Semua Bab My Wife is My Suspect: Bab 31 - Bab 40
149 Bab
CHAPTER 31
Seorang petugas super market yang menyadari pertengkaran Atlanta dan Leonis pun datang menghampiri mereka. “Maaf Ibu, tolong jangan bertengkar dengan anaknya di tempat umum,” tegurnya.Mendengar kata ‘anak’, Atlanta melotot tak terima. “Anak? Siapa yang mau menjadi Ibumu? Aku tidak akan sudi menjadi Ibumu!”“Aku bukan Ibunya. Aku orang asing,” ujar Atlanta pada sang petugas super market.Leonis berdecih sinis. “Siapa juga yang menginginkanmu menjadi Ibuku? Aku juga tidak sudi memiliki Ibu dengan tempremental buruk sepertimu.”“Apa? Tempramental buruk? Kau tidak menyadari jika kau dan ayahmu tak ada bedanya?” Atlanta masih berkecak pinggang.Leonis juga berkacak pinggang kepada Atlanta. “Tentu saja kami tidak ada bedanya. Kami sama-sama good looking dan pintar.”Atlanta hampir menyemburkan tawanya mendengar pembelaan Leonis. “Maksudku temprament
Baca selengkapnya
CHAPTER 32
“Aku tidak menyukaimu. Aku lebih menyukai Paman Dylan yang baik hati dan juga tampan.”Mendengar nama Dylan disebutkan melalui mulut gadis kecil itu, Atlanta tersenyum miring.“Tapi Paman Dylan lebih menyukaiku dari pada menyukaimu,” balas Atlanta.Leondra menghela napas. Ternyata di pertemukannya Atlanta dan Leonis dalam satu ruangan adalah hal yang buruk. Akan selalu terjadi perang dunia ketiga dimana pun mereka berada, dimana pun mereka di persatukan.“Paman Dylan juga telah menjadi anggota keluarga kita, Leonis. Jadi kau tidak perlu takut kehilangan Paman Dylan selagi Leona menjaga Paman Dylan dengan baik di sisinya,” ujar Leondra, berusaha melunakkan Leonis supaya pertengkaran ini tak berlanjut.Tidak terima, Atlanta menatap Leondra tajam melalui cermin kecil yang di gantung di atas dashboard mobil. Bertukar tatapan dengan sang kakak melalui cermin.“Siapa yang mengizinkan Dylan menjadi bagian d
Baca selengkapnya
CHAPTER 33
Mobil putih mewah milik Leondra memasuki pekarangan rumah mewah yang berada di tengah hutan. Jaraknya cukup jauh dari pusat kota. Atlanta masih duduk di dalam mobil ketika Leondra dan Leonis sudah turun dari mobil.Ini menyebalkan. Leondra mengajak Atlanta pulang ke rumah setelah dua puluh tahun seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara keluarga Adams. Padahal Atlanta masih ingat dengan jelas bagaimana keluarga Adams membuangnya ke panti asuhan dua puluh tahun yang lalu.Leondra mengetuk kaca jendela mobil. “Leona, kenapa diam saja? Ayo turun.”Tidak ingin terlihat lemah, Atlanta menarik napasnya dalam-dalam sebelum memutuskan untuk keluar mobil. Menginjakkan kaki di rumah keluarganya sendiri adalah hal yang tak pernah Atlanta inginkan setelah di buang ke panti asuhan.Ah, bahkan mereka tak pantas untuk Atlanta sebut sebagai keluarga lagi.Atlanta memperhatikan setiap sudut rumah yang memiliki luas beberapa hektare ini. Rumah yang sang
Baca selengkapnya
CHAPTER 35
Atlanta menghentikkan mobil di depan sebuah super market tadi bertepatan dengan turunnya hujan deras. Setelah mengambil barang belanjaannya, Atlanta segera turun dari mobil. Atlanta kembali duduk di bangku depan super market, bertepatan dengan panggilan masuk dari Dylan.“Sayang? Kau dimana?”“Aku di super market dekat apartemen,” jawab Atlanta pelan. Berusaha menyembunyikan suara serak khas setelah menangis.Atlanta masih menundukkan kepala, tiba-tiba sepasang sepatu pria yang berdiri di hadapannya membuat Atlanta mendongkakkan kepala. Di hadapannya saat ini ada sosok Dylan sembari memegang payung.Ini dia, ini tempat berpulang Atlanta yang sesungguhnya. Bukan rumah mewah tadi, tetapi sosok sederhana yang penuh kasih sayang adalah tempat Atlanta berpulang sekarang.Atlanta langsung memeluk Dylan dengan erat. Sangat erat seakan Atlanta tidak ingin melepaskan Dylan lagi. Pertahanan diri Atlanta akhirnya hancur. Suara
Baca selengkapnya
CHAPTER 35
Siang ini Atlanta dan Dylan menghabiskan waktu menonton TV bersama. Atlanta sibuk menghabiskan sereal yang baru di belinya, sementara Dylan fokus menonton berita di TV.“Johnattan Adams dikabarkan melakukan kolaborasi dengan salah satu merek pesawat. Warganet lagi-lagi berhasil di buat terpukau karena kehebatan keluarga Adams. Di kabarkan juga anak tunggal dari keluarga Adams yakni Leondra Adams akan berinvestasi kepada kelab bisbol negara.”Atlanta berdecak mendengar apa yang di katakan oleh berita. Mendengar nama keluarganya di sebukan di TV membuat Atlanta menjadi tak nyaman. Bisa-bisanya nama mereka muncul dengan hebat dalam berita di saat Atlanta sudah mengancam nyawa Johnattan Adams dengan tangannya sendiri.“Keluarga Adams terdengar sangat hebat. Nama mereka seringkali di sebutkan dalam berita,” komentar Dylan terhadap berita yang di sampaikan.“Kau percaya dengan semua apa yang di katakan berita?” tanya
Baca selengkapnya
CHAPTER 36
Selagi menunggu Dylan mandi, Atlanta duduk di hadapan komputer dengan tenang. Kedua telinga Atlanta di tutup menggunakan earphone. Mendengar rekaman suara yang Atlanta letakkan di tempat kediaman Samuel.‘Siapa suruh kau berani bermain-main denganku, Samuel?’ Atlanta mengetuk meja kerja secara berirama. Mendengarkan dengan saksama ketika Samuel sedang menjelaskan bagian dari projeknya. Hal ini menguntungkan bagi Atlanta karena Samuel tipe orang yang selalu berbicara sendiri ketika sedang sendirian. Tipikal anak jenius. Samuel mengatakan apa yang sedang ia lakukan secara jelas dan terperinci. Seperti sedang menerangkan kepada dirinya sendiri.“Kira-kira berapa juta dollar yang bisa aku hasilkan dari ini?” gumam Atlanta.Tak lagi mendengar suara keran air, Atlanta segera mematikan komputernya. Komputer Atlanta di lengkapi dengan sandi ketik dan sidik jari sehingga Dylan tak akan bisa membukanya. Lagipula Dylan tak memi
Baca selengkapnya
CHAPTER 37
Lemparan pertama sengaja Atlanta gagalkan. Tapi Dylan tidak merasakan kekecewaan sedikitpun ketika Atlanta gagal mencoba. Dylan akan menganggap hal itu wajar karena Atlanta adalah seorang pemula.Valeria menggeleng tak percaya. Tak menyangka jika Atlanta akan berakting sejauh itu. Padahal Valeria tahu, jika dengan mata tertutup pun Atlanta bisa mengenai target titik merah dengan mudah. Memang sehebat itu kemampuan Atlanta.Lemparan kedua Atlanta sengaja mengarahkan ke titik yang masih jauh dari target meski tangannya tetap berada di bawah pengawasan Dylan. Sejak pecobaan pertama, Dylan tak melepaskan tangan Atlanta sedikit pun.“Wah? Aku melakukannya sayang!” seru Atlanta, tersenyum ceria.Dylan juga ikut tersenyum tak kalah lebih ceria dari senyuman Atlanta.Valeria menganga melihat reaksi Atlanta yang sangat berlebihan. Karakter dingin Atlanta sangat melekat pada diri Atlanta, apa lagi jika sedang bekerja. Valeria harus memberikan Atl
Baca selengkapnya
CHAPTER 38
Atlanta tersenyum melihat suaminya sudah kembali dengan sekantung belanja yang berisi botol-botol minuman.“Terima kasih sayang,” ujar Atlanta seraya menerima botol minum yang sudah Dylan buka terlebih dahulu tutupnya.“Terima kasih Dylan.” Valeria tersenyum manis ketika menerima minuman dari tangan Dylan.Atlanta dan Valeria duduk di bangku dan membasahkan kerongkongan mereka yang terasa sangat kering. Dylan datang melihat hasil tembakan Atlanta selagi Dylan pergi membeli minuman.“Tembakanmu bagus, sayang. Apakah Valeria mengajarimu dengan baik?”Atlanta menganggukkan kepala. “Temanmu sangat hebat, dia bisa mengajariku dengan sangat baik. Sepertinya menembak lebih cocok untukku sebagai pemula dari pada harus melempar pisau.”“Terima kasih Valeria sudah mengajari istriku dengan sangat baik.” Dylan berterima kasih.Mendapatkan ucapan terjma kasih meski dirinya tak pantas mend
Baca selengkapnya
CHAPTER 39
Tiba-tiba Dylan memeluk Atlanta dari belakang dengan sangat kencang dengan tangan kiri seolah sedang mencekik leher Atlanta. Refleks Atlanta langsung melepaskan tangan Dylan dengan cepat kemudian berputar dan mendorong Dylan dengan tendangan tinggi hingga Dylan jatuh tersungkur. Atlanta melakukannya sangat cepat sehingga Dylan baru bisa tercengang setelah terjatuh. Atlanta dan Valeria membulatkan mata dengan sempurna, terkejut atas refleks yang Atlanta berikan. ‘Aish! Siapa suruh Dylan seolah akan mencekik leherku tanpa aba-aba?’ gerutu Atlanta dalam hati. Valeria juga ikut tercengang seperti Dylan. ‘Gawat! Leona mengeluarkan refleks tenaganya.’ “Astaga, sayang? Kau baik-baik saja? Maaf, aku terkejut karena kau memegang leherku tiba-tiba.” Atlanta berlutut di sebelah Dylan dan memastikan jika tendangan yang Atlanta arahkan ke dada Dylan tidak menimbulkan hal buruk. Dylan terbatuk, tendangan yang Atlanta berikan sukse
Baca selengkapnya
CHAPTER 40
Selesai berbincang di kamar mandi, Atlanta kembali dan melirik posisi Oliver sekilas. Oliver sedang menenggak alkohol dan melemparkan tatapan penuh arti kepada Atlanta. Menunggu Atlanta untuk mengambil barang.Atlanta berjalan dengan tenang menuju arah meja Oliver berada. Atlanta bisa tahu jika hard disk tersebut di simpan di bawah tisu makan. Oliver berdiri, mereka berdua sengaja menabrak bahu hingga Oliver kembali jatuh di kursinya.“Astaga, maafkan aku. Mafkan aku. Kau baik-baik saja?” Atlanta menunduk dan meraba-raba tubuh Oliver dengan dalih memastika jika Oliver baik-baik saja setelah di tabraknya.Saat itu pula tangan Atlanta meraih hard disk yang di tutupi oleh tisu makan.“Tidak apa-apa. Lain kali berhati-hatilah,” balas Oliver ramah.“Maafkan aku.” Atlanta tersenyum canggung kemudian pergi dari hadapan Oliver.Dylan yang hendak berdiri menghampiri Atlanta pun mengurungkan niat ketika melihat Atla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status