All Chapters of Fall in Love with The Devil: Chapter 31 - Chapter 37
37 Chapters
29. Season II - Dua Tahun Kemudian
“Kau terlihat lebih baik? Apa yang terjadi?” Seorang wanita bersurai hitam panjangnya tersenyum cerah. Sejak tadi, wanita itu tidak henti-hentinya bersenandung dengan senyum indah yang terus terlihat di wajah cantiknya. Dia Sarah Alana Benjamin atau orang-orang biasa memanggilnya Cala. “Tidak ada yang terjadi, aku hanya sedang merasa bahagia saja.” “Tapi terlihat dari wajahmu yang begitu bersinar, aku meragukannya.” Cala menyipitkan matanya, lalu tersenyum lebar. “Entahlah, aku hanya merasa bahagia, sungguh. Akhirnya selama dua tahun aku bisa terbebas dari mimpi buruk itu.” “Ah, pria itu sepertinya benar-benar membuatmu trauma?” tanya gadis bersurai coklat yang berada di depan Cala. Cala mengangguk setuju, matanya menerawang menatap luar, di mana hamparan rerumputan hijau dengan bunga-bunga yang bermekaran terlihat begitu cantik. “Ya, dan akhirnya aku terbebas darinya.” Suara Cala terdengar melemah di akhir kalimat. Gadis bersurai cokl
Read more
30. Season II - Perihal Rasa
Setelah berita yang menggemparkan tersiar, di mana salah satu mansion mewah milik Joseph Quinn yang hancur dan tidak ada satu pun bangunan yang tersisa, membuat Cristop tersenyum senang. Apalagi saat wajah Joseph yang tersorot kameramen, pria itu terlihat menahan marah. “Ck,” decaknya dengan nada muak. “Woah, haruskah kita berpesta sekarang?” Suara Abraham terdengar, adiknya itu masuk begitu saja membuat Christop terkejut. “Biasakan untuk mengetuk pintu,” kata Christop datar. Abraham berdecak, lalu ikut bergabung duduk di samping sang kakak, Christop. “Memangnya Joseph ada masalah apa denganmu? Sampai-sampai kau harus mengebom mansionnya?” “Kau tau Frans?” “Musuh Chen yang merebut Yura dari si mafia i
Read more
31. Season II - Baby And Bad Dream
“Kau sudah melakukannya?” tanya Christop. “.....” “Ok, cukup awasi dia saja dari jauh.” Setelah mengatakan itu, Christop menutup sambungan teleponnya. “Aku heran, kenapa wanita suka sekali lari dan bersembunyi. Alih-alih menyelesaikan masalahnya, mereka lebih suka menghindar dan menghilang.” Christop menoleh––mengangguk, menyetujui kalimat Jack. “Aku setuju, kadang menggelikan ketika kita jatuh cinta pada mereka,” kata Christop terkekeh menanggapi. “Tapi untung saja Jessica sudah ditemukan. Lalu bagaimana denganmu, Chris?” “Aku? Aku baik-baik saja.” “Ck, kau tau apa yang ku maksud,&
Read more
32. Season II - Noah Diwei Alexander
“Ku dengar, kau tidak mengijinkan Cala pergi bersama Izzy.” Bibi Key mulai membuka percakapan. Sore ini, Cala, Papanya, beserta Paman Klaus dan Bibi Key sedang bersantai di halaman belakang. Begitu pun dengan Noah yang ikut bergabung, balita lucu itu berada di gendongan Cala saat ini. Menyandarkan kepalanya di dada Cala dengan manja dan nyaman.  “Ya, karena aku masih santat khawatir dia pergi jauh,” kata Giovanno jujur.  “Ijin, kan saja, ini tidak akan terulang kembali. Lagipula, apa kau akan melarang hobinya hanya karena kejadian dua tahun lalu,” kata Key masih kekeuh. 
Read more
33. Season II - Berbincang
Christop menatap pria paruh baya yang terbatuk-batuk karena Christop baru saja menendang dadanya. Christop berjongkok, sekali lagi ia menyulutkan rokok yang menyala pada wajah pria paruh baya itu. Joseph Franklyn Smith. “Berhenti, tolong ampuni aku,” katanya meringis kesakitan.   Christop tersenyum miring, merasa senang melihat lawannya yang memohon dan kesakitan. Baginya, melihat lawan yang terkulai tidak berdaya adalah kepuasan tersendiri di dalam dirinya.   Christop tertawa, tawa yang terdengar menyeramkan dengan wajahnya yang datar. “Kenapa kau mencari perkara padaku jika akhirnya memohon ampun? Di mana keangkuhanmu,” gumamnya tersenyum miring.   Joseph terlihat takut pada Christop. Di mata Joseph, pria di depannya itu terlihat seperti iblis yang sangat menyeramkan. Berbeda dengan Christop, saat pria itu menjadi pemimpin perusahaan. Terlihat rapi,
Read more
34. Season II - Sirkus
"Hei keponakan uncle. Setahun tidak melihatmu, ternyata kau tumbuh dengan baik." Abraham menggendong Noah, mengajak balita itu bergurau.    "Kau tampan, dan benar, semakin hari kau semakin mirip dengan Daddymu," lanjut Abraham, berbincang dengan balita itu.   Cala yang melihat interaksi saudaranya dengan putranya hanya tersenyum simpul. "Ah iya, apa kau ingin berjalan-jalan? Mumpung aku ada di sini, kita bisa menghabiskan waktu bertiga," tanya Abraham mengusulkan.    Cala mengangguk, bersemangat. "Boleh, ke mana?"   "Bagaimana dengan sirkus? Ku dengar ada sirkus
Read more
35. Season II - Makan Malam
Christop sudah rapi dengan tuxedo yang melekat dengan pas di tubuhnya. Malam ini, seperti yang Lauren katakan beberapa tempo lalu, dirinya diundang untuk acara makan malam dengan keluarga sang kekasih. “Chris, kau sudah siap?” Lauren, wanita itu memutuskan untuk datang bersama Christop malam ini. Padahal seharusnya, wanita itu tidak perlu repot-repot untuk kemari dan langsung saja ke mansion orang tua miliknya. Christop mengangguk singkat. “Kita berangkat?” tanyanya. “Oke,” balas Lauren.  Jarak dari mansion Christop ke tempat orang tua Lauren memakan waktu sekitar satu jam. Selama perjalanan, hanya ada keheningan. Baik Christop maupun Lauren tidak ada yang membuka suara. Keduanya sama-sama fokus dengan urusan masing-masing.  Sesampainya di halaman mansion, Christop memakirkan mobilnya. Mereka berjalan beriringan, ternyata beberapa pel
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status