All Chapters of Turun Ranjang?: Chapter 11 - Chapter 20
45 Chapters
Tidur Bareng?
Sabtu pagi ternyata Criss mendapatkan pesan dari Chiko agar bekerja lembur. Memang Criss meminta maaf karena tidak bisa mengantar Bella jalan-jalan. Akan tetapi, Bella yang kekanak-kanakan malah marah dan hanya mendiamkan Criss. Setelah kepergian sang suami, wajah Bella jadi murung. “Jangan-jangan dia juga besok ga bisa libur. Huft!” keluhnya.Setiap setelah Criss pergi, ia sengaja duduk di sofa sambil mengintip sesekali ke jendela seolah sedang menanti seseorang. Di rumah besar hanya sendirian membuatnya merasa sangat kesepian.Tiba-tiba terdengar suara mobil yang berhenti di depan pintu gerbang rumahnya. Bella mengintip dari balik jendela.“Eh, itu mobil Chiko.”Bella segera berbenah. Ia merapikan meja dan juga penampilannya. Rambut yang awalnya ia ikat, segera dilepas dan dibiarkan terurai begitu saja.“Sudah kuduga, dia pasti datang,” ucap Bella sambil tersenyum.Tok! Tok! Tok!Bagaikan sebuah ciri khas. Setiap seseorang yang mengetuk pintu pasti se
Read more
Perasaan Cristopher
“A-aku enggak pegang-pegang kamu kok semalem. Swear!” Criss mengangkat kedua tangan dan jarinya membuat simbol perdamaian.Tatapan Bella yang tajam sungguh membuatnya takut. Menyeramkan. Ia takut difitnah melakukan hal yang aneh-aneh pada Bella.“Bukan itu!” Bella menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia lalu menaruh kembali sendoknya.“Terus?” Criss tak mengerti.Bella mendorong sedikit piringnya. Lalu ia memundurkan kursinya juga sambil melipat tangan di dada. Bibirnya cemberut."Aku enggak mau makan sendirian," jawab Bella dengan nada yang begitu manja."Ini 'kan berdua," kata Criss.“Maksudnya apa, sih? Aku enggak ngerti,” batinnya.Bella lalu bangkit dan menuangkan mie-nya ke dalam piring Criss hingga kini piring itu terlihat sangat penuh. Beberapa mie tak menjuntai ke bawah."Begini maksudku,” ucap Bella.Criss melongo. Ia hanya bisa pasrah. Bella pun mengatur kursi dan duduk di samping suaminya. "Criss!" panggilnya."A-apalagi?""Sini!" Bella men
Read more
Rembes
"Ada apa, Bell? Kamu enggak apa-apa?" teriak Criss.Criss panik setengah mati. Ia melihat Bella tak berdaya sambil tengkurap. Lalu Criss menempelkan telapak tangannya tepat di kening Bella."Kamu panas banget. Kamu demam.”"Criss ...," panggil Bella dengan suara yang begitu rendah.Keringat panas dan dingin membasahi tubuhnya. Anak rambutnya pun terlihat sangat basah berair. Tubuhnya panas dan menggigil."Ayo kita ke rumah sakit!" ajak Criss.Bella menolak. "Enggak. Aku enggak mau.”"Jangan nolak! Cepetan!" Criss memaksa. Ia hendak memangku tubuh Bella."Dadaku sakit, Criss ...," lirih Bella."Ayo ke rumah sakit makanya!" Criss agak emosi.Sebagai seorang suami tugasnya tentu adalah menjaga sang istri. Maka dari itu, sebisa mungkin ia berusaha agar Bella mau menuruti perintahnya demi keselamatan diri Bella sendiri."Enggak mau." Bella bersikukuh. “Aku malu ...,” tambahnya.Criss merasa aneh dan heran
Read more
Rindu Terlarang
Mereka berangkat menggunakan mobil. Criss mau tak mau mengantar Bella terlebih dahulu. Padahal hari sudah sangat siang. Mereka pergi ke sebuah panti asuhan yang jaraknya pun tak terlalu jauh dari rumahnya.Di panti asuhan, Bella menyerahkan semua ASI-nya. "Semoga bermanfaat ya Bu, Pak," katanya."Terima kasih, Nak,” ucap salah seorang pengurus panti itu.Pihak Panti begitu bersyukur. Mereka tidak perlu mengeluarkan dana lebih untuk membeli susu lagi. Bella dan Criss juga berkeliling sebentar di sana.Selanjutnya Criss mengajak Bella untuk pergi sarapan di sebuah Cafe. "Aku laper," katanya.Mobil di parkir tak begitu jauh dan berada tepat di depan Cafe itu. Mereka berdua pun memasuki Cafe tersebut dan memilih kursi dengan sudut yang paling nyaman."Kamu mau makan apa?" tanya Criss saat duduk dan membuka buku menu."Apa aja, tapi yang banyak." Bella sangat bersemangat."Haha. Ibu hamil rakus,” ledek Criss.Lalu ia memesan banyak makanan di sana. Ia terlihat
Read more
Berkeringat
Seperti biasa, pagi hari setelah kepergian Criss, Bella menunggu di sofa sambil mengintip ke jendela. Ia memegang erat ponselnya.Tok! Tok! Tok!"Ah, pasti Chiko." Bella bergegas membuka pintu. Chiko menepati janjinya kemarin. Ia datang setelah Criss pergi.Kali ini Chiko membawa buah-buahan dan bubur. Bella mempersilakannya masuk. Ia sangat senang dengan apa yang dibawa mantan suaminya itu."Kamu kaya mata-mata. Tahu aja apa yang lagi aku butuhin," kata Bella sambil mengambil bungkusan yang dibawa Chiko."Iya, dong." Chiko tersenyum.“Apa di rumah enggak ada siapa-siapa?” tanya Chiko sesaat sebelum masuk.Bella menggeleng-gelengkan kepalanya. Chiko pun dengan leluasa melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia lalu duduk di sofa.“Aku ambilin minum dulu, ya?” Bella pergi ke dapur. Ia membuat jus mangga sebanyak dua gelas. Lalu setelahnya ia kembali ke ruang tamu.“Diminum! Mmm ... aku matiin dulu lampu kamar, ya?” kata Bella. Ia berjalan menuju ke kamar
Read more
Hormon Tak Stabil
"Ah, biasa. Aku bangun kesiangan,” jawab Chiko sambil terkekeh.Criss mengernyitkan dahinya. "Ah, waktu serumah ... biasanya juga dia bangun paling pagi. Aneh.”Criss tahu betul jika Chiko adalah orang yang giat, selalu tepat waktu dan tidak berleha-leha sepertinya. Kebiasaan mereka berdua sangat berbeda."Mana dokumennya? Tinggal tanda tangan aja, kan?" tanya Chiko. Criss menyerahkan dokumen yang dibawanya.Chiko masih saja gelagapan. Ia duduk sambil membolak-balik dengan cepat berkas-berkas yang berada di atas meja. Ia langsung membubuhkan tandatangan di sana."Enggak dibaca dulu?" tanya Criss."Enggak usah. Aku percaya," kata Chiko. Wajahnya begitu berbinar. Ia tersenyum-senyum sendiri.“Dia kenapa?!” batin Criss bertanya-tanya dengan sikap sang Kakak yang aneh dan tidak seperti biasanya.Menurut Criss, Chiko itu orangnya sangat teliti, tapi entah kenapa ia sampai tak membaca dokumen itu terlebih dahulu. Criss tak mau pikir panjang, ia pun tak mau diberi t
Read more
Kepergok
Sementara mobil melaju dan berkeliling mencari, Criss sampai tak menyadari jika istrinya sudah tertidur."Abis nangis, capek kali, ya? Ya udah, mending aku pulang aja."Criss memutar balik arah dan kembali pulang ke rumah."Di mana juga yang jualan gado-gado malem-malem begini?" gerutunya sambil mengangkat tubuh Bella. Ia berteriak memanggil Gea."Tuan habis dari mana?" tanya Gea yang siap siaga membuka pintu. Ia menunggu kedatangan kedua majikannya.Criss masuk ke dalam rumah. "Kamu enggak usah tahu. Tutup aja pintunya! Jangan lupa kunci!" suruhnya."Iya, Tuan." Gea menuruti perintah tuannya.Criss membaringkan dan menyelimuti tubuh Bella. "Selamat malam Ibu hamil. Maap, aku enggak bisa ngabulin apa yang kamu mau."Setelahnya lalu Criss mengetuk pintu kamar Gea. Pikiran dan hatinya masih saja dihantui rasa bersalah karena tidak berhasil mewujudkan keinginan istrinya.Gea yang baru saja membaringkan tubuhnya lalu segera membuka pintu kamarnya. “Ada apa, Tu
Read more
Menuntut Hak
Setelah Chiko pergi, Bella hanya mengurung diri di kamar. Ia menghabiskan waktu dengan hanya bermain ponsel.Sementara itu, Criss yang baru pulang bekerja langsung disuguhi kopi oleh Gea."Saya enggak suka kopi," kata Criss. Ia melonggarkan dasinya.Lalu Criss melepas kaos kaki dan menaruh sepatunya ke dalam rak. Ia lakukan itu sendiri karena Gea yang mau membantu pun dilarangnya."Ma-maaf, Tuan, saya enggak tahu,” jawab Gea. Niatnya untuk sedikit menyenangkan hati Tuannya pun gagal.Criss kembali duduk sambil sedikit memijat kakinya. Ia meregangkan otot-ototnya."Buatin susu coklat aja!" suruh Criss."Baik, Tuan." Gea mengangguk.Criss menyandarkan punggungnya di sofa. Melepas rasa penatnya untuk beberapa saat."Bella ke mana?" tanya Criss."Ada Tuan, di kamarnya,” kata Gea sesaat sebelum hendak pergi ke dapur.Criss tak mau mengganggu Bella. Ia pun langsung pergi ke kamarnya. Ia berganti pakaian dan langsung berbaring.“Hari yang melelahkan. Mmm
Read more
Lihat Aku!
Malam hari di penginapan, Bella dan Criss memang tinggal satu kamar, tapi mereka tidur secara terpisah.Bukan tak gentle, tapi Criss tetap berusaha sabar menunggu pintu hati Bella terbuka untuknya. Ya, entah kapan itu, tapi ia percaya jika dirinya akan sesegera mungkin menggantikan posisi sang kakak di dalam hati Bella.***Pagi hari mereka berencana untuk pergi berenang. Ya, namanya juga pantai, tak Afdol jika tidak merasakan airnya.Kala itu Criss sedang duduk di Cafe di penginapan tersebut. Ia menunggu sang istri berganti pakaian. Dengan minuman segar di tangan, tiba-tiba ia terkejut dengan kedatangan Bella yang penampilannya tidak sesuai harapan."Kamu enggak pakai bikini kaya mereka?" Criss menunjuk beberapa wanita yang berlalu-lalang dengan menggunakan pakaian ketat dan minim.Bella merasa risi dengan tampilan para wanita itu. Ia lalu menjitak kepala Criss agar meliriknya lagi. Otomatis membuat Criss kesakitan."Emangnya aku har
Read more
Perang Antar Saudara
Lantunan nada membuat keduanya semakin terlena dan mata mereka bertemu, saling bertukar pandang.Bella yang sadar segera menghindari tatapan tersebut. Ia kembali fokus pada ikan yang sedang dibakarnya.“Ini udah mateng, belum?” tanya Bella.Mata Criss pun beralih pada ikan yang sedang dipegang sang istri. Ia lihat ikan itu sudah agak berwarna hitam dan hampir gosong.“Udah,” sahut Criss cepat sebelum Bella memasukkan lagi ikan tersebut pada api yang membara. Criss tak mau makan ikan pahit.“Aku coba, ya?” Tanpa ragu, Bella mencubit daging ikan itu dan memakannya.“Mmm .... enak banget! Cobain, Criss!”Ikan itu pun disodorkan pada Criss yang masih cemberut.“Suapin!” pinta Criss.Bella lalu menyuapi suaminya. Criss yang masih memegang gitar itu pun mengangguk-angguk menikmatinya.“Aku laper,” kata Bella. Ia menyerahkan ikan bakarnya pada Criss. Ia mencari makanan pada keranjang piknik yang bentukannya lucu di sana.Ia obrak-abrik isi di dalamnya dan d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status