Jam menunjukan pukul 15.02 jam pelajaran sudah selesai para murid sedang bersiap-siap untuk pulang begitupun denga fely,dia sedang mengemasi barangnya.
"Semua gue pulang dulu ya udah di tunggu adek gue di depan nih.Bye semua!"kata rina dan berlalu pergi.
"Gue juga,mau bareng gak?"tanya riska ke fely.
"Gak usah gue dijemput supir"jawab fely sambil melihat ke laci mejanya.
"Kalau gitu gue pulang dulu-"kata riska terpotong karena melihat syasa yang kesal sendiri.
"Lu gak pulang sya?"tanya riska sambil natap syasa dengan kerutan.
"Pulanglah,masa gak pulang"kata syasa dengan sewot.
"Ya siapa taukan lu gak ada niat buat pulang,mau tidur disini mungkin"kata riska sambil lihat syasa dengan teliti.
"Ogah! Gue lagi nunggu jemputan nih tapi yang mau njemput gak bales chat dari gue"kata syasa dengan kesal dan sekarang riska paham.
"Emang siapa yang njempu?"tanya fely sambil ngambil semua bukunya yang ada di laci meja.
"Emak gue! Ck,pasti lagi ngesalon ini mah"kata syasa dengan kesal karena bundanya belum membalas pesan darinya.
"Nebeng gak?"tanya riska malas karena harus ditebengin oleh syasa.Bukanya apa syasa kalau sudah ditebengin kadang gak tau diri.Niatnya buat nganterin dia kerumah tapi sebelum sapek rumah suruh mampir kemana-mana dulu baru pulang.
"Ayok tau aja lu gue mau nebeng"kata syasa dan berjalan ke arah riska berdiri.
"Gue pulang fely"kata riska dengan malas.
"Hm,hati-hati dijalan"jawab fely sambil memasukkan bukunya kedalam tas.
"Woke"jawab syasa dengan semangat sambil menarik tangan riska dan wajah riska semakin ditekuk.
"Nanti anterin gue ketoko buku bentar ya mau beli novel baru,hehe"kata syasa dengan cengiran khasnya.
"Ck,ogah gue kalau mau beli novel beli sendiri gak mau gue nganterin lu.Kalau gue nganterin elu gak jadi acara rebahan yang udah gue rancang dengan indahnya"kata riska sewot.
"Kualat lu gak mau nganterin sahabat sendiri"kata syasa tidak terima karena riska gak mau nganterin dia ke toko novel.
"Biarin yang penting gue bisa rebahan,huh!"kata riska dan pergi meninggalkan syasa dengan wajah yang ditekuk.
Setelah fely selesai mengemasi buku-bukunya,dia langsung keluar dari kelas menuju ke gerbang sekolah.Karena supirnya sudah dijalan menuju ke sekolahannya fely.
Saat fely ingin melewati lapangan sekolah dia melihat raka dan kawan-kawan sedang kumpul dilapangan ada yang main futsal dan ada yang bermain basket,ada juga yang hanya duduk-duduk di pinggir lapangan termasuk si natasya dan temanya itu duduk sampil melihat raka bermain basket bersama viki dan bara.
Fely mengambil ponselnya dan mendengarkan musik dari earphone yang dia bawa.Fely berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik yang ada di ponselnya.Saat fely sedang asik mendengarkan musik tiba-tiba ada bola baske dari arah lapangan menuju kearahnya.Fely behasil menghindar dengan cara memundurkan kepalanya,jika tidak mungkin bola itu sudah mengenai kepala fely.
"Hebat juga cara lu ngehindar dari bola yang gue lempar"kata viki dengan sinis.
"..."tak ada jawaban dari fely hanya ada tatapan tajam dan wajah datarnya yang diarahkan ke viki dan yang di tatap memandang fely rendah.
"Lu kira kalau natap gue kayak gitu gue bakal takut?"kata viki dengan remen.
"Banci"kata fely dan melanjutkan jalannya yang tertunda.
"Apa lu bilang?!"kata viki tak terima dan ingin mengejar fely tapi ditahan oleh devan.
'Aneh,sejak kapan dia bisa kayak gitu'batin seseorang sambil melihat kearah fely dengan bingung.
Fely melanjutkan jalannya yang tadi tertunda.Sesampainya fely di depan gerbang sekolah bertepatan dengan mobil jemputannya sampai.Fely masuk dan meninggalkan area sekolah.
~Disisi lain~
"Adek lu kenapa bar"tanya fito sambil nelihat ke bara.
"Hm,makin aneh"kata david dan dianggukin sama fito.
"Gak tau gue"jawab bara sambil mendribel bola.
"Masa gak tau sih lu sama adik sendiri"kata david dan dibalas dengan tagapan tajam milik bara.
"Kalau lu lupa gue ingetin lagi,dia emang sedarah sama gue tapi gue gak pernah nganggep dia adik"kata bara sinis.
"Ck,serah lu lah"kata david malas.
"Gue pulang"kata bara sambil melempar bola yang dia pegang kesembarang arah.
"Lah,katanya mau nongkrong?!"kata viki sambil ngelihat bara pergi.
"Gak jadi"jawab bara tanpa menghentikan jalannya.
"Ck,elu sih udah tau kalau bara gak suka bahas soal adiknya"kata fito sewot.
"Emang salah gue bahas adik dia? Toh itu adiknya sendiri tapi sikapnya kayak orang gak dikenal.Bahkan dia lebih baik sama orang yang dia gak kenal"kata david sambil natap si viki malas.
"Wajar si fely gak dianggep sama bara lu tau sendiri kan sifatnya kayak gimana? Gue aja yang temennya bara bukan kakaknya jijik sama si fely"kata viki dengan malas.
"Ck,serah lu lah gue juga mau pulang"kata david dan berjalan menuju tasnya berarda.
"Lah? Serahlah"kata viki dengan sewot.
"Gimana jadi nongkrong kagak"tanya fito sambil ngeliat ke raka selaku ketua geng.
"Hm,kita bahas di grub mau nongkrong dimananya"kata raka sambil ngelihat kearah david.
"Terus mereka berdua gimana,siapa yang nganterin?"tanya fito sambil nunjuk natasya dan devi dengan dagunya.
"Pulang sendiri gak bisa emang? Dah gede juga manja.Toh kita gak nyuruh mereka nungguin merekanya aja yang mau dan jadi udah tanggung jawab merekalah buat mikir cara pulangnya"kata david dan pergi.Sebenarnya david agak tidak suka dengan sikapnya natasya dan devi tapi apa boleh buat sahabat-sahabatnya pada ndukung mereka berdua.Jadi mau gak mau dia harus memendam rasa tidak sukanya.
~Di lain sisi~
Sesampainya bara di pakiran dia langsung mengambil montornya dan meninggalkan area parkiran dan melaju ke gerbang sekolah tanpa membalas semua teriakan teman-temannya.
"Bara!"
"Bar,inget nanti sore jangan sampek telat!"teriak fito karna bara sudah keluar dari area sekolah dan melaju dengan kencang di jalan raya.
"Em,emangnya kalian mau kemana?"tanya devi sambil berjalan menuju lapangan lebih tepatnya para laki-laki kumpul disusul oleh natasya.
"Biasa urusan anak cowo"kata viki sambil cengar-cengir.
"Urusan apa?"tanya natasya sambil ngelihat kearah raka.
"Kamu gak perlu tau"jawab raka dengan wajah datar.
"Aku mau ikut boleh?"tanya natasya sambil menunjukan wajah memelasnya.
"Gak!"jawab raka lumayan keras membuat natasya kaget.
"K-kenapa?"tanya natasya dengan gugup karena mendengar suara bentakan raka.
"Gue pulang ribet ngurusin dia"kata devan dan pergi menuju parkiran sekolah untuk mengambil montornya.
"Aku ganggu ya?"tanya natasya sambil nunduk.
"Enggak kok,sekarang pulang ya?"kata raka dengan halus sambil mengusap rambut natasya.
"Kamu anter?"tanya natasya sambil mengangkat wajahnya.
"Hari ini pulang sendiri ya aku sibuk soalnya"kata raka denga senyuman manis diwajahnya.
"Em,oke aku pulang ya"kata natasya dan menarik tangan devi menuju ke depan gerbang sekolah.
"Hm,hati-hati"kata raka sambil ngelihat ke arah natasya memastikan jika natasya baik-baik saja.
'Ck,sial gagal rencana gue gara-gara si biang onar'
~dilain tempat~
Sesampainya fely dirumah dia langsung masuk dan menuju ke kamarnya tapi sebelum itu dia berpamitan dengan supirnya tadi.
"Makasih pak,fely masuk dulu"
"Iya neng,sok atuh"
Fely masuk rumah dan menuju ke kamarnya berarda.Sesampainya di kamar fely langsung rebahan dikasur sambil memikirkan kejadian hari ini.
'Ternyata gak gampang ya jadi fely.Lebih ribet gak sesuai yang gue fikirin,gue kira kalau gue gak ganggu mereka mereka gak bakal ganggu gue'batin fely.
"Udah ah capek,mending mandi terus tidur"kata fely dan menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi yang niat pertama mau tidur harus gagal karena perut yang lapar minta diisi.
Fely keluar dari kamar dan turun menuju dapur.Sesampainya didapur tak ada orang sama sekali fely tak ambil pusing dia mengecek kulkas untuk mencari bahan makanan yang bisa dia masak.Saat dia lihat ternyata bahan makanan didalam kulkas hanya tinggal telur.
"Tinggal telur?"kata fely sambil mengambil telur yang ada di pintu kulkas.
"Cari makanan di luar aja lah"kata fely dan menaruh telur yang dia pegang kembali ke tempat semula.
Fely pergi dari dapur menuju ke kamarnya untuk mengambil jaket dan uang.Setelah mengambil yang dia butuhkan fely turun menuju ke pintu rumah.
"Makan apa ya?"monolog fely setelah keluar dari rumah.
"Emm,enaknya apa ya~ pikir nanti ajalah cari-cari dulu siapa tau ada yang kecantol"kata fely dan menuju ke bagasi rumah buat cari sesuatu yang bisa dia kendarai.
Sesampainya fely dibagasi dia melihat ke penjuru bagasi dan terhenti di sepeda gunung yang berarda di pojok ruangan.
"Sepeda siapa ya? Bodo ah ambil aja"kata fely dan mengeluarkan sepeda entah milik siapa itu.
"Cari makanan di depan komplek dulu aja,biasanyakan banyak makanan di depan komplek"katanya sambil mengontel sepedanya.
Sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana arka membalas semua perbuatan mereka yang pernah menganggu fely dan sudah bisa di lihat hasilnya sekarang. Keluarga bara yang semakin kacau dan nama baik keluarga bara yang mulai menurun serta saham perusahaan yang mulai berkurang. Sedangkan arka di beri hukuman dengan cara menyita fasilitasnya dan di suruh mencari uang dari jerih payah sendiri. Kondisi mental nataysa semenjak di masukkan ke rumah sakit jiwa semakin menurun.Bahkan terkadang dia menangis dan tertawa sendiri menyesali perbuatannya.Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Arka duduk termenung di kursi kebesaranya. "Ar udahlah jangan kebanyakan ngelamun"kata rendy dengan wajah kasian. "Hm"balas arka dengan singkat. "Gue banyak kenalan cewek.Kalau lu mau bisa gue kenalin sekarang"kata rendy dengan tatapan jenakanya. "Gak makasih,gue lebih milih ngejalanin kayak gini.Biar waktu yang buat gue lupa"kata arka dan bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangannya. "Mau k
"Woy!"teriak seseorang dari arah belakang mereka. "Bang dimas!"teriak keyra dengan nada keras. "Lepasin adek gue!"kata dimas masih diam di tempat. Orang tadi menatap tak suka ke arah dimas. "Segampang itu menurut lu?"kata orang tadi dengan senyum remeh. "Gue udah telfon polisi dan sebentar lagi polisi bakal dateng jadi lu mending kabur sekarang atau mau di penjara?"kata dimas dengan nada serius. "Percuma juga kalau gue kabur.Gak apa-apa kalau gue masuk penjara sekarang tapi dengan bayaran nyawa adek lu"kata orang tadi dengan senyum devilnya. "Salah gue apa sama elu?"kata keyra dengan nada pasrah. "Gak tau,intinya gue mau bunuh lu aja"kata orang tadi dengan tenang. "Gue gak mau mati"kata keyra dengan malas. "Gue gak lagi bikin penawaran asal lu tau"kata orang tadi sambil menatap keyra dengan datar. "Oh aja"kata keyra dengan helaan nafas lelah. 'Mereka lagi diskusiin apaan coba?
Sudah hampir tiga hari keyra di rawat di rumah sakit dan sekitar tiga hari pula dia merasa di awasi oleh seseorang.Seperti setiap tindakannya di awasi oleh seseorang yang berarda di dekatnya.Kemarin saat kedatangan ibu asri keyra di ceritakan bahwa sang pelaku belum di tangkap oleh polisi.Keyra yang tak ambil pusing hanya menganggapnya angin lalu.Keyra duduk termenung sendirian di dalam ruang inap.Tadinya ada dimas yang menjaga tetapi dimas mendapatkan panggilan untuk sesegera mungkin ke tempat kerjanya kalau tidak dia di pecat dan dengan berat hati dimas meninggalkan keyra.'Bosen'batin keyra sambil melihat sekeliling dengan tatapan malas."Tumben gak ada hilir mudik para suster"gumangnya dengan nada heran."Jalan-jalan sebentar kayaknya gak apa-apa"kata keyra sambil turun dari atas brangkanya.Keyra berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh baginya."Perasaan gue gak enak,apa gue balik lagi ya?"gumang key
Jasad fely sudah dimakamkan.Banyak orang datang untuk melihat sosok fely untuk terakhir kalinya.Satria sebagai seorang yang dekat dengan fely tak bisa menahan air matanya untuk jatuh.Teman-teman fely pun tak jauh berbeda.Rumah fely masih agak ramai dengan kehadiran sanak saudara keluarga bara.Mereka fokus ke fikiran masing-masing.Tak ada percakapan di antara mereka tapi mereka saling menguatkan satu dengan yang lain.Di markas arjun."Udah dapet semuanya?"tanya arka dengan nada datar.Yah,hari ini dia berniat untuk membalas semuanya.Membalas semua yang menimpa fely.Semua orang yang pernah menyakiti fely akan dia balas berkali-kali lipat dan tentu atas bantuan keluarganya.Saat arka memberitahu bundanya,bunda arka sangat sedih dan murka.Saat itulah arka memanfaatkan situasi dan tanpa berfikir panjang bunda arka mendukung tindakan arka.Ayah arka yang mengetahui itu hanya diam dan bersiaga membantu arka di belakang jika ada sesuatu ya
Di ruangan bernuansa putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit."S-sakit"kata gadis tadi sambil memegang perutnya saat mencoba untuk bangun."Gue masih hidup?"gumang gadis itu sambil menelusuri seisi ruangan.CeklekSuara pintu di buka.Dengan heran gadis tadi menatap ke arah pintu ruangan."Keyra? Lu udah sadar?"kata orang tadi yang ternyata dimas anak dari bu asri pemilik toko."Bang dimas?"gumang keyra tak percaya dengan apa yang di lihatnya.'Hidup gue mainan ya? Atau yang kemarin-kemarin itu mimpi?'batin keyra dengan perasaan bingung."Bentar abang panggilin dokter dulu!"kata dimas dengan semangat dan berlari keluar ruangan."Atau jangan-jangan ini mimpi?"gumang keyra dan mencubit tangannya."Akhh! Sakit"kata sambil mengelus bekas cubitannya tadi."Ini gak mimpi,apa jangan-jangan yang kemarin-kemarin itu mimpi? Masa iya semua mimpi?"gumang keyra dengan bingung de
Arka berjalan keluar dari ruang IGD dengan penampilan kacau.Teman-teman arka yang melihat itu ikut prihatin.Baru kali ini mereka melihat arka sangat kacau dan mengenaskan di sebabkan oleh seorang gadis. "Yang sabar ar"kata rendy sambil menepuk punggung arka tiga kali. "Udah dapet lokasi si j****g"kata arka menatap didi dengan mata sembabnya. "Hm,gue udah dapet lokasi dia terkini"kata didi dengan nada mantap. "Bagus"kata arka sambil berjalan menuju tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sana dengan perasaan kacau. Di dalam ruang IGD masih ada beberapa orang yaitu bara berserta keluarganya dan ardi sedangkan sang polisi sedang menunggu di depan pintu ruang IGD. "Fely sayang,anak mama"kata mama bara sambil mengusap rambut fely dengan air mata mengalir. "Maafin gue dek,gara-gara gue lu jadi kayak gini.Maafin gue"kata bara dengan penuh sesal. Sedangkan ardi masih berdiam diri di tempatnya. 'Anak ku meninggal d