All Chapters of MENIKAH TERPAKSA: Chapter 11 - Chapter 20
24 Chapters
SEMBILU HATI
Lita melihat Hendra pergi begitu saja meninggalkannya. Entah, apakah dia tak mendengar pertanyaan istrinya? Kalau pun dengar, belum tentu juga dia mau menjawabnya.Sebenarnya Lita ingin sekali menyusulnya. Menemani sang suami untuk memadu kasih bersamanya. Menikmati pemandangan yang indah selama di pulau Bali. Pulau eksotis yang menyajikan keromantisan kepada tamunya. Terutama bagi pasangan suami-istri seperti Hendra dan Lita. Namun, itu adalah sesuatu yang mustahil Lita dapatkan. Karena sampai detik ini Hendra sama sekali belum mencintainya.Hah! Lita mengembuskan napasnya kuat-kuat. Seolah-olah ia ingin membuang beban yang menekan di dada. Terasa berat untuk selalu dibawa.Sampai kapan aku harus seperti ini? Selalu menyaksikan Mas Hen lebih memilih berkencan dalam gawai dengan Maya Rinjani. Keluh Lita. Tiba-tiba buliran bening merembas keluar dari sela-sela kelopak matanya, ketika nama Maya Rinjani teringat dalam pikirannya. Lita membayangkan wajah perempuan c
Read more
MENDADAK ROMANTIS
“Mas Hen?” Perempuan itu mundur selangkah. Hingga punggungnya menubruk dinding dan tak berkutik. Tak bisa lari untuk menghindar dari tatapan suaminya.Hendra pun menunjukkan reaksi yang sama. Matanya terbelalak tak berkedip, melihat pemilik tubuh indah nan molek itu yang ternyata Lita—istrinya. Beberapa kali dia menelan ludah yang seakan menyekat tenggorokan. Jantungnya berdegub kencang. Darahnya pun berdesir memberikan rasa yang bergejolak menyelimuti hati Hendra. Tentu, sebagai pria dewasa yang masih normal, reaksi itu pasti dialami, ketika melihat sesuatu yang dapat membangunkan hasrat kelelakian mereka. Begitu pula dengan Hendra.Apa lagi selama setahun pernikahan mereka, jangankan menyentuh, melihat tubuh indah Lita, Hendra sama sekali belum pernah. Jadi, wajar saja jiwa kelelakian Hendra seketika tergugah.Hendra mendekati Lita. Namun, saat kakinya terantuk pinggir bathup, dia baru tersadar bahwa tak bisa melakukan ini dengan
Read more
GENGSI TAPI INGIN
Entahlah. Lita hanya bisa berharap agar perubahan ini tak berakhir. Dia akan tetap percaya bahwa sebuah usaha tak akan menghianati hasilnya. Dan, sudah pasti alam pun akan ikut mendukung untuk buah dari kesabarannya.“Loh, kenapa ndak dihabisin? Ndak suka?” Hendra menegur Lita yang tak menghabiskan steak yang dia beri.“Maaf, sudah kenyang banget, Mas. Perut saya sudah ndak bisa nampung makanan ini lagi.” Perempuan cantik itu menolak. Dia merasa tak enak sudah menolak pemberian dari suaminya.Akan tetapi kejadian malam ini membuat Lita menjadi surprise. Dia tak menyangka Hendra menghabiskan sisa makanannya.Hendra pun mau bicara dengan dia walau masih terasa kaku, dan Hendra memerhatikannya. Itu semua membuat Lita menjadi tersanjung dengan perlakuan suaminya malam ini.Lita benar-benar tak bisa menebak pola pikir suaminya. Namun, Lita tak berani menegur lelaki itu. Perempuan itu diam saja sambil memerhatikan Hendra menghabis
Read more
MIMPI TAPI NYATA
Dari sofa, Hendra memerhatikan Lita yang tidur membelakanginya. Tampak punggung perempuan itu bergerak naik turun secara teratur. Bertanda dia telah terbawa ke alam mimpinya. Pria itu kembali mendekati ranjang. Berdiri sejenak, kemudian duduk perlahan di bibir tempat tidur.Hendra menahan napas. Merasakan debaran jantungnya yang berdegub semakin kencang. Tubuhnya gemetar, seolah-olah dia cemburu dengan selimut yang tengah memeluk istrinya. Memberikan kehangatan di dalamnya. Rasanya Hendra ingin selaki ikut masuk ke dalam selimut itu. Bergelut berdua menikmati tubuh yang sama sekali belum pernah dia sentuh. “Kamu pasti menginginkanya kan, Hen? Kenapa ragu? Lakukan saja! Bukankah dia adalah istrimu? Dia halal untuk kamu sentuh.” Hati Hendra terus memengaruhi.Keringat lelaki itu seketika bercucuran. Padahal pendingin ruangan di kamar, bekerja sangat baik. Hendra tegang. Apa lagi saat dia membuka selimut yang dikenakan Lita, tubuhnya serasa semaki
Read more
SERANGAN FAJAR
Lita segera keluar dan memberi jalan kepada Hendra untuk bisa masuk ke dalam kamar mandi. Namun, detik kemudian setela Hendra menutup pintu kamar manadi … “Lita!”Perempuan yang dipanggil namanya terperanjat. Sebab selama setahun dalam pernikahannya, baru kali ini Hendra memanggil namanya.“Ya, Mas?” jawab Lita setengah berlari mendekati pintu kamar mandi. “Mas Hen panggil saya?”“Handuk aku mana?” Suara Hendra dari dalam kamar mandi.“Di tempat biasa.” Lita mendekatkan mulutnya di pintu, dengan maksud agar suaranya terdengar oleh Hendra.“Ndak ada.” Lita heran dengan jawaban Hendra. Sebab dia merasa bahwa tadi Lita melihat ada dua handuk yang tersusun di rak. Tak mungkin dia salah melihat.“Masuk!” ucap Hendar setelah membuka pintu. Memberi jalan agar Lita bisa masuk. Tanpa curiga sedikit pun, Lita menurut. Dia masuk ke kamar mandi sesuai perintah sua
Read more
Kemelut Hati
 “Kenapa matanya jadi begitu lihatnya? Melotot kayak mata Mak Lampir saja. Kalau memang ndak punya sangkutan hutang piutang, kenapa harus marah?”Mendengar kalimat Hendra yang mampu membuat hati Lita mengejang, matanya yang semulah penuh kobaran api amarah, seketika meredup. “Itu urusan mereka. Saya mboten (tidak) nderek (ikut) campur.” Hendra mencibir. Mendengar jawaban Lita yang sedikit ketus karena pertanyaannya.“Dari dulu orang tua saya melarang saya untuk pacaran. Lagi pula, saya ndak punya waktu untuk hal seperti itu.” Lita menggenapi kalimatnya.“Hah! Ndak punya waktu? Memangnya sesibuk apa sih? Sampai-sampai ndak punya waktu hanya untuk punya pacar?” Hendra mensesap lagi rokoknya yang tinggal sedikit nyalanya. Kemudian dia matikan dan membuangnya ke asbak yang berada di atas meja.Mendengar celaan Hendra, perempuan itu menunduk. Menggigit bibir bagian bawahnya yang kemerahan tanpa polesan, seke
Read more
RASA ITU
“Oke. Akan kususul dia.” Namun tak sempat Hendra memutar langkahnya, sosok Lita sudah terlihat dari kejauhan. Di antara wisatawan yang menghampiri bus untuk turut mengunjungi tempat yang akan mereka kunjungi.Lita, Menggunakan kaos berlengan pendek. Setelan laging yang dibebat kain merah bermotif bunga kamboja. Tampak serasi dipadu padankan dengan kaca mata hitam dan topi lebar sebagi pelindung wajahnya dari sengatan sinar matahari. Tampak begitu cantik melekat pada penampilan Lita saat ini.“Wow!” seru Hendra kegirangan ketika melihat penampilan Lita yang berbeda dari biasanya. Membuat matanya terbelalak tak berkedip, dengan mulut yang sedikit menganga. Tubuhnya pun mematung sesaat.“Mas Hen, ndak jadi ikut?” tegur Lita yang menyadarkan Hendra. “I-iya. Ten-tentu, aku ikut.” Hendra menjawab seraya berdehem untuk menyembunyikan kegugupannya. Dia tak ingin Lita tahu bahwa dirinya terpesona dengan penampi
Read more
MALAM BERPELUH
“Jangan jauh-jauh. Dari pada bajumu yang jadi incaran monyet-monyet itu juga. Bisa telanjang, kamu,” gurau Hendra yang membuat wajah Lita semakin kemerahan. Hati perempuan itu menjadi ciut. Takut dengan apa yang diguraukan Hendra akan menjadi kenyataan. Walau secara logika itu di luar nalar.“Mbo-mboten, Mas. Maaf.” Lita dengan ragu mendekat ke Hendra. Mensejajarkan diri dengan suaminya.Hendra tersenyum miring melihat tingkah Lita. Memegangi lengan Hendra dengan kuat-kuat. Sebuah pemandangan yang tak biasa. Hendra yang semula tak menginginkan Lita sebagai pasangannya. Kini, seolah-olah berbalik arah. Hendra menjadi sangat perhatian, walau terkadang egois dan keangkuhannya masih mendominasi.Mereka berjalan beriringan menyusuri jalan setapak menuju Pura sambil bergandengan tangan. Tampak mesra. Bahagia. Seolah-olah Hendra telah melupakan sang kekasih yang selama ini selalu mengusiknya.Bagaikan tersihir. Wisatawan yang berada di Pu
Read more
TERJEBAK MASA LALU
Seminggu di Bali. Membuat hubungan Hendra dan Lita mulai ada perubahan. Dekat. Seperti halnya suami istri pada umumnya. Dan, pengantin baru yang benar-benar baru saja melakukan bulan madunya.Memang mereka sedang berbulan madu. Tetapi mereka bukan sepasang pengantin baru. Walau kadang masih ada rasa malu dan sungkan. Terutama Lita, yang terbiasa dengan sikap Hendra yang kaku.Saat mereka akan cek out .... Hendra bertemu dengan sosok perempuan yang kembali mengungkit ingatannya. Bercakap bersama beberapa karyawan hotel. Di lobby. “Maya?” Hendra memanggilnya. Tak peduli beberapa pasang mata menatap Hendra. Karena panggilannya yang sempat mengundang pandangan itu tertuju padanya.Tak terkecuali Lita. Seketika dia mengalihkan pandangannya kepada wanita yang dipanggil Hendra dengan tatapan yang kosong.Sayangnya, Hendra tak peduli. Dia mengayunkan langkahnya  untuk mendekati wanita yang dia panggil. Memastikan bahwa wanita itu ben
Read more
BERUBAH PIKIRAN
"Ka-kamu kerja di sini, May?" Hendra menanyakan. Maya hanya menjawab dengan senyum dan anggukan pelan."Ok, May. Aku akan menunda kepulanganku," ucap Hendra yang nyaris berbisik. “Aku pengin bersama kamu.”Maya mengernyitkan dahinya. Matanya melirik ke arah Lita yang membuang muka, menunduk saat sadar Hendra dan Maya memerhatikan dia. Sedangkan Teddy, menatap Hendra dengan rasa curiga."Bagaimana dengan istrimu?""Dia akan pulang lebih dulu," jawab Hendra memotong pertanyaan Maya. Seakan tak acuh dengan perasaan Lita saat ini."Kamu keterlaluan, Hen!" Maya menekan suaranya. Setengah berbisik. Da kesal dengan keputusan yang diambilnya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Hendra. Kemudian diikuti Teddy."May. May. Maya!" Dengan ragu Hendra mengejar Maya. Tapi sial, Maya lebih cepat menghilang. Bersama perginya mobil golf yang dia tumpangi."Aaahhh!" Hendra meninjukan kepalannya ke udara. Kesal untuk yang kedua kalinya, karen
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status