All Chapters of Sweet Enemy: Chapter 61 - Chapter 70
96 Chapters
Emily Mengacaukan Pagi Ainsley
"Jadi sebenarnya kemarin kami bertengkar. Aku marah dan mengusirnya dan dia pun setuju. Dia bilang dia tidak akan menggangguku lagi. Dan bukan hanya kata-kata saja, dia benar-benar melakukannya." Ainsley mulai bercerita."Sejak dari itu aku jadi kalang kabut sendiri. Aku merasa ada yang kurang karena biasanya setiap malam dia akan menelponku dan berbicara hal-hal tidak penting hanya untuk menggangguku. Tetapi malam itu senyap. Aku terus memikirkannya bahkan sampai aku tidak bisa tidur. Akhirnya aku pergi ke taman tapi dipukuli mommy," lanjut Ainsley lagi."Oh, jadi malam itu kau sedang memikirkan Dixon?" goda Brianna."Bisa dikatakan begitu, Mom. Aku ... entahlah aku tidak mengerti. Aku rasa mungkin aku sudah lama mengakui perasaanku untuk Dixon tapi aku masih terus berusaha menyangkalnya. Aku pikir aku hanya terbiasa saja diganggu olehnya, tidak ada perasaan lain. Tapi ternyata ...." Ainsley menggantungkan kalimatnya."Ternyata?""Ternyata aku tidak si
Read more
Artis Dadakan
"Kau tidak pergi bertemu Dixon hari ini?" celetuk Emily sambil memakan es krimnya. Ya, setelah selesai bercengkerama tadi mereka pergi hang out. Pergi berbelanja, nonton, berkeliling untuk sekedar window shopping, lalu terakhir mereka makan es krim di food court yang ada di mall tersebut."Kenapa aku harus bertemu Dixon setiap hari?" balas Ainsley berlagak acuh."Yaa, bukankah biasanya kalian mengurus proyek setiap hari?""Kami sedang istirahat sejenak. Lagi pula kami sedang mengamati perkembangan penjualan produk pertama kami. Setelah tahu bagaimana hasilnya baru kami akan menyusun langkah selanjutnya," jelas Ainsley."Ayolah, kita seharusnya bersenang-senang sekarang. Jangan membahas pekerjaan untuk hari ini. Otakku juga butuh istirahat, bukan?" lanjut Ainsley."Hahaha ... baiklah.""Ngomong-ngomong, kalau aku jadi asistemnu itu berarti aku akan bisa bertemu Luke setiap hari, iya kan?" kata Emily bersemangat."Hm, mungkin," balas Ai
Read more
Cemburu
"Mengapa kau ada disini? Dimana Emily?" tanya Ainsley sama sekali tidak menatap Dixon."Emily masih ingin bersama Luke, jadi aku suruh mereka pergi berdua dan aku menyusulmu kemari. Aku baik kan?" celetuk Dixon berusaha membuat candaan agar suasana mencair, tetapi ia belum berhasil."Ck, baik apanya!" decak Ainsley memperlihatkan rasa tak sukanya."Aku penasaran mengapa kau tiba-tiba marah padaku, Ainsley? Kau cemburu karena aku pergi bersama Luke kah?""Tolong sedikit disaring sebelum berbicara. Mengapa aku harus cemburu pada Luke sedangkan aku tahu hubunganmu dengan Luke. Aku baru akan cemburu jika kau berpelukan dengan perempuan lain!"Oh, Tuhan! Ainsley keceplosan. Mungkin setelah ini Dixon akan menertawakannya dan mengejeknya habis-habisan. Sial!Dixon masih mencerna kalimat Ainsley. Ia tahu tapi ia tidak ingin salah paham, jadi ia mengulang-ulang kalimat Ainsley dalam hati agar ia tahu apa maksudnya.Dixon akhirnya tersenyum miring set
Read more
Emperor
"Permisi, apakah tuan Ashton ada di tempat? Bisakah saya menemuinya?" Seseornag datang ke mera resepsionis."Selamat pagi, maaf, dengan siapa saya berbicara?" balas Sarah sopan."Saya Mattew, dari perusahaan RnB.""Baik, Tuan Mattew, apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan presdir?" tanya Sarah menjalankan prosedur yang ada."Ya, Tuan Ashton yang memintaku untuk datang untuk mengantar desain perhiasan yang akan segera launching pada musim ini," jelas Mattew menunjukkan kesopanannya, tidak seperti perempuan dari perusahaan RnB yang datang benerapa waktu lalu."Mohon tunggu sebentar, saya akan menghubungi tuan presdir terlebih dahulu, silakan anda duduk dulu." Sarah dengan sopan mempersilakan Mattew duduk pada kursi yang tersedia."Ya, terima kasih," balas Mattew sambil mengangguk lalu ia pergi duduk.Sarah pun segera menelpon Freddy."Selamat pagi, Tuan. Saya ingin memberitahu anda bahwa tuan Mattew dari perusahaan RnB datang untuk
Read more
Obrolan Terganggu
"Dad, boleh aku pulang denganmu?""Kenapa tidak? Tapi kemana mobilmu, Ainsley?" tanya Freddy ingin tahu."Emily ada urusan yang mendesak jadi aku minta dia pakai mobilku saja," balas Ainsley."Oh, ya sudah ayo, daddy tunggu di mobil," kata Freddy."Baik, aku ambil barang-barangku dulu." Ainsley langsung berlari ke ruangannya untuk mengambil tasnya sebelum menyusul Freddy.Setelah selesai mengambil barang-barangnya, Ainsley menyusul ayahnya segera."Oh ya, Dad, aku lupa belum memberitahumu," kata Ainsley memulai obrolan."Hm, memeritahu apa?" tanya Freddy."Kemarin Dixon sempat mengajakku ke tempat pelatihan yang dia rekomendasikan. Metode pelatihan disana bagus, Dad, aku pikir aku akan latihan disana saja.""Oh ya? Dimana? Coba besok daddy cek," balas Freddy."Weekend besok aku akan mengajakmu kesana, Dad, kita lihat sama-sama," kata Ainsley."Siap, Tuan Putri.""Oh ya, Dad. Di mobilku banyak sekali senjata tapi
Read more
Menembak Mati
Ainsley sama sekali tak melepaskan pandangannya dari ayahnya. Ia terus saja memperhatikan ayahnya yabg bergerak lincah namun kalah jumlah. Ayahnya sudah mengalahkan dua diantara musuh-musuhnya. Namun masih ada dua musuh yang sangat tangguh, menyerang ayahnya bertubi-tubi secara bersamaan. Ainsley meringis melihatnya. Ia tak tega melihat ayahnya di pukuli seperti itu. Ayahnya mulai lemah, gerakannya tak segesit tadi, pukulannya tak sekuat tadi. Pikiran Ainsley mulai melayang membayabgkan hal yang tidak seharuanya ia bayangkan."Ya Tuhan ... kumohon ... lindungilah daddy. Jika aku bisa aku pasti akan membantunya." Ainsley tak henti-hentinya memanjatkan doa.Ainsley meraih ponselnya, hendak menghubungi Dixon lagi namun ia urungkan. Karena ia takut mengganggu konsentrasi menyetir Dixon.Ainsley mulai tak tenang karena ayahnya sudah hampir kalah. Tidak, ayahnya sudah kalah. Dua penjahat itu mengeroyok ayahnya tanpa memberi ampun. Sepertinya mereka memang ingin merenggut
Read more
Ainsley Tertidur
Tok tok tok!Suara pintu di ketuk mengusik pemilik rumah yang tengah dusuk santai menikmati serial televisi yang ia tonton. Seorang itu pergi untuk membukakan pintu meski masih ingin menonton.Ceklek."Bibi, tolong—""Ainsley! Dixon, ada apa dengan Ainsley? Kenapa dia?" Brianna sangat terkejut melihat Ainsley yang terlihat berantakan dan ia terpejam berada dalam gendongan Dixon."Nanti aku ceritakan, tolong panggilkan dokter Louis, Bibi. Aku akan membawa Ainsley ke kamarnya lebih dulu. Paman Freddy masih ada di dalam mobil," terang Dixon sambil berlari mengantar Ainsley ke dalam kamarnya."Apa?" Brianna menutup mulutnya yang terbuka lebar. Ia langsung pergi ke mobil untuk memeriksa keadaan suaminya."Freddy!" pekik Brianna histeris."Ya Tuhan ... Freddy, apa yang terjadi dengan dirimu dan putri kita?" Brianna menangis."Bibi, tolong bantu aku memapah paman ke dalam," kata Dixon yang sudah kembali dari kamar Ainsley."Iya, a
Read more
Ainsley Baik-Baik Saja
Emily mengendarai mobil Ainsley dengan sangat hati-hati. Bukan apa-apa, itu adalah mobil yang dirancang khusus, yang spesial dihadiahkan untuk Ainsley dari ayahnya. Emily tidak ingin mobil itu lecet sedikitpun.Emily memiliki urusan mendesak dan mengharuskan ia datang ke kampus karena urusan kelulusannya itu. Dan setelah ia menyelesaikan urusannya Emily langsung mengendarai mobil Ainsley untuk di pulangkan.Sebenarnya Ainsley sudah menyuruh Emily untuk membawa pulang mobilnya saja, tetapi entah mengapa tiba-tiba Emily merasa perasaannya tidak enak. Ia tiba-tiba terpikirkan Ainsley, dan itu sangat mendorong Emily untuk segera menemui Ainsley.Sambil menyetir Emily sambil menelpon Ainsley karena sudah sangat gelisah. Ini pertama kalinya Emily merasa seperti ini. Perasaannya mengatakan bahwa sesuatu yang buruh terjadi pada Ainsley. Namun Emily berdoa semoga Ainsley selalu dalam lindungan Tuhan.Tuut ... tuut ....Cukup lama Emily menunggu panggilannya terj
Read more
Obat Bagi Seorang Ayah
"Ainsley, Sayang, k-kau sudah bangun?" Brianna seketika menghampiri Ainsley dan memeluknya. Dixon hanya bisa tersenyum lega, ia ingin memeluk kekasihnya tetapi Brianna masih memeluknya."Ainsley, kau tidak apa-apa, Sayang?" tanya Brianna lagi.Ainsley mengangguk-angguk. "Aku baik-baik saja, Mom," balas Ainsley."Syukurlah, Sayang, mommy lega.""Daddy, Mom, daddy kenapa? Mengapa daddy ... tidur?" tanya Ainsley pelan dan hati-hati. Karena seingatnya tadi ayahnya masih sadar, dan bahkah memeluknya erat. Ainsley sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa terbaring di kamarnya. Apakah dia pingsan, ayahnya juga pingsan? Apa yang terjadi sebenarnya?"Dixon, ada apa dengan daddy? Dan kenapa aku tiba-tiba ada di kamar?" tanya Ainsley karena Brianna tak kunjung menjawab.Dixon melukis senyum tipis. "Tidak apa-apa, Ainsley. Tadi kau pingsan, paman Freddy juga pingsan setelah kelelahan bertarung. Paman Freddy masih butuh istirahat, biarkan dia memulihka
Read more
Rencana Berlibur
Ainsley memajukan kepalanya dan mendaratkan bibirnya di pipi Dixon.Cup!Dixon tersenyum. Ia mulai terbiasa dengan sikap kekasihnya yang terkadang manja, terkadang bawel, terkadang galak, dan terkadang-terkadang lainnya."Hanya itu?" Goda Dixon."Apa?""Hanya pipi? Aku ingin lebih," kata Dixon sambil menampilkan senyum miring.Ainsley langsung mencubit perut Dixon gemas."Kau pikir aku sedang lemah dan kau bisa seenaknya menindasku?' kata Ainsley ketus."Hei, siapa yang menindasmu? Aku memintanya baik-baik," balas Dixon."Dan aku tidak akan memberinya," kata Ainsley mendengus.Dixon terkekeh lalu menjulurkan tangannya untuk mengelus pipi pucat Ainsley."Bagaimana perasaanmu?" tanya Dixon lembut, membuat Ainsley merasa hangat seketika, dengan sentuhan dan tutur lembut yang Dixon berikan."Aku baik. Dan lebih baik lagi karena kau ada disini," tutur Ainsley tanpa malu-malu.Dixon menatap Ainsley dengan mengan
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status