“Sebastian!!”
Ternyata saat aku membuka mata, sosok si pria iblis yang akhir-akhir ini hinggap dibenakku telah berdiri tepat di sampingku sembari mengulas senyum menawan.
Sebastian masih sibuk mengusap puncak kepalaku, sementara aku hanya mendongan dan menikmati pemandangan makhluk terkutuk milik Tuhan yang paling seksi menurutku. Aku memahami alasan Emilia yang sangat terobsesi untuk mencicipi suamiku ini.
Wajah, tubuh bahkan tindak tanduknya bagi seorang manusia merupakan sebuah hal yang sangat sempurna. Lalu wanita mana yang tidak akan tergila-gila, jika menemukan seorang pria dengan perangai tampan nan rupawan. Jangan lupakan Sebastian ku ini adalah seorang jenius muda yang memiliki gelar profesor, sekaligus pemilik salah satu rumah sakit terbesar dan terkenal di London.
"Mereka adalah kenalan Istri saya ketika masih berkuliah." Satu kalimat jawaban yang baru saja meluncur dari mulut Sebastian berhasil membuat pasangan Porlock hampir tersedak. Mereka terlalu terkejut dengan tanggapan jujur pria bersurai pirang tersebut. Veronica langsung menjatuhkan pandangannya ke arah sosok gadis bermanik hazel yang sedari tadi tampak tenang, bahkan terlalu tenang meski mereka saat ini sedang berdiri berhadapan satu sama lain. Terasa aneh menurut gadis bersurai kemerahan itu mengingat apa yang telah terjadi diantara mereka pasti membuat keadaan menjadi canggung. Dan mungkin Rael tidak akan dapat tenang bertemu dengan orang-orang dari masa lalu, apalagi memperkenalkan dirinya sebagai teman semasa kuliah, Veronica benar-benar dibuat terkejut. āBenarkah begitu, Nyonya Dayton? Astaga ⦠pantas saja Anda berdua tampak menawan, ternyata para wanita cantik ini berasal dari satu tempat yang sama,ā ujar si pria tambun dengan tawa yang cukup keras. Rael tersenyum manis. G
Surai pirang yang berkilauan tampak seperti helaian sutera berwarna emas, paras tampannya berhasil menghipnotis kaum hawa di seluruh penjuru ruangan, bahkan termasuk wanita milik pengacara Porlock, āKau memandangi pria lain di hadapan Suamimu secara terang-terangan? Veronica, kau pasti kehilangan akal sehatmu.āMendengar teguran sarkas sang suami berhasil membuat Veronica mendelik tajam. Tapi tidak lama ia langsung meneguk sampanye yang berada di atas baki salah seorang pelayan, āAku tidak memandanginya ⦠aku hanya tidak percaya sosok yang baru saja kita bicarakan akan muncul. Apakah kau tidak pernah tahu suami Rael terkadang akan menggantikan?āAnthony menggeleng dan menyibakkan rambutnya frustasi. Sungguh, ia sendiri tidak akan mengira pria itu akan benar-benar muncul di hadapannya. āIni benar-benar sebuah kebetulan yang tidak diharapkan. Seharusnya, suami Rael tidak muncul. Meskipun bagian dari Dayton, kupikir pria itu tipikal yang membenci bisnis dan semacamnya,ā kata Anthony den
Rosewood London adalah salah satu dari jajaran hotel terbaik yang terletak di jantung kota London. Tamu-tamu mereka bukan sekedar turis belaka, beberapa di antaranya merupakan para pebisnis atau orang-orang penting, seperti orang-orang berdarah biru. Dan hotel dengan bangunan pencakar langit menjulang itu tengah dipadati mobil-mobil seharga gedung apartemen pinggiran Inggris, alasannya hanya satuāøŗperayaan ulang tahun perusahaan perbankan terkenal Inggris rayaāøŗDayton. āAkhirnya seseorang menyadari bakatmu,ā ucap seorang wanita bersurai kemerahan yang baru saja turun dari salah satu mobil ferrari. Lipstik kemerahan yang merona menghiasi bibir mungil nan seksinya. āSudah kubilang, ini hanya perihal waktu. Perusahaan waktu itu hanya sebuah umpan sampai predator yang lebih besar muncul dan menyadari keberadaanku.āāSuamiku memang sangat hebat ⦠aku bahkan tidak akan menyangka kita akan mendatangi Rosewood. Tapi aku sedikit cemas, maksudku aku tidak akan menyangka nama keluarga suami Rael
āBaiklah, sekarang jelaskan padaku. Mengapa ekspresimu sangat bahagia setelah bertemu dengan mereka? Atau kau baru saja mendapat lotre?āAku langsung mencecar Sebastian begitu kami mendudukan diri di dalam mobil. Pria itu terkekeh pelan dan justru mengecup dahiku kilat. Sial! Ia berhasil membuat semburat kemerahan muncul di kedua pipiku, āTidak bukan begitu, jika aku mendapat lotre itu karena kau menjadi Istriku.ā Panas yang melingkupi wajahku semakin menjadi-jadi. Aku sedang serius bertanya dan benar-benar penasaran, ia justru melontarkan gombalan ala hidung belang, āAku membutuhkan jawaban, Sebastian. Bukan gombalan maut mu itu.āāPadahal aku tahu kau juga menyukainya, bukan? Gombalan mautku ā¦.āāSebastian, jika sekali lagi kau mempermainkanku akan kupastikan semua koleksi biji kopimu berakhir ke dalam tempat sampah.ā Sebastian yang semula tertawa akhirnya menekuk alis dan bibirnyaāøŗkesal dengan ancaman yang baru saja kuberikan. Pria itu sangat mencintai kopi, sampai-sampai ia rela
āRaeliana ā¦? Kau benar Rael?ā Sebuah suara yang menyebut namaku untuk kedua kalinya berhasil menghentikan kegiatanku dan Sebastian. Bibir ranumku telah menjauh, tapi manik hazelku masih terpaku pada iris obsidiannya. Seluruh saraf di tubuhku membeku. Bahkan untuk menggerakan ujung jariku hampir mustahil dan penyebabnya adalah sosok yang aku yakin saat ini sedang berdiri di balikku. Aku mengenal suara ini, setidaknya beberapa tahun terakhir sebelum aku memilih meninggalkan ibu kota. Tidak kusangka ternyata takdir akan mempertemukan wanita yang berhasil menghancurkan cinta dan namaku. āRael, jangan menjadi pengecut. Kau sudah memilikiku, jadi sunggingkan senyum terbaikmu,ā bisik Sebastian di telingaku dan mendaratkan kecupan penyemangat. Pria itu benar. Alasan aku sampai menjual jiwaku sendiri padanya hanya untuk membalaskan setiap luka yang dibuatnya disini. Rael! Jangan menjadi pengecut, seperti yang diucapkan Sebastian aku sudah tidak sendirian lagi. Setelah menghembuskan nafas p
Sebuah salah satu gedung pencakar langit yang mengisi ibu kota Inggris menjadi tujuan kami hari ini. Sebastian tampak tampan dalam balutan kemeja hitam dan sebuah topi berwarna senada, aku pun memilih mengenakan pakaian yang lebih tipis mengingat musim dingin telah berakhir. Alasan kami kemari tidak lain adalah untuk mengawasi target selanjutnya, jika tidak begitu mengapa kami yang sudah memiliki apartemen mewah harus mengunjungi hotel? āSiapa tadi nama mantan kekasihmu yang bajingan itu?ā tanya Sebastian setelah pelayan membawa pergi daftar pesanan kami. Aku mendengus kesal karena pria bersurai pirang itu tampak sengaja mengulang pertanyaan yang sama beberapa kali. āAnthony Porlock, apakah kau harus menanyakan hal yang sama? Padahal kau sudah hafal jadwalnya, tapi menghafal namanya saja tidak bisa.ā āMaafkan aku Istriku tersayang. Maklum saja, aku tidak pernah mengira harus mengingat nama seekor babi hutan,ā kata Sebastian yang telah terkikik kecil. Kali ini aku memilih untuk tert
Mataku terasa begitu berat. Tapi cahaya matahari yang menelisik masuk melalui tirai terlanjur mengusik tidurku, sehingga dengan berat hati aku terpaksa membuka mata dan memperhatikan ruangan yang tidak lain adalah kamarku. Aku melenguh ketika merasakan otot-otot tubuhku terasa kaku. Entah sejak kapan aku sudah berada di apartemen, dan lagi aku mengenakan piyama. Aku tidak terlalu ingat mengganti pakaianku dengan ini. Malas berpikir lebih jauh membuatku mengabaikannya saja, toh aku sudah terlanjur berganti pakaian. Disaat sedang sibuk bergelung di dalam selimut kilasan kejadian kemarin terlintas. Aku dan Sebastian pergi ke pantai. Kami berjalan-jalan menyusuri pantai di udara yang dingin sembari menonton para peselancar bermain kejar-kejaran bersama ombak. Seulas senyum terukir di sudut bibirku s
Butiran salju yang menumpuk dan dinginnya udara yang membekukan aliran darah menjadi fokus perhatianku sejak mobil milik Sebastian meluncur di jalanan beraspal. Kami baru saja meninggalkan salah satu penjara wanita Wakefield. Tidak ada percakapan diantara kami, hanya ada deru mesin mobil saja yang mengisi suasana hening. Entah mengapa aku sendiri tidak begitu tertarik hanya untuk memecah keheningan, sehingga aku memilih diam. āRael ⦠apakah kau ingin pergi ke pantai?ā Sebuah pertanyaan yang baru saja dilemparkan pria bersurai legam di sampingku berhasil membuat kerutan samar terukir di dahiku. āDi tengah musim dingin seperti ini? Kau mengajakku untuk pergi ke pantai?ā Sebastian tidak segera menanggapi pria itu justru tertawa kecil dan mengangguk, āKau pasti belum pernah bukan? Kita hanya akan menikmat
āApa yang kalian lihat?! Aku akan mencabut kedua bola mata kalian jika sekali lagi melihatku!ā Seorang wanita berambut mahoni berteriak marah kepada beberapa orang wanita lain yang berada di satu ruangan dengannya. āAku akan membuat Robert membayar semua ini. Beraninya dia mengkhianatiku, setelah aku memberikan segalanya pada pria itu ⦠lihat saja, mereka pasti akan meregang nyawa di tanganku,ā gumamnya lagi. Ia menggigit kuku-kuku jarinya untuk meredakan rasa cemas yang telah menggelayuti sejak hari pertama dirinya mengenakan setelan orange neon. āEmilia, kau ada tamu.ā Pintu besi terbuka menampilkan wanita berseragam kebiruanāøŗopsir penjaga selāøŗtelah berdiri di ambang pintu untuk membawa Emilia menemui seseorang. Mendengar namanya disebut Emilia tersenyum lebar. Ia bahkan sampai terbahak dan berulang kali menunjuk narapidana wanita lain yang berada di