Semua Bab Hello, My Second Husband: Bab 31 - Bab 40
57 Bab
Si Kembar Dilawan!
Kalau bukan karena suara ponselnya yang berdering, Sinar pasti akan menanyakan lebih lanjut sejauh apa Arya menyukainya. Ah, sepertinya semesta sedang mengajaknya bercanda. "A-aku harus ke kantor sekarang," ucapnya gemetar. Tanpa permisi, Arya menyatukan jemarinya dengan jemari Sinar. Memberikan kenyamanan agar wanita itu tak gugup setelah mendengar pengakuan cintanya yang terkesan mendadak.Mereka kembali keluar dari rumah Arya dan masuk ke mobil. Bahkan Sinar sama sekali tak keberatan jemarinya digenggam oleh Arya tanpa izin. Sebenarnya apa yang dirasakan olehnya sih tentang sosok Arya Sagara?Dalam perjalanan pun mereka hanya tenggelam dalam diam dan Arya memang membiarkan suasana menjadi sunyi. Ia akan memberikan waktu bagi wanita itu berpikir tentang ungkapannya tadi. Tanpa sadar, mobil Arya sudah menepi tepat di depan agensi Victoria grup. "Sinar, kita sudah sampai,""Ah iya, terima kasih." wanita itu begitu terburu-buru ka
Baca selengkapnya
Rencana Si Kembar
Taktik Sariti kali ini adalah mencoba membuat drama di depan Bagas. Ia bertingkah seolah korban akibat kenakalan si kembar dan pura-pura kesakitan. "Mas, tapi mereka nakalnya minta ampun. Mereka memang gak mau punya adik dari aku!"Tentu saja Aksara sudah pasang badan, merasa harus melindungi Aurora semisal ayahnya pilih kasih dan mengabaikan mereka. "Itu semua gak benar, Ayah! Aku dan Rora gak mungkin nyakitin seseorang. Justru Bi Sariti lah yang mau menyiksa kami!"Sungguh! Si kembar merasa kalau sekarang dunia ayahnya begitu menyeramkan bagi mereka. Kalau begini caranya, mana betah mereka tinggal bersama dengan Bagas?"Aksara, Aurora.. minta maaf sama Dik Sariti. Bagaimanapun juga, dia akan menjadi ibu kalian," bela Bagas. Sariti besar kepala dan masih melanjutkan aksi sesenggukannya. Ia akan membuat pria itu benar-benar bertekuk lutut hanya padanya. "Tapi Ayah..""Jangan membantah, apa bunda kalian yang mengajari
Baca selengkapnya
Makin Mendekati Sinar
Oke, setelah penjelasan guru si kembar sudah selesai dan mengucapkan salam. Aksara cepat-cepat menarik tangan Aurora untuk menuju ke minimarket terdekat. Beruntung bocah laki-laki itu memang sudah bisa menyeberang. Selain cerdas, cerdik dan juga banyak akalnya, Aksara selalu berusaha untuk melindungi adiknya dalam marabahaya. "Ngapain kita ke minimarket, Kak? Bukannya kita nungguin om Arya untuk jemput kita? Kamu udah SMS dia kan?""Bawel banget sih! Apa susahnya nurut? Kita ke minimarket itu untuk beli masker buat penyamaran, biar pak satpam rumah nggak nyariin kita dan gak tahu kalau kita lagi ngerjain misi untuk kabur."Aurora hanya mengangkat bahunya, mengikuti kakak kembarnya untuk membeli masker sambil menunggu kedatangan om Arya. Mungkin sebentar lagi pria heronya akan segera datang. Setelah membeli masker dan benar saja Arya sudah menunggu di depan mobil sambil menyipitkan mata melihat ke arah mereka. Ada apa si kembar menghubunginya dan m
Baca selengkapnya
Sinar Harus Kokoh?
Nolak pesona perjaka ganteng? Mana bisa? Jelas ada kebanggaan tersendiri bagi Sinar karena pria bernama Arya Sagara, pengacaranya dulu ternyata menyimpan rasa terhadapnya. [Percaya gak, aku kangen sama kamu.]Ah, tentu Sinar percaya soal itu, tapi bukti akurat juga perlu. Jaman sekarang modal obral janji tentu semua orang bisa melakukannya. "Hmm, ini kamu lagi deketin aku atau edisi curhat sih, Ar? Gak gara-gara kemaren kamu ngecup aku terus mendadak kamu jadi baper kan?" kekehan Sinar membuat Arya di sebrang sana sepertinya menghela napas. Kalau boleh jujur, Arya memang begitu mempesona. Apalagi perhatiannya yang kadang gak bisa Sinar prediksi. Terlebih pria itu jarang sekali dekat dengan wanita lain atau bahkan terdengar kabar kencan. Tapi yang pasti, untuk sekarang Sinar tak ingin melabeli semua pria adalah pengganti Bagas. Ia ingin mencari suamiable yang benar-benar mencintainya, mencintai anak-anaknya, bukan cuma jadi pengga
Baca selengkapnya
Jadi, Pilih Siapa?
Mau balik marah, tapi Arya masih punya sopan santun. Mulut cabe tante Alissa benar-benar membabat otak Arya dan bikin pedih di mata. Duh, kalau ngomong gak bisa difilter dulu ya, Tan?"Om, aku males pulang!" rengek Aksara. Alissa sudah menarik tangan cucu-cucunya untuk segera masuk. Jelas ada kebencian di mata wanita itu, baginya Arya seperti teman makan teman. "Nenek, jangan narik tangan Aurora kekencengan dong!" tolak gadis kecil yang ketakutan melihat kesangaran neneknya. Mau bagaimana lagi? Arya memang bukan siapa-siapa, apalagi hari sudah makin gelap. "Saya pamit dulu, Tan. Assalamualaikum. Pamit ya, princess pangeranku! Aksara harus jadi jagoan!"Melihat pria hero mereka pergi, Aksara hanya bisa berharap akan ada hal baik terjadi pada mereka. Ya, semoga saja. "Kalian kalau dekat sama orang harus izin dulu sama Nenek atau nggak ayah, kalian gak tahu om Arya orangnya kayak apa," titah Alissa. Bagi mereka, Ar
Baca selengkapnya
Arya Sagara Si Gentleman
Ternyata mendapatkan restu tak sesulit yang dibayangkan Arya. Pria itu dengan gagahnya datang ke Jakarta dan mengungkapkan niatnya untuk mempersunting Sinar Mentari. Ia harus lebih gesit sebelum terselip dengan calon-calon yang mungkin saja sedang mengejar wanita idamannya. "Aku kelihatan payah nggak sih kalau ke rumah orang tua Sinar ngajak temen?" Yudis mengangkat bahunya, ia mana tahu karena belum punya pengalaman melamar anak orang. Masih mengumpulkan banyak biaya mempersunting Gebby Rastanty. "Menurutku nih, Mas.. kayaknya gak deh. Soalnya jarak Bandung menuju Jakarta kan lumayan jauh, pasti orang tua mbak Sinar pahamlah kalau menyetir sendirian pasti membosankan. Pasti mereka sudah menduga aku adalah teman Mas Arya biar gak gabut-gabut amat dalam perjalanan." Keterangan sang barista ada benarnya juga. Sebentar lagi mobilnya akan sampai di rumah orang tua Sinar dan saat ini tak ada yang bisa mengendalikan detak jantung Arya ka
Baca selengkapnya
Menemui Sinar Untuk Cinta
Satu hal yang pasti, Sinar tidak mungkin menyukai dua pria dalam satu waktu. Ia menolak suapan dari atasannya yang masih terus menyuapinya. "Saya nggak enak karena udah mengotori kemeja anda, Pak Sam. Maaf,"Pria dengan lensa mata berwarna coklat kehitaman itu menatap Sinar sekali lagi. "Aku kan udah bilang enggak apa-apa, hanya saja sepertinya aku begitu baju ganti deh,"Aduh! Sinar sama sekali tidak memiliki pakaian ataupun kemeja yang sesuai badan Sam Malik. Ah, ia ingat! Bukankah ia membawa hoodie yang kebesaran untuk jaga-jaga seandainya udaranya dingin. Akhirnya Sinar pun bangkit dan mengambil sesuatu dari kopernya.  "Sebenarnya saya tidak memiliki apa pun yang bisa anda pakai, tapi sepertinya ini cocok atau saya pesankan dari layanan kamar?"Tanpa diduga, pria bernama Sam langsung membuka kemejanya yang tadi tersemprot bubur yang sudah ditelan oleh Sinar dan langsung memakai hoodie tersebut. Siapa sih yang nggak jantungan lihat roti sobek pr
Baca selengkapnya
Jantung Sinar Hampir Meledak
Benar apa kata Gebby kemarin, ternyata Sam Malik adalah pria yang terbiasa mengincar wanita cantik yang sedang tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Beruntung Sinar sudah menyadarinya saat berpapasan dengan pria itu yang sedang menggoda Vanya di lift. "Sekarang udah tahu kebenarannya kan? Lagian nih ya, gak ada pria tampan yang benar-benar baik kalau berpapasan dengan wanita cantik. Vanya itu aktris yang sedang naik daun, jelaslah atasan kita langsung oleng dan lu kalah jauh, Sinar.""Ya maaf, doain aja gue bisa ketemu sama jodoh gue."Ini adalah hari terakhir Sinar di Sumba, mungkin nanti malam atau besok keberangkatan menuju Bandung. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan si kembar. "Lu itu sebenarnya udah hampir deket banget sama jodoh lu, cuma ya nggak lu sadarin aja sih. Gue lagi bete tahu, dari semalam Yudis sama sekali nggak bisa dihubungi. Awas aja kalau di sana dia punya gebetan baru!"Sinar hanya mengumbar senyum lalu kembali m
Baca selengkapnya
Ungkapan Cinta
Sinar meyakini kalau Gebby dan Yudis pasti sekarang sedang mengajak si kembar ke hotel agar dirinya bisa berduaan dengan Arya di pantai. Pantai ini memang sepi karena lokasinya yang agak sulit dijangkau oleh wisatawan. "Tapi kamu pasti juga kedinginan, kemeja kamu aja tipis begini," Sinar agak kaget karena refleks menyentuh lengan Arya dan menyadari kalau lengan pria itu sangat mantap dan kokoh. Ia harus segera menyingkirkan otak gilanya yang merespon baik pada lengan milik Arya Sagara. "Aku terbiasa hidup di Bandung dan sering naik gunung waktu muda, cuma kayak gini udah biasa banget, Sinar."Baiklah, Sinar tak perlu merasa bersalah karena memakai tuksedo milik pria yang rela menyusulnya ke Sumba. Tentu pria itu akan bertingkah so sweet agar Sinar luluh hanya kepadanya.   Tatapan mereka bertemu lagi, dan ini sudah kedua kalinya jantung Sinar berpacu kencang. Ya Tuhan, tolong kuatkan iman. "Sepertinya mulai
Baca selengkapnya
Panggilan Baru
Arya memang sudah berjanji akan membahagiakan Sinar juga si kembar selama di Sumba. Seperti sekarang, setelah mendapatkan menu yang akan dijadikan menu makan malam, Arya memanggil salah satu pelayan untuk memesankan sesuatu. Cinta, udah terima. Kenapa gak sekalian aja bikin Sinar tambah baper sejatuh-jatuhnya?"Pesan apalagi sih? Jangan minum di sini, ada anak-anak.""Enggak, Sayang. Aku gak perlu itu karena malam ini aku sudah mabuk kepayang karenamu."Gebby yang mendengar gombal receh lima ratusan dari Arya ingin mengeluarkan lagi minumannya yang barusan diteguknya. Ini mereka kesambet setãn di pantai apa ya?Diliriknya si kembar yang hanya bersantai, sambil menunggu makanan mereka datang. Ah, kalau dilihat-lihat sih Aksara dan Arya memang setipe. Cuek, banyak akal juga cerdas. Meskipun nanti posisi Arya adalah ayah sambung, tapi bagi Gebby pria itu jauh lebih berkualitas daripada si Bagas yang doyan selangkangãn doang.Setelah maka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status