All Chapters of Bos Playboy Itu Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20
104 Chapters
Kedatangan Violet
Bryan menggeleng. Ia mengedarkan pandangan mencari seseorang. Spontan Bryan berdiri dan melambaikan tangan pada seorang wanita yang bekerja sebagai waitress di klub malam tersebut. "Berikan aku Tequila sunrise! Cepatlah!" titahnya pada sang waitress. "Baik, Tuan. Ada lagi?" tanya waitress tersebut dengan senyum secerah sinar bulan di langit malam ini. Ia merasa senang bisa melayani seorang Bryan yang begitu tampan. "Aku mau dua Tom Collins dan kudapan ringan!" sambung Leon. "Dua? Kau memesan untukmu sendiri?" timpal Gilbert menatap tak suka. "Hei bodoh, aku juga memesankan untukmu!" jawab Leon. "Oh, kukira kau melupakan aku!" ucap Gilbert yang membuat Leon serasa ingin muntah. "Watch your mouth! Tutup mulutmu! Nanti orang-orang akan berpikir aku tidak normal sepertimu!" tegas Leon. Gilbert terkekeh. Bryan melengos mengarahkan pandangannya pada benda pipih yang terus bergetar di da
Read more
Sebuah Kebohongan
Gadis itu tampak tak mau membuang waktu dengan percuma. Susah payah ia bisa memberanikan diri berhadapan dengan Kimberly. Ia segera mengutarakan maksud kedatangannya. Disertai senyuman penuh misteri, ia menatap wajah cantik Kimberly. "Tolong lepaskan kak Nick padaku! Keluargaku dan keluarganya sudah dekat, sebentar lagi kami akan menjadi satu keluarga utuh." "Apa maksudmu? Kalau kau datang kemari hanya ingin mengganggu hubunganku dengan Nick, lebih baik kau pergi dari sini! Asal kau ingat, dia adalah kekasihku dan kau hanyalah orang asing di antara kami berdua," tanggap Kimberly dengan tatapan tajam bak belati yang siap menyayat siapa pun dan apa pun di hadapannya. "Semua ini demi Nenek Emma! Tolong lepaskan Kak Nick! Hanya dialah yang bisa tetap membantu Nenek Emma untuk tetap hidup. Aku berjanji akan membahagiakan Kak Nick," ucapnya meyakinkan tanpa tahu bagaimana kecewanya hati Kimberly. Gadis itu mengatupkan kedua telapak tangannya bermaksu
Read more
Rasa Yang Aneh
Nick terus mengejar sang kekasih, namun, sosok Kimberly sudah tak ada lagi dalam jangkauannya. "Di mana dia? Ya Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi di antara kami berdua? Kenapa Kau tak ijinkan kami tetap bersama?" keluh Nick sambil mendongakkan kepalanya menatap awan yang tampak berkejaran di atas sana. Tanpa sepengetahuan Nick, Kimberly yang bersembunyi tak jauh darinya dapat mendengar apa yang pria itu ucapkan. Tak hanya Nick yang seolah mengeluh akan takdir hidup mereka, gadis itu pun tak jauh berbeda. "Aku harus kuat!" ucap Kimberly menyemangati dirinya sendiri. Sepeninggal Nick, Kimberly keluar dari tempat persembunyiannya. Ia memeluk tubuhnya sendiri. Mendekap hangat agar ia tetap kuat dalam menjalani ini semua. ~~~~Perusahaan Malik adalah perusahaan terkenal di dalam dunia finansial. Pewarisnya adalah Bryan Malik, anak tunggal dari konglomerat di seluruh Edensor, Gerald Malik. Pria tampan
Read more
Tawaran
Bryan meletakkan tangan besarnya di kedua sisi pundak Kimberly. Usaha memaksa gadis itu agar menatapnya membuahkan hasil. Kimberly hendak menyeka cairan bening yang bersiap mengalir dari muaranya. Bersiap tumpah. Pandangannya tampak blur karena tertutup genangan bening yang sedari tadi memaksa turun. "Pergilah, Tuan Bryan! Aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun," jelas Kimberly, namun bukan Bryan namanya jika mematuhi perintah gadis tersebut. "Termasuk kau!" tegas Kimberly yang berusaha menepis telapak tangan Bryan dari kedua bahunya lalu menunjuk ke wajah pria tampan itu dengan sorot mata tajam.Bryan tak bisa menerima begitu saja diacuhkan oleh Kimberly. Gadis itu berjalan meninggalkannya. Ia merasa hati dan pikirannya tengah berperang hebat. Peduli atau hanya sekedar kasihan? Ia tak tahu. Itu adalah sebuah keputusan sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Bryan juga bukan lelaki yang suka mengobral kata demi menghibu
Read more
Bunglon
Butuh satu jam untuk Kimberly merehatkan tenaga dan pikirannya dengan berendam di dalam bath up. Wewangian aroma floral menyeruak ke dalam indera penciumannya. Terasa begitu menenangkan bak di rumah sendiri. Kimberly merasa tenang tanpa gangguan dari pihak mana pun. Secercah harapan kini ia dapatkan. Ia berusaha keluar dari timbunan air hangat yang menenggelamkan dirinya selama beberapa saat. Tubuh polosnya kini terbungkus bathrobe berwarna putih yang telah disediakan di dalam setiap kamar resort tersebut. Kimberly membuka pintu kamar mandi lalu terkejut mendengar ketukan pintu dari luar. Kimberly mengintip lewat peephole yang ada di pintu lalu bertanya maksud kedatangan seseorang di sana. "Siapa?" tanya Kimberly santai. "Layanan kamar, Nona! Pesanan untuk Nona Kimberly sudah tiba!" jawabnya cepat. Hah? Kimberly mengernyit. Ia tak merasa memesan sesuatu sebelumnya, kenapa tiba-tiba ada seseora
Read more
Omong Kosong
Bryan terkekeh dengan senyum meledek yang terlihat menyebalkan di mata Kimberly. "Seharusnya kau bersyukur karena aku melindungimu dari semua rentetan pertanyaan yang akan dilayangkan ayahmu saat melihat wajah putrinya saat ini! Apakah kau akan mengatakan hal sejujurnya pada beliau bahwa kau….." Bryan sengaja menghentikan ucapannya untuk melihat bagaimana respon gadis polos tersebut. "Aku kenapa? Katakan padaku! Jangan setengah-setengah! Memangnya apa yang kau ketahui tentangku? Apakah begitu terlihat bahwa aku saat ini sedang patah hati?" desak Kimberly. Bryan mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Aku tadi hanya menerka-nerka, tapi kau malah mengakuinya! Jangan pernah bersikap seperti ini di depan pria lain atau mereka akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan padamu!" "Sama sepertimu, bukan?" balas Kimberly dengan tatapan dingin sembari bersedekap. Kedua tangannya bergerak naik turun menciptakan rasa hangat di lengan kec
Read more
Kiss
Kepalan tangan Nick tampak terlihat di kedua sisi. Rahangnya mengetat dengan tatapan aura membunuh yang begitu kuat. "Pergi atau kau kuseret dari tempat ini secara tidak hormat!" ancam Nick pada Violet. Violet terkesiap setengah mati. Pemuda tampan yang ramah dan baik hati itu telah berubah menjadi pria angkuh sekeras batu. "Sejak kau memutuskan untuk menemui Kimberly dan mengatakan masalah perjodohan laknat ini, maka saat itu pula kau sudah menabuhkan genderang perang denganku!" tegas Nick dengan mata menyorot tajam. "Kak, sudah kukatakan padamu bukan, bahwa cepat atau lambat Kak Kimberly harus tahu kenyataan ini. Kita tetap akan menikah, Kak!" sanggah Violet. Nick tak lagi menjawab dengan kata-kata. Kini lelaki itu menatap Violet seperti seorang mangsa yang harus ia cabik-cabik hingga berbentuk saat ini juga. Merasa situasi tak mendukung, ia melangkah mundur hampir mendekati pintu. "Kak, jangan lupa bahw
Read more
George Michael
"Sorry! Bukan maksudku…" ucap Bryan tergagap. Ia merasa tak enak hati. 'Shit! Kenapa aku mulai tak sabaran untuk memakan gadis ini? Astaga! Rasanya bibir itu manis sekali, gila, aku kenapa jadi aneh begini?' gerutu Bryan dalam hati. Tangannya refleks menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kikuk. Lelaki itu sibuk mengumpat kesalahannya. Ia benar-benar tak bisa menahan godaan atau hasrat yang menggebu dalam dirinya saat melihat benda kenyal terpoles lipstick berwarna cerah tersebut di depannya. Sumpah demi apa pun ia sungguh merasa bersalah. "Maafkan aku! Aku tidak sengaja!" tegas Bryan sambil membuat tanda perdamaian dengan dua jari membentuk huruf V. "Jangan samakan aku dengan wanita murahan yang mungkin bisa kau ajak tidur, Tuan! Aku tahu nasib percintaanku sedang tidak mujur dan bertemu denganmu siang ini. Aku ikut denganmu kemari karena aku berharap dapat membuang sedikit sakit hatiku. Tidak pernah
Read more
Permintaan Papa
Malik Resort Di dalam salah satu ruangan VIP di resort tersebut, sang pemilik bersama George duduk berhadapan di ruang tamu. Dua pria berbeda generasi itu membiarkan Kimberly berada di kamar lain tepatnya di sebuah kamar tidur berbeda lantai karena gadis itu kelelahan dan mengantuk. Gadis kecil berusia dua puluh satu tahun itu benar-benar tertidur. Terdengar dengkuran halus keluar dari bibir Kimberly jika ia benar-benar kelelahan yang teramat sangat. Sang ayah memastikan bahwa Kimberly benar-benar tertidur di dalam mimpi hingga merasa aman untuk melanjutkan obrolan dengan Bryan. "Aku akan meminta pelayan menyiapkan wine terbaik untuk kita malam ini, Tuan!" ucap Bryan yang hendak menekan tombol di telepon guna menghubungi seseorang. "Tidak perlu, Tuan! Aku tidak sedang ingin meminum alkohol selama beberapa waktu ini, namun terima kasih atas tawaranmu," tolaknya halus. "Mungkin akan lebih santai jika kau menggantinya den
Read more
Rencana
George menatap sang putri dengan tatapan dalam penuh makna. Ia merasa sesaat lidahnya mendadak kelu saat dirinya hendak buka suara. Tangannya merayap menuju mahkota indah Kimberly yang saat ini tergerai bebas, meski tampak sedikit berantakan namun tak mengurangi kecantikan alami yang gadis itu miliki sedikit pun. "Kau cantik sekali, Kimmy! Persis seperti ibumu!" puji George tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik putrinya. Kimberly menatap sang ayah dengan pikiran bekecamuk. Pria yang terbaring lemah di sampingnya inilah harta tak ternilai harganya dan tak akan pernah tergantikan. Kimberly terduduk lemas tepat di tepi ranjang. Ia menautkan jari-jari lentiknya pada jemari besar sang ayah. Gadis cantik itu mengecup perlahan punggung tangan pria yang telah mengabdikan seluruh kasih sayangnya pada Kimberly tanpa bantuan wanita lain selain bibi Anne. Pria paruh baya itu memilih menjadi single parent dan tak menikah
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status