All Chapters of Iblis Itu Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20
47 Chapters
CHAPTER 11 : AGATHA GREY DAN SUAMI
Agatha Grey adalah salah seorang penulis novel bergenre romansa-thriller yang terkenal kerap menulis kisah romantis yang mengerikan. Permainan plot yang mendebarkan jiwa pembaca, senang bermain-main dengan clue, juga menaikkan emosi pembaca seperti tengah berada di atas roller coaster.Tetapi, inilah yang membuat penulis misterius ini semakin digandrungi kalangan pecinta romansa anti-mainstream karena bumbu thriller yang membuat merinding sekujur tubuh. Dan ia adalah aku. Identitas yang bahkan tak diketahui siapapun tentang sosok Agatha Grey, bahkan saat menggelar tanda tangan akan selalu mengenakan Hoodie hitam, jaket kulit, topi, serta masker. Yang lebih mengejutkan, penggemar si penulis justru semakin histeris karena sosok Agatha me
Read more
CHAPTER 12 : AKU BAIK-BAIK SAJA
Lagi-lagi aku berjalan tanpa arah di tengah derasnya salju yang turun malam ini. Meskipun musim semi hampir tiba, namun tubuhku masih merasakan dingin menjalar. Tanganku mencengkram erat dadaku yang terasa sesak dan sakit. Aku tidak mengerti, kenapa air mataku terus mengalir. Padahal jelas-jelas aku mengetahui apa yang dilakukan Sebastian hanya bagian dari rencana, lagi pula ia tidak menerima tawaran Emilia untuk tidur bersama. Ia hanya memancing agar wanita itu melakukan penawaran, seperti yang biasanya ia lakukan pada pria-pria lain untuk dapat menjalin kerja sama dengan Oswald.Langkahku semakin cepat, aku berlari hingga beberapa kali menabrak ora
Read more
CHAPTER 13 : JANGAN PERGI
Nuansa ruangan monokrom yang biasanya diliputi aroma citrus dan musk kini telah berganti dengan aroma alkohol serta obat-obatan yang menusuk. Tidak ketinggalan seorang gadis bermanik hazel yang masih menutup matanya rapat tengah tertidur di atas ranjang berukuran king milik Sebastian.  Benar, sejak semalam kamar pria bersurai pirang itu telah disulap menjadi sebuah ruang perawatan karena keadaan sang gadis yang sekarat karena hipotermia. Tak habis pikir entah apa yang merasuki istrinya itu hingga lagi-lagi hampir mengakhiri nyawanya dengan berjalan di tengah badai tanpa mengenakan alas kaki di atas jalanan bersalju.  "Ada apa ini? Mengapa perasaanku gelisah sejak tadi?" ujar sang iblis tepat setelah ia menyelesaikan jadwalnya pada hari itu. Sebastian m
Read more
CHAPTER 14 : ANTARA AMBISI DAN OBSESI
      London, Inggris kini telah turut serta sebagai jajaran kota metropolitan di dunia. Pasalnya gedung-gedung pencakar langit telah menjadi pemandangan sehari-hari warga London. Jalanan beraspal pun telah menyelimuti setiap sudut kota. Salah satu bangunan yang mengisi London adalah gedung milik perusahaan farmasi Oswald. Perusahaan yang telah berdiri selama hampir 15 tahun itu menjadi incaran para sarjana untuk memulai keberuntungan mereka selepas berhasil meraih gelar dari tempat mereka menimba ilmu. Emillia Oswald adalah direktur utama dari Oswald. Wanita berparas ayu dengan rambut coklat sebahu masih tampak seperti gadis berusia 25 tahun, sekalipun sebenarnya di tahun ini ia telah berkepala tiga. Putri Sulung dari Johanna ini dikenal akan kepribadiannya yang ramah, cerdas, dan tegas di antara para Karyawannya. Langit musim dingin di London terlihat bersahabat karena warna biru yang menjadi dasar tempat gumpalan-gumpalan putih bergantung, sehingg
Read more
CHAPTER 15 : PINTU YANG LAIN
            Sebuah kafe yang terletak di pinggiran London kedatangan tamu, sebuah mobil SUV baru saja berhenti di sana. Pengemudinya adalah seorang wanita berparas manis yang mengenakan setelan kemeja dan celana kain, tidak lupa sepasang sepatu hak tinggi hitam beserta tas tangan bermerek Gucci melingkari lengannya.  Wanita itu tampak celingukan sesaat setelah melewati pintu kafe. Seorang wanita berambut senada seperti milikku akhirnya tiba. Melihatnya tidak dapat menemukan keberadaanku membuatku  melambaikan tangan pelan⸻memberikan tanda. Ia tidak segera melangkah untuk menyusulku yang duduk di sudut kafe dekat lorong menuju toilet. Ia justru menuju konter di mana seorang pegawai kafe telah mengulum senyum sopan menanti kedatangannya, agar  dapat mulai mencatat pesanan pelanggan cantik jelita ini. “Satu gelas Frappucino, tolong tambahkan krim lebih banyak,” ujar si pelanggan wanita cantik sebelum
Read more
CHAPTER 16 : SEKUTU
         Ada beberapa hal yang membuat wanita bersurai senada denganku tiba-tiba menawarkan sebuah bisnis. Itu semua karena isi amplop yang kusodorkan⸻sebuah foto yang terdapat seorang wanita dan pria sedang bercumbu mesra. Robert Hammington, suami dari Maggie dan seorang manager di perusahaan Oswald. Salah satu kaki tangan Emilia yang selalu melakukan setiap perintahnya, layaknya seorang butler pada tuan yang mereka layani. Tidak ada yang tidak murka ketika menemukan suami dan kakak kandungnya sendiri sedang saling memagut dan bertukar saliva. Bahkan, aku saja yang telah mengetahui rencana yang kami siapkan sendiri⸻aku dan Sebastian⸻ masih menangis histeris karena merasakan sesak teramat sangat ketika melihat adegan romantis itu. “Penawaran apa yang ingin kau lakukan?” tanyaku sambil menyeka sisa butiran air mata. “Aku akan membantumu untuk menghentikan Emilia. Jangan biarkan dia merayu Sebastian lebih jauh. Kita harus tangka
Read more
CHAPTER 17 : BUKAN SI BAIK HATI
“Sebastian!!”Ternyata saat aku membuka mata, sosok si pria iblis yang akhir-akhir ini hinggap dibenakku telah berdiri tepat di sampingku sembari mengulas senyum menawan.Sebastian masih sibuk mengusap puncak kepalaku, sementara aku hanya mendongan dan menikmati pemandangan makhluk terkutuk milik Tuhan yang paling seksi menurutku. Aku memahami alasan Emilia yang sangat terobsesi untuk mencicipi suamiku ini.Wajah, tubuh bahkan tindak tanduknya bagi seorang manusia merupakan sebuah hal yang sangat  sempurna. Lalu wanita mana yang tidak akan tergila-gila, jika menemukan seorang pria dengan perangai tampan nan rupawan. Jangan lupakan Sebastian ku ini adalah seorang jenius muda yang memiliki gelar profesor, sekaligus pemilik salah satu rumah sakit terbesar dan terkenal di London.
Read more
CHAPTER 18 : TEKAD SEORANG IBU
Suara derit pintu tertutup cukup keras. Bahkan karena terlalu keras seorang bocah lelaki terbangun dari tidur sorenya yang cukup singkat. Ia berjalan terhuyung-huyung. Iris safirnya kemudian mendapati sosok wanita bersurai mahoni tampak cukup berantakan sedang bersandar di pintu.“Ibu … ?” Panggilan pelan si bocah lelaki membuat Maggie tersadar dari lamunannya untuk sesaat. Rautnya yang semula memerah akibat menahan tangis tiba-tiba saja lenyap ketika menemukan sosok salah satu malaikat kecilnya.“Rezef, kenapa kau di sini? Ibu dengar dari Jessie kau sudah tidur,” kata Maggie sembari meraih tubuh mungil balita berusia 3 tahun itu dan menggendongnya. Bukannya menjawab sang buah hati justru tertawa senang dan mengecup pipi Margaret. Langkahnya yang hampir mencapai ruang keluarga ti
Read more
CHAPTER 19 : TERLIHAT SEPERTI
London hari itu sedang membeku. Ramalan cuaca mengatakan suhu akan mencapai -5°C. Itulah alasan mengapa aku mengenakan pakaian yang tebal. Sebuah kaos berlengan panjang, sweater, kemudian mantel tebal dan sepasang bots, aku justru merasa akan berkuda di tengah salju bukannya pergi untuk bekerja. Namun meski suhu dingin seakan membekukan aliran darah, sepertinya itu semua tidak berlaku bagi pria di sampingku. Sebastian hanya mengenakan sweater rajut berwarna abu, dipasangkan jeans dan mantel senada denganku. Ia bahkan tidak melilitkan syal di leher, kulit pucatnya tampak serasi dengan salju.“Apa kau tidak kedinginan?” tanyaku saat kami tiba di persimpangan lampu merah. Sebastian tidak menjawab ia justru menaikan sebelah alisnya dan mengambil sesuatu di belakang.‘Ah! Sebuah selimut tambah
Read more
CHAPTER 20 : BLANGKO WARNA COKLAT
BrakkkSuara pintu yang baru saja ditutup keras hampir membuat sosok wanita bersurai mahoni yang semula sibuk dengan beberapa tumpukan kertas terjatuh dari kursi. Untung saja ia masih dapat menahan tubuhnya, jika tidak rencananya untuk membuat pria berwajah tampan di hadapannya menderita akan gagal. “Maggie, apa maksudmu dengan isi blangko ini? Kau bercanda?” tanya pria itu sambil menyodorkan sebuah amplop coklat di atas meja.Maggie hanya melirik sekilas sebelum akhirnya ia memilih untuk melanjutkan kegiatannya mengurus beberapa berkas yang menumpuk. Ia bahkan tampak tidak tertarik pada sepucuk amplop coklat yang masih tergeletak di hadapannya. Sikap wanita yang tak lain istrinya itu berhasil membuat Robert menggeram kesal. Sebuah gebrakan pada meja kerjanya membuat M
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status