Semua Bab The Wedding Dress [INDONESIA]: Bab 1 - Bab 10
24 Bab
1
Chapter 1Hujan deras mengguyur ibu kota sejak pagi. Bahkan ketika hari menjelang malam pun, awan masih saja menggantung mengeluarkan tetes demi tetes air yang membasahi bumi. Membuat setiap orang lebih memilih tidur di kasur empuknya daripada harus bergelut dengan aktifitas dunia. Namun, berbeda halnya dengan Jeffrey. Pria bertubuh L-Men itu baru saja keluar kantornya, menuju parkiran. Ia hendak pulang sebelum suara seperti sesuatu yang menabrak memekakan telinganya. Jeffrey mengalihkan pandangannya dan mendapati seorang pengantin wanita tergeletak kaku di atas aspal. Buru buru ia menghampiri wanita itu, tidak peduli badannya yang akan basah kuyup setelah ini. "Nona, hey nona! Kau bisa mendengarku?" ucap Jeffrey menepuk pelan pipi wanita itu.Kepalanya celingukan berharap ada segelintir orang lewat. Tapi nyatanya, nihil. Hanya ada dirinya, pengantin wanita, dan rintik air hujan. Memang wajar, sekarang s
Baca selengkapnya
2
Chapter 2"Bukankah kau sudah... Ah! Apa apaan ini?!" teriak Jeffrey menunjuk wajah wanita di depannya.Wanita itu mengernyit dalam. Apanya yang salah sampai sampai pria di depannya berteriak tidak jelas seperti itu."Maaf? Kau mengenalku?" tanyanyaJeffrey terduduk lemas bersandar mobilnya, "Jadi kau mati suri?""Hah?!" wanita itu tidak habis pikir. Sejak kapan dirinya mati?"Aku hampir gila karena memikirkanmu! Gaun pengantinmu tiba tiba di dalam lemariku, dan tadi tidak ada catatan apapun tentangmu di rumah sakit,""Gaun pengantin? Mati suri?"Wanita itu cukup takut dengan Jeffrey. Bagaimana tidak, tiba tiba ia dituduh mati suri, lalu disangkut pautkan dengan gaun pengantin. Apa masalah pria di depannya ini. Buru buru ia memungut sisa belanjaan yang berserakan dan berlari tunggang langgang dari Jeffrey.Sedangkan Jeffrey hanya be
Baca selengkapnya
3
Chapter 3"Tenang saja bos. Kau tidak akan kecewa dengan ini. Dia gadis yang bertanggung jawab dan punya etos kerja yang tinggi," ucap Rosie menggebu gebu di ruangan CEO.Jeffrey mengangguk sekilas, "Aku penasaran dengan pilihanmu. Sebagus itukah dia?""Tentu saja! Kalau tidak bagus, aku tidak akan mengajaknya turut serta ke sini,"Suara telepon kantor berbunyi nyaring, sudah bisa di tebak, pasti dari resepsionis."Ya?"..."Bawa langsung kemari,"Rosie menatap Jeffrey curiga, "Dari siapa?""Resepsionis. Sebentar lagi ia akan datang. Kembalilah ke tempatmu. Untuk selanjutnya aku akan kembali memanggilmu kemari,""Siap bos,"Rosie berjalan menuju biliknya kembali. Dalam hati ia berharap semoga Yuna lolos interview dan diterima saat ini juga."Psstt, gimana?" kepala Lalice menyembul m
Baca selengkapnya
4
Chapter 4"Membayar para petugas rumah sakit untuk merahasiakan kematian surimu, atau entahlah. Aku jelas ingat membawamu ke dalam mobilku dan megantar mayatmu ke rumah sakit,""Jeff, kenapa aku malah takut denganmu," ucap Yuna menatap Jeffrey was was.Benar saja. Bagi Yuna, Jeffrey sangat mudah mengarang cerita yang mengatas namakan dirinya. Terlebih ia juga menuduhnya menyuap petugas rumah sakit. Oh ayolah. Yuna bukan dari kalangan orang berada untuk sekedar menyuap petugas rumah sakit."Takut kenapa? Aku tidak akan memecatmu untuk masalah obrolan ringan ini,"Ah, Yuna memutar bola matanya malas, "Kalau begitu, berhenti menuduhku dengan hal hal ringan ini. Ah, apakah ini bentuk candaan?""Candaan? Aku serius. Waktu itu pukul 11 malam, aku baru saja pulang lembur dan melihatmu tergeletak di jalan. Entah tabrak lari atau apapun yang terjadi, seakan akan kau terjatuh dari langit,"
Baca selengkapnya
5
Chapter 5Yuna melenguh, dan mendapati dirinya sudah berada di dalam mobil. Sperti milik Jeffrey. Ya, ia sedikit tahu tentang itu ketika melihat blazer yang tadi Jeffrey kenakan bertengger di kursi kemudi. Gadis itu mengeluarkan ponselnya, "Sudah jam pulang,"Kemudian matanya beralih ke luar jendela, dimana Jeffrey baru saja keluar dari minimarket membawa kantung palstik yang entah apa isinya."Akhirnya kau bangun. Ini soda," ucap Jeffrey menyodorkan sekaleng cola pada Yuna."Terimakasih,"Yuna menenggak sedikit colanya kemudian menatap Jeffrey dengan tatapan bersalah, "Maaf merepotkanmu,""Jadi seharusnya aku meninggalkanmu sendiri di ruanganku yang sebentar lagi dikunci? Baiklah lain kali akan kulakukan itu,"Yuna melotot. Ia tahu Jeffrey sedang berusaha mengajaknya bercanda. Tapi bangun tidur membuatnya kehilangan sebagian moodnya."Bisakah kau m
Baca selengkapnya
6
Chapter 6"Bagusnya pakai ini atau ini?" tanya Lalice menenteng dua dress.Yuna mengangkat kepalanya, "Yang warna peach,""Ah seleramu payah," ejek LalicePayah? Padahal tadi Lalice yang bertanya padanya. Gadis itu sangat sibuk memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk menjenguk Rosie. Benar, tadi malam Rosie telah melahirkan putra pertamanya. Dan rencananya, Lalice dan Yuna akan menjenguknya malam ini."Ini bagus kan?" tanya Lalice menyodorkan dress berwarna merah terang dengan potongan dada yang cukup rendah. Terlihat cukup kecil untuk ukuran tubuh Lalice, tapi sepertinya gaun ini bisa melar mengikuti bentuk tubuh yang memakainya."Bagus, terlihat berkelas," ucap Yuna seadanya.Lalice hendak masuk kamar dan mengganti baju sebelum ia teringat sesuatu, "Kau tidak mengganti pakaianmu?""Kenapa dengan pakaianku sekarang? Sepertinya baik baik saja," u
Baca selengkapnya
7
Chapter 7"Ada apa Yuna?" Jeffrey berlari dan memeluk Yuna yang tengah menutup wajahnya. Badannya gemetar hebat."Kepala! Aku lihat kepala di dalam freezer,"Jeffrey berniat untuk melihat yang ada di dalam freezer. Tapi diurungkan karena Yuna menarik lengannya. Gadis itu menatap Jeffrey sayu."Tak apa. Tetaplah di belakangku dan pegang aku kuat kuat," ucap Jeffrey.Mereka berdiri dan mengendap endap melihat apa yang ada di dalam freezer. Yang ditemukan hanya bunga es dan mangkuk plastik berisi ayam potong. Jeffrey mengambilnya dan menyodorkan kepada Yuna."Ini yang kau lihat?" tanya Jeffrey.Yuna berangsur angsur menjauh dari Jeffrey, "Aku melihat itu, disamping kepala dengan wajah persis sepertiku,"Jeffrey menghela nafasnya, tangannya terulur mengusap pucuk kepala Yuna, "Tenanglah. Ayo kita lanjutkan nasi gorengnya?""Baik. Bawa s
Baca selengkapnya
8
Chapter 8Yuna mendorong keras tubuh Jeffrey. Entah kenapa badannya tiba tiba panas. Bukan karena ucapan Jeffrey, tapi badannya merasa seperti dibakar hidup hidup. Ia berdiri, melucuti semua pakaiannya dan berlari ke arah dimana gaun pengantin disimpan.Jeffrey tentu saja merasa heran. Ia berlari menyusul Yuna di kamarnya. Betapa terkejutnya pria itu melihat Yuna dengan gaun pengantin dari lemarinya kini tengah mengoles lipstick merah menyala. Ia tersenyum menatap Jeffrey yang mematung di ambang pintu melalui pantulan cermin.Gadis yang mirip dengan Yuna, atau dia memang Yuna? Sedetik kemudian Jeffrey megerjap. Ia melihat leher gadis itu dan melihat ada beberapa kissmark di sana."Yuna, kenapa tiba tiba memakai gaun itu?" ucap Jeffrey mendekat. Ia yakin sosok didepannya adalah Yuna. Yuna yang baru saja ia cumbu di ruang tengah.Kini Yuna bangkit, matanya menatap wajah Jeffrey, sedangkan tangannya ia
Baca selengkapnya
9
Chapter 9"Kalian melakukannya?" bisik Sicheng."Tidak. Err, hanya ciuman. Tidak lebih,"Sicheng mendengus, "Padahal tidak perlu ditutupi,""Dia melakukannya dengan lembut? Atau kasar?" tanya Sicheng lagi.Sebenarnya Yuna tidak cukup paham dengan perkataan Sicheng, ia hanya mengangguk sekenanya. Selama ini Jeffrey tidak pernah berbuat kasar padanya kan. Tapi Yuna ragu ada maksud lain dari Sicheng."Ah syukurlah. Mengerikan jika seorang pria melakukannya dengan kasar pada pengalaman pertama seorang wanita. Tunggu, kau belum pernah melakukannya kan sebelumnya?" ucap Sicheng.Baru saja Yuna paham kemana arah obrolan ini. Apa apaan? Masalah seperti ini tidak seharusnya dibicarakan. Lagipula, ia tidak melakukannya. Belum."Dasar mesum! Aku tidak ingin melakukannya sebelum ada hubungan yang jelas!" Yuna berulang kali memukul Sicheng dengan gulungan kertas
Baca selengkapnya
10
Chapter 10Tidak ingin mengingkari janji, Yuna berjalan santai ke parkiran. Sebenarnya sudah lewat 30 menit dari jam pulang. Sengaja gadis itu keluar lebih lama untuk menghindari tatapan tidak menyenangkan dari rekan rekan kerjanya. Selain Lalice dan Sicheng tentunya."Maaf malah jadi kau yang menunggu," ucap Yuna melihat Jeffrey bermain ponsel dengan bersandar di depan mobilnya.Pria itu tersenyum hangat, "Tak apa. Menghindari teman temanmu kan?"Yuna mengangguk. Jeffrey tentu paham dengan ini. Seorang bos yang terkenal cukup ramah dengan karyawannya dirumorkan mengalami cinta lokasi dengan sekretaris yang bahkan baru beberapa bulan bekerja di sini. Terlebih, sebagian besar wanita di kantor mengagumi Jeffrey lebih dari apapun. Hal itu membuat Yuna kerap kali mendapat pelototan sinis dari kebanyakan mereka."Jadi, bagaimana? Tinggalah di rumahku. Ayo kita rencanakan sebuah pernikahan," ucapan Jeffre
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status