Semua Bab BROKEN (INDONESIA) : Bab 11 - Bab 20
99 Bab
11. Kapal Pecah
"Mas lagi ngapain di situ?" Danu terperanjat kaget dengan suara Risa yang sudah ada di belakangnya."Eh, Sayang, sudah bangun ya?""Dari tadi, Mas.""Dari tadi, sejak kapan?" tiba-tiba wajah Danu kelihatan memucat."Karin baru saja pergi ya?" Risa pura-pura menanyakan keberadaannya Karin."Emang, Sayang nggak lihat keberadaan Karin?" Danu kembali berdusta."Nggak lihat, emang mas tahu keberadaan Karin di mana?""Nggak tuh." Danu menggidikkan bahunya. "Mas juga baru bangun, Sayang.""Semalam itu aneh banget, tiba-tiba aku ngantuk dan nggak ingat apa-apa sampai pagi. Sekarang, Karinnya udah pergi, padahal belum cerita apa-apa huft ….""Mungkin Sayang terlalu capek, kemarin dari pagi sibuk sampai malam. Jadi nggak sadar ketiduran. Nggak pa pa, lain kali kan masih ada waktu ngobrol. Kapan-kapan janjian dulu. Kalau Karin mau nginap lagi juga nggak pa pa. Mas, seneng kok, kalau kamu ada temen ngobrol.""Mas seneng?" Risa menatap tajam Danu."I-iya seneng, Karin kan teman baik kamu, Sayang. S
Baca selengkapnya
12. Dari Mana Kamu, Mas?
Enam bulan kemudian.Sayang, kapan tanggal HPL nya? Mas mau siap-siap ambil cuti supaya bisa nemenin kamu saat lahiran nanti." Danu mendekati Risa yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku tentang kehamilan."Satu minggu lagi, Mas." Risa sebenarnya malas untuk memberitahukan tanggal HPL kelahiranya karena selama ini waktu periksa kandungan juga, Danu seolah tak peduli karena bila berjanji selalu tidak ditepati. Tapi sebagian sudut hati kecil Risa, ia ingin ditemani oleh suaminya disaat proses bersalinya nanti. 'Ah mungkin ini keinginan sang jabang bayi.' batin Risa dengan senyum getirnya."kenapa Sayang, sakit lagi perutnya?""Nggak pa pa, Mas, pegel aja punggungnya." Risa ingin sekali menangis, tapi air matanya sudah mengering sejak ia mengetahui perselingkuhan suaminya. Baginya pantang untuk menangisi seorang suami yang menusuknya dari belakang. 'Bahkan dia tidak tahu bahwa sakit di perutku karena ulah dari tendangan bayi kami yang akan sebentar lagi lahir ke dunia. Kamu j
Baca selengkapnya
13. Satria Hendi Bagaskara.
     "Darimana kamu mas, semalam?" Risa memandang Danu dengan tajam, kekecewaan yang besar terlihat dari sorot matanya.      "Maaf, semalam mas------       "Sudahlah, tidak penting sama sekali semalam kamu ada dimana."     Danu tersentil hatinya dengan jawaban sarkastik dari Risa.     "Biar mas bantu." Danu segera meraih tangan Risa, ketika Risa berusaha turun dari ranjang. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Risa ketika Danu memapahnya berjalan ke kamar mandi. Danu cuma menebak, dan sepertinya tebakannya benar karena Risa tidak protes ketika ia menggiringnya masuk ke dalam kamar mandi.Setelah selesai, Danu kembali membantu Risa naik ke atas ranjang dan menggantungkan kembali botol infus ke tiang gantungan.     "Mas keluar dulu, mau beli sarapan dan keperluan kamar mandi buat kamu. Sayang mau makan apa? Atau ada sesuatu yang mau dibeli?"  &
Baca selengkapnya
14. Satria yang Malang
Dua bulan kemudian."Oek …oek … oekk."Suara tangisan Satria membangunkan Risa, sejak sore hari bayi tampan itu rewel tanpa Risa tahu apa penyebabnya. Risa bangun memeriksa popoknya dan ternyata masih kering. Ia mengangkat bayi gembul itu lalu dipangkunya untuk diberi ASI. "Kamu lapar, Sayang." Risa membuka kancing atas piyamanya, diarahkan püting süsu ke mulut mungil Satria, namun bayi itu menolak dan menangis semakin kencang."Sayang, kenapa dengan Satria?" Danu mengucek matanya karena ikut terjaga dari tidurnya. Dua bulan ini, Danu benar-benar membuktikan janjinya. Tidak ada lagi drama berangkat pagi, pulang telat atau lembur di kantor. Ia menjadi suami dan ayah yang siaga.Dan untuk hati Risa, sebenarnya sudah tidak sama lagi rasa cintanya kepada Danu. Namun Risa tidak ingin, Satria tumbuh tanpa keluarga yang lengkap. Risa tahu bagaimana rasanya hidup dengan orang tua tunggal, walaupun ayahnya sangat menyayanginya. Namun masih ada kekosongan di ruang hatinya tanpa bisa tergantikan k
Baca selengkapnya
15. Pindah
"Sayang, sudah bangun." Danu merasakan tubuh Risa bergetar di sela-sela tidurnya.Risa tergugu, menangis dalam diam. Buliran air mata tak terhitung, seberapa banyak yang telah keluar dari mata sembabnya. Ia sudah lelah berpikir, ia cuma bisa menyalahkan dirinya sendiri. Mungkin karena saat mengandung Satria, ia terlalu banyak pikiran. Seharusnya ia tidak usah peduli dengan perselingkuhan suaminya, seharusnya ia lebih peduli kepada janin yang sedang dikandungnya. Seandainya, seandainya beribu andai terus berputar di otaknya."Ini salahku, ini semua salahku. Seandainya waktu mengandung lebih memperhatikanya." Risa kembali menangis sesegukan sambil menatap langit-langit rumah sakit."Sayang, jangan menyalahkan diri sendiri, ini sudah takdir. Yang pantas disalahkan adalah Mas, Mas yang sibuk dengan pekerjaan dan mengabaikan kalian berdua selama ini. Bahkan, Mas tidak pernah mengantarmu cek kandungan. Maafkan Mas, Sayang, tolong jangan begini. Satria butuh kita, terutama Kamu." Danu menggen
Baca selengkapnya
16. Operasi
Halo pa, Risa ingin pindah ke Jakarta, secepatnya. Nanti, Risa jelaskan. Papa, siap-siap aja di sana." "Sayang, kita akan pindah ke Jakarta? Kenapa nggak ngomong dulu sama, Mas." Danu kaget dengan keputusan Risa yang mendadak."Kalau Mas Danu nggak mau ikut pindah juga nggak pa pa." Risa berkata dengan raut wajah yang tenang."Bukan begitu, maksud Mas. Tentu kalau Sayang dan Satria pindah, pasti Mas juga pindah. Kemana pun, kita harus bersama. Karena cuma kalian berdua yang Mas punya.""Di Jakarta ada Papa dan Bik Sumi yang akan membantuku untuk merawat Satria. Apa pun akan ku lakukan untuk Satria, walaupun tanpa persetujuanmu, Mas. Lebih baik aku kehilanganmu daripada kehilangan Satria." Risa berlalu meninggalkan Danu yang berdiri mematung mendengar kalimat sindiran istrinya.'Risa kenapa lagi, sih? Bukankah selama dua bulan ini aku telah berubah? Mungkinkah ia tahu tentang perselingkuhanku dulu bersama Karin?' Danu mengacak rambutnya frustasi lalu mengejar Risa yang berjalan entah k
Baca selengkapnya
17. Bertemu Karin Lagi
Selama satu bulan lebih Risa dan Danu tinggal di Singapura demi pengobatan Satria. Satria di rawat dalam pengawasan khusus dokter spesialis jantung Beni Dewanto teman baik Hendi Bagaskara, papanya Risa, di rumah sakit Mount Elizabeth Singapura.Selama di Singapura Risa dan Danu menyewa apartemen yang jaraknya lebih dekat dengan rumah sakit agar memudahkanya untuk pulang pergi ketika akan istirahat atau mandi. Hendi mempunyai beberapa properti dan apartemen namun sayang karena jaraknya terlalu jauh dari rumah sakit, Risa memutuskan untuk menyewa saja agar lebih efisien.Hendi sendiri akan datang dua minggu sekali mengunjungi cucunya di karenakan bisnisnya yang tidak bisa di tinggal dan masalah kesehatan yang tidak memungkinkan ia untuk bolak-balik Jakarta-Singapura.Dengan kesabaran dan do'a yang selalu di panjatkan serta usaha para tim dokter, akhirnya operasi berjalan dengan lancar walau sempat terjadi ketegangan ketika jantung Satria berhenti berdetak, beberapadetik. Namun selanjutny
Baca selengkapnya
18. Hati Yang Mulai Goyah
"Mas Danu, Mas …? Mas Danu, selama tiga bulan ini kemana aja?"Darah Danu berdesir hebat ketika merasakan kembali dèkapan hangat dari Karin, wanita yang selama ini menjadi penguasa hatinya hingga detik ini. Hatinya bergejolak karena perang batin di antara ingin menolak atau menerima sapaan kata rindu yang diungkapkan oleh Karin di sela isak tangis yang terdengar sangat menyayat hati. Namun bayangan celotehan Satria yang riang saat dalam gendongan menyadarkannya untuk tidak jatuh kembali ke lubang yang sama."Jangan gitu Rin, lepas, nggak enak kalau dilihat sama tetangga." ucap Danu dengan suara dingin yang dibuat-buat."Mas, tega kamu ya, setelah apa yang kita lalui bersama." Karin semakin mengeratkan pèlukannya. Ia sengaja memèluknya di ruang terbuka agar Danu tak bisa menghindarinya.Danu was-was setelah menyadari ada beberapa orang yang lewat dengan memandang aneh ke arah mereka berdua."Rin, lepas dulu, banyak orang yang nglihatin kita. Masuk dulu, deh." Akhirnya Danu kalah karena
Baca selengkapnya
19. Lubang Yang Sama
"Aku hanya butuh kamu, Mas. Obatku adalah kamu." Karin mencengkeram bajunya Danu."Aww …" Karin pura-pura mengaduh kesakitan."Hati-hati, jangan bergerak berlebihan. Luka di tanganmu bisa berdarah lagi." Danu meraih tangan Karin yang terluka lalu meniup dengan napasnya untuk mengurangi rasa sakit. Pandangan mereka bertemu, gejolak cinta di antara keduanya kembali muncul untuk memporak porandakan batasan yang telah Danu bangun dengan susah payah."Mas …." suara Karin sangat merdu menerpa indera pendengaran Danu. Mata Karin yang berkaca-kaca, serta bibir Karin yang merah menyala tergigit ke bawah membuat Jantung Danu bagai terkena sengatan aliran listrik ribuan volt."Rin …." suara Danu mulai serak.Lalu … entah siapa yang memulai, kini mereka sedang berciùman dengan sangat panas. Napas mereka terengah sesaat setelah Danu tiba-tiba saja menghentikan ciùmannya.Karin sangat kecewa karena Danu berhenti menciùmnya. Ia berharap Danu kembali hangat dan mengulang kembali rajutan kasih asmara d
Baca selengkapnya
20. Dua Janji
"Mas, Mas Danu harus janji untuk tidak meninggalkanku.""Aku ….""Mas, aku cuma minta sedikit cintamu, tidak lebih." Karin berkaca-kaca, matanya tak henti mengeluarkan air mata. Ia masih bersimpuh di hadapan Danu sambil menggenggam tangan Danu penuh harap."Tapi aku sudah janji dengan Risa dan Satria untuk tidak lagi menduakan mereka, Rin." Danu menghela napasnya."Mas, aku nggak minta diprioritaskan. Aku juga nggak nyuruh mas untuk meninggalkan Risa dan Anakmu. Kita nggak usah sering bertemu dan komunikasi. Sebulan sekali atau dua bulan sekali juga nggak pa pa. Yang terpenting kita masih berhubungan. Aku sungguh sangat mencintaimu, Mas. Aku nggak sanggup hidup tanpamu. Aku mohon ya …?""Tapi itu nggak adil buat kamu dan Risa. Kamu akan kesepian bila kita jarang bertemu dan Risa akan sakit hati karena aku mengulangi kesalahanku. Juga bagiku semakin tersiksa bila harus berpura-pura di depan Risa dan menahan rindu padamu." Danu meremas rambutnya frustasi."Mas jangan khawatir, kita jaga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status