All Chapters of GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY: Chapter 61 - Chapter 70
74 Chapters
BAB I
  Aku duduk dibangku kantin yang bersebelahan dengan taman kampus. Lawan mejaku adalah Liliana dan disampingnya Estelle duduk. Disebelahku ada Kyo, Rinski dan Hans. Aku tidak tahu kemana Rey pergi saat itu. Lima bangku dari aku duduk, aku melihat gadis baru itu, maksudku Aeri. Dia duduk sendiri dan menikmati roti panggang yang dia beli di kantin. Daguku berpangkukan telapak tanganku, aku hanya memperhatikan Rinski yang mengajak Estelle dan Liliana berbincang. Sesekali Liliana mencoba melirikku, dia sungguh memiliki insting yang baik dan masih ingin memastikan sesuatu dari penyamaranku. “ Eh, Maaf.” ucap Aeri. Tanpa sengaja dia menyenggol seorang pelayan yang menghantar makanan. “ Oh Tuhan, apa mereka benar-benar tidak bisa menjaga tubuh mereka dari menabrak orang-orang.” Besitku dalam hati. Erina berjalan kesebuah meja, dia duduk disebuah meja yang membelakangi kami. Di meja itu juga terlihat punggung seorang wanita, sepertinya Erina kena
Read more
BAB II
Pria tadi bernama Ivan untuk marganya aku belum mengetahui. Sedangkan gadis yang sebelumnya bersama Ivan bernama Melody. Diruangan itu pula ada tiga orang lainnya dan belum memperkenalkan diri mereka. Sambutan mereka tidak sehangat Oscar dan teman-temannya. Aku tidak tahu harus memulai darimana, mereka semua terlihat tenang dan sibuk dengan ponsel mereka pribadi. Sepertinya mereka sedang menunggu beberapa orang lagi agar mereka memulai perkumpulan  mereka. Sudah hampir sepuluh hari lebih aku tidak memegang pobsel dan komputer, itu membuatku sedikit iri kepada mereka sekarang. Pandanganku masih menatap keluar jendela, aku mulai membuka sedikit jendela tersebut agar udara dapat masuk. Cuaca hari ini cukup bagus dan bersahabat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. “ Woaaahhh, melelahkan.” Ucap Ivan sembari meregangkan tubuhnya diatas bangku. “ Oh iya, apa kau tidak berniat menceritakan perjalananmu hingga kau bisa berada disini saat ini?” s
Read more
BAB III
  Pandangan Liliana terpaku kearahku, dia dengan setumpuk rasa penasaran masih membaluti sanubarinya, sekaligus dia mencoba memahami maksud ucapan Tania. Tapi, bagaimanapun juga dia masih ragu dengan perasaannya dan hanya diam tanpa mengabarkan apa yang dia pikirkan. Aku melukiskan senyumku kearah pandangan Liliana sembari berharap dia benar-benar mengenaliku. Huft Tania sedikit menghela nafas dan memberitahukan kepada Liliana yang masih ragu untuk menjawab, bahwa pria yang dia bertanya kepada Liliana adalah Kenshin Marsum. “ Ah, mungkin kau tak mengenalnya Lily karena dia memang berdandan seperti badut.” Jelas Tania. Dawan sedikit tersentak setelah mendengar apa yang diucapkan Tania, dia merasa bahwa aku telah benar-benar mati, Namun Liliana seperti yakin bahwa ini adalah aku. Liliana mengangguk dan mengakui bahwa aku salah satu keluarganya dan meminta Tania untuk tidak terlalu menekanku. Dawan mendekatiku dengan penasar
Read more
BAB IV
“ Setuju? Setuju apa? Aku pikie kau tak menyimaknya tadi.” “ Ya, setuju dengan penjelasanmu. Itu masuk akal dan aku setuju.” Kami melanjutkan makan siang kami, setelah kejadian sebelumnya tempat ini menjadi kosong dan hanya ada aku dengan Aeri yang seakan telah memesan seluruh restaurant ini. Selama menikmati hidangan, pikiranku hanya tertuju pada Aeri dan bagaimana dia bisa berfikir seperti itu, firasat merasa bahwa dia akan banyak membantu. Hal aneh juga terjadi, tiba-tiba saja Rakhisa, Bashra dan Arin datang ke Niceafood dan dengan seenaknya mereka bergabung denganku. Usut punya usut ternyata Aeri adalah salah satu dari keluarga Flanella, itulah yang dijelaskan Bashra setelah dia duduk disampingku. Memang aku tidak terlalu memikirkannya, namun aku menjadi sedikit was-was karena perasaanku yang merasa diriku seperti di awasi oleh orang – orang disekelilingku. Aku rasa jika bumi dan alam mampu berkata, mungkin mereka juga akan memberitahuku bahwa mer
Read more
BAB V
  Langit bergemuruh selayaknya suara kastil yang runtuh dihadapanmu, gelap jauh lebih gelap dari apa yang pernah kau lihat dilangit malam tanpa lampu, beberapa kilatan menyambar  kebawah ditemani angin merah yang bergerak sangat cepat dan menyapu beberapa bagian. Aku berjalan perlahan menuju kearah pusat kota dimana angin itu berasal. Semua benar-benar gelap, mulai dari kehidupan hingga suasananya, pusat kota itu tampak tak asing bagiku, aku telah menginjakkan kakiku disebuah gapura taman yang tampak telah hancur, angin menyapu rambutku kearah kanan, terlihatku bangkai dan mayat yang tampak seperti tunggul pohon lapuk, sebagian lainnya berlari menyelamatkan dirinya masing-masing dari bencana dahsyat itu. “ Apa yang sebenarnya terjadi?” Aku berjalan semakin lambat dan melawan arah angin yang bergerak, terlihat manusia-manusia yang memiliki wujud aneh mulai menjauhi titik angin itu berada. Aku tak tahu pasti, seingatku aku hanya berbaring diatas kasur
Read more
BAB VI
Aku yakin sekali bahwa itu bukan hanya sekedar badai biasa, angin merah yang bertiup kencang dan menusuk setiap senti permukaan kulitku, tak bisa aku lupakan. “ Aku tidak yakin tapi gumpalan awan yang terlihat dimimpiku seperti perpaduan antara darah dengan langit malam. Dia hitam kemerah-merahan, angin itu juga membawa air yang dengan kecepatannya mampu menghasilkan rasa sakit ketika terkena kulit. Aku melihat disebuah banner yang terbang, dia tertulis sebuah alamat dan lokasinya di Lostcity.” Aku tersadar berkat sebuah banner, aku tersadar bahwa dimasa lalu banner tidak terlihat semodern didalam mimpiku, entahpun tidak ada.   “ Aku sangat khawatir tentangmu, tapi setelah melihatmu datang hari ini, khawatirku telah hilang.” Jelas Lidya, dia sedikit menundukkan wajahnya. Apa yang dia jelaskan telah membuktikan bahwa dia memiliki mimpi yang sama denganku, dan itu menjadikanku yakin bahwa mimpiku bukanlah dari masa lalu, melainkan pertanda bencana
Read more
BAB VII
  Awan mulai tergiring angin menuju Lostcity, seakan-akan mereka sedang mengadai pertemuan besar disana. Langit sore yang memerah kini mulai berdampingan dengan gelapnya awan. Aku masih tidak tahu apa yang akan terjadi di Lostcity, namun setelah melihat jauh kearah awan gelap yang menuju ke Lostcity, aku bisa memprediksi bahwa badai yang akan terjadi sangatlah besar. Pastinya kota-kota disekitarnya juga akan terkena dampak badai tersebut, meskipun tidak akan menimbulkan kerusakan yang terlalu besar dari titik badai. Hati menjadi kalut dan dibayangi akan orang-orang yang ku kenal disana. Aku jadi teringat dengan Meelan, Kyo, Rinski dan lainnya, tapi jika itu Liliana dan para Gresmonian, aku tidak terlalu mengkhawatirkan mereka sebab mereka bahkan bisa selamat dari tembakan peluru. Dari tadi aku merasakan seperti ada sesosok yang mengikuti aku dan Bashra, beberapa kali aku melirik kearah sekeliling, akan tetapi aku tidak menemukan siapapun disana, bahkan suara kak
Read more
BAB VIII
  Xanna adalah seorang pria dimasa lalu, sebelumnya aku mengira Xanna adalah seorang wanita karena dari namanya dia terlihat seperti sosok wanita. Namun, setelah Rakhisa menjelaskan tentang garis keturunan Landers barulah aku sadar bahwa Xanna adalah pria dan dia adalah kakek buyutku. Tidak ada pilihan bagi mereka selain mrmpercayai ucapanku, meski kabar kematianku telah menyebar. Aku menjelaskan kepada mereka bahwa aku berhasil melarikan diri dari cengkraman Clara dan bersembunyi selama seminggu tetakhir ini. Mendengar penjelasanku yang mendetail mereka semakin yakin. Tuan Adian Derborra mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang, “ Laire, berhati-hatilah disana dan jangan gegabah. Seseorang mendatangi markas kami dan mengaku sebagai Landers, dia menjelaskan bahwa badai itu bukan badai biasa!” begitu ucap Adian. Dia bahkan tidak berbasa-basi dalam panggilannya, kemudian dia hanya menjawab seluruh pertanyaan dari wanita yang dia telpon.
Read more
BAB IX
  Tidak ada yang mencurigakan bagi Aeri, Rakisha, Arin bahkan Lidya dan ibu setelah beberapa menit aku dan Bashra meninggalkan rumah, mereka terlihat tampak asyik dengan selimut tebal yang menemani mereka di hari yang berangin dingin ini. Perlahan, Arin mulai merasakan keberadaanku yang semakin surut melalui indra penciumannya yang lumayan tajam, dia juga merasakan keberadaan Bashra yang ikut surut secara bersamaan. Sebagai seorang wanita plegmatis, Arin tidak ingin menimbulkan rasa cemas kepada ibuku dan mencoba memberitahukan hal itu kepada Rakhisa, dengan alasan bahwa dia ingin melihat keluar sebentar bersama Rakhisa. Aeri juga merasakan hal yang sama dan ikut menyusul mereka. Hari ini adalah puncak dari bencana, setidaknya begitulah menurutku. Setelah Arin dan kedua temannya berbincang. Rakhisa mencoba mencari kami dengan penglihatan yang sangat tajam miliknya untuk memantau dan mencariku dengan Bashra. Kali ini barulah timbul kecurigaan pada hati mereka.
Read more
MAAF
Maaf untuk semua, karena sudah sangat lama tidak update. Saya benar-benar minta maaf untuk para pembaca sekali lagi.   Tapi, sebisa mungkin saya akan update cerita ini secepatnya. Dan juga saya telah merevisi cerita ini dari awal. karena saya rasa sangat banyak penulisan dannkarakter huruf yang bersalahan termasuk tanda bacanya. Jadi saya sangat berharap untuk kritik dan sarannya dikemudian hari. sekali lagi saya hanturkan permintaan maaf saya yang sebesar-besarnya untuk para pembaca cerita saya ini. Jujur saya sangat senang dengan reaksi dan respon para pembaca.  Demikianlah kata-kata yang dapat saya sampaikan.  Terima kasih banyak semua nya.  Tetap semangat untuk kita semua. **
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status