All Chapters of Pendekar Mayat Bertuah.: Chapter 211 - Chapter 220
255 Chapters
Hukuman di laut mati
"Kau jangan berlagak sok hebat! Sungguh muak aku melihat gayamu seperti itu, juih! Kemarilah! Ikutlah bertarung! Bantu si Ndaru menghadapiku! Ayoh, keroyoklah aku! Sepuluh pendekar macam kalian aku sama sekali tidak takut menghadapinya!"Mendapat gertakan dan juga umpatan dari pendekar wanita tua seperti itu Bojapradata akhirnya terusik juga, dia yang bermaksud untuk hanya menjadi penonton kini bermaksud untuk ikutan bermain meskipun tidak secara langsung.Sementara itu jauh di alam kayangan rupanya apa yang tengah terjadi di Perguruan Padangkarautan itu juga tengah disorot oleh para penghuninya, adalah Raja iblis dan Dewa angin yang memang masing-masing mendapat kewenangan atas diri Santana. Nampak kedua penghuni alam kayangan itu tengah berdebat berusaha untuk bisa mengambil haknya masing-masing."Wahai Raja iblis, kiranya apa yang telah kau lakukan pada Santana sudahlah cukup, suruh anak buahmu untuk segera meninggalkan bocah itu!" seru Dewa angin."De
Read more
Pembantaian Luhjingga
Sementara itu pertarungan antara Dewa Ndaru dan Luhjingga nampaknya masih terus berlangsung, bahkan setelah cukup lama waktu yang mereka lewati nampaknya belum ada tanda-tanda akan ada yang kalah atau menyerah, dan sepertinya Bojapradata sendiri sudah mulai merasa bosen dengan pertunjukan yang dilihatnya itu."Heh, sebaiknya aku sudahi saja pertarungan ini, akan aku ambil alih saja posisi Dewa Ndaru, hep hiyyak ...!"Wuss, wuss, wuss ...Bojapradata segera melompat ke udara, tubuhnya terlihat terbang mengitari Dewa Ndaru dan Luhjingga yang masih berjibaku untuk saling mencari kelemahan lawannya itu, tahu kalau Bojapradata terbang di atasnya nampak Luhjingga menjadi marah lalu secara diam-diam pendekar wanita itu meraih senjata khususnya yaitu tusuk konde emas dan kemudian langsung melemparkannya ke arah Bojapradata."Hup hiyyat!"Wuss ... ssst."Aah ..."Buks ...Sungguh sebuah serangan yang sangat berkelas, melalui gerak dan w
Read more
Marahnya para Dedemit
"Bagaimana ini Rangsang, sepertinya orang itu bermaksud mau membunuh kita ... waduh bagaimana ini ...?""Entahlah Rajasa aku sendiri juga takut, tapi bagaimana kalau kita mohon ampun padanya dan juga pada Ayahanda Dewa Ndaru, barangkali mereka mau berbelas kasihan pada kita," ucap Rangsang memberikan usulannya."Baiklah, aku setuju, kalau begitu ayo kita coba," timpal Rajasa terlihat langsung setuju dengan pendapat saudaranya itu."Tuan Pendekar, ampunilah kita berdua ... janganlah kau suruh Ayah kami Dewa Ndaru membunuh kita ... ketahuilah Tuan Pendekar ... kemarin sore kita memang berbuat salah pada adik Tuan pendekar yang bernama Bojapradata itu, dan sekarang ini kita benar-benar sangat menyesal,"  ucap Rajasa nampak memulai acara melobinya."Dan tadi itu sebenarnya kita sudah bermaksud mau minta maaf Tuan Pendekar, akan tetapi sayangnya adik Tuan pendekar tidak ada," ucap Rangsang, dan rupanya mereka berdua belum tahu dengan siapa saat ini mereka
Read more
Demit Begog Tercengang
"Sebenarnya dia itu sejenis kita bangsa jin kita atau murni bangsa manusia? Dan sebenarnya apakah yang diperjuangkannya itu? Kok bisa-bisanya membunuh Luhjingga tapi tidak dengan Dewa Ndaru? Padahal mereka berdua itu adalah sepasang pendekar yang sama-sama penganut aliran ilmu hitam? Siapa sebenarnya pemuda itu paduka Raja iblis?" tutur Demit Begog menyampaikan semua uneg-unegnya."Oh, oh, oh ... jadi masalah itu? Hahaha ... hahaha ... hahaha ...!" lagi-lagi Raja iblis melepaskan tawa lebarnya, dan meskipun merasa tidak sabar namun Demit Begog tetap tidak berani berbuat apa-apa selain menahan diri."Dengarlah Begog, pemuda itu bernama Santana, dia itu murni bangsa manusia sebelumnya, dan pengikut aliran ilmu putih, bahkan bukan cuma itu, pemuda itu juga sudah dipersiapkan oleh Sang Hyang Widhi Wasa sebagai calon penegak keadilan pembawa kedamaian bagi kehidupan umat manusia, adapun kondisinya saat ini itu tidak lebih dari cara Yang Widhi Wasa untuk memperlengkap keprib
Read more
Mencoba untuk melawan
"Wewe. Wewe adalah memedi yang diperkirakan sebagai istri/pasangan Genderuwa (hantu aja nggak jomblo), orang jawa menggambarkan wewe ini sebagai perempuan tua menakutkan dengan badan kurus dan penuh keriput, dia itu memiliki wajah yang sangat buruk juga seram, buah dada yang menggelambir sampai tanah memedi ini sering membawa kabur anak anak manusia, disembunyikan baik di suatu tempat atau disela-sela buah dadanya, lalu juga ada Kuntilanak atau disebut juga punthianak, adalah memedi perempuan berwajah cantik dengan rambut terurai sampai ke tanah, beda dengan Wewe karena dia tidak punya pasangan, akan tetapi Kuntilanak itu dikatakan tidak mempunyai alat kelamin, dan sebagai gantinya hanya ada lubang menganga yang selalu bergerak ke sekujur tubuh, oleh karena itu mereka kadang juga disebut sebagai sundel bolong yang biasa tertawa melengking, dan yang terakhir adalah ..." sengaja Raja iblis menghentikan ucapannya.Siapa yang terakhir Tuan Raja?" tanya Demit Begog terlihat begitu
Read more
Hancurnya para dedemit
"Bagus kalau kalian berdua telah masuk ke alam gaib, kita para dedemit tidak perlu lagi repot-repot datang ke alam nyatamu," ujar Demit Begog memulai pembicaraannya dan kemudian langsung disahut oleh demit yang lain."Heh Dewa Ndaru! Aku tidak senang ada pendatang baru yang berani berbuat onar di sini, kenapa kau terlihat malah bersahabat dengannya?" tanya Demit Bulgur pada Dewa Ndaru yang memang sebenarnya mereka memang sudah saling mengenal."Aku rasa aku tidak perlu lagi repot-repot menjawabnya Bulgur, sebab itu semua sudah dijelaskan oleh Pemimpinmu Demit Begog," jawab Dewa Ndaru yang rupanya sudah mendapatkan bisikan dari Bojapradata, dan itu otomatis membuat para dedemit itupun merasa heran.'Hoh ... rupanya Dewa Ndaru sudah mengetahui dengan apa yang baru saja kami alami,' ucap batin para dedemit itu sambil terbengong-bengong. Dan terbengongnya itu makin bertambah manakala Bojapradata menambahi ucapan Dewa Ndaru tadi."Heh Begog, Bulgur, Baong dan
Read more
Arogansi Bojapradata berlanjut
'Hoh ... nampaknya para dedemit itu telah musnah, yah .. aku tahu meskipun secara raga mereka telah sirna namun itu tidak untuk sukma dan roh mereka, karena seperti yang aku lihat itu tadi, kini sukma dan roh mereka telah berpindah ke tempat yang lain. Hmmm ... meskipun selama ini aku tidak pernah bermusuhan dengan para dedemit itu, namun sebenarnya kehadiran mereka di Padangkarautan ini juga bukan atas kemauanku,' begitulah bunyi dari ucapan hati Dewa Ndaru. Setelah merasa yakin bahwa para lawan-lawannya itu tadi sudah musnah maka Bojapradata pun langsung memberi kode pada Dewa Ndaru untuk segera kembali ke raga mereka di alam nyata, dan benar saja tidak lama setelah itu tubuh dua manusia sakti yang dalam waktu yang cukup lama nampak diam terpaku itu kini terlihat mulai bergerak-gerak dengan diikuti dua kelopak mata mereka yang terbuka dengan pelan-pelan. "Hoh ... rupanya waktu telah lewat tengah malam Ndaru," ujar Bojapradata. "Benar Tuan Boja, sepertin
Read more
Siap Melahirkan
"Ada apa pengawal ...?" ujar wanita cantik itu masih dengan posisinya yang masih bersandar, lalu karena tidak ada jawaban dari pengawalnya maka wanita cantik itu pun langsung bangun dan kemudian langsung membuka jendela keretanya itu, dan betapa terkejutnya dia begitu jendela terbuka muncullah seekor burung merpati putih yang sangat cantik dengan jambul kuning di atas kepalanya."Oh ... burung yang sangat cantik, burung siapa ini? Mari cantik masuk sini," ujar wanita cantik itu nampak begitu terkagum-kagum, bak gayung bersambut burung itu pun langsung menyelinap masuk dan duduk di atas pangkuan wanita cantik itu, dibelai-belainya burung merpati putih itu, adapun sang merpati sendiri terlihat juga menikmati belaian tersebut dan bahkan dalam hatinya sang burung juga nampak berujar, 'Benar-benar cantik wanita ini, tapi rupanya dia sedang hamil, namun begitu aura kecantikannya tidak luntur samasekali, benar-benar luar biasa, siapa dia ini sebenarnya? Rasa-rasanya aku belum pernah
Read more
Ni Luh Apsari meninggal dunia
Ditengah Ni Luh berusaha untuk mengeluarkan bayinya tiba-tiba saja dukun yang bertugas memegangi bagian perut melihat dan merasakan kejadian yang aneh dan diluar dugaan, karena tiba-tiba saja ada pergerakan yang terjadi dari dalam perut Ni Luh Apsari, pergerakan itu nampak begitu nyata, dan rupanya sang jabang bayi yang semestinya bisa langsung keluar namun tiba-tiba malah berputar seratus delapan puluh derajat dengan merubah posisinya hingga menjadi sungsang."Aaah ... sakit ... aduh ... heeeh ..." Ni Luh Apsari terus merintih dan mengerang kesakitan hingga akhirnya kejadian yang tidak diinginkan pun benar-benar terjadi, Ni Luh Apsari istri saudagar kaya raya itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah gagal memperjuangkan kelahiran sang jabang bayi.Sementara itu sesaat setelah Ni Luh Apsari meninggal nampak dari dalam perut istri juragan Waluya itu masih terlihat gerakan-gerakan dari sang jabang bayi yang menandakan bahwa ia masih hidup, melihat hal itu maka para du
Read more
Puncak kejahatan Bojapradata
Jangan juragan Waluya, biar aku saja yang memerintahkan pada warga," sahut Pak Biksu mencegah, dan kemudian dia pun langsung berseru, "Para Bapak -bapak sekalian ... saya perintahkan kepada para bapak yang hadir untuk membuatkan liang kubur untuk jenasah istri juragan Waluya." Dan begitulah akhirnya para bapak yang hadir di sana pun segera bersama-sama bekerja membuat galian kubur dipinggiran halaman rumah juragan Waluya itu dengan beramai-ramai.Sementara itu Bojapradata yang semenjak tadi berada di atas pohon yang berada tepat di atas makam Ni Luh Apsari nampak manggut-manggut melihat apa yang sedang terjadi di bawahnya."Kenapa juragan Waluya mengubur jenazah istrinya disini? Heh ... mesti cari strategi lagi untuk bisa membongkar mayatnya," ujar Bojapradata sambil terus memandangi proses pemakaman yang nampak hampir selesai itu.Waktu terus berlalu dan setelah selesai acara penguburan jenazah Ni Luh Apsari nampak para warga sudah pada pulang, dan hanya tingga
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status