Semua Bab Hope in Love: Bab 31 - Bab 40
44 Bab
Part 31 Detik-detik persalinan
             Kehamilan Naraya semakin mendekati hari-hari persalinan, Arsenio semakin membatasi ruang gerak Naraya untuk bekerja. Karena ia tak ingin istrinya terjadi apa-apa. Kedua orang tua Naraya datang dari Indonesia ke San Fransisco untuk tinggal bersama Naraya. Setelah sekian lama Naraya menutup informasi tentang dirinya pada keluarga besarnya. Meskipun semua itu Cuma kepura-puraan. Karena selama ini Arsenio selalu memberi kabar kedua orang tuanya dan kedua mertuanya tentang keadaan Naraya. Meskipun seluruh keluarga sempat kecewa, tapi mendengar alasan Naraya untuk menjaga calon bayinya dari musuh-musuh yang tidak menyuka
Baca selengkapnya
Part 32 Persalinan Naraya
           Hari yang ditunggu-tunggu sudah tinggal menghitung hari. Naraya dan Arsenio sudah mempersiapkan perlengkapan persalinan yang akan mereka bawah sewaktu-waktu, Naraya sering merasakan kontraksi. Semua keluarga pada berkumpul untuk memberikan suport untuk Naraya, karena semakin waktunya dekat, Naraya terlihat cemas. Terlebih lagi perutnya sekarang sering merasakan kontraksi. &nbs
Baca selengkapnya
Part 33 Sang Pangeran
           Kelahiran putra pertama Arsenio dan Naraya, membuat kedua keluarga ikut berbahagia. Naraya dan bayinya sudah di bawah keruang perawatan. Ruangan VVIP yang khusus disewa oleh Arsenio untuk istri dan anaknya. Arsenio menatap istrinya yang lagi memberikan Asi putranya. Diruangan tinggal mereka bertiga. Karena kedua orang tuanya dan mertuanya, ia suruh untuk pulang terlebih dahulu untuk beristirahat dan berganti pakaian.
Baca selengkapnya
Part 34 Pangeran Kecil
 10 bulan kemudianSetelah diperbolehkan pulang, Naraya begitu bahagia bisa merawat putranya di rumahnya sendiri, dengan dibantu oleh orang tuanya. Mama Naraya, memutuskan untuk tinggal bersama Naraya dan Arsenio di San Fransisco. Setelah mempunyai anak, Naraya memutuskan untuk lebih fokus merawat buah hatinya. Pekerjaannya yang berurusan dengan perusahaan ia serahkan kepada Orlando, Naraya cuma memantaunya dari rum
Baca selengkapnya
Part 35 Rencana Pembunuhan
 Hari berganti hari, tahun berganti tahun, tak terasa Sean sudah menginjak umur 4 tahun. Tingkahnya semakin menggemaskan. Wajahnya yang tampan membuat siapa saja jatuh hati padanya. Kejeniusannya membuat Sean berbeda seperti anak pada umumnya. Sean kecil tidak terlalu suka dengan mobil-mobilan seperti anak-anak pada umumnya. Sean lebih menyukai hal-hal yang berbau teknologi. Kemampuannya dalam teknologi tidak bisa dianggap remeh. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, Sean sudah menghasilkan uang sendiri diusianya yang masih 4 tahun. Sean menghasilkan uang dengan cara menjual program-program hasil bikinan dia sendiri. Sean kecil juga sangat pandai membuat game-game untuk anak-anak muda zaman sekarang. Jika sedang bersama kedua orang tuanya, Sean berubah 180 derajat menjadi  anak yang imut dan
Baca selengkapnya
Part 36 Launching Product
Bandara Soekarno Hatta-Jakarta
Baca selengkapnya
Part 37 Kehebohan Sean
       "Mam, kita berangkat jam berapa ke rumah Oma," tanya Sean. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan saudara-saudaranya, Sean melihat Mamanya yang masih berdandan.
Baca selengkapnya
Part 38 Penembakan
       Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba, acara puncak peluncuran produk terbaru dari Nc. Corporation, Naraya sudah siap berangkat. Ia kelihatan sangat cantik dengan memakai dress panjang berwarna hitam tanpa lengan, terdapat aksesoris bunga mawar hitam yg terlihat sangat elegan. Dengan rambut dicepol ke atas, terlihat jelas leher jenjangnya. Naraya tidak terlalu banyak memakai perhiasan, ia cukup mema
Baca selengkapnya
Part 39 Antara hidup dan mati
       Malam semakin terasa mencekam di depan ruang operasi, semua keluarga berkumpul menunggu Naraya yang masih ada di meja operasi, selama 6 jam lebih, dokter belum keluar dari ruang operasi, cuma perawat yang keluar masuk membawa peralatan ke ruang operasi. Semua merasa was-was memikirkan keselamatan Naraya. Terlebih lagi Sean. Sean cuma bisa menatap ruang operasi dengan mata nanar. Memikirkan Mamanya
Baca selengkapnya
Part 40 Mama aku merindukanmu
       "Mama jangan pergi, jangan pernah tinggalin Sean Ma, Sean masih butuh Mama," rancau Sean dalam tidurnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut kehilangan sang Mama.       Arsenio membuka pintu kamar putranya, saat mendengar suara rin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status