All Chapters of JAIME (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
49 Chapters
Episode 11 : Keyakinan Rasa
"Hanya aku yang benar-benar tahu, perihal rasa yang bergejolak dalam kalbu. Karena ini adalah rasaku. Anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Mas Dhanu ... aku yakin bahagiaku bersamamu."Usai semalaman yang menguras emosi, pagi pun menjelang membawa keyakinan hati. Rasa tidak tenang itu telah berubah menjadi setitik keyakinan. Nayra begitu yakin, Dhanu adalah masa depan. Semesta tampak memberi dukungan dengan suguhan langit yang terang tanpa awan hujan. Dedaunan pun tampak hijau dibasahi oleh embun yang segar, sungguh menyejukkan pandangan. Turut hadir menyemangati, kicau merdu Burung Kenari, kokok ayam di pagi hari, juga sepasang burung merpati penanda cinta sejati."Semoga rasamu masih sama terhadapku, Mas. Aku yakin kamu mencintaiku. Ketahuilah bahwa aku di sini juga mencintaimu." Nayra terus bermonolog sembari bersiap menuju tempatnya mengajar. Pakaian sudah rapi, begitu pula dengan tas berisi perlengkapan pribadi, juga sebotol minum
Read more
Episode 12 : Melanjutkan Rasa
Pandangan mata Soraya tepat tertuju pada Ron. Keterkejutan tampak nyata tergambar di wajahnya. Berbeda sekali dengan mimik wajah Ron yang tampak sedikit gugup sehabis menyapa Soraya. Sepasang kekasih yang kini telah berstatus mantan itu akhirnya bertemu. Ron dan Soraya, dalam pertemuan pertama setelah sekian tahun berlalu, yang teringat dalam benak masing-masing dari mereka justru momen saat putus cinta. Usai ingatan itu muncul, Soraya langsung memalingkan muka, sedangkan Ron menundukkan wajah. "Ehem!" Dhanu berdehem, membuat Soraya dan Ron seketika melihat ke arahnya. "Mas Dhanu kenal sama Ron? Kenapa dia bisa ada di sini?" Soraya tidak bisa memendam rasa ingin tahunya."Ron bekerja di sini juga," ungkap Dhanu. "Apa? Kenapa aku bisa tidak tahu, sih?"Soraya melirik ke arah Ron sekilas, lantas kembali membuang pandang. "Sepertinya banyak sekali yang harus kalian bicarakan berdua. Jadi ... silakan! Aku kel
Read more
Episode 13 : Bertahan dan Melanjutkan
Sungguh tidak mudah bertahan dalam keadaan yang banyak menyuguhkan rasa tidak nyaman. Nayra seperti sendirian, tetap bertahan dalam penolakan perjodohan. Keluarga yang diharapkan Nayra akan bisa mengerti kondisi hati, nyatanya tidak ada yang mau mencoba memahami. Lelah hati, itulah yang dirasakan Nayra saat ini. Berulang kali Nayra menyuarakan isi hati, tapi yang didapat justru perintah untuk berpikir lagi. Semakin Nayra bersuara, semakin gencar sang ibu memaksanya untuk menikah dengan si Dika. Tiap kali emosi itu membuncah, Nayra memilih pergi meninggalkan perdebatan kata. Meski pilihan Nayra dan sang ibu tidak sejalan, sebisa mungkin Nayra tetap menjaga diri agar tidak melontarkan kata kasar. Menjaga lisan, itulah yang Nayra usahakan agar pedang lidahnya tidak menyakiti perasaan.Seperti pagi ini, usai Nayra mandi tadi, pertanyaan yang sama kembali dilontarkan padanya. Tentang kesediaan Nayra untuk mau dijodohkan dengan si Dika, jawaban yang disuguhkan tetap sa
Read more
Episode 14 : Mulai Terhubung
-- "Hai, Nayra. Aku Dhanu. Apa kamu mengingatku?" ---- "Iya. Aku ingat, Mas. (emoticon senyum)" --Sapaan dan pertanyaan Dhanu dijawab oleh Nayra seketika itu. Tidak hanya sekedar membalas pesan. Nayra pun mengimbuhi emoticon senyum di belakang kalimat balasan, sebagai tanda bahwa Nayra begitu senang saat Dhanu menghubunginya lewat media sosial. -- "Kamu apa kabar?" ---- "Kabar baik. Mas Dhanu sendiri apa kabar?" ---- "Sama baiknya denganmu, Nay. (emoticon senyum)" --Giliran Dhanu yang menggunakan emoticon senyum di akhir kalimat balasannya. Hal itu sungguh membuat senang hati Nayra. Debaran jantung tak dapat dihindarkan. Senyum pun terus mengembang mengiringi ketikan pesan balasan. Nayra dan Dhanu terus berbalas pesan. Awalnya hanya saling bertanya kabar. Setelahnya, obrolan mereka jauh lebih mengembang. Tentang kesibukan, kegiatan kegemaran, hal-hal yang disukai, hingga kalimat basa-basi pun turut menyertai. 
Read more
Episode 15 : Salam Rindu dari Masa Lalu
Melenggang anggun sembari menebar senyum, itulah yang dilakukan Soraya ketika keluar dari ruang kerja Dhanu guna menemui Ron di ruang kerjanya. Soraya terlihat ramah di mata karyawan Pak Bos Besar. Sikap Soraya yang demikian hanya tampak mata, padahal sebenarnya Soraya begitu keras kepala.  Langkah kaki Soraya tinggal beberapa meter lagi menuju ruang kerja Ron, tapi tetiba saja dia berhenti. Soraya tampak berpikir lagi. Mendadak saja rasa gengsi itu kembali menjulang tinggi. Ron yang telah menjadi status mantan kekasih, bagi Soraya terlalu menguras harga diri untuk kembali didekati. Mimik wajah Soraya seketika berubah. Yang tadinya penuh semangat berapi-api, kini justru terlalu gengsi. Pandangan mata Soraya setelahnya diedarkan ke sekitar. Tampak sepi. Sama sekali tidak ada karyawan yang berlalu lalang seperti tadi. Usai memastikan tidak ada siapa pun di
Read more
Episode 16 : Menolak Perjodohan
Debaran merdu jantung Nayra hanya sementara kala teringat bahwa si pengirim pesan singkat bukanlah orang dekat. Si pengirim ucapan selamat malam tak lain adalah teman seangkatan yang dulunya banyak diidolakan. Dialah Bintang, teman kuliah Nayra yang sudah sekian tahun lamanya tak pernah dijumpa.Dulunya Bintang adalah idola kampus yang banyak diidolakan teman-teman Nayra, adik angkatan, bahkan mahasiswi-mahasiswi di lain jurusan. Paras tampan dan pesona yang memikat pandangan menjadi alasan utama si Bintang mendapat banyak penggemar.Dulunya pun Nayra sempat mengidolakan, tapi hanya sebatas karena kepintaran si Bintang. Itulah yang menjadi alasan kenapa Nayra sempat berdebar saat membalas pesan singkat ucapan selamat malam dari Bintang.“Tumben banget si Bintang kirim pesan?” Nayra bertanya-tanya usai membalas ucapan selamat malam yang sama.Pesan singkat berlanjut. Nayra dan Bintang pada akhirnya saling berbalas pesan. Mulai dari bertanya kab
Read more
Episode 17 : Kemajuan Hubungan
Betapa hati Nayra begitu bahagia kala tahu bahwa Dhanulah yang menghubunginya. Jemari Nayra sudah bersiap mengetik pesan balasan. Akan tetapi, Dhanu mencoba menelepon ulang. Tentu saja kali ini Nayra menerima panggilan itu tanpa pikir panjang. “Halo,” sapa Nayra begitu telepon diterima. “Hai, Nayra. Maaf menghubungimu malam-malam,” ucap Dhanu di seberang. Nayra senyum-senyum sembari memainkan jemari tangan kanan pada vas bunga di atas meja dekat ranjang. “Tidak apa-apa, Mas. Em … ngomong-ngomong … ada apa Mas Dhanu menghubungiku malam-malam?” Nayra bertanya dengan debaran jantung yang sulit dikendalikan. “Aku … ingin mendengar suaramu.” Gombalan ala Dhanu mulai digencarkan. “Cie,” sahut Nayra, spontan. Untuk sejenak, Nayra dan Dhanu sama-sama terdiam dengan masih terhubung sambungan telepon. Baik Nayra ataupun Dhanu sama-sama merasakan debaran merdu. Benih cinta dalam hati Nayra dan Dhanu, semakin tumbuh. Seiring dengan itu, me
Read more
Episode 18 : Pengakuan Bintang
Rasa tidak nyaman jelas mengusik hati dan pikiran Nayra. Apalagi pernyataan Bintang telah membuat tanda tanya besar yang segera ingin Nayra luruskan. Apa maksud Bintang? Untuk apa Bintang berkata demikian? Dua pertanyaan itulah yang kini berputar-putar di kepala Nayra. Sorot mata Nayra tertuju pada Bintang. Nayra ingin segera mendapat penjelasan. Baru saja Nayra hendak melontarkan tanya pada Bintang, Gerry mendahului aksi dengan bertanya profesi. “Nay, kamu seorang guru?” tanya Gerry. Nayra mengalihkan pandangan matanya ke arah Gerry usai Bintang memberinya kode mata. “Iya, kak.” Tidak ada senyum ramah yang Nayra suguhkan atas pertanyaan Gerry barusan. Nayra hanya sekedar menjawab, sambil sesekali menyiratkan kekesalan pada Bintang. “Nayra seorang guru, sedangkan Bintang seorang dosen. Dunia kalian sama. Pasti cocok jika hidup bersama-sama,” ujar Gerry sembari menepuk-nepuk bahu Bintang. Ekspresi Nayra semakin membendung rasa tidak suk
Read more
Episode 19 : Calon Relasi Baru
Motor matic yang dikendarai Dhanu melaju dengan kecepatan sedang. Dhanu menuju sebuah pertokoan guna menemui sang mantan. Sebuah toko busana kekinian seketika menjadi tujuan. Dulu, Erika, mantan kekasih Dhanu itu bekerja di sana. Bukan hanya bekerja, Erika adalah pemilik tokonya. Sayangnya, Dhanu harus menelan rasa kecewa saat melihat toko busana yang dua tahun lalu berdiri megah di sana, kini sudah rata dengan tanah. Menegaskan pula bahwa Dhanu tidak akan menemui Erika di sana. Pencarian menjadi terkendala lantaran Dhanu tidak menyimpan nomor ponsel Erika. Sempat terbersit pula sebuah ide untuk menemui Erika di rumah orangtuanya. Namun, butuh waktu berjam-jam lamanya hingga Dhanu sampai di sana, karena rumah orangtua Erika ada di luar kota. Lagipula, Dhanu yakin sekali bahwa Erika ada di kota yang sama dengannya, karena Erika sudah berani menitipkan salam rindu pada Ron dan Soraya. “Ke mana lagi aku harus mencarinya?” Dhanu mengingat-ingat tempat yan
Read more
Episode 20 : Sikap Tak Terduga
Bintang terdiam mematung di belakang tempat duduk Nayra. Sengaja Bintang berdiri di sana agar bisa mendengarkan Nayra mengobrol via telepon. Ada getir yang sempat dirasa. Begitu pula rasa cemburu yang hadirnya tidak dapat dicegah. Dengan jelas Bintang bisa mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut Nayra. Sayangnya, kata-kata itu bukan untuknya. “Sudah selesai teleponnya?” tanya Bintang sembari berusaha tegar. “Hai, Bin. Kukira kamu masih di kasir. Iya. Sudah selesai.” Mimik wajah Nayra tampak bahagia. “Apakah dia lelaki yang akan melamarmu minggu depan?” Bintang tidak bisa menutupi rasa penasaran. Nayra mengangguk sambil tersenyum. “Iya.” Bintang melebarkan senyuman, meski sedikit dipaksakan. Bintang bahkan terus-terusan menatap Nayra. Sebenarnya Bintang tidak rela. Namun, apalah daya. Bintang tidak bisa memaksakan segala yang diinginkan agar bisa menjadi miliknya, termasuk Nayra. “Bin, jangan seperti itu, dong!” tegur Nayra.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status