All Chapters of Takdir Cinta Arkan: Chapter 21 - Chapter 30
57 Chapters
Memaafkan
Jelas ia menyembunyikan kebenarannya, pria itu melirik pada istrinya yang terlihat biasa saja. Ia takut jika istrinya tidak bisa menerima kebenaran kalau ia melakukan korupsi demi menyelamatkan nyawa putri mereka. "Ayah!" panggil gadis kecil itu dengan senyum mengembang. Pria itu berusaha tersenyum dengan raut wajah penuh kekhawatiran, sedangkan Jessie sedikit menatap tajam pada karyawannya. Pria itu mengecup kening putrinya, lantas menyerahkan bungkusan yang ia bawa ke sang istri. "Nona Jessica kesini untuk menjenguk putri kita, dia memang baik seperti yang kamu katakan," ujar wanita itu seraya mengambil bungkusan dari tangan suaminya. "Be-benarkah? Maksudku, tentu saja," ucap pria itu tergagap bingung. "Bisa kita bicara sebentar?" tanya Jessie dengan tetap bersikap tenang. "Tentu," jawab pria itu. Ia mengusap sisi w
Read more
Membawa Lamaran
Mobil Arkan sudah memasuki halaman rumah sang kakak, rumah besar itu terlihat begitu terang. Sepertinya Alesha memang sudah menyiapkan segalanya.Pemuda itu memarkirkan mobilnya di halaman depan, lantas mengajak Jessie untuk turun dan masuk ke rumah. Dua pelayan rumah sudah berdiri di luar pintu, menyambut kedatangan keduanya.Jessie mengatur napasnya, bertemu dengan keluarga pemuda yang ia cintai secepat ini membuatnya benar-benar sedikit tertekan dan gugup."Om Arkan!" teriak Lala, putri Alesha yang kini berumur empat tahun.Gadis kecil itu berlari menuruni anak tangga dengan cepat ketika melihat adik ibunya datang. Lala langsung melompat ke gendongan Arkan."Halo bocah kecil! Kamu aktif banget, hah!" Arkan mencubit pelan hidung mancung gadis yang sudah berada di gendongannya."Hahahaha. Aku 'kan lincah, Om! Cantik, imut, kuat, manis. Pokoknya yang baik-baik itu ada di aku,"ucap g
Read more
Pacaran
Pagi itu Jessie tampak sudah bersiap-siap untuk pergi kencan bersama Arkan. Ia keluar dari kamar dan mendapati Arkan sedang berada di dapur, semalam Jessie memang menginap di apertemen Arkan karena pemuda itu bersikukuh agar Jessie tinggal sebab ia khawatir jika Jessie berada di apartemen sendiri, alhasil di sinilah Jessie di pagi hari. "Ar, kamu sedang apa?" tanya Jessie yang melihat Arkan malah sibuk di dapur. "Membuat makan siang untuk kita, aku tidak mau kamu makan sembarangan jadi aku masak sendiri," jawab Arkan sedikit menoleh kemudian kembali pada masakan yang sedang ia olah. Jessie mengulas senyum bahagia, ia pun berjalan mendekat dan berdiri tepat di sampaing Arkan yang sedang memanggang salmon. "Baunya enak, Ar!" Jessie menghidu aroma dari uap yang mengepul. Arkan mengulas senyum lantas membentur kepala Jessie pelan. Gadis itu mengaduh seraya memegangi dan mengusap kepa
Read more
Kambuh
Waktu semakin cepat berlalu, Sudah hampir dua bulan Arkan dan Jessie menjalin kembali hubungan mereka, memupuk rasa cinta agar bisa terus tumbuh. Sejak ada Jessie, Alesha tidak pernah lagi mengantar sarapan atau sekedar membetulkan dasi adiknya karena Arkan melarang wanita itu datang. Sudah dipastikan jika Arkan bergantung pada Jessie tiap pagi.Jessie sendiri kini tinggal bersama Arkan, ia menempati kamar kosong yang terdapat di unit apartemen pemuda itu. Arkan senantiasa mencemaskan kesehatan Jessie setiap waktu, karena itu Arkan meminta agar Jessie tinggal bersamanya agar bisa terus memantau dan mengawasi keadaan kekasihnya."Bagaimana perusahaanmu? Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Arkan di sela sarapan."Ya, terima kasih. Berkat pinjaman dari perusahan, kondisi pabrik kini sudah berjalan lancar lagi," jawab Jessie mengulas senyum.Pagi ini Arkan sarapan roti panggang dengan daging cincang, sedangkan Jess
Read more
Cahaya putih
"Jika masih diberi kesempatan, maka aku ingin sekali melihat senyum hangatnya lagi. Menebus kesalahanku dua tahun lalu. Tuhan, izinkan aku melihatnya lagi, biarkan aku hidup untuk membahagiakannya meski hanya sekejap, aku mohon."Pergi tanpa mengucapkan sepatah kata kepada orang yang dicintai adalah hal terberat yang harus dilakukan. Dalam alam bawa sadarnya, Jessie mengalami pergulatan batin, ingin rasanya ia melepas belenggu yang membuatnya tidak bisa bangun. Mengharapkan sebuah uluran tangan untuk menariknya dari jurang yang gelap dan dingin."Jes, saat kamu sadar mari menikah. Aku sudah menyiapkan segalanya, agar kelak saat kamu menutup atau membuka mata, aku akan selalu ada di hadapanmu dengan senyum hangat yang hanya untukmu, sesuai dengan janjiku."Suara Arkan seakan sedang menembus alam bawah sadar Jessie, memberikan setitik cahaya putih yang menembus gelapnya langit."Arkan!"Jessie melihat
Read more
Pesta Kejutan
Arkan dan Jessie menoleh ke arah pintu secara bersamaan, Jessie terlihat termangu ketika melihat siapa yang datang. Arkan yang menyadari perubahan ekpresi Jessie pun berusaha menebak."Jessie," lirih wanita itu."Mom."Wanita itu terlihat bingung bagaimana seharusnya bersikap pada Jessie, putri yang ia abaikan enam tahun terakhir ini hanya demi keegoisan sesaatnya."Mom!" panggil Jessie.Meski Jessie pernah merasa sakit hati karena ibunya itu tidak memikirkan dirinya. Namun, saat ini ia butuh dukungan dari banyak orang untuk tetap bertahan. Jessie mencoba memaafkan kesalahan ibunya dan berniat menerima wanita itu.Jessie mengulurkan tangannya, membukanya lebar untuk menerima kedatangan wanita itu. Ibu Jessie langsung menghampiri gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia berpikir jika Jessie akan menolak dan mengusirnya. Namun, siapa sangka jika Jessie memiliki hati yang lapa
Read more
Pernikahan sederhana
Begitu melihat Jessie sudah datang, Alesha langsung menghampiri calon adiknya itu."Jessie, ikut Kakak, ya!" pinta Alesha langsung menggandeng tangan Jessie.Jessie yang masih dalam keadaan bingung hanya menurut, wanita satu anak itu mengajak Jessie ke salah satu kamar yang ada di sana.Dua orang perias sudah menunggu, bahkan sebuah gaun pengantin sederhana tampak tergantung siap untuk dikenakan."Kak, ini apa?" tanya Jessie yang benar-benar tidak bisa merespon dengan apa yang terjadi."Pernikahan kalian, agar seterusnya bisa bersama tanpa ada yang menghalangi," jawab Alesha mengulas senyum, ia mendudukkan Jessie di kursi depan meja rias.Jessie tidak berkata apa-apa lagi, ada rasa bahagia juga takut. Bahagia karena Arkan benar-benar akan menikahinya, takut jika dia tidak bisa membahagiakan pemuda itu.Setelah satu jam, akhirnya Jessie sudah dirias dan memakai gaun pengantin yang dipilihkan Arkan.Alesha menuntun Jessie keluar menuju r
Read more
Malam pertama
Jessie merangkum kedua sisi wajah Arkan, ia mendaratkan bibir ke bibir pemuda yang kini sudah sah menjadi suaminya. Meski awalnya Arkan menolak, tapi begitu merasa jika Jessie berinisiatif memulai duluan, akhirnya ia pun membalas, ia merengkuh tubuh Jessie yang berada di atasnya.Arkan menjatuhkan tubuh Jessie ke ranjang, kini posisinya berada di atas. Ia menyesap hingga sesekali melumat daging tak bertulang nan manis milik Jessie. Lidahnya merangsek ke dalam rongga mulut, mengabsen deretan gigi hingga membelitkan lidah. Satu tangannya mulai masuk ke dalam piyama, mengusap lembut pundak hingga bukit kembar milik istrinya.Jessie memejamkan mata, merasakan desiran berkali-kali lipat dalam aliran darahnya ketika kulit Arkan terus menyentuh tubuh. Rongga dadanya bergemuruh tatkala lidah Arkan mulai turun dan mengabsen setiap jengkal kulit mulus Jessie.Arkan mendongakkan kepala, menatap wajah Jessie yang mulai bersemu merah. "Jes, kamu
Read more
Menengok bayi
Setelah pernikahan sederhana mereka, Arkan dan Jessie kembali ke apartemen milik Arkan. Kini Jessie tak perlu lagi mengurus perusahaan yang membuatnya terlalu lelah karena Finlay sudah mengambil alih sepenuhnya."Ar, nanti aku mau pergi sama Jihan, ya! Mau jenguk Shelly." Jessie tengah memakaikan dasi pada kerah Arkan."Sudah melahirkan, ya?" tanya Arkan seraya menatap Jessie yang sedang fokus mengikat dasi.Jessie hanya mengangguk, ia merapikan dasi Arkan kemudian mengusap perlahan agar tidak kusut."Sudah," gumamnya seraya menepuk perlahan kemeja bagian depan.Jessie mendongak menatap Arkan, ia tersenyum manis pada suaminya itu hingga akhirnya Arkan mendaratkan kecupan di kening."Apa mau aku antar?" tanya Arkan menawari.Jessie menggelengkan kepala, ia menggandeng lengan suaminya dan berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Seperti biasanya, Jessie hanya makan oatmeal dan susu sedangkan Arkan memakan menu yang memang disiapkan khusus ole
Read more
Pengin bayi
Begitu sampai di apartemen, Arkan langsung mengambilkan minum agar Jessie bisa mengkonsumsi obatnya. Arkan begitu khawatir karena ruam di kulit tangan Jessie mulai muncul lagi."Kenapa tadi tidak menghindar saja, lihat sekarang penyakitmu malah kambuh." Arkan duduk di sebelah Jessie dengan air muka penuh kecemasan.Jessie mengulas senyum setelah selesai meminum obatnya, ia menatap Arkan penuh kasih sayang karena tahu jika suaminya itu begitu sangat mencemaskan dirinya."Aku nggak apa-apa kok, Ar! Lagian tadi aku yang salah, bagaimana bisa aku menghindar," ujar Jessie.Arkan menggenggam telapak tangan Jessie, mengangkatnya dan mendekatkan ke bibir, ia mengecup punggung tangan istrinya dengan penuh kelembutan."Baiklah, tapi lain kali tolong hindari kejadian seperti itu, oke! Aku khawatir itu mempengaruhi kondisi tubuhmu," kata Arkan yang kemudian merengkuh tubuh Jessie dalam pelukan.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status