Semua Bab Selamat Malam, Tuan Ares: Bab 71 - Bab 80
2667 Bab
Bab 71
Robbie benar-benar terperangah dan menggoda Josephine. “Bibi Josephine, imajinasimu begitu kaya. Sayang kau tidak menulis buku."Josephine secara naluriah ingin menarik telinga Robbie. Setiap kali ia bertengkar dengan Jenson, ia akan menarik telinganya karena kebiasaan. Jenson akan menepis tangannya dan memberinya tatapan tajam sebagai bentukprotes. Tetapi, yang duduk di sini adalah Robbie yang telah belajar Taekwondo. Reaksi pertamanya terhadap kekerasan bukanlah untuk menghindari, tapi untuk menerapkan apa yang telah ia pelajari.Ia menghalangi tangan Josephine yang mendekat dengan membalas dan meraih tangannya. Ia meregangkan persendiannya yang menyebabkan Josephine menjerit kesakitan.“Ahhhh… sakit! Jenson, lepaskan!"Robbie membebaskan Josephine. Ia mengayunkan tangannya yang kesakitan dan menatap Jay dengan tegang. “Kakak, kau lihat sendiri, kan? Kau tidak percaya waktu aku memberitahumu kalau anak kecilmu tahu Taekwondo. Sekarang apa kau percaya padaku?”Jay memandang R
Baca selengkapnya
Bab 72
Robbie berkata, “Apa aku salah? Kau suka bergosip dan sangat suka menggali rahasia orang lain. Aku tidak tahu kau akan jadi apa lagi selain ekskavator?"Josephine sangat marah sehingga ia melambaikan tinjunya dan ingin memukul Robbie. Robbie berlari mengelilingi rumah, melompat-lompat. Josephine mengejarnya untuk waktu yang lama sebelum ia mulai terengah-engah karena kehabisan napas. Tidak peduli secepat apa ia berlari, ia masih tidak bisa menyentuh pakaian Robbie dengan jarinya.Jay menyaksikan bibi dan keponakan yang bertengkar dengan gembira sambil berdiri di pinggir lapangan. Meskipun ia dikejutkan oleh perubahan pada 'Jenson' yang sekarang tiba-tiba cerah dan aktif, tampaknya tidak terlalu buruk kalau itu menjadi kepribadian permanennya.Karena supir mereka tidak ada, Josephine ditugaskan untuk mengantar mereka ke Kentucky sementara Jay dan Robbie duduk di belakang. Josephine sengaja menyesuaikan kaca spion agar ia bisa mengawasi 'Jenson'.Robbie duduk di pangkuan Jay. Tangan
Baca selengkapnya
Bab 73
Josephine adalah paparazzi berbakat. Ia mungkin seorang wanita dengan latar belakang bangsawan, tapi karena permintaan kakak laki-lakinya, ia berkemah di luar Kota Megah malam itu.Pada malam yang sama, Rose mengalami insomnia.Jay telah memberinya batas waktu untuk pergi, tapi ia tidak dapat meyakinkan dirinya untuk meninggalkan anaknya untuk kedua kalinya.Kali ini, ia akan menjadi berani dan bertahan.Tetapi, ia memutuskan untuk pindah agar terhindar dari Jay.Ketika hari baru saja dimulai, Rose menyeret dua koper besar ke bawah saat Jenson dan Zetty duduk di atas koper sambil terlihat mengantuk.Rose baru saja tiba di gerbang saat Josephine turun dari mobilnya. "Ipar."Mungkin langit masih agak redup, jadi Josephine berasumsi bahwa dua kepala mengantuk di koper adalah boneka. Tatapannya hanya tertuju pada Rose.Rose kaget melihat Josephine juga. Ia ingat wanita ini. Rose berasumsi bahwa wanita yang menarik ini adalah pacar baru Jay. Ia baru tahu kemarin bahwa ia adalah ad
Baca selengkapnya
Bab 74
Josephine berteriak karena terkejut. Apa ia benar-benar orang?Ia melihat dengan seksama. "Siapa ini kalau bukan Jenson?"Josephine mengira bahwa ia mengalami fenomena gaib. Ia ingat bahwa 'Jenson' ada di Kaki Langit Berwarna Selatan Kota tadi malam, bukan?"Jenson, kenapa kau di sini?" Josephine terperangah ketika ia bertanya kepadanya.Jenson dengan putus asa berkata, “Ceritanya panjang,” ia menjawab dengan empat kata.Bocah sombong yang diharapkan bisa lebih sedikit berbicara ini membuat Josephine di ambang kehancuran sekali lagi. “Tidak mungkin. Kenapa kau kembali ke sikap yang menyebalkan dan sombong ini?"Jenson tidak mau menanggapinya.Rose berkata, "Nona Ares, kalau kau mempunyai pertanyaan, simpanlah sampai kita sampai di rumahku."Josephine mengangguk dengan cemberut.Rose pindah ke rumah baru di Apartemen Kota Riang yang terletak di Selatan Kota, hanya beberapa jalan dari Asia Besar.Apartemen kecil dengan dua kamar tidur mungkin tidak terlihat luas, tapi yang ini
Baca selengkapnya
Bab 75
Jenson dan Zetty mendengar pertengkaran antara ibu mereka dan Josephine. Mereka memandang kedua orang dewasa itu dengan cemas.Josephine memandangi wajah kecil Jenson yang dingin dan tanpa ekspresi dan mengingat anak laki-laki ceria dan aktif yang bersama Jay itu. Ia merasa seolah jantungnya telah ditusuk oleh pisau.Ia menekan kesedihan di hatinya dan mencoba untuk mempertahankan ketenangannya. Kakak ipar, kehadiranmu telah menyebabkan emosi Jenson menjadi tidak stabil. Kakakku telah menyewa spesialis terbaik di Asia Besar untuk menangani kondisi Jenson. Prognosisnya tidak terlalu menjanjikan. Autisme ringan anak ini telah berkembang menjadi skizofrenia. Aku harap kau bisa membiarkan anak yang tidak bersalah ini pergi. Ikuti saja perintah kakakku dan tinggalkan negara ini!"Kasih Josephine terhadap Jenson ternyata meluap. Rose tidak marah. Sebaliknya, ia tersenyum.Jenson mendengar Josephine mengklaim bahwa ia sakit. Ia mengerutkan hidung kecilnya dan mencaci Josephine dengan tida
Baca selengkapnya
Bab 76
"Dua anak?" Josephine mendapatkan pencerahan.Rose mengangguk. Ia mulai menjelaskan pada Josephine."Ya. Jenson dan Robbie adalah saudara kembar identik. Yang pendiam, dingin, dan tampan adalah kakak laki-laki, Jenson. Yang energik, imut, ceria, dan tampan adalah sang adik, Robbie. Beberapa hari yang lalu, anak nakal ini mengganti identitas di belakang kita. Jenson yang dingin dan Robbie yang energik secara bergantian muncul di depan kalian semua, menyebabkan begitu banyak kesusahan bagi semua orang.”Sebelum Rose menyelesaikan penjelasannya, Josephine dengan penuh semangat mencubit wajah Jenson dan bersorak gembira. "Jadi, Jenson kita sama sekali tidak sakit!"“Ya, kaulah yang sakit,” kata Jenson tidak senang.Josephine dengan malu-malu menyentuh wajahnya dan meminta maaf kepada Jenson. "Aku minta maaf Jenson. Bibi Josephine salah paham terhadapmu."Jenson membenci Bibi Josephine yang sangat suka menyentuh wajahnya. Ia berbalik dan membenamkan wajahnya ke pelukan Rose, mencari
Baca selengkapnya
Bab 77
Rose dan Josephine sekarang tengah bercakap-cakap setelah pengungkapan yang mengejutkan itu. Bagi Rose, diskusi ini akan mempengaruhi sisa jalan hidupnya. Ia mungkin terlihat seolah-olah sedang mengobrol santai dan ramah, tapi dalam hati ia berhati-hati dengan jawabannya.“Nona Ares ...”Josephine dengan penuh kasih sayang menarik tangan Rose. “Kakak Ipar, panggil saja aku dengan namaku. Karena kau ibu dari anak-anak, maka kau akan selamanya menjadi saudara iparku."Rose membalas dengan tulus. “Josephine ... Sekarang setelah kau mengetahui keberadaan Robbie dan Zetty, aku tidak tahu apa yang akan kau rencanakan selanjutnya? Apa kau akan mengungkapkan semuanya pada Jay atau kau akan membantuku menyembunyikan kebenaran?"Josephine tidak mengerti. "Mengapa aku tidak boleh memberitahu kakakku? Sebagai ayah dari anak-anak ini, apakah ia tidak berhak mengetahui keberadaan mereka? Kakak Ipar, kakakku akan senang mengetahui keberadaan Robbie dan Zetty."Zetty mengangkat kepalanya da
Baca selengkapnya
Bab 78
Rose tersenyum dengan nyaman.Tetapi, senyumnya berubah sedikit pahit saat menyebut nama Jay. Ia telah mencintainya selama dua kehidupan. Melupakannya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.“Sejujurnya, aku masih menunggunya di tempat yang sama selama ini,” kata Rose lembut.Josephine benar-benar yakin dengan semangat Rose yang kuat, gigih, dan tabah. Ia sangat kagum dengan Rose.“Kakak Ipar, demi apa yang telah kau katakan, aku akan melindungimu di bawah akupku seumur hidup. Tetaplah di sini dengan damai. Aku akan memberitahu kakakku bahwa kau telah meninggalkan negara ini."Rose dengan penuh syukur berkata, "Josephine, terima kasih."Josephine menjawab, "Kau telah memberiku tiga keponakan yang sangat lucu. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu."Zetty bersandar pada panel pintu dan berkata dengan sedih, “Mommy, kapan percakapanmu selesai? Jenson dan aku menunggu untuk diberi makan."Rose tiba-tiba diingatkan bahwa waktu sudah sangat larut sekarang. Ia segera memakai c
Baca selengkapnya
Bab 79
Bagaimana bisa wanita desa buta huruf itu menjadi wanita yang sama yang memecahkan kodenya?Josephine mengetuk pintu. Jay, yang tenggelam dalam pikirannya, mendongak dan menganggukkan kepalanya ke arahnya.Ia dengan penuh semangat bertanya, "Di mana Rose?"Josephine tersenyum penuh kemenangan.“Sesuai perintahmu, ia telah naik penerbangan yang akan menuju ke seberang lautan. Ia mengambil penerbangan pagi pukul 6.45 pagi ke Indonesia. Kakak, kau bisa merasa nyaman mulai sekarang. Kau tidak akan pernah melihatnya lagi."Tatapan rumit muncul dalam ekspresi Jay.Keingintahuannya terhadapnya berhenti saat ia mendengar Rose pergi.Josephine mengulurkan tangannya di depan Jay, meminta pujian, "Kakak, karena aku telah melakukan bantuan besar untukmu, kau harus menghadiahiku sesuatu, bukan?"Jay menepis tangan Josephine. Kau kekurangan uang?Josephine mengangguk. "Ya, sangat banyak."Ia bermaksud membeli rumah besar untuk Robbie dan Zetty. Keluarga Ares tidak bisa membiarkan keturun
Baca selengkapnya
Bab 80
Josephine telah ditolak oleh Zayne tidak kurang dari tiga ratus kali, tapi ia telah bertekad untuk mencintainya.Untuk menyingkirkan Josephine, Zayne bahkan bersumpah. “Nona Ares, aku mohon padamu untuk melepaskanku. Aku tidak pantas mendapatkan cintamu. Preferensi seksualku tidak seperti pria normal. Aku biseksual."Ia berpikir bahwa dengan mengatakan itu, Josephine akan menyerah padanya. Siapa yang tahu lantas Josephine berdandan seperti anak laki-laki dan mendekatinya lagi, dengan yakin mengatakan, “Kakak Severe, lihat, aku bisa menjadi laki-laki dan perempuan. Aku bisa memberi dan menerima. Pilihlah aku karena aku bisa menyembuhkan penyakitmu."Zayne hampir mati karena muntah darah.Begitu saja, yang satu dikejar sementara yang lain lari. Dalam pandangan orang lain, mereka adalah pasangan yang dibuat di surga. Tetapi, itu justru membuat mereka berlarut-larut dan menyia-nyiakan masa muda mereka. Sekarang setelah mereka berdua dewasa, mereka masih lajang dan belum menikah.Sea
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
267
DMCA.com Protection Status