All Chapters of Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia): Chapter 51 - Chapter 60
167 Chapters
Bab 51 Double Date?
Setelah selesai bersiap-siap untuk acara jalan-jalan keliling kota yang disponsori oleh James, Risa Abdullah kini berdiri di depan dinding kaca yang telah ditutupi dengan kain seadanya. Dia masih tidak percaya! Wanita yang memakai gaun hijau tosca gelap ini tergagap dengan wajah pucat. Untuk kesekian kalinya kehilangan kata-kata dengan perbuatan Shouhei. Dia masih sulit mencerna dengan apa yang didengarnya sebelum bos galaknya keluar kamar. “Aku mengira kamu tenggelam lagi di jacuzzi gara-gara kelelahan, rupanya hanya tidur seperti sapi.” Risa gemetar dari ujung kaki hingga kepala, teringat perkataan lelucon tidak lucu Clara kepadanya mengenai obat perangsang. Seandainya benar malam tadi dia memberinya obat perangsang, dan dihadapkan dengan sikap agresif bosnya, maka bukan hanya sekedar tidur bersama dalam keadaan tubuh masih tertutupi pakaian yang akan didapatinya saat membuka mata di pagi hari! Suara ketukan di depan pintu terdengar keras. “Sudah siap?” tanya Shouhei dengan su
Read more
Bab 52 Jatuh Cinta
Risa Abdullah tidak menyangka hari ini akan menjalani kegiatan tur sekaligus double date bersama pria yang terlibat rumor parah dengannya di kantor. Untung saja saat ini sudah tidak ada tim pemotretan mereka selain Clara tentu saja. “Bagaimana? Apakah cocok dengan seleramu?” tanya Shouhei yang duduk di depannya pada sebuah meja sederhana di warung pinggir jalan. “Eng... yah... cocok, Pak bos...” jawab Risa dengan wajah dipaksakan penuh senyum. Mata wanita ini menatap kentang goreng yang sedang dipegangnya, sebelah keningnya berkedut kesal. Kentang goreng lagi? Dia memang suka kentang goreng. Tapi, lama-lama diperlakukan seperti ini oleh bosnya, tiba-tiba saja dia menjadi muak dan benci dengan kentang goreng! Wajah tampan itu langsung menjadi kelam. “Shouhei. Panggil aku Shouhei. Apa susahnya itu?” “Benar. Kita tidak sedang bekerja. Santai saja,” timpal Clara usil. “Jadi, Risa, kamu sangat suka dengan kentang goreng?” goda istri James lagi, duduk tepat di sebelahnya, tersenyum
Read more
Bab 53 Waktu Indah Bersamanya 1
Kegiatan melihat lukisan di tempat itu berlangsung cukup singkat. Pada dasarnya, Risa tidak suka dengan hal-hal berbau seni. Jadi, tidak banyak lukisan di sana yang mampu menarik perhatiannya, kecuali sebuah lukisan pemandangan berupa sawah menguning indah dan berkilau layaknya emas di sore hari. “Kamu suka lukisan ini?” tanya Shouhei yang muncul tiba-tiba di sebelahnya. Sosok tampan itu berdiri tegak dengan kedua tangan berada di saku, melihat ke arah yang sama. Risa menoleh ke arahnya, sedikit bingung kenapa pria itu bisa menebaknya dengan tepat. Apakah ini hanya godaan lain darinya? “Pasti berpikir kenapa aku bisa menebaknya dengan benar, kan?” Shouhei tersenyum jahil, tapi masih ada kesan dingin dan dewasa darinya. Jantung Risa berdegup aneh, sedikit merasa tak nyaman melihat wajah tampan itu tersenyum begitu indah. ‘Jantung! Jangan macam-macam!’ Peringatnya kepada diri sendiri, merasa sedikit gugup. “Lihatlah wajahmu itu, sangat bingung. Jelas-jelas berpikir kenapa aku bis
Read more
Bab 54 Waktu Indah Bersamanya 2
Keempat orang itu menaiki bis menuju stasiun utama safari, tempat awal mula untuk memulai semua perjalanan seru mereka hari ini. Di sebelah Risa, sudah jelas yang duduk adalah sang bos galak. Pakaian mereka yang berwarna senada, membuat beberapa mata melirik mereka berkali-kali. Satunya tampan, satunya cantik. Bagaimana bisa tidak menarik perhatian? Apalagi pasangan di depan mereka lebih heboh daripada bangku Risa yang hanya diam saja. Sudah seperti sebuah patung pasangan. “Lihat! Ini adalah alam yang sangat alami! Seharusnya lebih banyak manusia untuk melindungi dan menjaga kelestarian lingkungan! Bukankah udaranya sangat segar?” ucap James dengan wajah senyum-senyum bodohnya, duduk di dekat jendela sambil mendempetkan sebelah pipinya senang bak anak kecil pada jendela kaca mobil. Tingkah konyol ini membuat wajah tampan keturunan bule itu menjadi sediki konyol dan lucu. “Kamu jangan bikin malu! Hentikan itu!” bisik Clara galak, sudah mau meledak dengan aksi konyol sang suami, ma
Read more
Bab 55 Waktu Indah Bersamanya 3
Tidak jauh dari sana, seorang wisatawan wanita asing—sepertinya dari Eropa, bertanya kepada pemandu tur mereka dalam bahasa Inggris fasih. “Apa maksud perkataannya itu? Dasar raja buaya? Apa itu ucapan terima kasih di sini? Atau itu nama jenis buaya baru?” Mendengar itu, beberapa wisatawan di rombongan tersebut terlihat antusias, sangat serius sampai terlihat sangat lucu bagaikan sebuah acara komedi TV siang hari. Wanita pemandu tur berpakaian senada dengan topinya, memegang bendera rombongan itu sambil terkekeh salah tingkah. ‘Aha... ahahaha... Benar. Buaya jenis baru sepertinya. Buaya darat pemangsang wanita, buaya genit yang sangat tampan...’ batin pemandu tur ini dengan mata mendatar pasrah. Pemandu tur menjawab pertanyaan itu di dalam hati. Tapi, di luar berdehem membersihkan tenggorokannya, tiba-tiba mata dipejamkan dengan kepala ditundukkan serius, kepalan tangan kanan berada di depan mulut. “Ehem! Benar! Kadang kami berkata ucapan terima kasih yang bermakna sebaliknya, bud
Read more
Bab 56 Waktu Indah Bersamanya 4
Risa Abdullah kalah dengan sikap Shouhei yang memelas menyedihkan. Bagaimanapun, dia akan sangat keterlaluan jika mengabaikan pria yang sesaat dilupanya adalah bos besar di tempat kerjanya. “Apa kamu ingin membeli boneka juga?” Risa mematung hebat mendengarnya, berdiri kaku dengan wajah bodoh setengah cengengesan di sebuah pintu masuk sebuah toko souvenir. Shouhei yang berdiri di sebelahnya sambil memegangi permen kapas dan balon, menoleh ke arah pasangan seharinya—di mata Risa, status mereka seperti ini, tapi bagi Shouhei, ini hanyalah dalih untuk menaklukkan wanita itu agar mau bersamanya seharian dan tidak banyak protes. Sudut bibir Risa berkedut canggung, melirik gugup ke arahnya. Dia bukan anak kecil yang harus dibelikan boneka. Tidak cukup apa dengan balon dan permen kapas yang diberikan olehnya sekarang? Risa mendatarkan matanya sebal melihat tingkah Clara yang dipikirnya sangat dewasa dan profesional dalam bekerja, ternyata malah sibuk mengoleksi beberapa boneka hewan da
Read more
Bab 57 Waktu Indah Bersamanya 5
“Le-lepaskan!” desis Risa berbisik kecil, menjaga nada suaranya, sudah seperti benar-benar desisan ular disertai kepala dimajukan seolah hendak mematuk lawan bicaranya, mata mengganas hebat oleh rasa malu dan amarah. “Heh... cepat pilih bonekanya. Kalau tidak bisa memilih, baiklah, kita borong saja setiap karakter di sini,” dengusnya geli melihat tingkah lucu sang pujaan hati, sangat menggemaskan dengan pikiran kotornya. Tingkah Risa membuat Shouhei Shiraishi semakin menginginkannya. Sangat mengelukannya di dalam hatinya. “A-aku tidak butuh boneka! Memang aku anak kecil, apa?” Walaupun Risa berusaha segalak mungkin, tapi jelas bos galak itu lebih mendominasinya dan penuh intimidasi. Auranya sungguh menekan Risa dengan wajah gelap tampannya yang penuh tirani. “Cepat. Pilih. Risa. Abdullah.” Setiap tekanan kata itu membuat Risa menahan napas sesak, kedua bahu terlonjak dan merepet baikan tubuhnya akan tenggelam ke lantai. Shouhei memiringkan kepala arogan, wajah tampannya sangat g
Read more
Bab 58 Janji Cap Bibir 1
Adegan dramatis sebelumnya sempat membuat Clara dan James yang melihat keduanya berpelukan, akhirnya salah paham hebat. Mengira rencana mereka berjalan dengan sukses. “Ke-ke mana James dan Clara?” tanya Risa, duduk di gazebo sambil berpegangan tangan dengan Shouhei, mata melirik gelisah ke beberapa sudut taman safari. “Sudah merasa lebih baik?” tanya Shouhei lembut, meremas jemarinya erat. Pria ini tidak tahu kenapa pujaan hatinya tiba-tiba menangis seperti tadi, bahkan dia menangis keras di dadanya. Kalau Risa tidak memeluknya erat dengan mesra, sudah pasti orang-orang akan berpikir kalau dia telah menyakiti wanita kesayangannya ini. “Kalau ada masalah, katakan saja kepadaku. Jangan kamu simpan sendiri,” nasihat Shouhei dengan sangat merdu, sangat hati-hati memilih kata-kata untuk diperdengarkan kepadanya. Risa masih murung, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Dia menangis karena dia, bukan karena hal lain. Tapi, bagaimana bisa berkata jujur kepadanya? Dia adalah calo
Read more
Bab 59 Janji Cap Bibir 2
Risa masih dalam pose yang sama. Tidak melihat Shouhei sama sekali. Wajahnya bahkan tanpa emosi saat membuka suara. “Aku memang tidak tahu apa tujuanmu membuatku bingung seperti ini. Tapi, Shouhei, kita tidak bisa seperti ini terus. Aku akan segera menikah... dan tidak main-main saat mengatakan ini.” Risa menaikkan pandangan, menatap bos galaknya dengan linangan air mata kembali menghiasi kedua pipinya. Dia mencintai Shouhei dengan cara yang aneh dan menakjubkan, tapi ini hanya sebatas mimpi. “Aku ingin fokus kepada pria itu. Jadi, aku mohon, jangan membuatku bingung seperti ini.” Shouhei mengencangkan alisnya, menatapnya galak. Tangan kirinya dengan cepat meraih kedua tangan Risa yang berada di atas pangkuannya. “Aku tanya kepadamu sekarang, setelah apa yang kita lalui sejak bertemu di perusahaan sampai detik ini, apa kamu tidak memiliki sedikit pun perasaan kepadaku?” Risa meringis kelam, murung dengan cepat. “Pertanyaan itu, rasanya tidak dijawab pun tidak begitu berarti,” uc
Read more
Bab 60 Bagaimana Ini?
Acara terakhir di taman safari itu adalah melihat pertunjukan gajah. Di barisan para penonton, keempat orang itu duduk berjejeran di bangku yang sangat pas untuk melihat aksi para gajah di seberang sana—di batasi oleh sebuah kolam dengan pagar kaca kokoh, dan di sisi lain sudah ada sebuah panggung bertema pedesaan menghiasinya. Selama pertunjukan tersebut dengan musik yang membuat jantung was-was dan berdebar takut, beberapa penonton berhasil dibuat tegang dan mematung kaget hingga terdiam tanpa kata. Dua gajah terlatih berakting menghancurkan sebuah rumah buatan yang aslinya bisa dibongkar pasang, gajah ini berperan sebagai gajah liar. Para manusia yang berakting sebagai para penduduk desa panik melihat ada gajah liar yang masuk ke perkampungan mereka, merusak rumah dan hasil tanaman yang ada. Lalu, beberapa penduduk desa akting mengusir gajah-gajah itu dengan mukul-mukul mereka menjauhi tempat tinggal manusia, mengusirnya kembali masuk ke dalam hutan. “Oh, ya, Tuhan! Mereka tidak
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status