MENIKAH TERPAKSA

MENIKAH TERPAKSA

Oleh:Β Β IshokuikiΒ Β Tamat
Bahasa:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 Peringkat
24Bab
4.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Β Β 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hendra Aksana seorang pria keturunan darah biru, harus menerima kenyataan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan Lita Ariani Puspita yang masih satu strata dengan keluarganya. Padahal, dia sudah mempunyai pilihan sendiri. Namun, Henra tak bisa menolak perjodohan itu. Dia pun menjalankan kehidupan berumah tangganya bersama Lita dalam senyap. Hendra yang selalu menyalahkan kehadiran Lita dalam kehidupannya sebagai wanita pembawa sial. Sehingga hubungannya dengan Maya harus kandas. Sampai akhirnya, Hendra dibakar api cemburu ketika melihat Lita bersama Pria lain. Lita dituduh telah berselingkuh. Sehingga wanita itu pergi meninggalkan suaminya yang berakibat kecelakaan dan mengalami kritis.

Lihat lebih banyak
MENIKAH TERPAKSA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
fanny tedjo pramono
ceritanya sudah selesai / belum? semangat update ditunggu guys
2022-07-20 17:11:29
0
user avatar
fanny tedjo pramono
semangat update ditunggu guys
2022-06-10 17:34:19
0
user avatar
fanny tedjo pramono
ceritanya bagus dirunggu bab selanjutnya guys
2022-04-07 20:39:00
0
user avatar
Secret.Vee
Kurang apa coba Lita itu
2021-06-30 12:38:21
0
user avatar
th
Pasti sedih banget jadi Lita, kasih dia happy ending ya thor 😭
2021-06-27 12:24:40
1
user avatar
Jana Indria
Sabar subur ya Ta .... 😍😍
2021-06-23 16:11:51
2
user avatar
Ishokuiki
Terima kasih yg sdh memberikan komentarnya
2021-06-07 15:58:07
0
user avatar
mak inah123
good... up
2021-04-08 15:13:33
2
user avatar
MerryZumer
menyentuh hati banget😭😭. penasaran Thor, lita kamu pasti bahagia. next thor
2021-03-16 15:02:18
2
user avatar
Ayunina Sharlyn
Sabar yo lita, cah ayu... Mesti ono kahanan endah kanggo sliramu πŸ˜πŸ’–
2021-03-15 23:18:30
2
user avatar
Nyi Ratu
Semangat Lita, semoga Hendra segera dibukakan pintu hatinya
2021-03-15 16:51:40
2
24 Bab
MALAM PERTAMA
Hendra Aksana berdiri, bersandar di pintu lemari jati yang berukir klasik dan berwarna keemasan, sambil melipat tangan di depan dadanya. Tanpa mau mengerti perasaan perempuan yang sedang menangis di hadapannya. Perempuan berparas ayu, hidung lancip dan kulit kuning langsat itu adalah Lita Ariani Puspita. Baru saja resmi menjadi istri Hendra. Entah, berapa banyak air mata yang sudah ia luapkan dari mata sendunya. Ia menangis tatkala Hendra meluapkan kekecewaan yang dialami. Pria tampan bertubuh atletis dengan rambut gondro sebahu. Memperhatikan dari ekor matanya, Lita yang duduk tersedu di bibir tempat tidur. Meratapi nasibnya di malam pertama pernikahan mereka. Seharusnya bagi sepasang pengantin yang sudah mengikat janji dalam ikrar pernikahan, hal ini adalah saat yang terindah. Saat-saat saling berpadu kasih, bertukar kemesraan, tertawa dan menikmati gelora cinta yang penuh dengan desahan kenikmatan. Akan tetapi, bagi Hendra tidak begitu. I
Baca selengkapnya
HAMPA
“Dalam kamus hidupku, ndak ada yang namanya perjodohan. Aku orang yang bebas menentukan pilihan dalam menjalani kehidupan. Aku mau menikah denganmu itu karena ibu. Jadi, hingga saat ini aku ndak mencintaimu. Mungkin lebih tepatnya belum mencintaimu.” Kalimat itu yang pernah Hendra lontarkan di saat awal pernikahannya dengan Lita. Semenjak itu Hendra dan Lita menjalani kehidupan berumah tangganya secara senyap. Tak ada tegur sapa. Tak ada saling bicara. Walaupun mereka tinggal dalam satu kamar. Mereka hanya saling bertukar senyum, saat berada di luar kamar. Di depan kedua orang tua mereka. Bahkan saat di pesta pernikahan, di situlah mereka akan memerankan sandiwaranya. Namun setelahnya, perang dingin bermula lagi bila berada kembali di kamar. Bila melihat keserasiannya, semua wanita pasti akan iri. Ingin seperti Lita yang mempunyai suami bertubuh atletis, kulit bersih, hidung bangir dan berwajah bersih. Menunjukkan bahwa ia memili
Baca selengkapnya
PERSIAPAN YANG SIA-SIA
"Piye (bagaimana), Lit? Apa sudah ada tanda-tanda?" tanya ibu kepada Lita yang duduk di sebelah Hendra. Mereka sedang duduk mengelilingi meja makan untuk menikmati makan malam. Sambil membahas kegiatan yang sudah di lakukan dalam sehari. Terutama mengenai perkembangan perkebunan kopi yang sudah mulai bisa Lita kuasai setelah dalam setahun ini dia pelajari. Semenjak Lita memegang manajementnya, perkebunan itu menjadi berkembang dengan pesat. Semula kopi-kopi yang dihasilkan dari perkebunan mertuanya hanya bisa dinikmati dan dijual di dalam negeri, kini sudah tersedia di beberapa negara Asia. Rencananya dia ingin menembus pasaran eropa. Sehingga dunia bisa tahu bahwa kopi yang dihasilkan dari perkebunan ini tak kalah dengan kopi-kopi dari mancanegar dengan olahan yang sama. Gagasan-gagasan cemerlang seperti inilah membuat kedua orang tua Hendra semakin mengandalkan Lita. "Tanda apa
Baca selengkapnya
PERTEMUAN DI KAFE
Hendra melajukan hardtopnya. Menyisir jalan yang diterangi lampu-lampu lalu lintas. Menuju kafe, tempat dia akan bertemu dengan seseorang. Tak peduli dengan udara malam yang menusuk hingga ke tulang sumsum. Lelaki itu terus menancap gas seolah-olah ingin segera tiba di tempat tujuan. Sesampainya di  kafe, Hendra segera memarkir mobilnya dengan sempurna di halaman. Tampak di sana masih banyak pengunjung yang datang. Terlihat dari beberapa kendaraan yang terparkir dan riuh gelak tawa pengunjungnya. Karena tempat ini memang buka hingga larut malam. Tempat dengan bangunan yang sederhana namun mempunyai sentuhan artistic. Mulai dari hiasan hingga kursi dan mejanya semua dibuat dari bahan daur ulang. Namun, tak menampakkan bahwa itu dari barang-barang bekas yang mereka sulap menjadi furniture yang indah dan berkelas. Di dalam ruang yang beraroma kopi, Hendara mengedarkan pandangan. Mencari sosok yang telah mengarahkan dia ke sini.&nbs
Baca selengkapnya
SELAMAT TINGGAL HENDRA
Hendra memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia menancap gas, agar mobil Maya bisa tersusul. Dia tak ingin kehilangan jejaknya. Sayang, mobil wanita itu sudah tak terlihat lagi. Akan tetapi, Hendra tak kehilangan akalnya. Dia mengarahkan mobilnya ke rumah indekos Maya. Pria itu merasa yakin, bahwa kekasihnya pasti pulang ke rumah ini. Sampai di depan rumah indekos Maya, Hendra baru teringat. Malam sudah beranjak larut. Sehingga dia tak bisa seenaknya bertamu ke sana. Bisa runyam akibatnya. Hendra pun mengurungkan niatnya. Dia hanya bisa memandang rumah indekos itu dari jalan raya. Kamar indekos Maya yang berada di lantai atas, dapat di lihat dari luar. Hendra melihat kamar itu tampak gelap. Mungkin dia sudah tidur. Gumamnya. “Ah! Oke, ndak papa. Aku akan menunggumu di sini,” ucap Hendra liri, bergumam sendiri. Dia menyatukan jari kedua tangannya kemudian meletakkannya di bela
Baca selengkapnya
BINGUNG
“Tapi, itu semua kemauan orang tua kita. Aku juga ndak ngerti apa-apa, Mas. Aku juga ndak tahu, kalau Mas Hen ternyata sudah punya pacar,” jawab Lita pelan sambil masih terisak. “Kalau aku tahu, aku juga ndak bakalan mau dijodohkan sama Mas Hen. Aku juga ndak mau merusak hubungan njenengan (kamu) sama dia,” beritahu Lita melengkapi kalimatnya sambil membenahi posisi duduknya, kemudian menyeka air matanya. Mendengar penjelasan Lita, wajah Hendra yang semula menegang, sekatika mengendur. Ia baru menyadari bahwa ini memang bukan salah Lita sepenuhnya. Dia hanya mengikuti tradisi yang sudah turun temurun. Dia hanya manut apa yang sudah menjadi titah keluarga. Sedangkan aku, mungkin satu-satunya orang yang membangkang dengan aturan itu. Hendra menarik napas. Kemudian mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Mencoba menyapu kekalutan yang tersirat di rautnya. “Hah! Ya, sudah. Aku
Baca selengkapnya
GEGER
“Piye, Le? Lita sudah bisa dihubungi?” tanya pak Wiryo yang sedari tadi duduk di samping istrinya. “Dereng (belum), Pak,” jawab singkat Hendra yang masih terus sibuk menghubungi Lita. “Ya, sudah. Mending telpon dokter langganan saja. Biar ibumu gek (biar) ndang (cepat) waras (sembuh),” usul pak Wiryo. “Nggeh, Pak,” jawab Hendra. Akhirnya Hendra berhenti menelepon Lita dan berlaih menghubungi dokter praktek yang sudah menjadi langganan keluarga pak Wiryo. Tiga puluh menit setelahnya, dokter itu pun datang dan segera memeriksa dan memberikan resep obatnya. Selain itu, Hendra meminta agar dokter tersebut memberitahukan obat yang ada, yang masih bisa dikonsumsi oleh ibunya. “Jadi, ini yang masih bisa di minum ibu, Dok?” tanya Hendra mengambil obat yang di tunjuk dokter it
Baca selengkapnya
TANGAN SAKTI
Bergegas Lita mengambil baju ganti Hendra dan selimut bersih. Saat berbalik perempuan itu melihat suaminya sudah berbaring begitu saja di atas sofa. Semula dia mengira bahwa suaminya sangat mengantuk dan lelah. Namun, ketika dia mencoba memasangkan selimut itu ke tubuh Hendra, tangannya sempat menyentuh tangan lelaki itu. Lita terperanjat, “Mas Hendra, gerah (sakit)?” Hendra hanya bergeming, tak menjawab pertanyaan perempuan itu. Tiba-tiba tangannya perlahan menyentuh kening Hendra. Dia ragu. Takut Hendra tak suka bila Lita menyentuhnya. “Masya Allah. Mas Hendra demam!” seru Lita lirih, seolah ia berbicara sendiri. Berkali-kali Lita berjalan hilir mudik. Mengambil kompres dan obat demam untuk diminumkan ke Hendra. “Mas Hen, tidur di ranjang saja bagaimana? Biar aku yang gantian tidur di sofa,” tukas Lita berhati-hati. 
Baca selengkapnya
SEBUAH PERJALANAN
Perjalanan menuju Bali, menurut Hendra sangat membosankan. Tak sedikit pun dia menikmatinya. Gerutu dalam hati selalu mengiringi, apa lagi harus melakukan perjalanan berdua dengan Lita, perempuan yang sama sekali tak dicintainya. Akh! Kenapa aku harus nurut begitu saja? Sial! Bulan madu? Hah! Buat apa pergi kalau bukan bersama orang yang kucintai? Sudut hati Hendra bergemuru. Sikapanya yang acuh kepada Lita, sehingga duduk di dalam pesawat pun membuatnya tak nyaman sepanjang perjalanannya. Kaku dan tegang, tak ada seuntai senyum yang menghias di wajah Hendra dan Lita. Sebongkah es di kutup utara menyelimuti suasana di antara mereka berdua. Harusnya banyak peluang untuk bermesraan, tapi mereka lewat begitu saja. Lita sibuk menekuri novelnya. Karena perempuan itu tahu, hanya ini jalan satu-satunya agar dia bisa menutupi kekakuan itu. Dia tak ingin waktunya akan dihabiskan hanya untuk merutuki nas
Baca selengkapnya
Teka Teki
“Tidak, Tuan. Kurang lebih sekitar satu kilo meter lagi kita sampai.” Arya memberitahukan dengan nada bicara yang sopan.Pandangan Hendra menatap lurus kedepan, dengan tangan menopang di pintu mobil sambil menyangga kening. Memijatnya untuk mengusir rasa bosan. Akan tetapi, setelah beberapa detik menikmati pemandangan sepanjang perjalanan, wajahnya mulai terlihat berubah. Ada yang menarik perhatiannya di sepanjang jalan itu.Hendra melihat sejumlah perempuan Bali berjalan beriringan dengan menggunakan kebaya yang sama, khas daerah itu. Sedang menyunggi sesajen berupa buah, jajanan tradisional, bunga dan hiasan janur yang disusun di atas sebuah wadah, hingga tingginya mencapai satu meter. Sebuah pertunjukan unik bagi Hendra yang baru saja menyaksikan hal itu. Tak menyia-nyiakan kesempatan, pria itu mengarahkan kameranya ke objek yang membuatnya tertarik.“Itu namanya Mapeed, Tuan. Tradisi orang-orang Bali yang hanya boleh dilakukan oleh wanita s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status