Semua Bab METAMORFOSA-2 (DWILOGI): Bab 31 - Bab 40
43 Bab
31 - Jadian
Ditembak oleh orang yang sangat dicintai-nya itu membuat otak Bagus sedikit ngelag. Susah sekali percaya dengan apa yang sudah Jelita katakan barusan. Apakah Jelita sadar atau dia sedang mabuk.“Lo seriusan, Ta?” tanya Bagus, memastikan. Takutnya Jelita hanya bercanda saja dan ngeprank. Sungguh memalukan bukan jika kitanya menganggap sangat serius.Jelita sendiri mengangguk sambil tersenyum lebar. Lagipula ini waktu dan saatnya dia bangkit dari semua keterpurukan yang diberikan oleh Matheo.“Mau! Gue mau banget jadi pacar lo! Tapi tunggu dulu deh!” Bagus langsung menoleh kanan dan kiri—mencoba mencari bunga untuk diberikan kepada Jelita. Ketika menemukan kembang sepatu membuat Bagus memetiknya dan laki-laki itu langsung berlutut di depan Jelita. “Biar gue yang nembak lo sekarang.”“Tapi—““Cahaya Jelita Pramana, lo mau enggak jadi pacar gue?” kata Bagus, sambil berlutut membawa kembang sepatu untuk Jelita. “Gue bakalan buat hidup lo bahagia. Pokoknya lo akan jadi priorotas gue setelah
Baca selengkapnya
32 - Pajak Jadian
Sebagai sahabat tentu saja ikut bahagia mendengar jika Jelita sudah move on dari Matheo. Apalagi yang menjadi kekasih selanjutnya adalah Bagus. Laki-laki yang begitu dewasa sekaligus mengerti soal perasaan Jelita.Di samping itu juga ia merasa tenang karena sudah ada yang ikut mengawasi Jelita di Jakarta. Terlebih Jelita tidak memiliki siapa-siapa di ibukota ini.“Berarti sekarang kalau Bagus minta cium lagi boleh dong?” ledek Prita yang langsung ditonyor oleh Jelita. “Ihhhh! Udah pacaran mah bebas dong?” tambah Prita semakin meledek Jelita.Tentu saja digoda seperti itu membuat Jelita merasa malu dan salah tingkah sendiri. Alhasil Jelita mengejar Prita yang terus meledeknya.Bahkan kedua perempuan itu kini saling kejar-kejaran di dalam kamar kos-an. Bukan hanya itu saja. Suara teriakan keduanya pun begitu memekak telinga karena sangat menggema di ruangan kecil ini.“Enggak gitu juga, ya!” teriak Jelita, mengambi
Baca selengkapnya
Tidak Terima Lita Move On!
Jujur saja mendengar hal itu membuat hati Matheo sangat begitu panas luar biasa. Apalagi tadi ia melihat Bagus tampak tersenyum bahagia duduk di samping Jelita.Ternyata memang benar jika mereka berdua itu selingkuh. Sekarang boroknya baru ketahuan setelah ia memutuskan hubungan dengan Jelita. Benar-benar teman pengkhianat!Saking panas dan tidak terima jika mereka berdua semakin dekat sekaligus mesra, Matheo mencoba menelepon Jelita untuk memastikan kebenaran ucapan dari Rendi.“Sial!” umpat Matheo, emosi. Terlebih panggilan teleponnya tidak diangkat oleh Jelita. Sontak hal ini semakin menimbulkan perasaan tidak karuan di dalam hati milik Matheo. “Oke fine kalau lo emang selingkuh, Ta! Tunggu pembalasan gue!” lanjutnya penuh dendam membara.Tak kunjung berhasil diangkat membuat Matheo melemparkan ponsel miliknya ke arah sembarang kasur. Ia langsung merebahkan diri dengan isi pikiran yang begitu campur aduk.Masih penasaran membuat Matheo meraba-raba sisi bagian kanan dirinya rebahan
Baca selengkapnya
Permintaan Seorang Ayah
Entah ada angin apa mendadak Melviano datang menemui-nya. Pasalnya selama mengenal Matheo dari SMP hingga sekarang ini belum pernah ia didatangi secara niat seperti ini. Bahkan untuk sekadar mengobrol saja tidak pernah. Hal ini lantas membuat hati Jelita merasa deg-degan sendiri.“Om,” sapa Jelita, tersenyum ramah.Lain hal dengan pria paruh baya itu yang masih tetap diam dengan tatapan tegasnya. Sampai akhirnya sekarang Melviano berdiri tepat di depan tubuh Jelita.“Boleh minta waktunya sebentar?” kata Melviano penuh wibawa.“Bo-boleh, Om,” jawab Jelita gugup. Bahkan sampai tidak sadar jika kedua tangan Jelita sudah meremas-remas ujung pakaiannya.Kini Jelita berjalan mengikuti arah langkah kaki Melviano yang sudah berbalik badan menuju ke mobil mewahnya itu.Jujur saja hati Jelita sangat deg-degan sekali saat ini. Rasanya begitu gugup juga takut. Bahkan ketika akan masuk ke dalam mobil pun membuatnya sedikit ragu.Sampai akhirnya Melviano memberikan kode kepada Jelita agar masuk ke
Baca selengkapnya
Kegalauan Yang Hakiki
Sudah beberapa hari ini Matheo memilih mengurungkan diri di dalam kamarnya. Bahkan laki-laki itu sudah tidak masuk kuliah karena merasa galau melihat serta mendengar sendiri dari mulut Jelita jika perempuan itu sudah berpacaran dengan Bagus.“Apa kau tidak bosan terus-terusan seperti itu?” tanya Mikaila, menatap jengah Matheo yang masih saja terbaring di atas kasur. “Tadi Daddy-mu telepon,” lanjutnya memberitahukan.Matheo sendiri masih tetap diam melamun. Kedua bola matanya tidak bosan-bosan menatap ke atas langit-langit sana.“Katanya dia sudah bertemu dengan Lita-mu itu,” tambah Mikaila, lagi.Sontak hal ini membuat Matheo langsung bereaksi keras. Matheo yang sejak tadi terlentang mendadak bangun duduk menatap ke arah daun pintu kamar.“Daddy menemui Lita?” Matheo mengerutkan kening bingung karena tumben-tumbenan sekali daddy-nya sampai ikut campur urusan kisah asmaranya ini. Apa semua ini bentuk dari rasa peduli daddy karena ia galau terus-terusan seperti ini? Semoga saja daddy me
Baca selengkapnya
Janji Setia Yang Dipaksa
Melihat Jelita tampak penasaran membuat Bagus justru terkekeh kecil. Apalagi ekspresinya begitu lucu dan menggemaskan.“Aku cuma mau minta kalau mulai detik ini panggilan kita jangan pakai lo-gue, tapi jadi aku-kamu aja, gimana? Kayaknya lebih enak didengar buat orang yang pacaran seperti kita.”Merasa sudah berpikir kotor membuat Jelita malu sendiri. Padahal ia berpikir jika Bagus akan meminta ciuman atau tidur bersama. Tapi ternyata hanya ingin meminta perubahan panggilan saja.Jelita pun dengan malu-malu menjawab permintaan Bagus sambil mengangguk kecil. Bagus yang melihat respon Jelita seperti itu tentu saja membuat hatinya senang.“Makasih banyak sayang,” ucap Bagus, ingin memeluk Jelita. Sedangkan Jelita yang diingin dipeluk merasa kaget sendiri. “Hehehe, maaf, kelepasan.”Merasa tidak enak karena saking senangnya membuat Bagus tidak bisa mengontrol diri. Laki-laki itu pun menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya karena menahan rasa malu.Namun, hal yang tidak pernah diduga sam
Baca selengkapnya
Cinta Yang Terlalu Membara
Terpaksa Jelita semalam berjanji kepada Bagus untuk tidak berkomunikasi lagi dengan keluarga Matheo. Meski sejujurnya di dalam lubuk hati Jelita merasa tidak nyaman dengan permintaan Bagus yang satu ini.Meski bagaimanapun ia ingin menjalin tali silaturahmi dengan Matheo meski sudah tidak menjadi sepasang kekasih lagi. Tapi, nampaknya Bagus mulai merasakan cemburu dan itu hal yang lumrah juga wajar.“Lo kenapa ngelamun aja dari tadi? Kurang jatah semalam, uh?” ledek Prita, menyenggol lengan Jelita yang tampak melamun saja sejak datang ke kampus.“Cih! Apaan, sih.”“Ta, lihat deh itu ayang beb datang ke sini.” Prita kembali menyenggol lengan Jelita—memberitahukan kepada sahabatnya jika Bagus tengah berjalan menuju ke arahnya mereka duduk.Jelita menoleh sekilas dan kembali fokus menatap ke depan sana. Hal ini justru membuat Prita merasa heran juga jengah sendiri.“Lo lagi berantem?” tebak Prita, menduga-duga.“Enggak.”“Terus?”“Gapapa kok.”“Gapapa tapi muka lo galau gitu anjir!”“Gu
Baca selengkapnya
Surat Panggilan Dari Kampus
Mikaila merasa jika aksi membolos Matheo selama satu minggu ini benar-benar akan berdampak buruk. Pasalnya anak itu sudah mendapat surat peringatan. Jika besok masih dilakukan sudah pasti Matheo akan di D.O dari kampusnya.Merasa pusing dengan masalah yang dilakukan sang keponakan membuat Mikaila memutuskan untuk kembali mengomeli sang kakak melalui email. Bahkan surat panggilan dari kampus pun tidak lupa ikut dikirimkan ke alamat email Melviano.Lagipula salah siapa terlalu keras kepada anak. Alhasil begini jadinya. Bukannya semakin semangat belajar justru semakin amburadul.Drrt! Drrt! Drrt!Mikaila yang mendengar ponsel milik Matheo bergetar langsung mencari benda pipih itu. Tanpa sengaja Mikaila membaca isi pesan chat yang dikirimkan oleh Jessie.Jessie: Bagaimana kalau aku hamil, Matheo? Kau mau bertanggung jawab menikahiku, ‘kan?Satu masalah saja belum selesai. Ini bertambah satu masalah lagi yang membuat kepala Mikaila terasa ingin pecah. Padahal ia bukan orangtua kandungnya m
Baca selengkapnya
Menuruti Keinginan Matheo
Mendapat kabar jika putranya di Amerika sana membuat masalah, tentu saja sebagai orangtua membuat Melviano bersikap cepat tanggap. Melviano meminta kepada Mikaila untuk mengurusi semua permasalahan soal putranya itu dengan pihak kampus.“Makanya kamu jangan terlalu kaku jadi orangtua, Mel!” omel Kaila kepada Melviano yang begitu otoriter.“Aku melakukan itu supaya anak kita bisa menjadi mandiri sekaligus memimpin perusahaan sayang.”“Halah! Tapi justru membuat Mamat depresi, ‘kan?” Kaila tidak mau kalah berdebat dengan sang suami. “Lagian nanti juga dia mikir kalau sudah dewasa. Maklumi saja jika dia memang lagi kasmaran. Kayak kamu enggak bucin aja dulu sama aku,” lanjut Kaila, menyindir Melviano dulu-nya.Tentu saja pria paruh baya itu hanya berdeham kecil saja. Lagipula sikap gengsi dari dulu sampai sekarang tidak pernah pudar. Justru semakin tinggi.Sampai akhirnya Melviano mengalah ketika dua perempuan yang sangat disayangi-nya ini bersatu. Kaila dan Mikaila. Kedua-nya sama-sama
Baca selengkapnya
Permintaan Keluarga Matheo Kepada Jelita
Pagi-pagi sekali keluarga Azekiel semuanya sedang kumpul di ruang makan untuk melakukan sarapan bersama. Shasa seperti biasanya. Heboh dengan masalah kehidupan remajanya yang begitu penuh warna.Sedangkan untuk pasangan suami istri itu lebih banyak saling diam. Mendengarkan semua celotehan anak gadisnya.“Kenapa nomor Shasa centang satu doang kirim pesan sama Kak Lita, ya?” celetuk Shasa tiba-tiba membahas Jelita.Baik Melviano dan Kaila sama-sama saling menoleh dan bertatapan. Akan tetapi kedua orang itu memilih tetap diam karena sudah pasti Jelita menghindari keluarga Azekiel karena status hubungan yang dijalani dengan putranya tidak sebaik dulu.Namun melihat putranya yang tampak galau dan selalu membuat masalah di Los Angeles sana membuat sisi hati Melviano tergerak untuk mencoba menuruti keinginan dari putranya. Apalagi Matheo mengancam tidak akan meneruskan kuliah jika keinginannya tidak ditururi.“Kamu kapan mulai ujian semester, Sha?” tanya Melviano, mencoba membuka obrolan so
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status