenti keluar dari matanya.“Jangan nangis lagi, Sya. Ngapain lo nangisin laki-laki yang udah nyakitin lo kaya gitu? Air mata lo terlalu berharga buat nangisin dia. Lo harus bangkit dan buktiin ke dia kalo lo bisa kaya biasa tanpa dia.” kata Devan sambil menoleh ke arah Mesya yang duduk di belakang.“Bener kata Kak Dev, kamu harus buktiin ke Kak