Semua Bab Witch (Bahasa Indonesia): Bab 31 - Bab 40
50 Bab
31. Keadaan Hidden World
Sudah satu jam berlalu, namun kadal api selalu berdatangan, mereka seperti beregenerasi namun tidak. Sepertinya mereka memasuki sarang kadal api. Karena ukuran kadal yang mereka temui di sini sangat beragam.    Eruza dan teman-teman sudah sangat kelelahan, namun kadal api terus menerus menyerang mereka yang membuat mereka tidak bisa lengah barang sedetik pun. Mungkin sesekali ada yang beristirahat selama dua menit kemudian kembali bertarung lagi. Karena kadal api terus berdatangan, seperti mereka telah mengganggu suasana tentram para kadal api itu.   Padahal mereka tidak terlalu ribut selama di perjalanan menuju kaki gunung, apakah mungkin gara-gara mereka menyerang kaum mereka terlebih dahulu?   Tapi bangkai kadal api berserakan di mana-mana, bahkan kadal yang badannya hancur akibat hantaman Wayne dan Reymond membuat inti kadal api langsu
Baca selengkapnya
32. Rumah Pohon
Masih ingat bagaimana Azareel dan teman-temannya datang ke Hidden World? Mereka hanya masuk melewati pintu yang terbuat dari kumpulan partikel merah hingga membentuk sebuah pintu kamar yang tembus pandang.   Sihir canggih yang memerlukan banyak sekali sihir. Terlebih gerak gerik Chimera di awasi oleh Lucifer yang tidak sengaja menemukan tempat mereka berhibernasi, itulah mengapa Chimera hanya bisa mengawasi Azareel dan kawan-kawan dari jauh dan memberitahukan info penting melalui mimpi, serta memberikan buku panduan pengguna sihir dan lain sebagainya.   Panduan itupun sangat di incar oleh seluruh rakyat Hidden World, buku panduan yang dapat mengubah nasib seseorang. Siapapun yang mengetahui buku itu akan dikuasai oleh keserakahan.   Kemudian, bagaimana dengan Old Edwin?   Lelaki tua itu adalah utus
Baca selengkapnya
33. aku akan ikut bahkan jika itu dapat membahayakan nyawaku
"Nelson, bangun," kata Wayne lembut, lelaki itu sambil menepuk paha Nelson pelan. Takut itu akan melukai Nelson yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu.   "Eum ...." gumam Nelson, namun lelaki itu masih memejamkan matanya.   "Bangun sebentar, kita pindah ke rumah pohon atau mau aku gendong?" tanya Wayne sedikit mengancam Nelson. Karena dia tahu lelaki yang setengah terbangun itu tidak suka jika tubuhnya di gendong oleh seseorang. Dia sangat sensitif orangnya.    Mendengar itu, lelaki yang barusan tadi terpejam dengan lelap, kini mulai membuka matanya tajam. Dia memandang protes ke arah Wayne seolah-olah Wayne telah menganiaya dirinya.   "Ayo dedek Nelson! Bangun!" kata Wayne, sambil menarik tangan si Nelson. Lelaki itu masih mengumpulkan nyawanya yang masih mengambang di cakrawala.&n
Baca selengkapnya
34. Gua
Suara kicauan burung memenuhi pendengaran. Orang-orang itu mulai menyibukkan diri mereka sendiri. Di tengah hutan tanpa adanya orang lain selain mereka. Mereka semua mengandalkan satu sama lain dan saling membantu satu sama lain. Meskipun sibuk sendiri-sendiri mereka akan meminta bantuan orang yang ada di sekitarnya sesekali.   "Sarapan sudah jadi! Ayo makan sebelum berangkat," seru Darrel, lelaki itu menghampiri teman-temannya yang sibuk sendiri. Di tangan lelaki berambut pirang itu terdapat dua piring besar dengan asap yang mengepul di atasnya.    Mungkin untuk sebagian orang memakan daging adalah sesuatu yang mahal. Barang mahal yang hanya bisa di nikmati oleh kalangan atas yang mempunyai kedudukan tinggi. Masyarakat di sini sangat tidak maju dan tidak mencari solusi lain. Mereka hanya memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka untuk bertahan hidup. Mungkin ada beberapa orang yang
Baca selengkapnya
35. Gua 2
Eruza yang mendengarnya pun hanya menganggukkan kepalanya tanda ia paham apa yang di maksud Tanner, kemudian lelaki itu melilitkan kain di atas tongkat dan kemudian lelaki itu mulai menyalakan api dengan kekuatan sihirnya yang berelement api.   "Sudah selesai, ayo kita jalan lagi," kata Eruza, dia menyerahkan satu obor ke Wayne yang paling belakang, sehingga mereka dapat menjaga satu sama lain.   Eruza mengarah api itu ke depan dan pemandangan di depannya benar-benar kosong, yang ada hanyalah jalan gua yang semakin mengecil, untuk saja gua itu masih cukup lebar untuk di lalui oleh semuanya. Jika tidak mungkin mereka tidak akan meneruskan perjalanan mereka lagi.    Semuanya masih menggunakan perisai pelindung yang di buat oleh Aza. Mereka tidak menyadari jika udara di sekitar mereka semakin tinggi dan bahkan tercium aroma bau terbakar samar
Baca selengkapnya
36. Red Flame Lotus
Kedelapan pemuda dengan satu lelaki tua mulai berjalan menghampiri cahaya merah yang menyala. Mereka berjalan dengan langkah yang sangat waspada. Namun selama di perjalanan menuju ke arah cahaya merah itu, tidak terjadi apa-apa, bahkan terasa sangat mulus. Azareel tidak dapat mempercayai itu, karena dimanapun mereka pergi entah itu buah eksotis atau barang berharga lainnya, akan ada binatang penjaga yang menjaga benda-benda itu.   Terasa aneh jika mereka tidak menemukan binatang penjaga atau susunan rune yang membentuk sebuah ilusi.    Kini mereka tiba di area cahaya merah itu berasal. Mereka berada di ujung tebing dengan cahaya merah yang berasal dari bawah tebing. Mereka melihat cairan merah yang meletup-letup. Namun bukan itu yang menarik perhatian mereka. Mereka melihat sebuah batu berukuran sekitar dua meter dengan bunga berbentuk lotus yang melayang di atas batu itu. Bunga itu te
Baca selengkapnya
37. Naga
Melihat sembilan penyihir di hadapannya membuat naga itu membuka mulutnya dan monster itu mulai meraum.   Hanya dengan suaranya membuat seisi gua terguncang hebat. Azareel tidak dapat membayangkan jika naga itu mulai menyerang mereka. Apakah itu cukup atau tidak?   Apakah mereka akan terkubur di dalam gua yang runtuh ini?   Kemudian, bagaimana dengan tanaman langka?   Tanpa sadar Azareel mengutuk Chimera karena telah membuatnya penasaran akan Hidden World.    "Chimera sialan!" kata Azareel sambil memaki binatang tiga kepala itu. Kemudian dia bersiap dengan busur serta sihir airnya.   Di sisi lain di waktu yang bersamaan.   "Dasar anak muda sialan!" kata b
Baca selengkapnya
38. Naga 2
"Apa yang kau pikirkan nak?" tanya sang naga, nafas yang sedikit bau membuat Eruza terbatuk-batuk dibuatnya.   "Tidak ada!" jawab Eruza tegas, dia sengaja berbohong kepada sang Naga.   Sang Naga hanya diam menyaksikan Eruza yang siap mengayunkan bilah pedangnya.   Di sisi lain di waktu yang sama.   "Ayo! Bunuh dia!" seru Singa yang sedang marah besar.   "Dasar bodoh! Jika dia mati siapa yang akan akan menyelamatkan Hidden World?" kata Ular.   Si kambing hanya bisa diam sambil menggelengkan kepalanya, sedari tadi mereka selalu memperhatikan aksi dari orang-orang yang mereka pilih. Beruntunglah para pengikutnya Lucifer hanya mengawasi mereka dari jauh, sehingga apa yang mereka lihat saat ini tidak terlihat o
Baca selengkapnya
39. Kontrak
Ketika cahaya menghilang dari penglihatan mereka. Semua orang di sana kembali membuka mareka dan kemudian refleks memandang sekitar mereka. Namun mereka tidak mendapatkan apa-apa.   "Apa yang terjadi?" tanya Azareel.   "Mereka melakukan kontrak tuan dan majikan," jawab Old Edwin. Lelaki tua itu masih tercengang kemudian mencari sosok Eruza dengan panik.   Namun dia mendapati Eruza berdiri diam dengan seekor binatang berwarna hitam dengan sinar merah di ujung sisiknya.   Namun yang membuat semuanya diam adalah, binatang itu berukuran kecil dan mungil, terlihat sangat imut dan menggemaskan. Tetapi mengingat naga besar tadi, Azareel seakan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.   Kemudian lelaki bermata puppy itu melihat ke arah Old Edwin, dia ingin m
Baca selengkapnya
40. Terowongan
"Makan siang sudah, ngambil harta sudah," kata Leonard yang mulai menghitung-hitung kegiatan mereka.   "Sepertinya sudah waktunya untuk melanjutkan," kata Reymond yang mulai berdiri dan membersihkan barang-barangnya, diikuti dengan teman-teman lainnya.   "Kemana kita akan pergi selanjutnya?" tanya Eruza kepada anak buahnya.   "Karena peruntungan Tanner, Eruza dan Tanner mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa di duga, jadi ...." kata Reymond sambil menunjuk Tanner dengan hormat.   "Di persilakan kepada tuan Hooper untuk memprediksi jalan keberuntungan," kata Darrel sambil mempersilahkan Tanner terlebih dahulu untuk memimpin jalan.   "Apakah dia benar-benar memiliki keberuntungan seperti itu?" Bisik si naga kecil di telinga kanan Eruza. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status