Lahat ng Kabanata ng Bos di Atas Normal: Kabanata 11 - Kabanata 20
27 Kabanata
11. Wanita Lain dari Nolan
Kafe besar yang Grey dan Violet datangi ini adalah milik Qiuncy. Sejak SMA, Grey memang sudah sering menceritakan tentang Quincy kepada Violet.  Bahkan, Violet bisa mengira-ngira bagaimana karakter dari Quincy.Sebagai seorang wanita, Qiuncy terlalu posesif. Dia melarang Grey untuk dekat dengannya. Pernah satu kali Quincy menghubungi Violet untuk menyuruhnya menjauhi Grey. Quincy bilang, tidak ada persahabatan di antara laki-laki dan perempuan. Saat itu, Violet hanya membual dengan mengatakan akan menuruti kemauan Quincy, dia tidak ingin membuat keadaan semakin runyam.Karena itulah Violet enggan bertemu dengan Quincy, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Maka, tidak heran jika suasananya jadi agak canggung. Baik Violet maupun Quincy seperti menahan diri untuk memulai menyapa. Hanya Grey yang sejak tadi sengaja berceloteh panjang lebar untuk mencairkan suasana.“Let, kafe ini terkenal dengan kopinya. Bagaimana jika kau memesan cappucino
Magbasa pa
12. Pelecehan
Quincy berulang kali mengatakan pada Violet bahwa dia akan membereskan Aruna dan Milan. Dia sudah sangat percaya diri untuk membantu Violet.Quincy memang berteman baik dengan Nolan. Jadi, otomatis Quincy juga mengerti Nolan dengan cukup baik. Terkait dengan Nolan yang senang bermain-main dengan wanita hanya sebagai bentuk pelampiasan karena sebenarnya Nolan juga pernah dipermainkan. Mendengar itu, Violet seketika diam dengan ekspresi yang tidak terbaca.Violet sulit menentukan pilihan. Grey menyerahkan apa pun keputusannya pada Violet, untuk terus berjuang ataupun berhenti, hanya saja Grey juga menekankan untuk tidak menjadi pecundang, itu sama artinya jika Grey menyuruh Violet tetap maju. Sedangkan, Violet sendiri ingin sekali mundur, karena dari awal ia belum yakin, banyak hal yang membuatnya terus bimbang.Terus terang, Violet merasa tidak ada perkembangan dari semua usahanya. Selalu ada Aruna yang menyadarkan Violet bahwa apa pun yang dia lakukan pasti sia-
Magbasa pa
13. Kisah yang Sama
Nolan ingat ketika kakak perempuannya, Aster, dilecehkan oleh tiga orang pria yang semuanya merupakan teman Aster sendiri.Sepuluh tahun lalu, sewaktu Nolan merasakan patah hati terhebatnya, karena perempuan yang dia cintai menolaknya dengan melemparkan kata-kata kasar, bertepatan dengan itu Aster juga pulang dalam keadaan yang mengenaskan. Pakaian yang Aster kenakan robek di mana-mana, hanya jaket denim yang menjadi pelindung satu-satunya bagi Aster.Mendadak Aster seperti orang bisu, dia mengunci mulutnya rapat-rapat ketika ayah atau ibunya bertanya. Semuanya khawatir, karena Aster hanya diam dengan pandangan yang selalu mengawang, keadaan itu bertahan sampai dua minggu. Pernah sang ayah mendatangkan dokter khusus untuk memeriksa keadaan Aster, takut jika Aster mengidap suatu penyakit, tetapi kondisi Aster dinyatakan sehat meski sedang tertekan.Lalu, Nolan mencoba untuk mengajak Aster berbicara, dia sengaja mengunci pintu agar tidak ada yang bisa menggangguny
Magbasa pa
14. Jebakan licik
Sepanjang perjalanan diam-diam Nolan sering mencuri pandang lewat kaca spionnya hanya untuk memastikan keadaan Violet.Jujur, ia masih khawatir dengan Violet. Pasti tidak semudah itu melupakan kejadian yang tidak menyenangkan tadi. Nolan tidak menyangka jika Violet bisa sangat pintar menyembunyikan perasaannya. Violet terlihat baik-baik saja meski Nolan yakin bahwa Violet hanya berpura-pura karena takut membuatnya khawatir.Nolan jadi teringat lagi dengan Aster. Kakaknya tidak bisa bertahan setelah mengalami itu. Namun, Nolan pikir Aster hanya ingin menghilangkan ketakutannya dengan melakukan bunuh diri, mungkin menurut Aster itulah cara satu-satunya agar ia bisa terbebas.Melihat Violet lagi, Nolan mendadak tidak setuju kalau Violet sampai berpikir hal yang sama dengan Aster. Nolan tidak akan membiarkan itu terjadi.“Saya tidak akan membiarkan kamu berbuat nekat. Saya akan terus mengawasi kamu mulai sekarang.” Suara Nolan terdengar berbisik l
Magbasa pa
15. Permintaan Gila
Untuk alasan apa pun, kata ‘berlebihan’ adalah yang terburuk.Terkadang, itu bisa mengantarkan kita pada kekecewaan.Violet menyukai atau bahkan mencintai Nolan secara berlebihan. Hal itu yang membuatnya lalai sampai masuk ke dalam perangkap.Pertama kali Violet menyetujui tentang misi, dia lupa jika kemungkinan terbesar justru ia yang akan terbuai. Violet kalah dengan pesona memabukkan Nolan.Sekarang, Violet menyadari bahwa dia sudah tidak bisa keluar lagi.Dia sudah terjebak.Di sini, bersama Nolan.“Bosse tidak bercanda, ‘kan?”Itu sudah ketiga kalinya Violet mencoba memastikan. Meskipun, Violet tahu Nolan sedang tidak membual, dia sangat serius. Bahkan, mereka sudah masuk ke dalam salah satu kamar bernuansa putih yang tergolong suite room ini.Nolan sengaja tidak menjawabnya lagi. Setelah merebahkan tubuhnya di atas kasur, Nolan memandangi Violet yang masih meminta penjelasan l
Magbasa pa
16. Percik Kebenaran
Apakah mudah ketika bertemu lagi dengan orang yang sudah mengecewakan kita?Violet tidak tahu bagaimana menghadapi Nolan sekarang ini. Semuanya tidak mudah. Setiap kali Nolan mengajaknya berbicara, Violet sengaja menghindar atau sekadar menanggapinya jika itu menyangkut soal pekerjaan.Ini lebih parah daripada saat Violet sengaja menjaga jarak karena masih bimbang dengan perasaannya, apakah ia akan benar-benar berusaha menjalankan misi ketika ia sendiri tidak yakin, ini lebih parah karena Violet tidak memberikan kesempatan sedikit pun pada Nolan yang mungkin berniat menjelaskan kenapa dia melakukan hal yang melukai hati dan harga dirinya.Hingga menjelang perjalanan mereka tiba di tempat tujuan, Violet hanya diam sembari melihat pemandangan yang sebenarnya tidak terlalu menarik, hanya deretan rumah-rumah yang terlihat dari kaca mobil. Nolan juga tidak mengajak Violet berbicara. Hal itu yang semakin merentangkan jarak di antara keduanya, seperti penyekat untuk me
Magbasa pa
17. Orang yang Sama
Violet sekarang punya waktu luang setelah menyelesaikan tugas dari Nolan. Dia menyempatkan diri untuk membeli secangkir kopi di kafe yang jaraknya cuma lima puluh meter dari lokasi pembangunan, meski sebenarnya Violet tidak menyukai kopi.Khusus saat ini, Violet membutuhkan kopi untuk menyegarkan pikirannya daripada segelas jus dengan tambahan es. Kopi yang ia pilih juga bukan kopi pahit pekat. Dia masih menambahkan banyak susu agar rasanya dominan manis.“Bosse benar-benar tidak meminta maaf. Dia keterlaluan sekali. Aku berhasil membuat Bosse tertarik, tapi aku tidak menyangka dia akan memperlakukanku seperti ini.”Violet menghela napasnya. Tidak pernah satu kali pun ia membayangkan Nolan akan menganggapnya sebagai wanita murahan.Violet memikirkan hal itu berulang kali, sampai ia membiarkan secangkir kopi yang tadinya mengepulkan asap kini perlahan menghilang karena sudah lumayan dingin.Sekali lagi Violet menggumam.“Ter
Magbasa pa
18. Perjalanan Jauh
“Kita mau ke mana, Bosse?”Violet tidak tahan untuk tidak menanyakan hal itu pada Nolan, karena dia merasa perjalanan mereka sudah lumayan lama. Kira-kira tiga puluh menit berjalan tidak ada tanda-tanda Nolan akan berhenti saat-saat ini, mungkin masih beberapa menit lagi.“Jika kamu ingin tahu, maafkan saya dulu.”Nolan menggunakan kesempatan untuk memperoleh maaf dari Violet. Padahal, dia tidak pernah melontarkan kalimat apa pun yang mengindikasikan bahwa dia sedang meminta maaf.“Kamu tahu, saya ini tidak akan pernah mengucapkan kalimat yang kamu inginkan. Tapi, bukan berarti saya merasa tidak bersalah. Untuk orang kaku seperti saya, kamu bisa mengambil kesimpulan sendiri walau dengan kalimat sepele dan terkesan tidak bernilai.”Yang diajak bicara hanya menyimak meski kedua tangannya sedang mengenakan jaket untuk menghalau dingin, karena cuaca tiba-tiba turun hujan. Violet merasa beruntung dengan keputusannya u
Magbasa pa
19. Kejutan Nolan
“Masih pusing?” Nolan memastikan keadaan Violet.Sementara, Violet masih memejam, karena kepalanya masih berdenyut hebat. Ini bukan pertama kalinya ia naik pesawat, tetapi ini pertama kalinya ia mengalami bagaimana rasanya turbulensi. Hingga saat ini pun, sisa-sisa ketakutan itu masih ada.Meskipun kemungkinan terjadinya turbulensi tergolong besar, Violet masih tidak menduga ia akan benar-benar mengalaminya.Dia masih ingat bagaimana suasana tegang di dalam pesawat. Semua penumpang saling memanjatkan doa sesuai agama masing-masing. Para kru pesawat juga tidak henti menenangkan para penumpang, tidak boleh panik.Namun, mustahil untuk tidak panik. Merasakan guncangan hebat itu sampai melemparkan beberapa penumpang yang tidak memakai sabuk pengaman, beberapa koper berjatuhan di atas laci kabin, dan salah satu penumpang merasakan imbas dari jatuhnya koper yang menimpa kepalanya.Karena turbulensi adalah hal yang tidak bisa diprediksi, pramu
Magbasa pa
20. Ciuman Pertama Violet
Setelah Helium mengutarakan niatnya, Violet masih mengingat betul kalimat Nolan yang di luar dugaan.‘Violet sudah menjadi kekasih saya’.Seharusnya saat itu ia langsung saja memukul kepala Nolan sekalian, tidak perlu menunggu sampai hari ini, setelah mereka kembali lagi ke Atlanta. Violet sengaja menarik lengan Nolan menuju ke sebuah ruangan kosong yang belum ditentukan diperuntukkan untuk apa nantinya. Nolan mengikuti Violet tanpa protes atau bertanya apa pun.“Kenapa Bosse melakukannya?”Violet yakin Nolan mengerti apa maksud dari pertanyaannya. Mengatakan pada Helium kalau mereka menjalin hubungan membuat tidur Violet tidak nyenyak. Dia tidak mengerti kenapa Nolan melakukannya. Bola matanya tidak bergulir ke mana pun selain wajah Nolan dengan penuh tuntutan.Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Violet memajukan tubuhnya satu langkah. “Apa maksud Bosse mengatakan kita ini berpacaran? Kenapa harus?”No
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status