Semua Bab My Part-Time Girlfriend: Bab 31 - Bab 40
153 Bab
BAB 30 - DUGAAN FARETA
Hubungan yang tak akan berakhir ?Sepertinya itu hanyalah sebuah angan tyaga saja. Semua yang memiliki awal akan selalu memiliki akhir. Entah itu akhir yang bahagia atau akhir yang dibarengi dengan air mata. Tyaga tak pernah berpikir bahwa dia memulai hubungan ini dengan cara yang salah. Tapi dia berharap akhir yang bahagia ?Itu sangat tidak mungkin.Seharusnya tyaga sadar bahwa bianca adalah cerminan dirinya, jadi jika suatu saat bianca mengetahui alasan dibalik hubungan mereka terjalin bukan karena tyaga membutuhkan bantuannya untuk alasan tutor, melainkan sebuah taruhan konyol. Tentu saja gadis itu akan sangat marah. Kemarin saja bianca sudah menunjukkan sikap yang tak pernah tyaga duga, walaupun pada akhirnya mereka berbaikan. Dan sekarang terlihat sangat menikmati keindahan air laut yang saling berkejaran ke pinggir pantai dan membasahi kaki mereka sambil bergandeng tangan.“Liburan semester nanti kita harus ke sini lagi, bi.” kata tyaga.“Entahlah. Bukannya jika liburan semest
Baca selengkapnya
BAB 31 - RAHASIA TERUNGKAP
Sejak tadi fareta bersembunyi di dalam mobilnya sambil menunggu seseorang yang sejak tadi sudah menjadi targetnya. Mungkin hampir empat jam lamanya fareta bertahan disana. Sampai - sampai dia mencari kegiatan untuk mengisi waktu senggangnya. Bahkan sejak tadi fareta mendiamkan panggilan vero yang tadi terus masuk ke ponselnya.Ini hampir jam delapan malam, akhirnya penantian fareta berakhir. Dari kejauhan fareta melihat seorang gadis turun dari sebuah mobil yang sangat dikenalnya. Gadis yang tak lain adalah bianca bersama dengan sahabatnya tyaga. Menurut yang fareta lihat, tyaga memang terlihat sangat mencintai bianca. Bohong jika sahabatnya itu tak mencintainya. Dari sikapnya saja sudah sangat ketara. Kisah mereka sepertinya memang harus berlanjut bahkan di masa depan.Tak pernah ada celah bagi fareta untuk masuk diantara mereka. Sejak dulu bianca memang selalu dipasangkan dengan tyaga.Dan pertanyaannya sekarang adalah apakah bianca juga menyadari bahwa tyaga yang menjadi kekasihny
Baca selengkapnya
BAB 32 - KEDATANGAN ABRAHAM
Sekarang ini bianca sedang duduk termenung di sebuah bangku taman yang entah dimana lokasinya. Sejak tadi dia berjalan tanpa arah dan tujuan. Pikiran dan tatapannya kosong.Egonya terluka, harga dirinya direndahkan, dan hatinya patah.Seharusnya sejak awal dia bisa menyangka bahwa ada hal tidak beres yang akan terjadi setelah dia menyetujui pekerjaan paruh waktu yang konyol ini. Dimana - mana semua pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri, tapi bianca dengan begitu mudahnya percaya pada tyaga yang mengatakan bahwa tugasnya hanya bersandiwara menjadi sepasang kekasih dan memberi tutor padanya. Apalagi iming - iming yang diberikan tyaga selain gaji yaitu menyelamatkan beasiswanya. Hal yang menjadi prioritasnya selama ini.Perasaan marah, kecewa, dan terhina campur aduk di dalam hati bianca. Tapi tetap saja hal itu tak bisa membuatnya meneteskan air mata.Tyaga yang dulu dikenalnya sudah menjadi bagian masa lalu. Dan tyaga di masa kini sudah memiliki karakter yang berbeda. Sejak semuanya
Baca selengkapnya
BAB 33 - PERTEMUAN KELUARGA
Dalam satu hari, kehidupan bianca banyak berubah. Dia benar - benar berjuang keras untuk bisa melewati hari ini dengan caranya sendiri. Bianca bertahan dengan tak meneteskan air matanya, walaupun kebenaran tentang tyaga sangat menyakitkan hatinya.Lalu, yang kedua bianca juga harus bertahan dengan menurunkan egonya untuk tetap bisa datang dan melihat bagaimana kehidupan pria yang menyakitinya sangat dalam itu harus melawan penyakitnya yang parah.Pria yang tak lain adalah papanya sendiri. Dirandra grizzele.Seorang pengusaha properti yang sudah dikenal sangat ahli di bidang ini, menikah di usia muda tak menghalangi karir andra. Memiliki istri yang cantik dan juga pintar membuat andra merasa semakin beruntung, apalagi ada seorang putri cantik di tengah - tengah mereka.Kezia grizzele adalah ibu kandung bianca. Satu - satunya wanita yang paling kuat dan pemaaf menurutnya. Padahal mamanya itu bisa saja membalas semua perbuatan sang papa, melihat latar belakang mereka yang sama. Apalagi
Baca selengkapnya
BAB 34 - RASA KEHILANGAN
Bianca mulai membuka matanya perlahan, sekarang sudah ada botol infus yang menggantung dan mengalir ke dalam tubuhnya. Tangan kiri bianca terus digenggam oleh sang nenek dan tangan kanannya sudah digenggam oleh sang mama.Lalu, bram sedang duduk dengan wajah yang serius sambil memandangi wajah pucat sang kakak. Ketiga orang itu benar - benar khawatir pada bianca. Gadis itu dulu jarang sekali sakit, bahkan tak pernah sepertinya. Hanya satu kali dalam setahun dan itu pun hanya flu biasa. Tapi sekarang lihatlah, gadis itu malah jatuh pingsan dengan wajah yang sangat pucat.“Sayang.” panggil sang mama.“...” bianca perlahan membuka matanya.“Bagaimana perasaanmu, sayang ?” kali ini sang nenek yang bertanya.“Aku baik - baik saja.” jawab bianca dengan suara lirih dan sedikit serak.Bianca berusaha untuk duduk dari posisinya, tapi ditahan oleh sang nenek.“Tiduran aja, sayang.”“...” bianca menurut saja.“Sejak kapan kau sering seperti ini, kak ?” tanya bram dengan wajah serius. Bianca hany
Baca selengkapnya
BAB 35 - LUKA DAN TERKABULNYA SEBUAH KEINGINAN
Kali ini bianca sedang duduk berdua bersama dengan pria yang menjadi penyebab utama luka dihatinya. Mereka berdua duduk tanpa saling bicara. Setelah tadi bianca menghabiskan sebotol vitamin dan juga infus untuk membuat tubuhnya pulih, sekarang dia harus menyelesaikan yang satu ini.Bagi seorang anak perempuan, papanya adalah cinta pertama mereka. Papanya adalah pahlawan yang akan melindungi dan menjaga mereka dari kejamnya dunia. Papanya adalah sahabatnya. Dan papanya adalah sosok pria yang diinginkan ada pada diri suaminya kelak.Awalnya bianca juga merasakan hal itu. Tapi semua hancur seketika, ketika dia mengetahui kenyataan yang pahit. Hanya satu hal yang menyakiti seorang anak sangat dalam, yaitu saat mengetahui bahwa papanya memiliki wanita lain selain mamanya. Bianca adalah orang yang paling tersakiti daripada mamanya. Bayangan dan harapannya pada sang papa yang begitu tinggi hancur seketika. Walaupun pada akhirnya mamanya lebih memilih memaafkan sang papa, tapi tidak denganny
Baca selengkapnya
BAB 36 - BRAM YANG TAHU SEGALANYA
Keesokan paginya, suasana meja makan terlihat lebih ramai dan dipenuhi kehangatan. Jika biasanya hanya ada mama dan nenek yang selalu sarapan bersama. Tapi keberadaan bianca dan bram pagi ini menambah kebahagiaan disana. Untuk pertama kalinya bram sarapan bersama keluarganya. Ini terasa seperti keluarga yang sebenarnya, walaupun sang papa masih terlihat menjaga jarak dengan anak perempuannya. Semua itu demi membuat bianca merasa nyaman di rumahnya sendiri.Dan ini juga pertama kalinya untuk bianca setelah empat tahun lamanya dia sarapan dengan menu yang lebih mewah dan bergizi daripada sebelumnya. Selama ini bianca hanya makan ketika dia benar - benar merasa lapar setelah menghabiskan banyak air putih untuk mengenyangkannya.“Bi, biasanya kamu makan apa saat tinggal sendirian ?” Tanya sang mama setelah memberikan setangkup roti dengan selai coklat dan stroberi didalamnya ke piring milik bianca.“Apapun, ma. Biasanya paling sering makan bubur ayam.” “Ish!! Bohong dia, ma. Kak bianca j
Baca selengkapnya
BAB 37 - TYAGA DAN PIKIRAN BURUKNYA
Pagi ini, bianca sedang duduk di kursi tengah penumpang sambil menopang dagu. Hari ini dia memutuskan untuk kembali berkuliah setelah hampir satu minggu dirumah. Dan juga alasan lainnya adalah dia tak ingin sang nenek sampai memaksanya mengurus perusahaan jika terlihat tak semangat kuliah.Seharusnya tadi bram yang mengantarnya, tapi neneknya bilang agar bianca menggunakan fasilitas yang memang menjadi miliknya sejak dulu, sebuah mobil mewah beserta sopir pribadi. Tak lupa pakaian bianca pun sudah jauh lebih baik dari biasanya. Ya… walaupun masih tetap sederhana, tapi harga dan merk pakaian itu tak bisa dipandang sebelah mata. Jika ada orang lain yang menyadarinya, pasti mereka berasal dari status sosial yang sama.Ketika mobil sampai di kampus, sang sopir langsung buru - buru keluar untuk membukakan pintu untuk nona mudanya yang telah lama hilang.“Makasih, pak.” Kata bianca sambil tersenyum.“Sama - sama, non. Nanti kalo sudah selesai kuliahnya langsung hubungi saya ya, non. Jangan
Baca selengkapnya
BAB 38 - PERJODOHAN
Saat bianca melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, tiba - tiba ada sebuah mobil yang sepertinya tidak asing untuknya. Dia pernah melihat mobil itu entah dimana. Tapi mobil itu masuk ke area halaman rumahnya.Bianca akhirnya memutuskan menghentikan langkahnya, dia membalikkan tubuhnya untuk memastikan siapa orang yang berada di dalam sana.Dan saat pintu terbuka, mata bianca langsung terbelalak.“Oma…” katanya dengan suara lirih.“Apa kabar, sayang ?” tanya sang oma dengan senyuman penuh kehangatan seperti biasanya.Ya…. yang baru saja datang adalah oma lisa. Dan kenyataan akan hal itu sangat membuat bianca terkejut.“B- baik, oma.” jawab bianca dengan terbata.“Kaget ya ?” bianca hanya mengangguk.“Kok oma tau bianca disini ?”“Bi, oma tau semuanya.” kata oma lisa yang kini sudah melangkah maju dan menggenggam tangan bianca.Tiba - tiba…“Kau sudah datang, lis ?” tanya nenek laras yang kini sudah berdiri dibelakang bianca. Jujur saja bianca tak mengetahui apapun, otaknya masih men
Baca selengkapnya
BAB 39 - BERTEMAN ?
Seperti biasa, bianca datang pagi ke kampus. Dia memang selalu mengambil kelas pagi untuk jadwal kuliahnya. Dan bisik - bisik itu masih jelas terdengar saat dia sedang berjalan atau saat baru saja masuk ke kelas.Berita tentang dirinya sepertinya belum mereda juga. Padahal hari ini bianca benar - benar berdandan biasa saja, sama seperti dirinya yang sebelumnya. Sebuah celana jeans dipadukan kemeja oversize warna putih, rambutnya dibiarkan tergerai dengan ujung rambut yang sudah dibuat ikal alami. Sepatu dan tas yang dipakai bianca pun biasa saja, sama dengan yang dipakai pada umumnya mahasiswa sepertinya.Tapi mereka yang tak suka pasti akan tetap menemukan alasan untuk membicarakan bianca seperti sekarang ini.Dan bianca tak pernah peduli masalah itu. Selama tak mengusiknya, dia tak akan mempermasalahkannya lebih jauh.Sesampainya di kelas dia memilih duduk di salah satu kursi yang berada di depan. Lalu dia membuka buku bacaan miliknya sambil menunggu perkuliahan dimulai. Anehnya sud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status