Semua Bab Kakak Kelas Jahat Itu Suamiku: Bab 11 - Bab 20
31 Bab
Salah Paham 1
Matanya beralih ke bibir kecil yang memucat itu. Piona seakan mengerti apa yang akan terjadi dan apa yang harus dia lakukan, Edwin menutup matanya lalu menyentuhnya perlahan, menggerakkan bibir atas dan bawahnya menyentuh setiap garis yang mulai basah permukaannya. Piona menutup matanya seakan mengikuti gerak yang membuatnya semakin terhanyut.Edwin menarik sentuhan bibirnya dan memandang Piona dengan wajah tersenyum, tergambar nyata bahwa dia sangat mencintai Piona. Edwin mengecup sekali lagi kening Piona dengan penuh kasih sayang dan memeluk istrinya itu ke dadanya. Hangat pelukan itu membuat Piona sangat nyaman sampai suatu ketika ada bunyi yang membuat Piona tersenyum geli ” Kruyuk … ” suara itu terdengar jelas dari perut Edwin yang memang sedari tadi belum terisi apapun. Edwin benar-benar belum makan?kata Piona dalam hati sambil tersenyum. ” Kamu senang suamimu kelaparan?&rdq
Baca selengkapnya
Salah Paham 2
Edwin berdiri dengan mengepalkan tangannya, hatinya serasa tertusuk duri besar yang membuatnya sedikit terengah untuk bernafas, mukanya memerah dan matanya kembali bengis seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya. Edwin mencoba menahan emosinya ketika kejadian itu mengganggu pikirannya. Suasana hatinya semakin kacau, Edwin mendekati mereka berdua dan menarik baju Ardi lalu melemparnya kedinding. Tangan kiri edwin yang menahan pundak ardi untuk tetap berada dalam lingkupnya, kemudian tangan kanan Edwin mengepal bersiap untuk melayangkan pukulan ke wajah Ardi. Ardi pasrah dengan keadaan itu karna punggungnya sudah terasa sakit. Kepalan itu rasanya tertahan, Edwin terus melakukan pengendalian sampai akhirnya dia melepaskan Ardi. Edwin berlalu begitu saja setelah melihat Piona disampingnya, dia masuk ke dalam kamar tanpa sepatah katapun, pintu kamar itu dibanting cukup keras membuat Piona terkejut sekaligus ketakutan. " Ardi, Maafkan Edwin!" Piona hanya bisa men
Baca selengkapnya
Buah Hati 1
" Win kamu kok senyum-senyum sendiri mikirin apa ?" tanya Piona "Emm nggak mikirin apa-apa kok." mengelak tapi masih terus tersenyum Edwin membuka kamar penginapan. " Aku mandi duluan ya win!" kata Piona sambil mengambil peralatan mandi dan piama tidurnya. " Iya sayang." kata Edwin sambil membaringkan tubuhnya ke ranjang. Lima belas menit kemudian Piona selesai dan gantian Edwin yang mandi. " Sayang, kamu nggak mau menggosok punggungku?" tanya Edwin " Nggak." Piona tiba-tiba ketus ' Dia mulai berani lagi.' " Kamu kok galak sih sayang?" kata Edwin masih mengintip dari pintu kamar mandi. " Sana Mandi, Edwin!!!" Piona menaikkan nada suaranya " Iya, iya aku mandi " kata Edwin sambil menutup kamar mandi. 'Apa dia tidak pernah bosan menggoda
Baca selengkapnya
Buah Hati 2
Edwin tidak lagi menahan hasratnya yang terus memburu membanjiri setiap liuk tubuh piona di malam itu. Piona menggeliat mendesah seolah tak ada lagi lampu merah yang menghentikannya. Tangan Edwin yang terus membelai piona yang sontak bergerak membuatnya semakin bergairah lagi. Pecah sudah desahan itu ketika puncak ruang itu membuat mereka lega dan berhenti dengan senyuman. Keesokan harinya..... Edwin masih tertidur pulas, piona terbangun dari tidurnya. Kali ini sudah tidak ada canggung dan malu pada dirinya. Piona sadar pada waktunya dia akan menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dan mau tidak mau dia harus siap. Piona mengecup kening Edwin dan beranjak dari ranjang untuk membuat kopi panas untuk suaminya itu. "Sayang... bangun!" Piona membangunkan Edwin perlahan di pinggir ranjang sambil membelai rambut suaminya itu. Edwin mengusap matanya yang tidak mau terbuka karena mere
Baca selengkapnya
Buah Hati 3
Apa Piona telat makan ya? kok dia mual padahal makanan ini enak.'Gumam Edwin dalam hatinya. "Sayang kamu telat makan?"Tanya Edwin. "Uwwwk...uww. Bentar sayang aku mau ke toilet dulu. Aku sejak tadi tidak berhenti muntah." Piona menahan untuk muntah sambil berlari ke kamar mandi. Edwin cemas.Piona kenapa ya ? Semua salahku coba aku makan dari tadi pasti dia juga makan dan nggak telat kaya gini. Edwin mengikuti Piona sampai depan toilet. Beberapa menit kemudian Piona keluar dari dalam Toilet "Sayang kamu nggak papa?Wajahmu pucat sekali?"Tanya Edwin. Sambil membelai wajah istrinya. "Aku nggak pap..." Piona tiba-tiba pingsan di pelukan Edwin."Sayang, kamu kenapa?" Edwin menggendongnya lalu membawanya mencari suster ataupun dokter. Mereka akhirnya membawa Piona ke ruang tindakan. Edwin cemas di dep
Baca selengkapnya
Reuni SMA season 1
Edwin benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Edwin berbalik menghadap ke Piona dan menggenggam kedua tangannya. "Sayang, jangan salahkan aku. Jika aku berbuat lebih hari ini." Edwin berbicara pelan kepada Piona lalu dengan tiba-tiba menggendong Piona ke kamar mandi. "Arrrhhhh, Edwin. Turunkan aku!!"kata Piona meronta tapi tetap tidak berhasil. "Kan kamu yang mancing?"kata Edwin. "Iya, Ampun sayang!"kata Piona masih meronta sambil memohon. Edwin hanya tersenyum menatap istrinya itu dan berjalan ke kamar mandi. Sepuluh menit kemudian.Mereka berdua selesai mandi. Edwin mengajak Piona untuk berbincang sebentar sebelum mereka tidur. "Sayang, kamu ingat Gandi?" tanya Edwin. "Gandi? Gandi cuma ada satu yang ku kenal. Dia kakak kelas dari tiga serangkai di SMA kita kan?." Jelas Piona. "Ternyata i
Baca selengkapnya
Reuni SMA Season 2
Waktu menunjukkan Pukul 12.30 siang.Edwin dan Piona meminta ijin dengan keluarganya itu untuk persiapan pesta malam ini."Ma, Edwin dan Piona pergi dulu ya?Besok kita akan jemput mama ke sini untuk pulang ke rumah Edwin nggak sabar."kata Edwin mencium pipi mamanya dan mencium tangan papanya."Iya sayangku, hati-hati dijalan. Jagain Piona baik-baik ya!" kata tante Marta."Iya ma, pasti!" jawab Edwin.Mereka berdua turun ke parkiran untuk naik mobil dan bergegas untuk pulang.Lima belas menit kemudianMereka sampai di rumah, Edwin dan Piona mempersiapkan untuk Viting baju. Mereka sama-sama memilih warna Putih dan hitam saat itu. Edwin keluar dari ruang ganti dan terlihat begitu tampan dengan setelan jas yang didesain dari Eropa itu. Giliran Piona dia hanya mencobanya di ruang ganti dan tidak memakainya saat keluar ruangan."Aku pas sekali memakai gaun ini." Piona memberikan kepada salah satu desainer."Loh sayang, aku mau
Baca selengkapnya
Surat Ancaman 1
Dari luar rumah Edwin, satpam tertidur pulas di posnya. Ada seseorang menyelinap kerumah Edwin menggunakan pakaian serba hitam. Orang itu mendekati pintu depan rumah Edwin dan meninggalkan kotak hitam didepan rumahnya lalu orang itu segera pergi dari tempat itu.Keesokan harinya Piona meminta ijin Edwin untuk berangkat kuliah karena semalam dapat pemberitahuan ada pembagian jadwal sidang. "Sayang aku berangkat dulu ya!"kata Piona. "Tunggu!!" kata Edwin menghentikan langkah Piona. "Ada apa Win?" kata Piona menghela nafas. "Aku akan mengantarmu sekalian menjemput mama pulang dari rumah sakit! Tunggu aku ambil dompet dan kunci mobilku." kata Edwin. "Aku tunggu di depan ya Win!"kata Piona berjalan ke ruang depan. Sepertinya aku ingin keluar duluan. Piona membuka Pintu depan lalu merenggangkan kedua tangannya dan menarik nafas dalam lalu membuangnya.
Baca selengkapnya
Surat Ancaman 2
Edwin menyembunyikan surat itu di dalam tasnya, perasaanya di liputi rasa gelisah. Karena disaat penjagaan tidak terlalu ketat Surat Ancaman itu datang lagi. Piona melihat Edwin yang gelisah jadi ikut khawatir ada apa dengan suaminya. Piona berjalan menghampiri suaminya diruang tengah. "Sayang, kamu kenapa? Wajahmu terlihat gelisah?" kata Piona sambil membawakan secangkir kopi "Nggak papa kok sayang, kayaknya aku lelah sayang. Sudah dari kemarin banyak sekali masalah kantor dan aku masih sedikit khawatir jika Surat acaman itu datang lagi. Apalagi sekarang perutmu sudah semakin membesar." kata Edwin membelai perut istrinya. 'Maafkan aku Piona, aku tidak ingin kamu khawatir.' kata Edwin dalam hati. "Semua akan baik-baik saja sayang, Aku yakin." kata istrinya membelai suaminya itu yang bersandar di perut piona. "Papa janji sayang akan selalu melindungimu apapun yang terjadi." kata E
Baca selengkapnya
Mencekam
Piona naik keatas panggung untuk menerima Penghargaan. Berjajar rapi dengan semua peserta wisuda dan berfoto bersama. Wajahnya terlihat begitu bahagia dan sangat puas ketika penghargaan sudah berada ditangannya. Edwin yang melihat langsung mengabadikan momen itu dengan hanphonenya. Ketika Edwin ingin memotret seperti ada cahaya laser menuju ke dada Piona. Edwin curiga lalu melihat kearah laser itu berasal. Tiba-tiba Edwin berlari menuju ke atas Panggung, 'Aku tidak boleh kehilangan kalian berdua.' kata Edwin dalam hatinya. "DDAAAAAAAAARRRR!!" suara tembakan tak terelakkan. Semua orang riuh untuk segera bubar dari tempat itu. Banyak orang berlarian kesana kemari. Dina dan Gandi berteriak mencari bantuan. Semua yang berada diruangan itu panik. Tante Marta tiba-tiba pingsan, mama Piona menangis hiteris melihat kejadian itu. Piona meneteskan air matanya, melihat Edwin bersimpuh di tubuhnya. Punggung kana
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status