All Chapters of Lilya : Gadis yang Digadaikan Keluarga (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
52 Chapters
Lilya • 20
"AKU tidak menyangka, Kakak menyembunyikan kabar itu dariku. Apa salahnya Kakak memberitahuku tentang kondisi mereka? Ibuku sakit, Kak, beliau——"Lilya menutup mulutnya begitu Evan menaruh jari telunjuknya di bibirnya sendiri. "Nanti aku jelaskan, jangan bertengkar di sini."Evan melangkah lebih dulu. Dia sudah menghubungi Chris untuk mengumpulkan data-data terbaru tentang keluarga Atmawijaya dan memintanya ke rumah nanti. Dia juga sudah menghapus nomor ponselnya, sebelum membiarkan Lilya menyerahkan ponsel yang baru ia beli itu pada Kenanga.Evan tidak akan memberikan satu kesempatan pun untuk Kenanga masuk. Dia sudah bersyukur Lilya tidak bodoh dan main iya-iya saja, jangan sampai dia kecolongan dan membuat Kenanga merusak rumah tangga yang sedang ia bangun dengan istrinya."Tunggu!"Evan tak kuasa mengabaikan. Terlebih Lilya menghentikan langkah yang otomatis membuat Evan ik
Read more
Lilya • 21
LIBURAN sekolah membuat Lilya tidak punya kegiatan apa pun selain duduk diam di rumah. Jika dulu, dia bisa menghabiskan waktu dengan membersihkan rumah, kali ini ia tidak yakin bisa melakukannya. Apalagi Evan ada di rumah dan terus mengawasinya. Lilya ragu, Evan akan diam saja melihatnya menjelma jadi sosok pembantu yang berusaha membuang waktu dengan bersih-bersih rumahnya.Lilya mendesah kasar. Dia melirik Evan yang kali ini sedang sibuk menatap ponselnya.Jujur saja, Lilya ingin keluar kalau dia tidak berbuat apa-apa di rumah. Minimal membantu mama mertuanya di restoran, pasti hal itu lebih berguna dan tidak akan membuatnya mati kebosanan."Kak!" Lilya mencoba memanggil dengan takut-takut."Hm.""Aku mau ke restoran Mommy, boleh?"Sebenarnya, lebih enak bertanya dulu pada mama mertuanya, apakah Lilya boleh membantu atau tidak. Namun, Lilya tidak punya ponsel lagi sekara
Read more
Lilya • 22
LILYA menatap puas pada tumpukan buku yang ada di kursi mobil bagian belakang. Dia menoleh ke arah Evan yang sedang mengemudikan mobil dengan kecepatan pelan. Tatapan suaminya fokus ke jalanan."Kakak hari ini baik banget, ya?" pujinya, tulus sekaligus curiga.Evan biasanya tidak pernah mengajaknya keluar rumah, tapi hari ini, selain mengajaknya ke toko buku dan nyaris membuat Lilya tidak bisa bernapas karena malu, dia juga membawa Lilya ke toko pakaian dan membelikan beberapa pasang pakaian tidur dan pakaian santai.Dia tidak tahu maksud suaminya apa sampai membiarkan Lilya menghabiskan uangnya hari ini. Namun ia berharap, Evan tidak akan meminta sesuatu yang belum bisa Lilya beri."Rencananya, aku mau membawamu ke taman bermain," kata-kata Evan membuat Lilya memandangnya horor, "tapi Mommy mau kamu ada di rumah sebelum jam tiga sore, jadi aku harus membawamu ke sana sekarang.""Mommy?" Lilya
Read more
Lilya • 23
LILYA mencoba bertanya tentang apa yang telah terjadi di meja makan pada suaminya. Namun, Evan hanya diam saja. Evan malah menatapnya datar, sebelum memunggungi Lilya dan mulai memejamkan mata, mencoba untuk tidur.Lilya masih merasa tidak nyaman. Tatapan mata pria yang menurut pengakuan tadi adalah tunangan dari adik iparnya itu seperti tatapan seekor ular yang tengah melirik mangsa. Lilya tidak pernah berharap akan dijadikan mangsa oleh ular seperti itu, apalagi oleh ular yang akan menjadi calon adik iparnya juga suatu hari nanti. Bagaimanapun juga, mereka akan bersaudara.Namun, mengapa pria bernama Gavin itu menatapnya sampai demikian?Bak mengerti apa yang sedang dirasakan istrinya. Evan berbalik, dia memeluk Lilya erat sambil mengelus punggungnya naik-turun perlahan-lahan."Tenanglah, ada aku di sini. Dia tidak akan macam-macam," gumamnya, mencoba menenangkan orang lain, ketika dirinya sendiri dipenuhi p
Read more
Lilya • 24
LANGKAH keduanya terhenti saat melihat Evan sedang membawa sepiring nasi goreng dan segelas susu cokelat di atas nampan. Evan pun menghentikan langkahnya, ditatapnya Lilya sekilas, sebelum beralih menatap adiknya."Kalian mau ke mana? Lilya belum sarapan," katanya dengan nada datar."Cie yang baru ngadon berdua, romantis amat, Bang, sampai mau bawain sarapan ke kamar segala?" goda Mika yang kini meninggalkan Lilya dan mendekati kakaknya dengan mata mengedip genit. "Jadi, kapan keponakanku jadinya?" bisik Mika di telinga kakaknya."Kenapa kamu berisik sekali? Tidak perlu terburu-buru, dia masih sekolah." Evan mendengkus kecil. "Apa kamu cemburu, karena belum ada yang melakukan hal manis seperti itu padamu?""Enak aja! Gavin romantis tahu! Kalau cuma bawain sarapan ke kamar mah udah sering, nggak bisa dihitung lagi malahan."Evan langsung mendelik ke arah adiknya. "Kalian melakukannya? Bahkan seb
Read more
Lilya • 25
"SUDAH selesai makannya?"Evan bertanya tanpa memandangi Lilya. Pria itu sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. Lilya pikir, Evan sedang bekerja atau sedang berhubungan dengan Chris, jadi ia tidak ingin mengganggu suaminya."Udah, ini mau bawa ke bawah. Kakak mau nitip sesuatu?" tawarnya sebelum keluar kamar."Ambilkan puding di lemari es. Mommy biasanya stok banyak puding kalau aku main ke sini." Evan menatap Lilya yang kini menatapnya dengan tatapan yang menyiratkan pertanyaan 'Serius?' dan Evan membalasnya dengan mengangguk."Baiklah, aku ke bawah sebentar, ya?"Lilya keluar dari kamar itu dan lantas mencari-cari di mana lokasi dapur. Begitu sampai, dia langsung mencuci piring dan gelas yang ia gunakan tadi. Lilya sedang mengelap tangan ketika mendengar suara orang berbincang dan derap langkah kaki yang mengarah ke dapur.Lilya terdiam, berpikir untuk langsung pergi atau tet
Read more
Lilya • 26
LILYA terkejut melihat Gavin diseret keluar dengan mudahnya oleh satpam. Wajahnya babak belur, dipenuhi darah segar yang menetes dari bibir, kening, dan pelipisnya. Pakaiannya yang acak-acakan bak terkena angin puting beliung ditambah kondisinya yang lemah membuat Lilya langsung memikirkan keadaan suaminya.Lilya berlari ke arah dapur, tapi sebelum benar-benar sampai Evan sudah keluar lebih dulu.Evan mendapat beberapa luka lebam di wajahnya, sudut bibirnya koyak karena kini mengeluarkan darah segar dan dibiarkan mengalir begitu saja. Selain itu, pakaiannya yang selalu rapi kini terlihat berantakan. Lilya mendekati Evan dan langsung memapah suaminya dengan tubuh kecilnya. Dia takut kalau Evan tiba-tiba pingsan di sana."Ayo, aku antar ke kamar, Kak," katanya pelan, sembari mengajak Evan untuk lekas berjalan menuju kamarnya.Evan tak bergerak, dia memandangi Lilya dengan dahi mengernyit tidak mengerti.
Read more
Lilya • 27
NAYLA tak kuasa mengamuk begitu sampai rumah. Evan berusaha menenangkan mama tirinya, sedang Lilya terus memeluk Mika yang tak bisa menghentikan lelehan air mata sembari mendengar amukan yang mengerikan dari mama mertuanya.Ini baru mama mertua, bagaimana reaksi papa mertuanya soal hubungan Mika dengan Gavin yang kandas begitu saja karena kehadirannya?Lilya mulai merasa bersalah sekarang. Seandainya dia tidak muncul kemarin, apakah hubungan mereka akan tetap baik-baik saja sampai tahap pernikahan?Ethan, papa mertuanya muncul tanpa suara. Ekspresinya datar, tanpa emosi, dan tak bersuara. Dia hanya menepuk puncak kepala Lilya pelan hingga membuat gadis itu terlonjak dan menatapnya. Ethan hanya tersenyum tipis memandangi Mika, sebelum melerai Nayla, lalu meminta istrinya itu untuk mengikutinya.Evan menatap adik dan istrinya sekilas, sebelum mengikuti jejak orang tuanya. Lilya kembali menatap Mika yang masih me
Read more
Lilya • 28
MEMBAGI malam yang dingin dengan selimut dan dekapan hangat dengan pasangan membuat Evan tak kuasa meninggalkan tempat tidurnya. Bahkan, ketika ponselnya berbunyi, dia mengerang malas saat mengambil benda itu, sebelum mematikannya dan mengembalikannya ke tempat semula.Evan ingin tetap begini selamanya. Terlelap sembari memeluk Lilya erat, menghirup aroma tubuh Lilya dan merekamnya dengan baik di otaknya, sebelum menarik perempuan itu semakin merapat ke tubuhnya.Evan ingin kembali terlelap, tapi kantuk tak lagi berpihak. Matanya terbuka sempurna. Dia menatap Lilya yang masih terbuai di alam mimpi, tampak begitu tenang dan damai.Dalam hati, dia terus memuji fisik Lilya yang begitu sempurna. Satu-satunya kekurangannya hanyalah kebodohan ditambah kebaikannya yang membuat dia bisa dimanfaatkan siapa saja.
Read more
Lilya • 29
KEKAGETAN membuat Lilya tidak bereaksi apa-apa selain; mulutnya yang terbuka, matanya yang membelalak memandangi Evan dengan ekspresi wajah tak percaya, dan suaranya yang hilang ditelan hampa.Lilya mencoba membuka dan menutup mulutnya, tapi tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya.Evan meletakkan ponselnya ke dashboard, sebelum fokus pada istrinya. Dia menarik sabuk pengaman Lilya dan memasangnya dengan rapi sebelum bertanya, "Kamu mau ke sana?"Lilya hanya mengangguk-angguk bak robot yang tak bisa berbicara. Perempuan itu masih terkejut, itu wajar, karena dia pun merasakan hal yang sama. Dia tidak menyangka akan ada 'sosok lain' yang bertindak lebih dulu untuk membunuh Kenanga daripada dirinya sendiri.Jujur, Evan memang ingin membunuh wanita itu dan keluarganya agar dia bisa melihat Lilya bebas-sebebas-bebasnya dari keluarga angkatnya. Namun, dia tahu, apa yang ia lakukan hanya a
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status