All Chapters of DERSIK: Chapter 141 - Chapter 150
198 Chapters
Chapter 141
Pagi harinya, saat ini Fia dan Yuan sedang bersiap-siap akan ke tempat pohon beringin itu berada. Semalam sang kakek memberi tahu, bahwa pohon itu di huni oleh seorang wanita cantik serta dayang-dayangnya.Kakek berpesan untuk Yuan, agar hati-hati. Karena wanita itu selalu menggoda seorang lelaki.Yuan yang mendengar perkataan sang kakek hanya bisa mengangguk patuh. Dia juga tak berniat tergoda oleh hantu wanita itu.“Ingat kata kakek, hati-hati dan waspada” ucap sang kakek dengan raut wajah serius.“Baik kek” balas Fia dengan ramah, sedangkan Yuan hanya membalas dengan anggukan ringan.Sang kakek sedikit lega saat mendapatkan jawaban seperti itu. Dengan gerakan tenang sang kakek merogoh saku bajunya dan semua pergerakan itu di amati oleh Fia dan Yuan.“Ini untuk melindungi kalian” ucap sang kakek sambil menyerahkan sebuah pusaka kecil, seukuran jari kelingking.“Keris ini bisa melindungi kalian dari mara bahaya yang mengintai dan tusuk konde ini bisa melindungi kalian dari hasutan-ha
Read more
Chapter 142
Fia dan Yuan berjalan ke arah tempat itu dengan berjalan kaki, karena tempat yang cukup dekat. Yuan menggenggam tangan Fia dengan lembut, sedangkan Fia menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah santai.Di sekelilingnya terdapat rumah-rumah warga dan beberapa pohon menjulang tinggi. Hawa di sini cukup sejuk, apalagi adanya pepohonan yang ikut serta mendukung udara yang mengalir.Mereka terus berjalan hingga bertemu dengan seorang nenek tua bersama keranjang buahnya. Nenek itu menatap ke arah mereka dengan raut wajah yang cukup aneh. Fia hanya bisa menatap nenek tadi dengan kerutan di dahinya. Samar dia lihat mulut nenek itu berucap sesuatu.‘Hati-hati, ada musuh di dekatmu’ kurang lebih seperti itu perkataan yang Fia tangkap dari bibir sang nenek.Fia sedikit heran, ada musuh di dekatnya? Siapa musuh itu? Dan apa tujuannya? Begitulah pemikiran Fia saat ini.“Hey!” ucap Yuan sambil mengguncang pelan pundak Fia.“Eh? Kenapa?” kejut Fia sambil menatap ke arah Yuan dengan raut wajah bing
Read more
Chapter 143
Saat ini keadaan Fiko sedikit membaik, setelah drop kemarin. Karena kepikiran dengan sosok kakaknya, dia khawatir akan keselamatan kakaknya. Dia juga menyesal mengatakan itu kepada kakaknya yang selalu ada untuknya.Ridwan yang saat ini sedang menjaga Fiko sedikit merasa iba. Tapi dia masih sedikit marah dengan adik sepupunya yang satu ini. Dia terlalu bodoh hingga mengatakan hal semacam itu.“Om, gimana keadaan kak Fia?” tanya Fiko dengan mata menatap ke depan. Wajar saja, karena dia tak tahu pasti letak Ridwan saat ini.“Mana saya tahu” balas Ridwan dengan acuh tak acuh, jujur saja dia merasa sedikit kesal dengan panggilan Fiko dan Fia.Dia selalu bertanya, apakah dirinya setua itu hingga mereka memanggilnya dengan sebutan Om? Padahal dia anak dari kakak Ayah Fia. Seharusnya mereka memanggilnya Kak bukan Om.Sedang Fiko hanya bisa tertunduk lesu saat mendapatkan jawaban seperti tadi. Ingin rasanya dia keluar dari rumah sakit dan menyusul kakaknya ke sana tapi apalah daya, dia saja t
Read more
Chapter 144
Fia mulai duduk di samping Yuan dan menatap sosok lemah di depannya dengan raut wajah bersalah.“Sorry” ucap Fia sambil menatap ke wajah Yuan dengan raut wajah sedih.Yuan yang mendengar ucapan Fia tadi mulai membuka matanya dan menatap lembut ke arah Fia.“Gue gak apa-apa, ini juga bukan salah lu” balas Yuan sambil tersenyum tulus.“Tapi..” ucap Fia terhenti saat Yuan kembali menyuarakan suaranya.“Ini juga kemauan gue Fia, jangan nyalahin diri lu sendiri” ucap Yuan sambil menatap wajah Fia dengan raut wajah tak suka.“Iya” balas Fia dengan senyum sekilas.Setelah itu kesunyian mulai hadir di tengah-tengah mereka. Yuan yang menutup matanya sambil menormalkan rasa sakitnya, sedangkan Fia menatap kosong ke arah pohon beringin tadi berada.Cukup lama mereka mengistirahatkan tubuh hingga sesuatu yang tak di duga datang. Langit yang tiba-tiba menghitam dan angin yang mulai bertiup kencang menerpa tubuh mereka.Fia yang merasakan perubahan itu sedikit mengerutkan dahinya dan bangkit dari d
Read more
Chapter 145
Fia masih menatap ke dalam sumur, bahkan cengkeraman tangannya di bibir sumur semakin menguat hingga terlihat tonjolan-tonjolan nadi di tangannya. Raut wajahnya juga sudah berubah, dengan raut wajah dingin dan sorot mata tajam Fia menatap ke air yang masih beradu dengan diding sumur.Dengan gerakan penuh intimidasi Fia bangkit dari jongkoknya, dan membalikkan tubuhnya dengan gerakan pelan. Dengan sorot mata tajam Fia menatap sosok itu, ada rasa terkejut yang di berikan sosok tadi saat melihat tatapan tajam dari Fia.“Makhluk rendahan sepertimu berani-beraninya membunuh sahabatku?!” ucap Fia dengan penuh tekanan di setiap kata.‘Dia pantas mati’ ucap sosok itu dengan tenang dan senyum kemenangan.“Kau yang pantas mati bodoh!” desis Fia dan tanpa mengatakan apa pun aura suram mulai keluar dari tubuh Fia, tak lama khodam yang selama ini bersemayang tenang di dalam tubuhnya mulai terpancing keluar karena amarah yang Fia keluarkan. Khodam milik Fia adalah sosok macan kumbang dengan mata
Read more
Chapter 146
‘Apa itu?’ batin Fia sambil melihat benda bercahaya di depannya.Cahaya itu menembus gelapnya sumur hingga terhenti di sosok Yuan, bagaikan sebuah tali pengaman. Cahaya tadi melilit sosok Yuan dengan erat dan mulai mengangkat tubuh Yuan menuju ke permukaan sumur.Sedangkan Fia masih berdiam diri di tempat dengan khodam di sampingnya, memerhatikan semua kejadian demi kejadian dan sang buto ireng yang sudah lenyap menjadi abu karena luapan kekuatan dari khodam milik Fia.Mata Fia sedikit membola saat melihat siapa yang dililit oleh tali cahaya itu.Tubuh lemas Yuan mulai terlihat di permukaan sumur, dengan perlahan cahaya tadi membaringkan sosok lemah Yuan dia atas tanah. Setelahnya cahaya tadi mulai menghilang dan menyisakan sebuah keria kecil yang masih melayang-layang di atas.Fia masih berdiam diri di tempat dengan raut wajah tak percaya. Beberapa menit kemudian kesadarannya mulai kembali, dengan gerakan tiba-tiba Fia berlari ke arah sosok Yuan terbaring.Fia terduduk di samping Yu
Read more
Chapter 147
Fia menatap sosok di depannya dengan sorot mata tak bersahabat.Sosok yang duduk di kursi yang terlihat mewah tapi sederhana. Dengan pakaian adat berwarna coklat dan hitam. Tak lupa postur tubuhnya yang terlihat elegan dengan sekali lirikan. Apalagi wajah ayunya yang menambah kesan bagus untuknya.Tapi Fia menangkap sesuatu yang janggal dari sosok di depannya. Sosok itu terlihat seperti penggoda lelaki berhidung belang. Apalagi dengan beberapa orang di belakang tubuhnya, bagaikan dayang yang siap melayaninya kapan saja.Fia menatap sosok wanita di depannya dengan sorot mata penuh peringatan. Sedangkan Yuan menatapnya dengan sorot mata kewaspadaan.“Wah, pasangan yang sangat serasi” ucap sosok wanita di depannya dengan senyum mengejek. Dan di balas dengan raut wajah datar oleh Fia dan Yuan.“Bagaimana menurut kalian? Bukankah mereka sangat serasi?” tanyanya kepada beberapa dayang di belakangnya.“Iya Nyai, mereka sangat cocok” balas salah satu dari mereka dengan kepala menunduk hormat.
Read more
Chapter 148
“Sepertinya” balas Yuan dengan raut wajah tenang.“Kalian akan mendapatkan balasannya karena merendahkanku!” murka wanita itu dan angin yang bertambah menggila.Tapi entah kenapa, mereka tak merasakan kegilaan angin itu, yang mereka rasakan hanya ketenangan dan embusan angin yang lembut menerpa kulit mereka.“Dia seperti orang gila yang putus cinta” ucap Fia saat melihat kegilaan wanita di depannya.“Benarkah?” tanya Yuan dengan raut wajah datar.“Hm” balas Fia sambil menganggukkan kepalanya mantap. Setelah melihat jawaban dari Fia, Yuan dengan gemas mengacak rambut Fia hingga berantakan.Sosok wanita tadi yang melihat lawannya bercanda tawa tak menghiraukannya sedikit di buat kesal.“Beraninya kalian!” ucapnya dengan murka dan menyerang mereka dengan emosi menggebu. Karena belum siap dengan serangan yang mendadak itu membuat mereka berdua sedikit terkejut dan sedikit pasrah akan rasa sakit yang akan mereka terima. Tapi rasa sakit itu tak mereka dapat karena sosok wanita tadi sudah te
Read more
Chapter 149
“Ternyata gadis sombong ini tuanmu Candramaya? Pantas saja sombong” ucap Nyai Gendis dengan raut wajah mengejek.“Kau mengenalnya?” tanya Fia kepada Candramaya.‘Hm, dulu dia menginginkanku menjadi salah satu dayangnya dan tentu saja aku tak mau. Pekerjaan rendahan ini tak cocok dengan ku yang masih memiliki darah bangsawan’ ucap Candramaya dengan raut wajah sombong.“Sialan kau Candramaya!” ucap Nyai Gendis dengan sorot mata tajam dan ke tidak sukaan. Tanpa bisa di cegah lagi pertempuran antara dua kubu pun terjadi. Ternyata fungsi dari barier ini adalah, untuk melindungi kawasan luar. Agar efek samping dari pertempuran tak sampai ke wilayah warga dan warga tak merasa terganggu.Fia dan Yuan masih di tempat, dengan mata dinginnya Fia menatap jalannya pertempuran. Hingga pada saatnya, sepertinya kubu di sisinya membutuhkan bantuan dari dia.“Kau tunggu di sini” ucap Fia dengan datar dan tanpa menoleh ke arah Yuan. Belum juga Yuan membuka suara, Fia sudah berlari meninggalkannya.“Ck”
Read more
Chapter 150
“Apakah mereka berhasil?” tanya seorang lelaki dewasa dengan raut wajah datar.“Hm” balas seseorang yang lebih tua darinya.“Lalu?” tanya orang tadi lagi.“Apa?” tanya lawan bicaranya, karena tak paham dari pertanyaan orang di depannya.“Lalu apa yang akan Ayah lakukan setelah ini?” tanyanya dengan raut wajah malas.“Tentu saja membiarkan mereka untuk menyelesaikan masalah ini sampai ke akar-akarnya” balasnya dengan santai.“Ayah tak ada niatan untuk membantu mereka?” tanya orang tadi dengan raut wajah tak percaya.“Tentu saja membantu, tapi di balik layar” ucap ayahnya dengan raut wajah santai.“Dasar tua bangka” ucap orang tadi dengan kesal dan berjalan menjauh dari sana.“Anak itu tak ada hormat-hormatnya denganku” gumam sang ayah yang masih berdiam diri di tempat dan memperhatikan sosok anaknya yang mulai berjalan menjauh.DI lain tempat.“Kak” gumam Fiko dengan raut wajah sedih.“Kapan lu pulang?” ucap Fiko lagi dengan suara lirih.“Akhh! Kapan lu pulang kak?!” jerit Fiko sambil
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status