All Chapters of Cinta Sang Bodyguard: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
21. Don't leave me now!
πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯ “Gadisnya meringkuk. Kedua tangan dan kakinya terikat. Mulutnya juga ditutup kain. Marco matanya yang membelalak seakan itulah akhir hidupnya. Ia segera meraih gadisnya menuju permukaan air. Ketika Marco berhasil mengambil nafas ke permukaan untuk dirinya. Gadisnya terkulai. Kedua mata yang tadi sempat ditangkapnya di bawah air juga sudah turut menutup.”***Ini kali kedua hidupnya terasa di neraka meski sebetulnya bukan panas neraka yang kini dirasakannya. Marco duduk membungkuk di kursi ruang tunggu unit gawat darurat.  Dalam situasi seperti ini, biasanya merokok adalah obat manjur untuk melepas ketegangan yang tengah mengikat kepalanya. Tapi, beranjak satu senti dari kur
Read more
22. Hello again, Mischa!
***Tepat hari ketiga kondisi Isa sudah stabil dan dokter menyampaikan perawatannya bisa dipindah ke ruangan biasa. Meski demikian, Teresa memutuskan untuk memindahkan perawatan homecare intensif ke rumah. Dengan dua perawat pribadi dan dokter yang akan selalu siap sedia. Kondisi Isa masih belum sadar dan dalam kondisi koma. Marco memasuki ruangan menuju ranjang kubikel khusus pasien. Walaupun tidak lagi ada ventilator yang membantu saluran pernafasan Isa, selang oksigen masih menempel di kedua lubang hidungnya. *** “Ini hari kelima. Kau masih belum bangun juga, Princess!”
Read more
23. Come and Hug Me
*** πŸ’šMarco POVπŸ’š Hari Ketujuh. Kau masih bertahan dalam tidur panjangmu, Princess. Marco meraih tangan gadisnya dan mengecup punggung tangannya. Apa kau merasakan kecupan ini? Ia lalu membelai dahi Isa yang dipenuhi bulir keringat. Tubuhnya mulai menggigil. Saat pertama kali Marco melihat seluruh tubuh Isa menggigil hebat, dalam kekalutannya ia memanggil perawat. Perawat menjelaskan menggigil merupakan reaksi normal ketika seseorang sedang mengalami peradangan apalagi jika disertai demam. Melihatnya terbaring dan belum sadarkan diri, membuat dadanya perih. Apa kau mendengar jeritan hatiku, Isa? Bisakah kau segera bangun dan kembali pulang untukku?
Read more
24. I'm your second choice
***Brak! Pintu kamar yang tidak bersalah itu dibanting dengan kasar oleh Marco. Rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal menahan amarah yang menggelegak di dada. Andai benda itu bisa berteriak mungkin gaungnya akan tembus sampai ke ujung jalan.Sial*an! Rage! Rage! Rage! Gadisnya membela Si Manusia Gua sampai sebegitunya! Tapi, mengapa ia memanggilnya Si Bodoh-Tidak Bersalah-Jangan Sakiti Dia Marco! Damn*it! Marco menggerutu dalam hati dan matanya nyalang mencari sasaran lain untuk beradu tinju. Sayang sekali, ia tidak berpapasan dengan satu pun anak buahnya. Marco bergegas menuju mobil Benz G-Class berwarna hitam kesayang
Read more
25. Red Lingerie!
πŸ’šπŸ’šπŸ’š Meninggalkan gadisnya dan memutuskan untuk terus melangkah dari ruangan lak*nat itu membutuhkan kekuatan super yang tidak pernah terbayang ada di dalam dirinya. Bagaimana bisa-bisanya ia mengucap 'selamat tinggal' pada gadis yang membuatnya hampir gila setengah mati? Apa tadi hanya kemarahan sesaat karena Isa datang menyusul dan tidak mematuhi ancamannya? Apa ini adalah kekecewaan yang harus diterimanya bahwa ia adalah pilihan kedua? Atau bahkan sebetulnya ia tidak pernah menjadi pilihan untuk gadisnya?   *** Seminggu kemudian setelah kejadian di Ruang Interogasi... Brak! Brak! Brak! "Marco, aku tahu kau didalam. Cepat buka pintunya!"
Read more
26. The Real Truth
*** Marco mengerang pelan, bibirnya menyambut Isa. Ia menyelipkan tangan di antara rambut gadisnya yang lebat, meraih tengkuknya dan menciumnya lebih dalam. Gadisnya cekikikan. "Tuan Serigala, sudah tidak marah?" Setelah beberapa saat, Marco lalu meraih gadisnya ke dalam pelukannya dan membaringkannya ke bantalnya. Ia sendiri berbaring di sampingnya, menatap gadisnya hangat dan seluruh tubuhnya memancarkan aroma vanilla yang bersumber dari gadisnya. "Setelah serangan fajar yang kau lakukan semalam, Princess?" Marco menggeleng dan membelai bahu polos Isa dengan bibirnya. Astaga, kenapa minggu lalu ia sombong sekali dan pergi meninggalka
Read more
27. Love Birds
*** Marco sudah kembali ke rutinitas pengawalannya hampir dua minggu berjalan setelah kunjungan dini hari gadisnya. Isa berhasil menariknya pulang dari peraduannya yang nyaman di pinggir pantai. Kenapa Isa sulit sekali ditolak? Mengapa aku mudah sekali diperdayai Tuan Putri itu? Marco menertawakan dirinya sendiri. Be gentle, Marco!  Isabella Reyes Rivera bukan perempuan kebanyakan yang akan menangisi kepergianmu hanya karena hal sepele. Menarikmu kembali di sampingnya merupakan hal romantis yang bisa kau bayangkan tentang apa yang dapat dilakukan oleh seorang perempuan berbahaya pewaris kartel. Hargai semua waktumu bersamanya!
Read more
28. Braveheart
*** Marco mengikuti bayangan Isa yang menghilang dari balik pilar. Ia sempat berharap, gadisnya akan menoleh ke belakang dan menatapnya balik. Meyakinkan diri bahwa keributan yang terjadi diantara mereka tidak pernah terjadi.  Lagipula apa pentingnya si Rage Gila untuk Isa? Mengapa gadisnya membelanya mati-matian dan pasang badan untuk membela si Raksasa Jaha*nam itu? "Zay, kau akan menemaninya pulang ke Apartemen?" Marco berpapasan dengan Zayden di lorong. "Aye, Boss." "Jaga dia, untukku." Begitu perintah Marco pada adiknya. "Pasti, brother!"
Read more
29. Pathetic Lover
πŸ’šπŸ’šπŸ’š "Baby." Marco memasuki kamar Isa yang gelap.  Berjingkat pelan seperti pencuri yang masuk ke rumah tetangga dan hendak mengambil sesuatu yang bukan miliknya.  Marco berkilah, Isa adalah miliknya dan malam ini ia akan mengambil sesuatu seperti malam-malam sebelumnya. Seringai menghiasi wajah letih Marco tapi tidak dengan hasratnya yang menggebu. Tidak biasanya, Isa tidur berselimut lengkap seperti ini. Begitu pikir Marco ketika mendekati sisi ranjang tempat peraduan Isa dan dirinya beberapa malam terakhir.
Read more
30. La Fight Fiesta
***"You are so hot, baby!" Bibirnya menyapu bagian belakang telinga Isa. Meraihnya semakin dekat dan menempelkan salah satu tangan di perut gadisnya. Seolah ingin menyalurkan ketegangan yang ia rasakan setelah melihat gadisnya dalam balutan setelan suit blazer berwarna putih tulang dan terlihat sangat pas di tubuh Isa."Kau memang suka gaya bossy seperti ini ya, Marco?""Only you, Princess. I only have eyes for you." Marco meyakinkan gadisnya.Astaga! Berapa mata yang harus aku cungkil malam ini!
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status