All Chapters of Takdir Cinta Arkan: Chapter 11 - Chapter 20
57 Chapters
Bunga Tulip
Tian baru saja kembali dari minimarket setelah membeli beberapa buah dan sayur untuk Jessie ketika bertemu Arkan di lift basement. Tian tahu Arkan karena dia sudah melihat foto pemuda itu. Namun, untuk memberitahu tentang Jessie dia tidak berani, takut jika membuat emosi dan suasana hati Jessie memburuk dan membuat penyakitnya semakin parah. "Tian, kamu dari mana?" tanya Jessie yang baru saja bisa bangun dari tempat tidur dan sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. "Membeli buah dan sayur, lemari penyimpanan makananmu isinya sangat tidak baik untuk kamu konsumsi, jadi aku membelikan bahan makanan yang aman kamu makan," jawab Tian seraya menaruh belanjaan di atas meja makan. Pria itu mendekati Jessie yang masih berdiri bersandar kusen pintu, lantas menyentuhkan punggung tangannya ke dahi gadis itu, mengecek apa demamnya masih tinggi seperti semalam. "Sudah turun," ucapnya, kemudian Tian menyibakkan le
Read more
Perjanjian pinjaman
"Kamu sudah kirim semuanya?" tanya Arkan pada Dodi.Arkan meminta seluruh toko bunga yang mempunyai stok bunga tulip untuk mengirimkannya ke perusahan Jessie. Berharap jika gadis tambatan hatinya itu tersentuh dan bisa kembali padanya."Sudah, sesuai instruksimu. Bahkan kini bunga-bunga itu mungkin sudah memenuhi lobbi perusahaan itu," jawab Dodi. "Tapi, apa kamu yakin dengan cara ini dia akan tersentuh?" tanya Dodi sedikit ragu."Jika tidak berhasil, maka aku akan mencari cara lain," balasnya.Dodi hanya berdeham, ia kemudian memilih kembali fokus dengan pekerjaannya, menatap laptopnya yang sudah menyala sejak tadi.Arkan sedikit berpikir, ia berharap jika hal itu bisa sedikit meluluhkan hati Jessie. Dia tahu betul kalau gadis itu tidaklah keras kepala, malah lebih menjurus kepada gadis yang berhati lembut dan hatinya mudah terenyuh. Dalam lamunan membayangkan reaksi Jessie, Arkan tersadar ketika s
Read more
Cemburu dan rasa acuh
Sudah sejak pertemuan terakhirnya dengan Arkan di perusahaan, kini Jessie bisa sedikit tenang karena Arkan tidak mengiriminya bunga lagi, atau sekedar mencarinya. Gadis itu sedang fokus dengan beberapa dokumen, Tian sang kakak sepupu sedang keluar untuk pergi ke Rumah sakit menemui temannya. Sedangkan Feri ditugaskan untuk mengurus pabrik setelah pinjaman itu cair. "Halo," jawab Jessie ketika sebuah panggilan masuk ke nomor ponselnya. "Jes, ada dokumen yang lupa aku bawa. Ada di mejaku, bisa nggak kamu antar atau suruh orang antar?" tanya Feri yang sekarang memang lebih akrab ketika memanggil gadis itu. "Oh, oke! Aku akan mengantarkannya sendiri," jawab Jessie yang langsung berdiri dari kursinya. Gadis itu mengambil dokumen yang di maksud oleh Feri, kemudian segera mungkin turun ke basement untuk menuju mobilnya. - - 
Read more
Penyakit Jessie
"Hei, Nona! Siapa kamu? Arkan saja tidak mengenalmu, bagaimana bisa kamu menyuruh-nyuruh melepaskan tangan kami darinya!" balas salah satu gadis itu tidak mau kalah garang dari Jessie."Cih ... jika besok mau wajah kalian masuk ruang operasi, ayo! aku bisa menghadapi kalian secara bersamaan!" Tantang Jessie seraya menggulung kedua lengan kemejanya secara asal-asalan.Arkan menganggukkan kepala ke arah kedua gadis itu, memberi isyarat kepada keduanya untuk pergi. Tanpa bertanya, kedua gadis itu menuruti isyarat yang diberikan Arkan.Kini hanya ada Arkan dan Jessie di sana, Jessie masih memicingkan mata kepada kedua gadis yang berlalu pergi, tidak menyadari jika Arkan tengah bersidekap seraya menatapnya."Kau belum menjawabku, apa kita saling mengenal?" tanya Arkan lagi masih menatap Jessie.Jessie kini memicingkan mata ke arah Arkan, ia tidak mengerti dengan sikap pemuda itu. Beberapa hari yang lalu, Arkan masih terus berharap padanya, tapi hari ini
Read more
Rencana Tian
"Apa penyakit itu tidak bisa diobati?" tanya Arkan. "Belum ada obatnya, tapi bisa dihindari agar tidak semakin parah," jawab Tian. Arkan berdiri, rasa ingin untuk memeluk serta mendekapnya agar bisa memberikan kekuatan dan mengatakan jika ia bersedia berada di sisinya saat sakit pun muncul, pemuda itu ingin sekali bertemu dengan Jessie. "Mau kemana?" tanya Tian santai. "Menemuinya, apalagi?" "Kamu yakin jika dia mau menemuimu? Yang ada dia akan melakukan penolakan," ucap Tian yang membuat Arkan bimbang, karena yang dikatakan oleh Tian memang benar. "Aku tahu betul bagaimana sifatnya, meski kau mengirimkan bunga yang ada di seluruh dunia, atau memberikan berlian sebesar kepala, dia tidak akan terenyuh, yang ada malah akan semakin menjauhkanmu darinya," imbuh Tian. Arkan kembali duduk, menatap pria yang mengaku jika memahami gadis tambatan hatinya. "Memangnya kamu punya cara agar dia mau menerimaku?" tanya Arkan.
Read more
mengenang pertemuan pertama
Apa itu lupus?Lupus Eritematosus adalah penyakit Autoimun kronis yang menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh. Dalam kasus tubuh yang normal, imun akan memperbaiki sel atau jaringan tubuh dengan sendirinya saat kita terluka, terbentur atau yang lainnya. Namun, dalam kasus lupus, di mana sistem imun justru menyerang sel, jaringan dan organ tubuh yang sehat. Gejala lupus: Nyeri dan kaku di sendi, ruam di kulit, kelelahan yang tidak jelas, kulit sensitif jika terkena sinar matahari, penurunan berat badan, demam, pucat di ujung jemari tangan dan kaki, juga sariawan. Sampai saat ini, Lupus belum ada obatnya. Namun, masih bisa dihindari agar tidak kambuh dengan cara: Menjaga gaya hidup, mengatur pola makan yang benar, olahraga, hindari terpapar sinar matahari secara langsung, jangan minum minuman beralkohol. - - Jessie tertidur di pelukan Arkan, karena ruam yang kembali
Read more
Ganti pasword
Arkan menutup pintu kamarnya sepelan mungkin agar Jessie tidak terjaga. Ia lantas segera berlari menuju pintu utama, Arkan langsung membuka pintu utama. Namun, bukannya mempersilahkan Alesha masuk, malah ia yang keluar membuat wanita itu kebingungan. "Ada apa ini?" tanya Alesha sedikit memicingkan mata, menatap curiga pada adiknya itu. "Tidak ada," dustanya berdiri di depan daun pintu yang ia tutup. "Ar, kamu nyembunyiin apa? Jangan bohong!" bentak Alesha gemas dengan sikap adiknya itu. "Tidak ada, Kak! Serius!" dustanya meyakinkan. "Cih ... memang aku percaya! Kamu mengganti pasword-nya kemudian menghalangiku masuk. Jangan-jangan kamu-." Alesha menjeda ucapannya dengan bola mata yang membulat lebar. "Ar! Kamu nggak aneh-aneh, 'kan! Jangan bilang kamu bawa wanita ke apartemen. Kamu main apa, hah! Dasar nggak ada moral!" tuduh Alesha yang sebagiannya benar.
Read more
Makan siang yang manis
Jessie kembali ke apartemennya setelah selesai sarapan. Begitu masuk, ia melihat Tian yang sudah duduk di ruang tamu seraya menikmati secangkir kopi, tatapan pria itu tertuju pada televisi. "Baru pulang? Semalam di mana?" tanya Tian mengintimidasi meski ia sudah tahu, tapi demi menjaga kerahasiaan rencana mereka. Ia pun harus pura-pura tidak tahu. "Emm ... itu, aku bersama Arkan," jawab Jessie sedikit canggung, ia sampai mengusap tengkuk lehernya. Tian pura-pura terkejut dan langsung memicingkan mata, sungguh aktingnya benar-benar sudah seperti aktor. "Arkan! Pemuda itu? Bagaimana bisa kamu bersamanya?" tanya Tian pura-pura panik. "Ah ... ceritanya panjang. Aku mau mandi dulu." Jessie langsung berlalu menuju kamarnya Dalam hati, Tian tertawa geli. Bisa-bisanya ia berpura seperti itu, tak menyangka jika rencana mengerjai adik sepupunya itu akan berhasil.
Read more
Setiap detik sangat berharga
Arkan pergi ke apartemen Jessie pada malam hari, mereka tengah menikmati makan malam bersama. Pemuda itu memang sengaja melakukan itu karena ia ingin menciptakan memori dan kenangan manis untuk kekasihnya.   Arkan tidak pernah berharap lebih, ia hanya tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada untuk bersama Jessie, bagi Arkan setiap detik sangatlah berharga.   "Kamu sangat menikmatinya?" tanya Arkan yang melihat Jessie makan begitu lahap.   "Iya," jawab Jessie singkat.   Jessie selalu makan makanan yang direkomendasikan Tian. Dulu saat di rumah, orangtuanya sering bertanya kenapa Jessie hanya makan oatmeal dan susu di pagi hari kemudian salad buah atau jenis ikan di malam hari serta selalu menolak makanannya berbumbu bawang, Jessie hanya menjawab jika dirinya alergi bawang dan tengah melakukan diet. Jessie merasa tidak tega jika ayahnya sampai tahu penyakitnya.   Arkan meraih piri
Read more
Pelaku korupsi
Setelah Arkan pulang, Jessie masih terlihat menatap ke arah jendela. Apakah dengan menerima pernikahan itu akan membuat Arkan bahagia?Jessie menatap ujung jemarinya, warna pucat di kulit terlihat jelas. Meski Tian mengatakan jika untuk saat ini penyakitnya tidak mengalami peningkatan efek di dalam tubuhnya, tapi ia tetap saja khawatir."Bagaimana jika aku tidak bisa bertahan lama? Apa itu akan membuatmu bersedih? Jika aku pergi, apa kamu akan merelakan 'ku?"Jessie mengusap kedua lengannya, ia memejamkan mata seraya menarik napas panjang. --Hari berikutnya Tian meminta izin untuk kembali ke Australia karena dia sendiri memiliki seorang putri yang harus di jaga. Tian memang sudah menikah, tapi sudah bercerai dan kini putri hasil dari pernikahannya yang gagal, dialah yang merawat."Ingat untuk selalu membawa obatmu, aku sudah meresepkan untuk cadangan jika ha
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status