All Chapters of Psycho Pathos: Chapter 11 - Chapter 20
25 Chapters
Aku Pembunuh yang Kau Ciptakan
Siapa yang peduli pendapat seorang anak kecil. Sebagian orang dewasa, menganggap anak-anak seperti robot, harus bertingkah laku sesuai perintah! Kau akan terjebak dalam sebuah kotak yang mengatas namakan kasih sayang, tetapi membentukmu menjadi manusia kerdil, atau mungkin menjadi badut pembunuh!
Read more
Buah yang Kau Tanam 1
Suara rintih kesakitan terdengar pelan dari dalam gudang yang gelap gulita, beradu dengan keluhan tertahan dari rasa cemas yang menyapa di dalam hati Ahkam dan Namla. Perih mendera wajah, memaksa mereka berdua menarik kembali ingatan yang telah mundur ke belakang.Lintasan peristiwa mengerikan yang baru saja mereka alami beberapa ja
Read more
Buah yang Kau Tanam 2
Apa yang telah kau berikan pada sebuah benih kecil, akan melekat kuat dalam ingatannya yang baru tumbuh. Rasa asam, manis, dan pahit sekali pun akan ditelan tanpa penolakan. Namun, ia mengingat untuk tiap rasa tersebut dan akan memberikannya kembali padamu.Ahkam dan Namla telah menanamkan kebencian, kemarahan,
Read more
Mereka Harus Mati
Riuh suara gergaji mesin, memekakkan telinga Ahkam, nyalinya ciut, melihat Liana mengayunkan benda bergerigi tajam itu ke sana kemari. Gadis remaja yang sudah hilang rasa kemanusiaan, tertawa riang melihat bias ketakutan di mata ayahnya.“Tenang, Papa. Aku tidak akan memotong tubuhmu dengan gergaji ini,” senyum
Read more
Cerita Mahia
Cafe tepi sungai yang menjadi tempat favorit Raksi dan Pandu bertemu, selalu membawa cerita yang tidak terduga. Mereka telah lama tidak mengunjungi cafe, secara tidak sengaja bertemu dengan teman-teman Liana. Para remaja itu tidak pernah menduga akan bertemu dan bisa mengobrol dengan kedua orang yang saat
Read more
Cerita Mahia
Cafe tepi sungai yang menjadi tempat favorit Raksi dan Pandu bertemu, selalu membawa cerita yang tidak terduga. Mereka telah lama tidak mengunjungi cafe, secara tidak sengaja bertemu dengan teman-teman Liana. Para remaja itu tidak pernah menduga akan bertemu dan bisa mengobrol dengan kedua orang yang saat
Read more
Cerita yang Hilang
Tidak seperti biasa, siang ini ada begitu banyak wartawan yang mencari keberadaan Pandu. Ketenangan pemuda bermata elang tidak terganggu dengan berkali-kali harus menghindari kejaran wartawan yang gigih mencari jejaknya. Kasus Liana telah mengusik banyak pihak, menimbulkan spekulasi dan dugaan-dugaan yang menyudutkan gadis remaja itu, sementara Pandu sebagai penyidik ​​yang bertanggung jawab, belum juga memberikan informasi apa-apa tentang perkembangan kasus tersebut. “Masuklah, tampak tampak seperti itu,” ajak Raksi, menggeser tubuhnya ke samping, memberikan kesemp
Read more
Kembali ke Titik Awal
Dua paper bag berukuran sedang, berisi buku tulis, buku gambar, bolpoint, dan pensil, serta beberapa makanan ringan juga minuman dingin, bertengger manis di atas meja menunggu kedatangan pemiliknya, yang sudah tidak sabar ingin Raksi temui. Liana, gadis remaja yang harus mendekam di balik jeruji besi, karena sifat buas dan kejam karena telah melakukan pembunuhan kepada orang kedua orang tuanya.Hari ini ia akan mendengarkan semua cerita Liana, kembali ke titik awal agar dapat memecahkan sebuah teka-teki, dari sejak pertama kali melihat gadis itu sudah menghantuinya. Cerita Liana adalah kunci yang harus diandingkan dengan sebuah gembok besar untuk membuka pintu besi yang menyimpan banyak rahasia.
Read more
Masa Remaja yang Suram
Hampir setiap hari Liana menjadi bulan-bulanan orang kedua orang tuanya, tumbuh menjadi sosok remaja pendiam dan kaku. Sahabat satu-satunya hanya Mahia, tidak pernah bertanya tentang apa pun yang berhubungan kehidupan tetapi sangat mengerti dengan keadaan Liana.Pernah satu ketika, Liana tidak bisa mengikuti study tour sekolah, dan kedua orangtuanya melarang, padahal itu di wajibkan, tetapi karena kejamnya orang tua Liana menolak, menolak memilih diam di rumah. Hanya Mahia yang memutuskan tidak ikut, menemani sahabatnya dari jauh, dengan berchatting melalui media sosial.Ketakutan
Read more
Kekejaman Ahkam dan Namla
Liana menatap Bob dengan perasaan campur aduk. Marah, khawatir, dan kasihan, menjadi satu. Ia marah karena pemuda itu tidak mengindahkan peringatannya sejak awal, yang membuat mereka harus berakhir di dalam sebuah gudang pengap yang kedap udara.Jika terjadi sesuatu pada mereka berdua, tidak akan ada yang tahu. Sekali pun mereka menjerit hingga pengawasan suara, tidak akan ada yang bisa mendengar karena gudang itu merupakan tempat Ahkam dan Namla menyiksa Liana.“Seharusnya kau dengarkan kata-kataku. Aku sudah menghindarimu, tetapi kau mencari masalah, mendekatiku seperti orang yang tidak punya pek
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status