All Chapters of KUKU BU SAPTO: Chapter 271 - Chapter 280
300 Chapters
DI MANA RAISA (?)
Mereka pun meninggalkan rumah Naning. Seketika Raisa merasakan seluruh tubuh yang merinding parah. Merasa ada yang memperhatikan. Raisa pun mendongak ke atas. Sontak kedua bola matanya membulat lebar."Mar ... lihat itu!" bisik Raisa sembari berdesis. Membuat Mbok Yumna ikut mendongak. Namun tak ada yang dia lihat."Mar siapa, Nak?""Ehhh ... Mar?" ulang Raisa. Dia baru tersadar kalau salah menyebut nama. "Maaf, Mbok. Saya juga enggak tau kenapa tiba-tiba menyebutkan nama itu."Sampai akhirnya mereka sampai di rumah warga. Lelaki tua yang ternyata bernama Samiran, tersenyum lebar saat mereka datang."Mari masuk, Mas!"Lelaki itu langsung masuk rumah. Sepertinya dia meminta pada sang istri untuk membuatkan minuman."Maaf, Pak sebelumnya. Kami ini mau numpang sholat," ujar Hamaz."Ohhh, ayo saya antar ke belakang ada mushola kecil. Tapi, bersih kok.""Sa, kamu di sini?""Iya, Mas. Masih belum bersih."Diteman
Read more
BAYANGAN MARIANA
Wanti pun mulai gelisah. Dia takut kalau Raisa sampai pergi ke rumah itu sendirian. Langkah kakinya berjalan mondar mandir menunggu kedatangan mereka dari musholla."Apa aku harus susul mereka ya?"Tak menunggu lama lagi. Wanti berlari kecil ke arah belakang. Menyusul mereka yang berada di musholla yang tak begitu jauh."Pak ... Pak!" Wanti berteriak memanggil Bapaknya."Husssst!  Jangan teriak gitu!""Ta-tapi, Mbak nya yang tadi itu enggak ada di depan.""Lah di mana?" tanya Samiran dengan wajah yang tegang.Delon dan Hamaz segera mendatangi mereka berdua."Ada apa ini, Pak?""Ehhh, kata anak saya ini Mbak nya tadi udah enggak ada di tempat.""Wahhh, Raisa pasti langsung ke rumah itu!" seru Delon. "Ayok, Mas!""Tunggu bentar Mas! Aku akan menyuruh Mbok Yumna agar menunggu di rumah Pak Samiran saja."Delon mengangguk tanda sepakat dengan pemikiran Hamaz. Sedangkan di sisi lain. Dalam waktu yang
Read more
ANTARA SADAR DAN MIMPI
Buru-buru Raisa keluar bermaksud untuk mengejarnya. Saat di depan pintu. Dia tak melihat siapa pun juga. Dalam kebingungan dan ketakutan yang campur aduk. Raisa mendengar lagi derit pintu kamar yang berbeda. "Ruangan itu? Apa yang pernah diceritakan sama Mbok Yumna ya? Yang ada kursi goyangnya?" Perlahan Raisa mulai melangkah mendekat. Jemari tangannya menggapai handle pintu dan mulai mendorong pelan-pelan. Sengaja Raisa membuka pintu itu dengan lebar. Pandangan matanya berpendar. Mengitari seluruh ruang kamar. Berulang kali Raisa mengusap hidungnya, yang terkena debu yang tebal. Dan udara yang begitu pengap. Sesekali tangannya bergerak menghalau dan mengibas ke udara. Bermaksud agar debu yang bertebaran di udara tak menyentuh wajahnya. Ruang kamar ini tak begitu banyak perabotan. Hanya ada lemari kecil. Raisa mencari di mana kursi goyang seperti cerita Mbok Yumna. Tanpa Raisa sadari. Terdengar bunyi yang snagat dia kenal. Dug dug dug!
Read more
PEMBUNUHAN MARIANA
Saat Raisa berusaha untuk mengerjap. Kelopak matanya seperti tak kuasa untuk terbuka. Lalu, sebuah bayangan yang tidak jelas. Mengangkat sosok gadis yang ada di sampingnya. Namun entah mengapa, dirinya merasa seperti di gendong seseorang."Aku ini di mana? Kenapa kayak dibawa sama seseorang begini?"Masih antara sadar dan tidak. Raisa merasakan seperti dimasukkan ke dalam sebuah kendaraan. Tapi saat dia berusaha ingin mengintip. Kepalanya masih terasa sakit. Hanya dalam waktu sekian detik. Tubuh Raisa seperti diangkat kembali. Dalam sebuah ruangan entah di mana?""Aku ini di mana?"Saat Raisa ingin bangun. Dia merasakan sesuat yang menahan dirinya. Seperti ada sebuah kekuatan yang membuat gadis itu tak bisa bergerak. Lalu, Raisa mendengar erangan kesakitan yang ternyata berasal dari gadis yang dia jumpai saat di ruangan rumah Naning."Siapa gadis ini sebenarnya? Apa dia Mariana atau Mariyati?" Suara Raisa tertahan di tenggorokan. Panda
Read more
MENYUSUL BU NANING
Raisa mengikuti apa yang dikatakan Delon. Sedangkan Hamaz masih tinggal di ruangan itu. Dia mulai membuka lemari kecil. Yang hanya terlihat beberapa potongan kertas dan pakaian yang diacak tikus sepertinya.Lalu pandangan matanya tertuju pada sebuah pigura kecil. Sebuah foto kuno dua orang wanita."Foto siapa ini?" bisik Hamaz. Lalu dia menyimpan foto itu. Di tengah sibuk mencari suatu petunjuk tentang dua batang emas itu.Dug dug dug!Hamaz mendengar seperti suara kursi goyang. Yang bergerak pelan di dekatnya. Saat dia menoleh. Hamaz melihat sosok wanita yang berwajah pucat menoleh ke arahnya. Saat Hamaz berkedip sosok itu menghilang.Namun sesaat Hamaz seperti mendengar sebuah suara yang samar. "Temukan aku segera! Temukan aku segera!"Sontak Hamaz terkejut."Sepertinya dua batang emas itu enggak ada di sini. Dan yang tahu di mana emas dan jasad Mariana, hanya Bu Naning. Aku harus bilang Mas Delon ini!"
Read more
FOTO DUA WANITA
"Haaahhh, ke mana dia?" tanya Raisa kebingungan."Sepertinya dia sangat takut dengan sosok Bu Naning, Mbak Raisa. Cuman yang dia ingat hanya tumpukan batu. Tapi, itu ada di mana?""Kalau gitu kita harus cepat ke Bu Naning, Mas. Aku takut kekuatan sosok itu semakin merasuki dia, dan akan terjadi hal yang lebih mengerikan lagi." Raisa segera menarik pergelangan tangan Hamaz. Untuk segera meninggalkan ruma naning."Ayo, Mas Delon! Buruan kita susul Bu Naning di rumah sakit!" seru Raisa."Oke, langsung masuk ke mobil aja. Dan jemput Mbok Yumna." Delon segera menyalakan mesin mobil. Hamaz dan Raisa dengan langkah cepat segera naik. "Memang apa yang kalian lihat di atas?""Mas Delon lihat aja di jendela lantai dua!" tunjuk Raisa.Sekilas Delon menurunkan jendela mobil. Dan mengeluarkan kepalanya. Serta mendongak ke arah jendela."Mas Delon bisa lihat?" tanya Raisa lagi.Lelaki tampan itu menggeleng."Sosok Mariana muda selalu
Read more
AMBULAN PEMBAWA NANING
"Kalau melihat kondisi badan Ibu. Beliau ini sudah sakit-sakitan. Berarti sesudah Mariana pergi bersama Mbak Naning.""Tepat sekali! Ada kemungkinan yang mengirim pembunuh itu adalah Bu Naning sendiri. Masih ingat bagaimana Mariman terus tak mengakui bila dia yang membunuhnya.""Tapi, Sa? Mariyati melihat dalam bayangan di cermin. Kalau itu memang sosok Bapaknya 'kan?""Mas Delon, hal-hal seperti itu, bisa saja dilakukan oleh mereka untuk menipu manusia. Termasuk kita."Tampak Delon manggut-manggut. "Tapi yang dipikirkan Raisa ada benarnya juga. Mungkin Naning ini cemburu pada Bu Marsinah. Dan ingin membunuhnya dengan cara memakai klenik kayak gitu.""Bisa jadi, Mas."Mobil pun melaju dengan kecepatan kencang membelah jalan raya. Delon mengambil jalan tol agar lebih cepat sampai. Lalu tangannya bergerak menekan sebuah nomer pada ponselnya.Tut tut tut!"Kenapa nih Pak Karjo sulit dihubungi?"Dua
Read more
NANING DI RUMAH SAKIT
Karno sedikit lega. Dia mempercepat laju kendaraannya. Sampai untuk yang kedua kalinya terdengar suara gesekan itu lagi. Krekkk krekkkk krekkk! Keduanya saling berpandangan.  Samsul yang semula terlihat tenang. Kali ini, mulai penasaran. Dia langsung mengintip ke arah jendela kecil yang tepat berada di belakang jok. Pandangan matanya nyalang saat melihat ke arah Bu Naning. Yang kini tak berada di posisinya. "Kar ... Kar!" "Apa?" "D-dia kok enggak ada?" "Dia? Si Ibu itu?" Samsul mengangguk pelan. "Kok bisa?" "Aku juga enggak tahu!" teriak Samsul lebih panik dari pada Karno.  "Coba kamu lihat lagi, Sul!" Perlahan dia kembali membalikkan tubuhnya. Saat pandangan mata Samsul melihat ke arah jendela itu.  Bughhh! Dia dikejutkan dengan sebuah benturan yang sangat kuat. Menghantam jendela kecil, sampai membuat Samsul terbalak tanpa berkata-kata.  Dia melihat s
Read more
TUMPUKAN BATU BATA
Raisa pun langsung maju dua langkah."Karena terlalu membenci, sampai Bu Naning membunuh Mariana? Karena Ibu pada akhirnya tahu merekalah yang membunuh Bapak mereka sendiri. Iya 'kan Bu Naning?"Perlahan Naning mengangkat kepala, tanpa bantuan tumpuan tangan. Lalu menoleh pada Raisa. Matanya melotot."Siapa ... kamu?""Saya Raisa, Bu.""Untuk apa kamu ikut campur?!"Kemudian, Hamaz mencolek Raisa. Lalu dia menyodorkan sebotol air yang telah dicampurkan air zam-zam pemberian Abah Harun."Untuk apa Mas?""Minumkan ke dia!""Mana mau, Mas.""Kalau enggak mau kita paksa!"Raisa pun manggut-manggut. Lalu gadis itu menuangkan pada air pada gelas plastik yang ada di meja."Bu Naning, minum dulu!"Tiba-tiba, Naning mengibaskan tangannya dengan sangat kuat. Hingga gelas yang dibawa Raisa terpental. Dan jatuh ke lantai."Kalian pikir aku ini siapa?" teriak Nnaing melengking tinggi.;Hamaz
Read more
AWAS!!!
"Menurut kalian, bata itu mana?" tanya Raisa. "Soalnya tadi pun, dalam penglihatan aku. Si Mariana ini, sempat menyebutkan batu juga."Cukup lama mereka saling terdiam. Dan berpikir mengenai keberadaan Mariana."Aku ingat!" teriak Raisa kencang."Apa?" sahut Delon dan Hamaz bersamaan."Bukannya Bu Naning selalu menyapu bagian samping rumah? Waktu aku cari dia di sana kapan hati itu. Aku sempat lihat tumpukan batu bata di bawah pohon mangga.""Serius kamu, Sa?""Iya, Mas. Kalau enggak salah, semoga itu maksud dari tumpukan batu bata itu."Mendengar ucapan Raisa Delon semakin mempercepat laju mobil. Namun di tengah perjalanan. Saat mobil dalam kecepatan tinggi, tiba-tiba mesinnya mati."Gawat!!!" teriak Delon mengejutkan Hamaz dan Raisa yang mendengar."Ada apa Mas Delon?" tanya keduanya hampir bersamaan.Delon yang tegang. Tak menjawab pertanyaan mereka. Dia langsung memberi sign. Dan dengan tanggap, Delon membanti
Read more
PREV
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status