Semua Bab PANGERAN DARI DUNIA SEBERANG: Bab 71 - Bab 80
121 Bab
HAMIL ANAK KEDUA
Para pelayan itu hanya mengangguk tanpa mengerti apa yang di katakan Foland tentang Jeval. Sementara Bun Great diam tak berkutik. Mata kepalanya menyaksikan peristiwa Jeval dan Maysa itu. Dia ingin menolong Maysa saat itu tapi takut bila malah menggemparkan istana. Hjngga dia hanya bisa bersembunyi di balik tiang menyaksikan tangis Maysa."Bailklah, kalian kembali istirahat, tapi bila ada yang sampai berbohong, awas saja!" Foland mewanti-wanti pelayannya.Foland keluar dari ruangan itu. Dia berpapasan dengan Arlesa yang sedang mencari Bun Great, sedari tadi dia menelpon Bun Great tapi tak ada jawaban.  Foland sejenak menatap nanar Arlesa. Dia memang iri pada adiknya itu, tapi bagaimana pun Arlesa saudaranya, dia memiliki rasa kasihan karena musibah rumah tangga adiknya itu.Arlesa merasa aneh pada tatapan Foland. Dia membuang pandangan, sikap kaku  membuat rasa keduanya berjarak. Foland berlalu meninggalkannya. Ada Bun Great k
Baca selengkapnya
USULAN ARLESA
Shera memeluk Gala. Sudah tak mau menolak lagi. Dia ingin kembali pada Gala. Menjadi kekasih yang baik seperti dulu. "Aku tahu, kita tidak bisa berpisah, tapi bagaimana dengan keluarga kita?" tanya Shera. Gala mengusap rambut wanitanya itu. "Untuk sementara kita jalani secara diam-diam saja." "Maafkan aku dan keluargaku, ya, aku saat itu terlalu berambisi jadi ratu, tapi tidak menyadari takdir seseorang itu berbeda-beda," ucap Shera.   Gala menghela nafas. Memaafkan ayah Shera memang sulit baginya, namun bila itu untuk Shera, ia akan lakukan sepenuh hati. "Aku sudah maafkan kalian," sahut Gala. Tapi memaafkan bukan berarti dia tidak akan menyelidik ayah Shera itu.  Gala akan menyembunyikan identitasnya dari Rajab. Di wandara ayah Shera itu memiliki andil, tapi bila di dunia nyata, dia harus mematuhi peraturan yang telah ada.  "Bisakah kita ke rumahmu nanti malam? ayahmu tidak mengenalk
Baca selengkapnya
NASIB DALISAH
Bukti perawan?! Apa maksud pangeran Jeval?' batin Dalisah. Dia berjalan mundur dengan sigap Jeval menangkap tangannya. "Aku tidak ingin menikahi gadis kalau tidak perawan, apa kau masih perawan?" tanya Jeval makin liar. Entah setan apa lagi yang merasukinya hingga pada Dalisah pun dia berkata liar. "Pangeran saya masih perawan, tapi saya tidak ingin menikah dengan pangeran, saya mau pergi setelah Ratu Maysa mengizinkan saya," ucap Dalisah. Jeval berpikir sejenak, dengan membalas perlahan rasa Maysa dan Arlesa, doa bisa memanfaatkan Dalisah, menikahi dia dan menjadikan dia ratunya sementara tentu akan buat orang tua Inara itu akan terkejut, merasa sakit hati. Tak ada perempuan lain yang bisa memerikan keduanya pelajaran hati tidak enak selain Dalisah, pikir Jeval. "Aku tidak akan menyentuhmu, tapi aku mau buat persetujuan sama kamu, kita menikah untuk sementara waktu, aku akan memberimu kedudukan ratu dan hartaku sebagian, m
Baca selengkapnya
MALAM MENEGANGKAN
Maysa meringkuk di balik selimut. Keadaan tubuh yang lemah buatnya terpaksa untuk terpisah sementara dengan Inara. Arlesa yang baru saja dari melihat Inara ikut menyelinap di dalam selimutnya. "Mualnya sudah agak berkurang?" tanya Arlesa. "Iya, hanya sedikit pusing," sahutnya. Arlesa melingkar tangan di pingging Maysa. Memberi sedikit belaian hangat pada istrinya itu.  "Kamu berjuang menjadi ibu sejati, andaikan itu bisa di bagi padaku, biarkan aku saja yang menampung sakitmu," ucap Arlesa. "Kita sama-sama jadi orang tua yang baik, lagi pula kamu sudah membantuku mengurus Inara, itu lebih dari cukup," pungkas Maysa. "Betapa beruntungnya aku memiliki istri seperti kamu, anak kedua kita akan lahir di wandara, aku akan mendampingimu kali ini." Tercetus di benak Maysa tentang keanehan antara Jeval dan Dalisah.  "Tadi aku ke kamar Dalisah, dia tanya apa Kak Jeval itu orangnya baik atau tidak
Baca selengkapnya
KELAKUAN NAKAL JEVAL
Jeval mulai mendekatkan wajah ke Dalisah. Anak lugu itu berusaha menghindari setiap kecupan Jeval. Bibir seksi itu mulai menyusup ke lehernya, Dalisah yang pertama kali merasakah terbakar birahi hanya bisa menatap. Jeval  mneghirup aroma tubuh Dalisah yang wangi, luar biasa memancing gairahnya.Bermain di leher Dalisah selama sepuluh menit, tanda kepemilikan Jeval nampak memerah di leher jenjang itu. "Kamu pasrah saja, nanti bakalan enak kok, kamu anak pintar 'kan?" rayu Jeval padanya. Tangan nakalnya meraba lekuk-lekuk tubuh Dalisah.Jeval mulai meracau menikmat di bibir Dalisah. Menyeka-nyeka rambut gadis lugu itu. Dalisah hanya bisa menahan tangis, bila dia sampai mengeluarkan air mata, Jeval pasti akan marah. Dia yakin, Jeval akan menikahinya, saat ini dia membayangkan bahwa itu sudah jadi suaminya dan ia rela hanya pasrah di perlakukan oleh suaminya."Aku mau tanya, kenapa kau ingin menikahiku?" tanya Dalisah pada saat Jeva
Baca selengkapnya
UNGKAPAN HATI INARA
Foland menarik nafas. Lelah bila dia harus bedebat dengan Jeval. Dia melirik ke Dalisah, tatapannya melotot seakan ingin menerkam. Semenjak perempuan itu ada di istana, selalu saja ada yang menggemparkan istana."Jadi kau yang ingin lagi menikahi dia?""Ya, dia sudah hamil, anakku," sahut Jeval dengan entengnya berbicara.Dalisah menyerngit. Jeval memang semaunya, bahkan itu di depan kakaknya sendiri. "Ya Tuhan, kau yakin itu anakmu? bukan anak Arlesa?" tanya Foland memastikan.Jeval malah tertawa. " Bagaimana bisa? aku yang merusak perawannya," timpalnya tanpa ada rasa malu.Dalisah menutup wajahnya dengan selimut. Dia begitu malu pada Foland. Ah, Jeval memang mulutnya harus di ajar menyimpan rahasia.Foland gusar. Bagaimana kalau Ayah dan ketiga bundanya tahu dengan rencana Jeval. Media wandara akan tergguncanv lagi, mantan istri Arlesa di nikahi oleh Jeval lagi. "In
Baca selengkapnya
KETAHUAN
Dalisah dan Jeval masih tertidur pulas. Di luat pintu kamar itu ada yang sedari tadi memencet bel. Mata Jeval mengerjap terusik dari tidurnya. Dengan langkah yang gontai tanpa sadar keseluruhan, dia beranjak membuka pintu kamar Dalisah. Wajah Bun Great yang terkejut suguhan utamanya pagi itu. Bagaimana tidak terkejut menyaksikan Jeval yang bertelanjang dada di dalam kamar seorang janda, yang tak lain janda dari adiknya sendiri. Ah, bukan hanya bertelanjang dada, pasti kedua anak manusia berbeda jenis kelamin itu tidur bersama, batin Bun Great."Bun Great, bawa makanannya masuk, tolong bawakan aku juga nanti kopi dan makanan lainnya, tapi nanti saja, kami masih mau tidur," ujar Jeval bersama rasa ngantuk yang masih menguasai dirinya. Kepala pelayan istana itu meletakkan sarapan di meja, mata mencuri ke Dalisah yang tertidur pulas. Selimut menutupi hingga lingkar dadanya, Bun Great yakin mantan madu Maysa itu tak menggunakan sehelai
Baca selengkapnya
KEJAHATAN RAJAB
Di dunia yang berbeda ..Ada Shera dan Gala keluar dari mobil. Dia mengajak Gala bertamu ke rumahnya. Adik Maysa itu senang bila dia berhadapan langsung dengan Ayah Shera yang jahat itu. Dengan langkah yakin, Gala masuk  lalu duduk di ruang tamu.Saat itu rumah Shera di datangi beberapa tamu dari wandara. Tamu itu yang tak lain para pengikut Rajab yann diam-diam berkhianat pada Raja Garsan."Kamu disini ya, sepertinya Ayahku sedang ada tamu," ujar Shera, dia naik ke atas kamar untuk berganti pakaian. Gala diam-diam mengintip di ruang tengah rumah Shera. Dia melihat ada beberapa mahluk wandara yang sedang berbincang dengan Rajab. Gala mencurigai ada sesuatu yang jahat di balik perbincangan mereka.'Ya Tuhan, kenapa calon mertuaku harus dia,' lirih Gala dalam hati.Ibu Shera menyapa Gala, dia membawakan calon menantunya itu minuman dan cemilan."Shera agak lama ganti bajunya, mohon bersabar
Baca selengkapnya
KONDISI MAYSA
Bagaimana mereka bisa lolos masuk ke istana?!" Raja Garsan murka pada kelengahan keamanan istana.Rexa yang sebagai komandan militer wandara merasa gagal menjaga keamanan istana. Dia bahkan sibuk dengan urusan keluarganya hingga melalaikan tugasnya. "Incaran mereka adalah Maysa dan Inara, itu berarti ini juga untuk Arlesa, dan satu-satunya musuh besar Arlesa itu hanya satu, Rajab!" Foland menyimpulkan."Benar, Rajab masih mengincar untuk membahayakan Arlesa dan keluarganya," tambah Jeval.Raja Garsan mengeram. Sejahat itukah Rajab hingga tega membunuh menantu dan cucunya. :"Di istana ini ada pengkhianat! Entah dari bagian apa, tidak mungkin prajurit pembelok bisa masuk ke istana jika tidak ada orang dalam yang membantunya," kata Foland.Rexa keluar dari raungan putih itu. Dia akan mencati tahu siapa penyusup sebenarnya yang mengelabui mereka. Sementara Ratu Risani dan kedua R
Baca selengkapnya
UNGKAPAN CUSI
Ratu Risani mulai makan. Bun Great yang menemani Inara di tempat tidur. Sedang kedua pelayan itu berdiri di samping Ratu Risani.  Termasuk adik ipar Rajab, matanya mengawasi pergerakan Bun Great, menanti kelengahan perawan tua itu agar ia bisa mebusuk Inara tanpa ada halanagan sedikit pun. Jika Bun Great beranjak sebenatar saja dari samping Inara maka aksinya akan ia jalankan segera. "Kamu tahu kondisi Maysa sekarang, Gret?" tanya Ratu Risani sembari makan. "Belum yang mulia, belum ada kabar dari rumah sakit," sahut Bun Great. "Tolong bawakan ponselku di bawah bantal, aku ingin menelpon Arlesa," pinta Ratu Risani. Adik ipar Rajab tersemyum miring mendengar itu. Bun Great beranjak memberikan ponsel itu ke Ratu Risani. Kesempatan brutal adik ipar berlari ke Inara sembari mengeluarkan sebilah pisau, Bun Great yang melihatnya hanya bisa menggapai rambut perempuan itu, hingga dada Inara tidak tertancap pisau tajam melainkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status