Semua Bab Lilya : Gadis yang Digadaikan Keluarga (INDONESIA): Bab 41 - Bab 50
52 Bab
Lilya • 40
LILYA merasa ada yang tidak beres dengan suaminya saat pria itu datang menjemputnya. Evan yang biasanya ramah dan begitu hangat padanya, kali itu terasa dingin dan menakutkan. Tatapan matanya yang tajam bahkan tak sekalipun membalas tatapan mata Lilya. Keanehan Evan itu membuatnya berpikir kalau suaminya sedang punya masalah. Lilya ingin bertanya, tapi dia sama sekali tak berkutik di tempat duduknya. Begitu pulang, Evan lantas mengurung diri di ruangan kerja dan belum keluar sampai malam tiba. Lilya menunggu di meja makan, berharap suaminya datang dan mereka akan makan malam bersama. Namun, harapannya sirna, Evan tidak pernah meninggalkan ruangannya. "Apa yang sedang terjadi?" tanyanya sambil menatap makanan di atas meja makan yang belum tersentuh sama sekali.
Baca selengkapnya
Lilya • 41
EVAN menyodorkan sebuah ponsel berwarna hitam ke hadapan Lilya yang sedang menyantap makanannya. Perempuan itu tampak terkejut, kepalanya mendongak, menatap Evan yang kini sudah menyelesaikan sarapan lebih dulu.Lilya menelan makanannya, lalu menatap Evan sembari mengambil ponsel yang beberapa saat lalu diberikan pria itu ke hadapannya. "Kenapa Kakak memberiku ponsel ini?""Mungkin, hari ini aku tidak bisa menjemputmu. Kalau kamu sudah pulang nanti, hubungi aku dan aku akan mengirimkan orang lain untuk mengantarmu pulang."Sebenarnya, Lilya tidak menyukai ide itu. Dia lebih suka Evan yang mengantar-jemputnya ke sekolah, walau itu akan membuatnya terlihat manja, tapi ia merasa itulah bentuk kasih sayang Evan padanya yang tak biasa diungkapkan melalui kata-kata.Namun, kali ini dia mengerti, Evan sedang sibuk. Urusan perusahaan yang berada di ambang masalah dan bagaimana suaminya menanggapi
Baca selengkapnya
Lilya • 42
EVAN sedang memeriksa file yang dikirim oleh informannya saat Ethan masuk ke ruangan khusus yang disediakan untuknya di perusahaan Gunawan. Wajahnya mendongak, menatap wajah datar Ethan yang kini berjalan ke arahnya, lalu menarik kursi yang berada di seberang meja dan duduk di sana."Aku takjub, kamu bisa membongkar kebusukannya sebelum terlambat dan mengumpulkan bukti kejahatannya secepat kilat. Pekerjaanmu sangat cepat, Evan."Kata-kata pujian itu membuat Evan mengalihkan pandangan. Dia tidak secepat itu dalam bertindak, buktinya dia membiarkan adiknya menjadi korban cinta pria bajingan yang kini berada dalam genggamannya itu.Dia juga tidak sehebat itu, semua yang ia lakukan ada campur tangan Chris di dalamnya, kaki tangannya yang begitu cekatan mengurus segala hal. Tak lupa informannya yang begitu ahli mengumpulkan segala informasi dari segala penjuru negeri. Tanpa mereka, Evan bukan apa-apa.
Baca selengkapnya
Lilya • 43
ARINI menepis pemikirannya ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana seorang Evan yang begitu tenang tampak gelisah di balik kemudi. Ketenangan yang sempat ditampilkan sebelumnya sirna begitu mobil berhenti di parkiran rumah sakit. Setelah memastikan Arini turun, dia mengunci mobil dan meninggalkan Arini tanpa pamit.Arini terdiam di tempat ia berdiri. Bagaimana dia bisa berpikiran naif dengan beranggapan seorang Evan tertarik padanya? Dia bukan Kenanga yang selalu percaya diri akan kecantikan dan pesonanya yang bisa menaklukkan semua pria di bawah kakinya.Dia Ariani Putri, seorang perempuan miskin biasa yang menjual tubuhnya untuk bisa bertahan hidup dan menyelamatkan ayahnya yang sedang sakit. Dia tidak berguna, tidak pula cantik, dia hanya wanita murahan. Tidak lebih.Arini mendesah kasar. Setelah Gavin masuk ke dalam penjara ... semuanya akan berakhir, kan?Arini mengepa
Baca selengkapnya
Lilya • 44
HASIL rontgen menunjukkan bahwa Lilya baik-baik saja, tapi dia harus menginap untuk satu atau dua hari dan menjalani tes lagi untuk memastikan keadaannya.Mengingat, saat Lilya dibawa ke sana, dia dalam kondisi tidak sadar dan kepalanya berdarah. Dokter khawatir terjadi pengendapan darah yang belum terlihat dan hal itu akan menjadi fatal jika tidak ditangani dengan segera.Untuk kerusakan lain, Lilya tidak mengalami gejala yang berat. Dia memang sempat merasa pusing dan ingin muntah, tapi ingatan perempuan itu masih baik-baik saja. Dia juga masih bisa bicara selayaknya biasa. Evan pun bisa menghela napasnya lega.Nayla datang bersama suaminya untuk mengantarkan pakaian ganti Evan, juga menjenguk menantunya. Evan lantas pamit keluar untuk mengganti pakaian juga mencari makanan.Lilya yang semula tertidur, kali itu mulai membuka mata ketika Evan sudah tak berada di sana dan mendapati mama mertua
Baca selengkapnya
Lilya • 45
"KAMU kenapa, Raffa?" Riri melongokkan kepala untuk mengintip ke dalam. Dia melihat Evan sedang memandang tajam ke arahnya dan Raffa. Wajah keponakannya tampak datar dan tatapannya yang dingin amat mematikan.Raffa berdeham tidak nyaman. Dia hanya memamerkan cengiran tak berdosa saat membalas, "Aku hanya agak sedikit kaget melihat mereka sedang ciuman."Riri mengerling ke arah suaminya. "Ciuman?" Lalu, dia menatap Evan dan Lilya secara bergantian. Raut kesal di wajah keponakannya ditambah wajah memerah Lilya lantas membuatnya mengerti situasi yang terjadi sebelumnya."Iya." Raffa menyeringai sambil melangkah masuk dan langsung mendekati ranjang Lilya, berdiri di samping Evan, lalu berkata dengan pelan, "Aku bisa melihatmu sedang menginginkannya, tapi tahan dirimu, dia sedang sakit, kan?""Tanpa Om beri tahu pun, aku sudah mengetahuinya." Evan mendengkus, tangannya bersedekap dada dan lantas me
Baca selengkapnya
Lilya • 46
SETELAH pemeriksaan terakhir selesai dan hasilnya baik-baik saja, Lilya diperbolehkan untuk pulang. Senyum di bibirnya tak kunjung hilang. Kakinya melangkah ringan ketika dia diminta untuk segera mengganti pakaian sebelum meninggalkan ruangan.Begitu keluar dari kamar mandi, Evan lantas menyodorkan bunga lili putih ke hadapannya. Lilya terdiam, dia menatap bunga itu dengan ekspresi tidak paham."Kiriman bunga dari Chris, dia tidak bisa datang menjenguk, karena sibuk," kata Evan sembari menyodorkan bunga itu ke tangan Lilya.Lilya menerima bunga itu, lalu mencium aromanya yang mengingatkannya akan wewangian di pemakaman. Lalu, dia menatap Evan. "Aku seperti sedan.g didoakan lekas meninggal olehnya."Evan tersenyum lebar. Dia juga tidak mengerti kenapa Chris membelikan bunga itu untuk Lilya. Namun, setelah melihat istrinya membawa bunga itu dalam dekapan kedua lengan kecilnya, dia pun mengerti a
Baca selengkapnya
Lilya • 47
HANYA orang bodoh yang akan menyangkal jika Lilya dan Ariani tidak memiliki hubungan apa-apa. Lilya terlihat sama persis dengan kakaknya sewaktu masih remaja.Gadis lugu, polos, dan naif. Gadis yang menderita sebelum dia bertemu dengan pangeran yang menolongnya untuk keluar dari penjara.Lilya masih berceloteh banyak hal dengan ayahnya, walau ayahnya sama sekali tak merespon apa-apa. Matanya masih terpejam, sama seperti sebelumnya. Ayahnya ... kalau dibilang sudah meninggal pun tidak bisa, karena ia masih bernapas. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang."Terima kasih," gumam Arini sewaktu ia keluar dari ruangan itu dan menghampiri Evan yang sedia menunggu di luar."Kenapa?"Evan menatapnya dingin. Terlihat jelas, bahwa pria itu tidak begitu suka dengannya. Padahal sebelum ini, Arini sempat mengira kalau Evan tertarik padanya. Namun, nyatanya dia benar-benar bodoh. Evan
Baca selengkapnya
Lilya • 48
SIDANG berjalan lancar. Gavin berhasil dipenjara atas kasus pembunuhan yang dilakukannya. Arini juga menyerahkan diri ke kepolisian, karena diam saja saat peristiwa itu terjadi dan ikut andil merusak TKP yang ada.Hukumannya tidak seberat Gavin yang mendapat tuntutan beruntun. Namun, Arini bersyukur, karena setidaknya dia bisa menebus rasa bersalah serta dosa-dosa yang telah dilakukannya selama ini.Lilya hanya mendengar tentang sidang itu, dia tidak diizinkan untuk hadir. Walaupun namanya dibawa-bawa dalam kasus pembunuhan Kenanga, tapi dia sama sekali tak diizinkan untuk mendengarkan semua tuntutan yang dilayangkan pada Gavin.Evan yang melarang Lilya untuk hadir. Alasannya, untuk menjaga mental Lilya yang bisa saja hancur setelah semua kenyataan itu terkuak. Biarlah kejadian itu tetap menjadi rahasia mereka. Lilya jangan sampai mendengar dan mengetahuinya agar hidupnya yang sekarang tetap baik-baik saja.
Baca selengkapnya
Lilya • 49
LILYA tidak tahu harus mengenakan pakaian yang mana untuk pergi ke pesta. Dia hanya punya satu gaun yang indah dan itu adalah gaun yang ia kenakan di hari pernikahannya.Evan hanya mengajaknya pergi sebentar ke pesta, seharusnya tidak masalah jika dia mengenakan gaun lama untuk pergi ke sana. Namun, masalah lainnya hadir, Lilya tidak bisa mendandani dirinya sendiri.Dulu, ada Mawar dan Kenanga yang mendandaninya saat menjadi ratu sehari. Namun, sekarang dia tinggal sendiri. Dia tidak bisa dandan hingga menjadi perempuan cantik jelita, dia tidak punya alat make-up juga, dan dia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi masalahnya.Evan memasuki kamar dan melihat istrinya masih mematung di depan almari. Dahinya mengerut, dia mendekati Lilya dan menemukan perempuan itu sedang memegangi gaun pernikahan mereka dulu.Evan jelas mengingat baik tentang gaun itu, karena dia sendiri yang mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status