All Chapters of The King Of Denver (INDONESIA): Chapter 111 - Chapter 120
130 Chapters
BAB 110
Jaxon tidak henti-hentinya tersenyum begitu melihat sonogram bayi mereka yang berupa gambar hitam putih. Dia bahkan berkali-kali menyentuh perut Mia dengan perasaan penuh kembagaan. Bahkan, beberapa kali Mia menepis tangan Jaxon yang seakan ingin menempel pada tubuhnya itu.“Berhenti menyentuhku terus, Jaxon!” geram Mia, karena tangan pria itu selalu saja kembali pada perutnya, seolah-olah tidak ada hal menarik lainnya yang bisa Jaxon lakukan selain menyentuh, mengelus dan berprilaku seperti seorang pria yang memenangkan suatu pertempuran.Tanpa mendengarkan protes Mia, Jaxon mendaratkan satu kecupan di bibir wanita itu sebanyak tiga kali.Mendapati hal tersebut, kemarahan Mia surut seketika, namun dia tetap melempar delikan yang sama sekali tidak Jaxon pedulikan.“Twins,” gumam Jaxon, seakan tidak percaya dengan ucapannya sendiri. “Kau dengar tadi, Dolcezza, kita akan mendapatkan bayi kembar!”Tentu saja Mia den
Read more
BAB 111
Rey melihat keluar jendela, pada pasangan sejoli yang tampak enggan berpisah namun masih malu-malu untuk tetap bersama, membuatnya menggelengkan kepala sembari berdo’a kedua insan itu mengakhiri drama.Ketika Jaxon hendak mencium Mia, segera Rey menutup tirai jendela. Cukup baginya untuk mengintip sesuatu yang dia sendiri tidak ingin saksikan.Sementara itu, Jaxon yang masih ingin menghabiskan waktu bersama Mia, tampak berat hati melepas tangan sang istri.“Aku ingin membawamu dinner besok malam,” ucap Jaxon dengan suara sedikit melunak. “Akan kujemput jam tujuh.”Mia tidak langsung menjawab, dia memilih untuk diam sejenak.Karena tiada jawaban juga, Jaxon pun terus mengutarakan apa yang dia inginkan.“Setelahnya, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Karena ada seseorang yang ingin kupertemukan denganmu, Dolcezza.”Mendengar itu, Mia memberikan setengah perhatiannya, membuat Jaxon merasa itu a
Read more
BAB 112
Pagi itu, Jaxon bangun lebih cepat dari biasa. Dia bahkan berjalan dengan langkah yang sangat ringan saat menuruni tangga menuju dapur. Dan seperti kebiasaan anggota Red Cage lainnya, setiap pagi hanya ada Jaxon, Nicko, dan Gideon, namun langkahnya terhenti saat dia melihat Rey ada di sana.Melihat ketiga temannya yang lain sudah duduk di tempat masing-masing, Jaxon pun memilih untuk bergabung. Namun, pandangannya terfokus pada Rey yang duduk di sebelah.“Kau seharusnya menjaga Mia saat ini,” ucap Jaxon, terdengar tidak senang dengan kehadiran temannya di saat Mia sendirian di rumah singgah.Tanpa sekali pun mengangkat kepala dari piring di depan wajah, Rey mengatakan; “Ada banyak orang yang menjaga tempat itu, bahkan granat saja enggan untuk singgah.”Bukannya tertawa karena candaan tersebut, wajah Jaxon semakin masam.“Aku tidak mempercayai orang lain selain dirimu, jadi jangan terlalu lama di sini,” balas Jaxo
Read more
BAB 113
Mendapat serangan tiba-tiba disaat menurunkan kewaspadaan, Jaxon pun refleks memasang kuda-kuda dengan posisi siap bertahan, namun kedua tangannya menggantung di udara ketika dia menyadari bahwa Nicko hendak menyerang kembali.“Whoa… Bro,” kata Jaxon sembari menarik wanita bergaun merah itu menjauh.Namun, bukannya kemarahan Nicko reda, dia malah semakin melayangkan pukulan cepat hingga nyaris mengenai pipi Jaxon.“Ada apa denganmu?”Mendapat pertanyaan itu, mata Nicko berkilat merah.“Ada apa denganku? Seharusnya aku yang bertanya padamu, Idiot!”Satu pukulan kembali Nicko layangkan dan kali ini mengenai sisi perut Jaxon sebelah kiri, mengakibatkan tubuhnya terdorong sedikit ke belakang saat menahan serangan yang hendak menargetkan dada.Rey, Gideon dan yang lain memperbaiki kursi yang tergetak di lantai akibat insiden amukan Jaxon barusan. Satu per satu mereka pun duduk merapat sembari meny
Read more
BAB 114
Suara bell pintu menyadarkan Mia yang saat itu tengah membereskan baju-bajunya ke dalam lemari. Dalam beberapa jam setelah kepergian Rey pagi itu, dia memikirkan keputusannya yang hendak berpisah dengan Jaxon.“Hhhh …,” hela wanita itu sembari menutup pintu lemarinya kembali.Setelah diingat-ingat lagi, tidak akan  ada pria yang akan melindunginya seperti Jaxon yang melindungi Mia. Dan sekeras apa pun dia berpikir, anak dalam perutnya pastilah membutuhkan kehadiran sosok ayah.Lagi pula, pria itu bukannya selingkuh atau melakukan sesuatu yang melukai dirinya, hanya sikap overprotectivenya saja yang berlebihan. Dan dia juga bukan pria biasa, melainkan kepala sebuah organiasi yang berbahaya.“Kau benar-benar membuatku bingung,” bisik Mia sembari menjauhi lemari, menuju pintu yang setengah terbuka.Dia baru saja turun ke lantai bawah, saat salah satu penjaga yang Rey tugaskan bersamanya hendak membuka pintu depan. D
Read more
BAB 115
BAB 115Kepala Jaxon memutar cepat saat dia mendengar Mia mengatakan; “Aku ingin kembali ke Aurelia.”Keduanya tengah berada di atas ranjang dengan tubuh saling memeluk, dan perkataan Mia barusan membuat Jaxon merasa lega sehingga dia menarik wanita itu semakin dekat.“Apa kau sudah memikirkan hal ini? Aku tidak ingin ada pertengkaran jilid dua begitu kita kembali,” jelasnya yang mendapat cubitan pelan di pinggang. Tentu saja dia pura-pura meringis, karena tidak sakit sama sekali.Mia mengangguk pelan sedangkan jemarinya terus bermain di atas dada telanjang Jaxon, membuat pria itu merasa geli dan perlahan-lahan menyingkirkan tangan wanita itu dengan cara menggenggamnya erat.“Aku … tidak ingin kita berlarut-larut seperti ini.”Mendengar hal itu rasanya Jaxon ingin mengulas senyum, namun dia menahan diri karena waktunya tidak tepat. Dia merasa seolah beban besar telah lepas dari dada. Sungguh melegak
Read more
BAB 116
BAB 116Kepulangan Mia dan Jaxon ke Kastil Aurelia mendapat sambutan baik dari seluruh pekerja di sana. Mereka bahkan beramai-ramai mendekati Mia sembari mengucapkan selamat atas kehamilannya. Dan layaknya seorang calon ibu yang bangga, wanita itu menunjukkan beberapa sonogram bayi kembar mereka.“Astaga, aku tidak sabar menunggu kelahiran tuan muda kita,” ucap Pipper dan Emily bersamaan.Allana yang tidak mau ketinggalan juga mengatakan hal serupa.“Apa anda sudah memilih nama?”Mendengar pertanyaan itu, seketika Mia pun melirik ke arah Jaxon yang tengah berbicara cukup serius dengan Nana di sudut ruangan. Tampaknya cucu dan nenek itu tengah mendiskusikan sesuatu, sehingga Mia pun memusatkan perhatiannya kembali pada para pelayan yang tengah mengelilingi dirinya.“Aku dan Jaxon belum berdiskusi tentang itu, tetapi masih ada banyak waktu untuk melakukannya,” jawab Mia yang membuat semua orang mengangguk se
Read more
BAB 117
BAB 117Melihat beberapa anggota Red Cage lainnya telah berkumpul, Jaxon pun menyampaikan informasi yang baru saja dia dapatkan dari Salvador.“Jadi, mereka sudah menemukan keberadaan Gioluca?”Jaxon mengangguk sembari menarik sebuah kertas yang juga Connor berikan.“Aku ingin membawamu dan juga beberapa anggota lainnya ke Chicago. Jika kalian memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, aku bisa membawa orang-orangku,” jelasnya, yang langsung mendapatkan anggukan.“Aku akan ikut,” ucap Rey, hendak beranjak dari sana untuk mempersiapkan kepergian. Tetapi, Jaxon menahan tangannya, dan meminta Rey kembali duduk di sofa.“Masih ada yang harus didiskusikan.”Seketika pria-pria itu pun duduk dengan tubuh sedikit condong mendekati Jaxon. Mereka ingin tahu pesan apa lagi yang pria itu bawa.“Wanita itu.” Tunjuk Jaxon pada wanita berambut merah muda yang sudah mereka ketah
Read more
BAB 118
BAB 118Jaxon beserta anggota Red Cage lainnya memasuki mobil yang terparkir di tarmac begitu mereka tiba di bandara. Tampak beberapa pria berjas hitam telah menunggu kedatangan mereka, yang Jaxon yakini adalah anggota Famiglia suruhan Salvador.“Sir,” sapa seorang pria, yang merupakan reinforce di klan tersebut.Dengan kepala mengangguk samar, pria itu pun menuntun Jaxon ke mobil yang terparkir tidak jauh dari pesawat mereka mendarat.“Salvador memintaku untuk mengantar kalian langsung ke kediaman Vitielo,” ucap pria itu sembari membukakan pintu untuk Jaxon dan lainnya.Namun, mendengar penuturan pria tersebut, Jaxon pun menoleh ke arahnya sejenak.“Apa tidak ada tempat rahasia untuk pertemuan ini?”Seketika reinforce itu menggeleng ‘tidak’ yang membuat Jaxon merasa kurang puas.“Saat ini, hanya kediaman Vitielo yang dapat menjaga keamanan kalian semua.”Oh, Ja
Read more
BAB 119
“Apa yang ingin kau sampaikan padaku?” tanya Jaxon setelah mereka menyelesaikan makan siang yang penuh ketegangan dan canggung barusan.Para anggota Red Cage dan juga Famiglia tampak saling memperhatikan satu sama lain, takut bila terjadi sesuatu yang mengakibatkan letusnya peperangan antara dua organisasi yang makan dalam satu meja tersebut.Kehadiran Fabiana tentu saja sesuatu yang tidak terduga sebelumnya. Bahkan, Jaxon merasa sangat marah pada wanita itu tetapi tidak bisa melakukan apa-apa, sehingga dia hanya menatap tajam pada wanita tersebut dari meja seberang dengan pandangan seolah hendak menembakkan sesuatu ke kepala wanita itu.Tentu saja hal ini disadari oleh Salvador yang bersikap seolah menjadi penengah di antara mereka semua. Dan hal yang paling membuat Jaxon marah adalah sikap Salvador yang makan dengan tenang, seolah-olah mereka berada di tengah-tengah piknik dan kehadiran wanita paruh baya itu bukan sesuatu yang mengganggu.&l
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status