Semua Bab MY SECRET WIFE: Bab 11 - Bab 20
84 Bab
11. Kisah Amanda (1)
  Matahari sudah tinggi ketika Amanda Harper perlahan membuka sepasang mata almondnya. Sejenak mengedipkan mata beberapa kali, karena cahaya dari jendela di samping ranjang yang menembus lembut dari tirai yang dimainkan angin--sedikit menyilaukan matanya. Dia memindai seisi ruangan berdinding kayu, Hanya ada satu ranjang, satu meja dan satu kursi. Sebuah lemari pendek dan gantungan baju di sebelahnya. Ini sebuah rumah pedesaan. Terakhir diingatnya dia baru melangkah keluar dari ruangan Andrew Chayton dan kemudian kegelapan melingkupinya. Sempat dirasakannya aroma nyaman sebuah dada bidang, tempat kepalanya disandarkan. Amanda berusaha duduk, dan dia mendapati sebuah infus tergantung di sebelahnya. Isinya tinggal separuh. Dia merasa badannya sedikit segar, namun masih lemah. Lukanya terasa menegang, tapi tak lagi perih.
Baca selengkapnya
12. Kisah Amanda (2)
Satu hal yang disepakati Devin saat bergabung dengan The Vow adalah dia tidak membunuh wanita. The Vow menyepakati, dan selama ini tugas-tugas yang diberikan selalu dengan target laki-laki. Meski Andrew Chayton menanamkan kebencian luar biasa di dadanya, pada sosok Sabrina Brice, dia tidak pernah mau menyakiti wanita. Wanita itu tetaplah ibu baginya, yang dia kerap mengimpikannya tiba-tiba membuka kamar dan menanyakan kenapa dia belum tidur. Saat Sabrina Brice kabur dengan selingkuhannya, Devin tidak pernah percaya pada apa yang dibicarakan pelayan, dan dituduhkan ayahnya. Dia merindukan ibunya. Hingga jatuh sakit dan dirawat satu pekan di rumah sakit, dan ibu yang dirindukannya tidak pernah muncul menjenguknya. Antara rindu dan benci, Devin masih berharap ibunya kembali. Devin mulai memikirkan hal lain ketika Am
Baca selengkapnya
13. Ulang Tahun Bella
Marcus tampak tidak sabar. Irene bisa melihatnya dengan jelas, lelaki separuh baya itu sejak tadi hilir mudik dari garasi ke dapur. Sembari menggenggam ponsel milik Devin. Menanti ponsel itu berbunyi, hingga dia bisa menyampaikan pesan banyak orang padanya. Langit sudah gelap, dan tak ada satupun Chayton di Batista. Hal yang biasa bagi semua pelayan, seolah merekalah pemilik rumah. Keluarga Chayton menikmati rumahnya hanya ketika makan bersama dan saat tidur. Selebihnya, setiap sudut ruangan, perabot mewah, televisi dan lukisan-lukisan, dinikmati oleh pelayan. Meski mereka lebih suka duduk bersama di belakang dapur sembari menikmati teh hangat dan kue kering--saat semua pekerjaan sudah diselesaikan. “Tuan Devin belum memberi kabar?” tanya Irene. Marcus tidak menyentuh teh tanpa gulanya. Irene memegang tepi cangkirnya, sudah dingin. “Jangan-jangan, perempuan i
Baca selengkapnya
14. Dua Wanita Berbeda
Devin menghentikan mobil dan membiarkan lampunya tetap menyala, menyorot dua orang yang tertangkap basah di sudut tembok depan SlowArt Cafe. Dia menyeringai kecil, sengaja membiarkan si wanita berbaju merah kelabakan dengan mendorong tubuh si lelaki menjauhinya. Satu menit, setelah itu dia mematikan mesin mobil dan keluar dari mobil berlagak bodoh. Bella ArtWater tidak menyangka, malam ulang tahunnya begitu buruk. Dia yakin malam ini bisa mendapatkan hati Devin. Namun malah lelaki pujaannya itu mendapatinya berciuman liar dengan Levin. Bella bahkan mengusap bibirnya berkali-kali, meyakinkan diri bahwa ini semua cuma mimpi. Levin telah menjebaknya dengan memakai parfum Devin. Dia benar-benar licik. “Halo, Bella. Maaf aku mengganggu waktumu. Aku hanya mampir untuk mengucapkan selamat ulang tahun.” Devin merasa kali
Baca selengkapnya
15. Devin Tanpa Kabar
Bella tak bisa memejam mata semalaman. Si Papa yang perhatian, meletakkan kado di tepi tempat tidurnya, saat Bella menghadap dinding. Dia mendengar pintu kamarnya dibuka sangat pelan, berusaha tanpa suara. Lalu tempat tidur yang sedikit bergoyang. Lelaki yang menduda sejak Bella masih belasan tahun itu duduk sejenak di tepi tempat tidur.Biasanya dia akan menghadiahkan kecupan di kening Bella yang sedang berulang tahun yang ke dua puluh delapan. Usia yang sudah cukup matang untuk mendapatkan kecupan dari lelaki selain papanya.Namun karena gadis itu memunggunginya, maka Cleve Artwater hanya mengelus rambut hitam anak gadisnya sembari berucap selamat ulang tahun dengan lirih. Setelah itu, kembali tanpa suara, meninggalkan kamar Bella.Bella duduk memeluk lutut begitu terdengar bunyi klek pintu kamar yang tertutup. Me
Baca selengkapnya
16. Penembakan Komisaris
Marcus sedang menikmati kue hadiah dari Bella bersama beberapa pelayan. Melihat pelayan dan pekerja menikmati kue mahal dengan cita rasa yang memanjakan lidah, membuat Marcus tersenyum-senyum. Meski dia hanya mendapat tiga buah kue rendah kalori yang tidak manis sama sekali. “Marcus, dia menyogok kita atau bagaimana? Seumur hidupnya baru kali ini dia ulang tahun memberi kita kue,” tanya Sabrina yang disambut anggukan yang lain. Mulut mereka semuanya penuh dan belepotan krim. Marcus terkekeh. “Tidak usah kalian pikirkan. Habiskan saja. Dan berdoalah dia akan menjadi menantu Tuan Andrew, supaya kalian senantiasa sehat wal afiat dan bahagia seperti sekarang.” “Aku mendukung dia dengan Tuan Devin,” ucap Irene. “Meski lebih tua dokter Bella, tapi mereka sangat serasi.” “T
Baca selengkapnya
17. Sebuah Penawaran
  Andrew membuka mata dan mendapati Marcus sudah ada di tepi tempat tidurnya. Marcus tidak membangunkannya. Sepertinya dia sengaja menunggui majikannya hingga terbangun.  “Jam berapa sekarang?” “Jam sembilan malam. Tuan sudah tidur delapan jam. Saya harap sudah membaik.” Marcus menyodorkan segelas air dan Andrew langsung meneguknya habis. “Aku baik-baik saja Marcus, bagaimana Pete?” Marcus meletakkan gelas kosong di atas meja, lalu berjalan menuju pintu. “Dia sudah mendapat penanganan dari dokter Cleve. Beliau baru saja hendak pulang, tapi bila anda sudah bangun, beliau ingin bertemu. Bersama dokter Bella.” Andrew perlahan duduk di tepi ranjang, bersamaan dengan dokter Cleve masuk. Lelaki sebayanya itu
Baca selengkapnya
18. Rumah Persembunyian
Devin mematikan ponsel. Berita dari Marcus tidak begitu mengejutkan baginya, karena dia sudah melihat berita itu dari chanel televisi lokal di ponselnya. Komisari Hoggart mendapat perawatan intensif. Andrew dan Pete baik-baik saja dan sudah berada di rumah. Devin berjanji menelpon ayahnya setelah pekerjaannya selesai. Marcus memintanya tidak usah terlalu memikirkan kejadian ini, apalagi terburu untuk pulang. Yang penting, semua baik-baik saja. “Saya pulang dulu, Tuan.” Devin yang sedang berdiri di tepi jendela, menoleh dan mendapati Liliana sudah memakai mantelnya. Dia sudah membereskan rumah dan menyiapkan makanan. Hari sudah beranjak sore, dan dia harus sampai di rumah sebelum suaminya pulang. “Terima kasih, Lili.” “Ma
Baca selengkapnya
19. Mencari Petunjuk
 Rumah Lussie Harper tidak begitu jauh dari rumah sakit. Devin sempat berniat mengunjungi Komisaris Hoggart, tapi dia tidak mengetahui situasi terkini. Kabarnya, dijaga ketat oleh polisi. Meski Devin tidak perlu merasa takut dengan polisi, tapi dia mengurungkan niatnya.Lagipula, dia dalam rangka ke luar kota, pada ijin yang disampaikannya pada Mansion Batista. Dia tidak ingin dianggap sebagai anak yang tidak peduli pada papanya pasca penembakan itu. Memastikan bahwa Andrew Chayton baik-baik saja, membuatnya memilih untuk tidak pulang. Saat ini, baginya yang penting adalah Amanda Harper.Meski dia tidak tahu harus memposisikan wanita berambut coklat itu sebagai apa. Dia berada di dalam mobil yang menjadi target dari The Vow. The Vow hanya menyebutkan bahwa mobil di tengah, semua penumpangnya harus mati. Jadi, Amanda Harper adalah salah satu targetn
Baca selengkapnya
20. Toxic Relationship
 Cafe milik Bella Artwater baru saja buka ketika seorang kurir masuk membawa sebuket bunga mawar berwarna merah menyala. Wajah kurirnya sampai tidak kelihatan, tertutup buket yang dibawanya.“Dari siapa?” tanya salah seorang anak buah Bella.Buket bunga diletakkan di meja kasir dan tentu saja menghabiskan tempat. Si kurir menyerahkan sebuah kartu kecil dan menyerahkan pada anak buah Bella.“Dari Chayton.”Kurir itu pun keluar bersamaan dengan Bella Artwater masuk. Dia baru saja datang dari Departemen Peternakan dan hendak rehat sejenak di cafenya, sebelum melanjutkan mengunjungi beberapa mansion pelanggannya. Untunglah tidak ada jadwal Mansion Batista sampai akhir bulan, jadi dia berlega hati karena tidak akan bertemu dengan Levin.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status