All Chapters of My Arrogant Lecture: Chapter 11 - Chapter 13
13 Chapters
Dating
Kaila masuk ke dalam rumah dengan tatapan sebal, pantas saja ibu Darel melihatnya dengan tatapan tajam dan menilai dia dari atas sampai bawah. Ternyata ini karena ibu Darel mengetahui bahwa Kaila adalah kekasih Darel. Kaila duduk di teras sembari menikmati pemandangan, kakinya dia ayunkan sembari menenangkan emosinya yang bergejolak. Dia sesekali mengecek ponselnya barangkali ada pesan dari Xavier. Sayangnya hingga detik ini tidak ada satupun pesan dari kekasihnya. Terkadang Kaila bertanya-tanya apa memang Xavier menyukainya. Dia mencoba menelpon Xavier, panggilannya selalu sibuk. Kaila menghela nafasnya dan akhirnya masuk ke dalam rumah. Darel baru saja selesai mandi sore, dia tidak mengenakan baju saat berada di ruang tamu tengah mengeringkan rambutnya.“ASTAGA! BAPAK!” teriak Kaila langsung masuk ke kamar mandi. Darel terkejut dengan teriakan Kaila, dia kira Kaila masih diluar.Darel terburu-buru berlari, kakinya tersandung oleh siku meja sampai berdarah
Read more
Cemburu
Xavier sempat terpana oleh kecantikan Kaila, pacarnya nampak anggun dan manis. Dia tidak menyangka jika Kaila akan semanis ini. Perlahan sembari menyetir, tangan Xavier memegang erat tangan Kaila, menggenggamnya dengan lembut. Kaila juga tidak menolak, dia tersenyum hangat menatap Xavier, malam ini begitu indah, dia menyukai Xavier sepenuh hatinya.“Kita kemana?” tanya Kaila.“Kamu maunya kemana? Nonton mau enggak? The Conjuring udah main nih,” ucap Xavier menaikkan alisnya. Satu-satunya di dunia ini yang Kaila takuti hanya dosen galak plus killer dan suka memberi tugas seperti Darel, soal hantu dan makhluk gaib lainnya dia tidak pernah takut.“Boleh, aku pesan tiketnya dulu.” Kaila mengambil ponselnya lalu memesan tiket bioskop dengan aplikasi. Setelah dia memesan mereka menuju CGV yang terdekat.Keduanya berjalan-jalan dengan senyuman bahagia, Kaila juga akhirnya kembali menjalani hidupnya dengan memiliki kekasih sete
Read more
Pergi
Darel terbangun dari tidurnya, dia merasa sudah baikan, tubuhnya sudah terasa membaik. Ini berkat Kaila, pikirnya. Matanya mencari sosok Kaila namun tidak ada gadis itu di sini. Dia berjalan menuju ruang makan, di sana sudah ada semangkuk bubur dan lontong sayur. Sebuah lengkungan tercetak di bibir Darel, dia tidak menyangka Kaila akan sebaik ini padanya. Dia membaca pesan notes di sana bahwa Kaila pergi ke kampua dan hendak latihan di sore hari. Darel mengambil ponselnya, menghubungi Ronald—teman sesama dosen untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa hadir saat ini. Darel menguatkan dirinya untuk mandi pagi dan memakan bubur ayam.Sebenarnya, Darel tidak suka dengan bubur, namun entah kenapa kali ini rasanya berbeda, dia jauh lebih menikmati bubur yang dia makan. Apa mungkin karena Kaila yang memberikannya?“Darel, buka pintunya!”Darel seketika berdiri, menyudahi makan paginya dan membuka pintu. Ibunya ada di hadapannya.“Mama kenapa
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status