Lahat ng Kabanata ng Love : Kabanata 41 - Kabanata 50
56 Kabanata
39. Rain.
Bisik-bisik dari karyawan kantor terdengar oleh Cinta, entah perasaannya saja atau bukan tapi sepertinya bisik-bisik itu disertai dengan lirikan kepadanya.Mila berlari mengejarnya lalu memeluk Cinta. "Hei, hei ada apa?" Mila tersenyum lebar dan memberikan bingkisan kado berwarna merah kepada Cinta. "Apa ini? Aku tidak sedang berulang tahun." Cinta tersenyum membolak-balik kado itu."Tadi ada banyak kurir kesini, mengantarkan banyak sekali kado." Kening Cinta berkerut, dia berpikir apa itu dari Bian mengingat dulu Pria itu dulu melakukan hal yang sama. "Terus kenapa mereka semua melihat ku seperti itu?" Mila melihat sekitar lalu mengajak Cinta berjalan meninggalkan lobby kantor. "Kabarnya salah satu Pria Jayker akan ada yang bertunangan. Mungkin mereka pikir itu kau dan Bian.""Ngaco!," jawab Cinta namun dia kemudian berpikir jangan-jangan Bian dan Stevani."Hei sudah ayo cek kado-kado mu. Itu dari Dandy." Cinta melihat Mila tak
Magbasa pa
40. Rain Bag.II
Guntur terdengar menggelar, seolah janji Dandy direstui Sang Pencipta serta Ibu dan Ayah nya. Cinta terpaku dengan Dandy, perlahan dia mulai menyadari kalau tangannya sudah disentuh oleh pria itu. "Apa kau menerima lamaranku Ta?" Cinta diam, tidak tahu menjawab apa. Dia memang ingin melupakan Bian tapi bukan ingin menjadikan Dandy sebagai tameng nya. "Aku mohon Ta. Jika kau ingin berlari maka aku siap menggenggam tanganmu, berlari jauh dan melupakan semua kepahitan ini. Dulu aku pernah berjanji bukan?""Entah kamu ingat atau tidak. Tapi aku masih ingat janji ku untuk menikahimu. Semua yang aku capai saat ini berkat kamu Ta. Kamu yang menjadi acuan untuk ku menjadi Dandy yang sekarang." Cinta menunduk, bagaimana dia tidak terharu dengan ini. Tapi hati nya masih sakit. Cinta perlahan berdiri dia meninggalkan Dandy sendiri di makam lalu dia pergi mengayuh sepedanya dengan menantang hujan yang sangat lebat.Bisakah hujan menghapus kenangan k
Magbasa pa
41. Babak Baru
"Saya terima nikah dan kawinnya Cinta Fatih Binti Abdul Fatih dengan mas kawin tersebut Tunai." Mila dan lima orang lainnya dimana Ayah Dandy, Pak Penghulu, Renata, dan Orang tua Renata mengucap syukur lalu berdoa. Didalam kamar rumah sakit itu Dandy dan Cinta resmi menikah, hanya saja semua dokumen dibuat dengan bantuan teman Dandy untuk mempermudah semuanya. Namun secara agama mereka sudah sah, begitulah pemikiran Dandy. Tapi tetap saja dia terbebani karena Cinta tidak mengetahui hal ini.Dandy melihat wanita yang masih memejamkan matanya itu, malam ini Dandy akan membawa Cinta ke Jepang. Dia sudah meminta bantuan bos nya untuk membantu nya. Dia berhutang budi dengan Devano sangat banyak, membawa Cinta ke berobat ke Jepang bukanlah mudah ditambah dengan keadaan Cinta yang seperti ini. Dandy mengecup kening Cinta dalam lalu meminta maaf atas kelancangannya."Sorry Ta, aku terima kalau kamu mau marah nanti dan membenci ku." Ayah Dandy menepuk ba
Magbasa pa
42. Dia Kembali.
Pagi ini tidak hujan, tidak juga mendung. Namun perasaan Bian sangat tidak karuan, setelah mendengar kabar dari telpon yang disampaikan Mama nya, Bian langsung bergegas kembali dengan helikopter yang membawanya sampai di landasan helipad hotel keluarga mereka.Kursi roda Bian terasa lebih lambat dari biasanya. Kemana Cinta pergi? Apakah ini pertanda keresahannya semalam? Kenapa Cinta menghilang begitu saja? Padahal selama ini wanita itu menjalani hidupnya sama seperti biasa semenjak mereka berpisah. "Pak ayo lebih cepat," kata Bian kepada pengawalnya.Ingin rasanya Bian berlari dan pergi mencari Cinta kerumah wanita itu, tapi dia tidak mampu. Dia masih mengandalkan orang lain untuk melakukan itu. Mobil yang sudah menunggunya meninggalkan hotel dan menuju rumah Cinta.Butuh waktu hampir satu jam untuk sampai dirumah Cinta karena padatnya jalanan. Dan Bian sangat tersiksa disetiap detiknya.Ponsel Bian bergetar, dia melihat nama disana d
Magbasa pa
43. Dia Kembali Bag.II
Penyesalan memang datang belakangan, karena jika di awal itu nama nya pendaftaran. Hal yang selalu dikatakan setiap orang, dan sekarang dirasakan Bian. Bella masih memegangi lengan Bian begitu pun Revan, kaki Bian masih bergetar namun dia masih memaksakan untuk berdiri. "Mas, tidak usah dipaksakan." Bella menasehati Bian. "Tidak! Karena ini aku melepaskannya dan sekarang aku harus segera bisa berjalan agar bisa membawa Cinta kembali." Bella tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan Bian."Mas kau sadar dengan apa yang kau katakan? Cinta pergi bukan karena keadaan kaki mu. Cinta menjadi milik Pria lain karena kamu lah yang menyuruhnya pergi padahal dia bisa menerima keadaanmu Mas." Revan semakin erat memegangi Bian karena Bella sudah melepaskan tangannya dari Bian. "Dan apa Mas tega mau merebut istri orang?" Bella menatap kedalam mata Bian yang gelap. Aura Bian sungguh mengerikan, dia bukanlah Bian yang biasa berpikit dewasa dan jernih. Kegusaran itu terli
Magbasa pa
44. There Weeks Later
Seorang wanita sedang berbaring di brankar dengan wajah pucat. Cinta berbaring di atas brankar rumah sakit di Jepang, kondisi nya semakin lama semakin memburuk saat setelah dibawa pindah ke Jepang. Pihak rumah sakit mengatakan harus segera mengoperasi Cinta jika kondisi nya sudah stabil.Dandy memegangi tangan Cinta, tadi mereka sempat berbicara sebentar namun setelah Dokter masuk dan Cinta meminum obatnya dia tidur. Dandy melihat wajah damai itu dan dia tak kuasa menahan tangisnya yang pecah.Dia mendengar dari Mila kalau Bian kembali dan mencari Cinta. Pria itu hancur, tapi tidak membuat Dandy berbahagia. Seandainya ingatan Cinta kembali nanti, dia dengan lapang dada melepas Cinta. Hanya saja untuk saat ini dia ingin Cinta sembuh, seperti kata Dokter yang menangani Cinta di Jakarta."Operasi kedua nanti nya adalah penentu apakah Cinta bisa sembuh atau tidak. Karena saat operasi itu dilakukan hanya ada dua kemungkinan. Pertama dia se
Magbasa pa
45. Senyumnya.
Dinding rumah sakit menyaksikan betapa besar hati Dandy untuk terus berada di samping Cinta. Dia seolah ingin menebus kesalahannya dulu karena telah meninggalkan Cinta disaat wanita itu membutuhkannya.Setelah operasi dilakukan dengan hasil yang baik, Dandy hanya tinggal menunggu Cinta sadar. Sudah satu hari dia menunggu untuk datangnya hari ini. Hari dimana mata Cinta terbuka dan menatapnya sambil tersenyum. Senyuman yang selalu jadi hal favorit bagi Dandy. Dandy menggenggam tangan Cinta dan mengecupnya, betapa dia bahagia karena Cinta kini bisa sembuh. "Apa kau takut?" tanya Cinta tapi Dandy tidak menjawab dia hanya mengusap pipi Cinta dan mengecupnya. Sungguh sangat manis."Aku bermimpi," ujar Cinta sambil memperhatikan Dandy yang menekan tombol memanggil Dokter. "Aku bermimpi seseorang memanggilku, samar-samar aku ikuti suara itu lalu dengan jarak pandang yang cukup jauh aku mendengar dia berkata jangan pergi." Dandy memandang w
Magbasa pa
46.Jika kau bahagia.
      data-p-id=a79a185a04519be4bcbaf803e8aec99d,Hari yang ditunggu Bian hadir dia sudah bisa berjalan dengan baik, meski tidak bisa untuk berlari. Kedua kaki nya belum bisa untuk hal itu. Semua sudah dia urus dan hari ini dia akan pergi menemui wanita yang sudah dia lepaskan. Wanita yang sangat dia inginkan.Perasaan itu semakin kuat saat Cinta meninggalkannya, tapi kali ini Bian bertekad membawa Cinta kembali dalam hidupnya. Meski harus membuat wanita itu bercerai dari suami nya.data-p-id=1fa7356139617bbcd165eefaea78e81e,Bian melihat foto Cinta dalam kamarnya dan dia memasukan bingkai foto itu ke dalam tas ransel yang dia bawa."Kamu akan pergi Bian?" tanya Mama nya yang masuk ke dalam kamar.data-p-id=bac0be73b6aef1ce8a5a123c6e3826c1,"Ya Ma, doa kan Bian ya." Mama nya hanya mampu mengangguk. "Meski sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Memisahkan seorang istri dari suami nya Bian, tapi Mama berharap setelah in
Magbasa pa
47. Meet You Love.
              data-p-id=26218981fd24d0d9786d4f100df02931,Tawa seorang terdengar begitu indah di dengar oleh Bian, dari jarak yang tidak terlalu jauh Bian mampu melihat wajah bahagia dari wanita yang dia cintai.data-p-id=522b7098d3000a0ec64d6278efaefea7,Cinta nya terlihat cantik meski dengan potongan rambut pendek seperti saat ini, entah apa yang terjadi sehingga wanita itu memotong pendek rambutnya. Bian masih setia melihat wajah Cinta yang duduk manis memakan ice cream yang dibelikan Dandy untuk nya di Mall itu.data-p-id=5b8162bd30ce19e8284390171dca8092,Lalu bola mata Bian menangkap perubahan pada perut Cinta. Terlebih saat pria di sebelah Cinta mencium lembut perut itu, Bian terdorong ke belakang karena nya.data-p-id=9ecaf030d3eddf572f22514bf1a3c4eb,Apakah dia benar-benar sudah terlambat? data-p-id=bf7f7088d236bd624875f670b8c7b13f,Cinta benar-benar terlihat
Magbasa pa
48. Pria Tampan Itu.
Dandy merapihkan rambut Cinta yang menutupi wajah wanita itu. Surai hitam yang telah terpotong pendek akibat kecelakaan yang yang dilalui Cinta tujuh bulan yang lalu itu kini perlahan mecapai bawah kuping Cinta. Dandy mencium bibir Cinta sekilas lalu beranjak ingin tidur tapi tangannya di tahan oleh Cinta. Mata yang tadi tertutup itu perlahan terbuka mengintip dari balik bulu mata yang tebal miliknya. “Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah aku istri mu.” Dandy mengerti arah pertanyaan Cinta tapi dia hanya bisa tersenyum lembut lalu mengusap rambut Cinta sayang. “Nanti akan kita lakukan setelah jagoan kita lahir. Aku tidak ingin membuat mu lelah. Tidurlah besok kita akan menjemput Mila di Bandara.” Cinta langsung tersenyum lebar. “Jadi kau menelponnya tanpa memberitahukan ku?” Dandy mengangguk mantap. “Tentu aku tidak bia meninggalkanmu seorang diri di sini.” Dandy sudah mengatakan kalau dia akan pergi ke Luar Negri untuk beberapa hari saja karena ada pekerjaan mendadak.
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status