All Chapters of WRONG TURN: Chapter 11 - Chapter 20
54 Chapters
BAB 10 : THIS TIME SHE SCREAMS HIS NAME
Upacara pernikahan dan resepsinya diadakan di dalam mansion dan halaman belakang. Hari ini, mataharinya bersinar terang untuk Ełlona yang beku. Ini adalah pertanda untuk pernikahan Albert dan Vanya yang akan selalu dikenang. Ayah Albert dan istrinya (yang mungkin usianya lebih mendekati Albert daripada ayah) berperilaku baik, lebih seperti sunyi jika menurut pendapatku, mungkin karena mereka tiba tengah malam dan mungkin juga karena pernikahannya dibatalkan.Aku kebanyakan melamun saat Albert membuat pengumuman kecilnya lalu dia pergi meninggalkan mansion dan seluruh tamu yang hadir. Jika aku mengingat dengan benar percakapan kami di suite ku, aku bertanya apa yang dia inginkan dan dia tidak menjawab, kupikir dia tidak akan melakukan apa-apa sampai dia berkata, "He's gone."Saat dia mengatakan itu aku tahu dia mulai menyadarinya, hell, aku menyadarinya sejak dia mulai menangis. Albert langsung beranjak pergi setelah itu d
Read more
BAB 11 : ARE THE HORSES IS THE ONLY WITNESS?
Cukup luar biasa sebenarnya melihat Albert Sr menepati janjinya dan tetap mengikuti kemauan ayahku untuk berbicara. Hanya Tuhan yang tahu apa yang pria itu rencanakan. Melangkah keluar dari mansion seperti kereta yang rusak, aku memutuskan ingin mengambil beberapa foto sambil berjalan-jalan. Salju tidak turun sejak semalam dan matahari bersinar cerah, jadi kupikir, kenapa tidak?Setengah jalan dari hamparan rumput hijau, ponselku berdering dan aku takut untuk menjawabnya. Aku sedang mengabaikan telepon Sarah yang tidak ada hentinya sejak dia dan rombongan tamu pulang kemarin. Aku tahu aksiku mengabaikannya tidak akan bertahan selamanya.Jadi aku bersyukur saat aku melihat nama kakakku di layarku."Apa sih yang salah dengan teleponmu?" Kataku berkata dengan kesal ke teling
Read more
BAB 12 : KINKY IN INTERROGATION
Baru setelah tengah malam Dean akhirnya terlelap tidur. Aku melepaskan diriku dari lengan dan kakinya, merangkak turun dari ranjangnya dan menemukan gaun tidur ku di karpet. Dia membuat erangan lembut saat protes dalam tidurnya, dia mencoba mencariku tapi hanya menemukan udara. Aku meraih bantal dan menyisipkannya di lengannya, dia dengan cepat memeluk itu ke dadanya. "Apa yang kau lakukan padaku?" Aku berbisik, sebelum perlahan menjauh dari kasur untuk memastikan dia tidak bergerak lagi. Udara di kamarnya penuh dengan bau seks lambat dan sempurna yang kita miliki tapi bukan itu yang membuatku mual. Semua sendi dan ototku pegal dari aktivitas ranjang yang berlebihan tapi bukan itu sebab kenapa perutku terasa diganjal dengan pisau. Kenapa dia harus mengatakannya? Pikirku, ada percikan amarah yang menyala di dalamku. Aku menghidupkan lampu di pojok baca yang ada di depan layar datar yang digant
Read more
BAB 13 : THE CARE OF A BROTHER
"Terima kasih, Dean," Kataku, melihat cara alisnya mengerut, seolah dia tahu aku akan mengucapkan sesuatu yang tidak dia sukai. Yang mana tepat sekali. "Untuk apa?" Aku mengambil gaunku dan memakai seanggun yang ku bisa, duduk dengan kedua kakiku terbuka dengan kaku. "Untuk berkata jujur padaku. Aku membutuhkannya. Kau adalah pria yang baik, dan aku bersyukur karena itu.""Apa yang kau bicarakan?" Dia berkata menangkup daguku dengan tangannya dan membuat ku menatapnya. "Apa yang sedang kau bicarakan?" "Aku selalu bermimpi untuk bersama dengan pria yang mapan, aku punya bucket list of life yang dibenci Sarah, sama seperti kau yang selalu bermimpi untuk bercinta dengan gadis yang kau idolakan dan kau jadikan standar pasangan karena suaraku bagus, kurasa." "Jangan mengejekku," Dia menggeram, mendekatkan wajah marahnya padaku. Dia mengubah raut wajahnya menjadi lapisan topeng den
Read more
BAB 14 : THE BITCH OF A MOTHER
Aku bangun sekitar pukul enam pagi, untuk sejenak aku bingung dengan keberadaanku, sampai aku melihat matahari mengintip dari langit lewat jendela kaca yang ada di depanku dan mengingat kalau ayahku benar-benar menyeretku ke rumahnya agar kita semua bisa duduk dan mengadakan 'makan malam keluarga'. Aku mengerang pada bantal yang sangat nyaman yang penuh air liurku sebelum aku mengambil ponselku, berharap ada sesuatu yang muncul agar aku bisa menghindari omelan ayahku, tapi masih seperti kemarin, tidak ada. Kosong. Nada. Aku mulai berpikir kalau karirku di Hollywood berakhir di sini. Aku memutar mataku sebelum aku menaruh ponselku, memutuskan kalau ini waktu terbaik untuk olahraga sebentar sebelum mandi dan sarapan dengan setan. Aku dengan cepat berganti pakaian dengan sepasang baju olahraga dan sepatu lari lamaku sebelum berjalan ke treadmill yang ada di sudut kamar lamaku. Aku membangun istana kecil ku sendiri
Read more
BAB 15 :CALL OF THE LONGING ONE
Hari berlalu dengan cepat sejak kejadian kecil di teras rumah yang melibatkan ibu kandungku yang overdosis yang mengundang banyak perhatian lalu aku yang pingsan setelahnya, oke, mungkin kecil bukan kata yang tepat tapi sekarang ini aku tidak mau banyak berpikir. Untungnya Charlotte adalah wanita berhati malaikat, dia membantu Jessica hingga ke rumah sakit dan Kevin merawatku selama aku tidak sadarkan diri, lalu ayahku dengan cepat menyelesaikan sisanya begitu dia sampai di rumah dan berbicara dengan Jessica sendirian. Hari berikutnya berlalu dengan sunyi dan damai tanpa komplikasi yang pelik atau bahkan gangguan kecil. Aku jelas-jelas tidak bisa lebih bersyukur daripada ini dan aku berharap situasinya akan tetap seperti ini. Kelihatannya ayahku sudah mengurungkan niatnya untuk menceramahi seluruh keluarga dengan kepiawaiannya menjadi drama queen, jadi aku bisa tenang di dalam kamarku.Berbicara tentang kamarku, aku jarang keluar dari sana setelah
Read more
BAB 16 : SNOWING IN RED [MARIO POV]
Di hari yang sama di  Kiev, Ukraina.... Saljunya terus turun dengan pelan di sekitar lahan parkir yang kosong di pinggir kota, tempat yang terisolasi dan nyaris terlupakan karena ditinggalkan seperti kebanyakan bangunan tua lainnya, beberapa bangunan era Soviet berbaris di satu sisi tapi kebanyakan tidak berpenghuni dan bahkan jika seseorang mencari sesuatu, mereka tidak akan berani bersuara. Mereka terlalu menghargai nyawa mereka untuk berani melewati batas.Saljunya turun dengan lembut dan sunyi di atas kepala kami dan udaranya terasa dingin namun sesekali matahari muncul dan menghangatkan tubuh kami. Aku tidak terlalu peduli dengan itu sekarang, aku sudah berada di sini sekitar satu bulan dan mulai terbiasa dengan dinginnya. Tidak ada suara yang terdengar kecuali hembusan angin, seolah bahkan suara pun takut untuk bersuara bahkan jika hanya bisikan kecil, itu tidak benar. Sangat mungkin sekali untuk bisa mendengar satu su
Read more
BAB 17 : CAPO DEI CAPI [MARIO POV]
Aku dan Gabriel menyelesaikan misi kami tepat waktu dan aku sudah memastikan kalau saat kami sampai di Amerika, polisi baru akan menemukan mayat terakhir. Selama di pesawat aku menelpon istriku dan kami sepakat untuk menamai putra pertama kami saat itu juga. Federico Lazzarati. Setelah itu aku mengambil istirahat sejenak sebelum akhirnya kembali mengurus pengiriman barang dan menelpon anak buahku untuk membantu prosesnya, Kasino yang dimiliki organisasi kami harus sudah penuh saat hari jumat, ketika tamu-tamu penting akan datang.Gabriel membantu ku untuk menghilangkan jejak media kami di Ukraina, membuatnya seolah kami tidak pernah kesana. Aku juga menelpon beberapa sepupuku untuk melaporkan uang yang sudah terkumpul dari beberapa toko yang akhir-akhir ini menciptakan masalah tak berguna dan itu mengganggu capo, aku tidak paham kenapa mereka menolak untuk membayar. Jika mereka tidak mau membayar pada kami, maka mereka akan membayar pada orang lai
Read more
BAB 18 : THE ICE MAN AND THE SMART VIRGIN [VINCENT POV]
Aku berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah dengan langkah ringan. Aku berbau seperti sesuatu yang gosong dan deodoran sandalwood. Mempertimbangkan kalau aku belum mandi selama dua hari setelah aksiku yang mencoba mencari simpanan rokokku yang tidak berhasil dan aku menyibukkan diri dengan berbagai eksperimen termasuk menghitung berapa lama koagulasi air liur post-mortem, jadi aku harus menyimpan kepala manusia di lemari pendingin di dapur karena aku tidak punya tempat lain dan belum ada yang ke dapur sampai hari ini, aku yakin tidak ada yang akan keberatan dengan keberadaan kepala manusia di dalam sana. Setidaknya kuharap begitu. Lalu, aku masih menghitung banyak jenis abu rokok. Setidaknya aku bisa menghirup sedikit aroma tembakau agar aku tidak mulai kehilangan otakku. Kadang sangat sulit untuk tidak merokok di Amerika. Lalu, setelah banyak laporan dan dokumen yang harus aku kerjakan, aku sekarang lebih tenang. Terutama ketika hal yang ku tunggu-t
Read more
BAB 19 : THE DRUNKEN HEARTBROKEN MAN [DEAN POV]
"Ugh," Aku mengerang dengan protes ketika aku berguling dan memukul alarm hingga diam karena suaranya mengganggu yang dia buat sebelum melempar bantal dari kepalaku dan menggosok mataku. Ini tepat pukul empat pagi dan aku menarik diriku sendiri keluar dari kasur menuju kamar mandi. Beberapa menit lagi Lance akan menggedor pintu kamarku tidak peduli apakah aku siap atau tidak dengan Andrevich yang siap menjejaliku dengan jus hijaunya. Menurutnya dan guru kesehatan barunya, aku harus meminum semua campuran jusnya sebelum aku ditempatkan di olahraga harianku. Satu-satunya hal baik saat aku melakukan ini adalah aku tidak perlu meminum obat yang diresepkan dokterku, aku tidak menyukai obat itu karena efeknya yang membuatku lamban dan mudah lelah, makanya aku menggunakan alternatif lain daripada menekan emosiku aku akan menyalurkannya ke sesuatu yang lain yang tidak memerlukanku untuk menelan obat penenang, basically.     Syukur pada Tuhan selama aku rutin m
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status