Semua Bab The Hottest Desire (Bahasa Indonesia): Bab 11 - Bab 20
61 Bab
11. Kabar Buruk (21+)
 “Wah, ke mana perginya rasa percaya dirimu itu? Kau sudah kalah, maka terima konsekuensinya.” Makaila mengkerut takut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bara. Sudah dipastikan jika kini Bara akan menagih taruhan yang sudah disepakati oleh mereka tadi. “Me-Memangnya, apa yang kamu inginkan?” tanya Makaila gugup. Sejak awal, baik Makaila maupun Bara memang tidak mengatakan apa yang mereka inginkan, jika mereka menang nanti. Karena itulah, Makail
Baca selengkapnya
12. Terbakar dalam Gairah (21+)
 Makaila terbangun saat tengah malam tiba. Sengatan rasa sakit yang menyerang sekujur tubuh Makaila menyentak dirinya untuk sadar dari rasa kantuk yang menggelayut di kedua kelopak matanya. Saat itulah, Makaila sadar jika apa yang ia alami sebelumnya bukanlah khayalan. Rasa sakit yang menyerangnya ini, adalah bukti jika dirinya memang sudah dihancurkan oleh Bara. Memikirkan jika kehidupannya sebagai seorang gadis yang suci sudah direnggut oleh Bara, Makaila sama sekali tidak bisa menahan diri untuk menangis tergugu.Makaila meringkuk dan menarik selimut yang menutupi tubuhnya yang polos. Ah, tidak sepenuhnya polos, tetapi dihiasi oleh berbagai tanda
Baca selengkapnya
13. Tiba-Tiba Saja (21+)
 Makaila menahan rasa malunya saat Bara dengan tidak canggung memeriksa bagian intim Makaila seperti kejadian tadi malam. Setelah mendapatkan ancaman mengenai keselamatan ibunya yang tengah dinas di luar kota, Makaila tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau beragumen atas apa yang diinginkan oleh Bara. Makaila tidak ingin sampai ibunya berada dalam bahaya karena dirinya yang tidak bisa menghadapi masalahnya sendiri. Makaila tersentak saat merasakan sesuatu yang dingin di bagian intimnya.Saat mengintip dengan malu-malu, Bara ternyata tengah kembali mengoleskan sebuah obat—yang tidak Makaila ketahui namanya—di bagian intimnya. Namun, ya
Baca selengkapnya
14. Kecurigaan Yafas
 Yafas melangkah dengan santai menyusuri lorong yang akan membawanya menuju sebuah pintu apartemen yang ia tuju. Tiba di depan pintu apartemen yang ia tuju, pria tampan tersebut sama sekali tidak membuang waktu untuk menekan bel pintu. Sembari menunggu pintu dibuka, Yafas pun menatap kantung plastik yang berada di tangannya. Di dalamnya, ada beberapa makanan siap masak, seperti nugget dan sosis yang memang mudah untuk dimasak. Yafas kembali mengangkat pandangannya ke pintu, saat tidak mendengar tanda-tanda orang membukakan pintu.Yafas pun kembali menekan bel dan barulah, terdengar suara langkah dan pintu pun terbuka. Yafas menyajikan sebuah senyum t
Baca selengkapnya
15. Selangkah di Depan
 “Apa yang akan kau laporkan?” tanya Bara pada Fabian yang berada di ujung sambungan telepon. Sementara dirinya sendiri, kini menatap pantulan dirinya sendiri di cermin yang berada di dalam kamar mandi. Ia baru saja selesai mandi, dan tengah bersiap untuk bertemu dengan Makaila yang tadi sudah lebih dulu mandi. Makaila bahkan sudah menerima tamu yang terus menekan bel seakan-akan memaksa Makaila untuk segera membukakan pintu. Untung saja, saat itu Bara sedang tidak mereguk nikmat surga dunia bersama Makaila. Jika sampai hal itu terjadi, Bara tidak akan segan-segan untuk memberikan pelajaran padanya.“Tamu yang diterima Nona Makaila, adalah Yafas. Psikiater Nona Makaila,” jawab Fabian dari ujun
Baca selengkapnya
16. Mengawasi
“Mama!” seru Makaila saat melihat Edelia masuk ke dalam apartemen dengan senyuman yang merekah.Perempuan satu anak tersebut tampak repot dengan kedua tangan yang penuh dengan tas belanjaan yang memang berisi oleh-oleh untuk Makaila. Setelah bertugas hampir satu minggu lebih di luar kota, tentu saja Edelia harus kembali dengan setidaknya membawa sebuah buah tangan untuk putrinya yang manis. Namun, Edelia sama sekali tidak berniat untuk berhemat jika itu berkaitan dengan Makaila. Edelia mencari uang demi dirinya, jadi Edelia sama sekali tidak keberatan untuk membuangnya untuk Makaila juga.Edelia berderap cepat dan memeluk gemas putrinya itu. Edelia mencium kening Makaila dengan penuh kasih dan kerinduan yang besar. Setelah memiliki Makaila, Edelia tidak pernah meninggalkan Makaila selama ini. Sepanjang hidup Edelia, paling lama ia meninggalkan Makaila selama satu atau dua hari. Karena itulah, Makaila sama sekali tidak bisa menahan kerinduannya pada putrinya ini. Walaupun, selama Edelia
Baca selengkapnya
17. Terpanggil
 “Oh, jadi hari ini Makaila libur belajar?” tanya Edelia sembari menatap pantulan dirinya sendiri pada pantulan cermin. Edelia tengah berbincang dengan Bara lewat sambungan telepon, mengenai sesi belajar Makaila.Ternyata, karena memiliki acara keluarga yang harus dihadirinya, Bara tidak bisa datang untuk memberikan pelajaran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Bara menghubungi Edelia untuk mengatakan hal tersebut. Untungnya, Edelia adalah orang yang pengertian dan tidak merasa keberatan dengan apa yang diminta oleh Bara. “Tapi, ak
Baca selengkapnya
18. Pasangan Serasi
 “Sayang, tolong potong wortelnya,” ucap Edelia pada Makaila yang kini datang ke dalam dapur dengan rambut yang dicepol rapi, agar tidak membiarkan sehelai pun rambutnya jatuh. Ini adalah etika yang diajarkan oleh Edelia pada Makaila saat di dapur. Edelia memang tidak akan mengizinkan Makaila ikut memasak jika Makaila masih menggerai rambut panjangnya yang indah, karena itulah Makaila harus mencepol rambutnya dengan baik agar bisa masuk ke dalam dapur dan memasak dengan ibunya.“Mama mau membuat omlete sayur?” tanya Makaila saat melihat beberapa bahan yang sudah dikeluarkan oleh Edelia dari dalam lemari pendingin.
Baca selengkapnya
19. Selamat Datang (21+)
 “Sepertinya, lebih baik aku bakar saja semua novel ini,” ucap Bara sama sekali tidak merasa keberatan untuk membakar semua novel yang ia beli dengan uangnya sendiri, demi membuat suasana hatinya sedikit membaik. Makaila yang mendengarnya jelas tidak mau jika sampai hal itu terjadi. Makaila tergagap dan berkata, “Ja, Jangan.”
Baca selengkapnya
20. Suasana Hati
 “Apa?” tanya Bara dengan nada dingin yang tajam. Suara Bara tersebut membuat Makaila yang mendengar hal itu terkejut dan melepaskan pena yang sebelumnya ia gunakan untuk menghitung soal-soal yang diberikan oleh Bara. Makaila diam-diam mengamati apa yang tengah dilakukan oleh Bara saat ini. Guru hot satu itu, ternyata tengah mengangkat telepon dan berbicara dengan seseorang yang tentu saja tidak dikenal oleh Makaila. Namun, Makaila sendiri yakin jika siapa yang tengah berbincang dengan Bara tersebut tak lain adalah sosok yang juga bekerja dan hidup di dunia kriminal seperti Bara.Apa yang diperkirakan oleh Makaila memang ada benarnya. Bar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status