GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY

GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY

Oleh:  Dii11  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 Peringkat
74Bab
11.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang pemuda berusia 20 tahun yang memiliki kemampuan unik. Dia bernama Kenshin saat dia bermimpi, kemungkinan besar mimpinya akan menjadi sebuah kenyataan. Namun suatu ketika dia memimpikan sesuatu yang tak lazim dan tidak masuk akal dan mimpi itu pula yang akan membantunya menguak sebuah sejarah manusia yang terluput

Lihat lebih banyak
GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
andra
baca juga pemuda yang tidak terduga
2022-02-06 16:24:36
1
user avatar
Orion Rockafella M
up dong thor....
2021-08-14 03:12:49
2
user avatar
Mhd Fauzi
krearif tulisanya
2021-06-23 21:33:18
2
default avatar
eria
tidak terlalu rumit penulisannya
2021-06-16 22:30:17
2
user avatar
IBNU ADI
Gaskeunnnnnn
2021-06-13 01:06:03
3
user avatar
rizusensei95
sip. lanjutkan
2021-06-12 15:45:19
4
default avatar
harisdamanik1985
bagus sekali,rasanya terbenam dalam cerita
2021-06-11 18:16:41
4
user avatar
Supandra Pandra
ceritanya oke
2021-06-10 12:27:04
4
user avatar
Na mona
semangat ngetik story ny 😊
2021-06-09 09:43:07
4
74 Bab
PROLOG : BAB I
Kenshin adalah namaku. Saat itu, usiaku baru menginjakkan 11 tahun. Kami  tinggal di sebuah rumah tepi hutan dan di tempat itu pula aku mengalami masa-masa bahagia, hingga sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Sebuah insiden yang mengenaskan terjadi dan ayahku terbunuh akibat insiden dirumah itu. Sehari sebelum ayahku meninggal, aku bermimpi bahwa ada dua orang pria berbadan besar yang membakar lenyap rumah kami, yang menyebabkan ayahku tewas karenanya. Sedangkan, ibu dan adik perempuanku selamat begitu juga diriku.  Benar saja pada keesokan harinya, tepat setelah aku mendapatkan mimpi tersebut, rumahku terbakar dan ayahku meninggal, tetapi, kami tidak tahu siapa yang membakarnya. Saat itu, aku berfikir bahwa yang membakarnya adalah dua orang berbadan besar yang muncul di mimpiku. Akibat insiden tersebut, kami harus kehilangan ayah dan rumah kami tercinta. Saat itu aku sadar bahwa hari itu adalah hari di mana mimpiku pertama kalinya menjadi kenyataan. Sebelum
Baca selengkapnya
BAB II
15 Mei 2010. Sembilan tahun telah berlalu semenjak ayahku meninggal. Aku dan ibuku beserta adik perempuanku, kini tinggal di sebuah kota kecil yang bernama Lostcity. Ya, tepat seperti namanya kami tinggal di kota antah-berantah yang penduduknya tidak ramah sama sekali. Mungkin, hanya sebagian yang ramah. Tepat tadi malam, aku mendapatkan  mimpi yang sangat aneh. Mimpi yang tidak layak untuk di mimpikan oleh seorang pelajar seperti diriku atau bahkan manusia pada umumnya. Di dalam mimpi itu aku melihat, ada seorang wanita yang masuk ke kampusku dan menjadi teman seruanganku, tapi ada yang berbeda dari wanita itu. Ya, wanita itu mempunyai bau yang sangat khas yaitu bau darah yang sangat amis dan dia seperti mayat karena kulitnya yang sangat putih dan terlihat tipis. Tapi masalahnya, aku tidak ingat wajahnya. Walaupun begitu, aku masih bisa merasakan baunya. Sepertinya, dia bukan dari alam ini atau mungkin dia alien. Aku takut ketika mimpiku ini harus menjadi sebuah kenyat
Baca selengkapnya
BAB III
  Langit terlihat mulai mendung dan sedikit gelap dengan suasana di sekitar sangat amat sunyi, Bahkan, tak terlihat satu pun penebang pohon lainnya. Setelah kami pikir aman, kami pun berhenti untuk beristirahat sejenak. Kami duduk di sebuah kedai di pinggir jalan. “ Hey Kenshin. Kita tidak mungkin pulang jalan kaki bukan?”  oceh Juna kepadaku. “ Iya sih, jadi gimana? Kita kembali lagi ke hutan terus kita ambil mobilmu?" jawabku dengan nafas yang belum normal dan terengah-engah. “ Ya itu maksudku. Tapi...?” bilangnya begitu dan aku langsung memotong ucapannya “ Tapi apa? takut ada monster itu. Gak usah khawatir, ayo kita kembali. Cuaca disini sudah mulai mendung dan disini juga sepi. Kau tidak takut?”  kataku. “ Ya sudah” jawabnya dengan nada gantung. Langit benar – benar gelap dan keadaan kami berada ditengah-tengah hutan, lebih tepatnya berada di pinggir jalan yang dihimpit di antara hutan lebat. Kami pun berjalan kembali ke tempat sem
Baca selengkapnya
BAB IV
  Rambut kusisir rapi, agak miring ke kanan sedikit, menggunakan jacket kulit hitam , dengan jeans panjang berwarna biru kehitam-hitaman. Tidak lupa pula memakai minyak wangi. Lalu, aku mengeluarkan motorku dan kemudian aku pergi menuju taman kampus. “ Mau kemana Kenshin?” teriak ibu dari dalam rumah. “ Sebentar Bu.” jawabku. Aku pun berangkat. Sengaja aku mempercepat laju motorku, agar cepat sampai di taman kampus terdahulu, tidak sopan kalau membuat wanita menunggu. Di taman keadaannya masih sangat sepi, tidak ada orang disana. Melainkan, hanya tukang sapu jalanan saja. Aku mencari tempat duduk yang pas, agar terhindar dari panas matahari,  Lima menit menunggu, akhirnya Erina datang juga, aku tersenyum melihat dia dari kejauhan yang memakai baju panjang dengan rok hitam panjang. Tapi tunggu, tidak lama Erina datang, aku melihat dua orang yang datang kemari menyusul Erina dari belakang. Di sisi kanan, kulihat gaya berjalannya, seperti Rinski dan dari sisi
Baca selengkapnya
BAB V
  Tidak terasa hari sudah mulai petang, terlihat dari kejauhan matahari mulai tersipu malu dan ingin menyembunyikan dirinya dari pandanganku, aku mulai memandangi keadaan luar melalui sepetak jendela kamarku yang menghadap ke arah samping kanan rumah. Rumahku, memiliki tingkat Dua dan ada empat buah kamar, dan satu bagasi motor, sekaligus gudang. Jarak rumah tetangga disamping kanan, sekitar Dua Ratus meter. Sedangkan, jarak rumah di samping kiri tidak begitu jauh, begitu pula jarak rumah didepan dan dibelakang rumahku, hanya dipisahi oleh jalan seukuran kendaraan roda empat. Ada sekitar Dua Belas rumah  di jalan Nymfa dan jalan  ini buntu. Aku melihat suasana disana, memang benar-benar sepi, tidak ada satu pun orang saat itu. Aku metutup jendela kamarku perlahan-lahan, kamarku mulai terlihat gelap, karena saat itu, aku belum menghidupkan lampu kamarku. PING! Bunyi sebuah pesan yang masuk ke ponselku. Aku melihatnya, rupanya pesan itu
Baca selengkapnya
BAB VI
“ Hey kemana saja kamu? Aku tadi ingin mentraktirmu makan.” tanya Erina, yang menghampiriku dan datang bersama beberapa teman wanita. “ Apa kamu serius tentang itu?”  kataku merayunya. “ Tidak juga, aku lagi tidak selera makan” jawab Erina. “ Oh ya, ngomong–ngomong parfume yang kamu kenakan belinya dimana?” tanyaku ingin tahu. “ Penasaran atau kamu hanya basa-basi saja, agar cari perhatian gitu” gumamnya dengan tawa kecil menghiasi wajahnya. “ Ah, aku pulang duluan ya, Erina. Membosankan disini.” Sapaku dan berjalan perlahan meninggalkan kampus, “ Woahhhh, libur sebulan.” ucapku dengan mengangkat kedua tangan keatas. “ Yah, dia malah kabur. hati –hati Shin” katanya dari belakangku. “ Aku pulang woi.” sapaku kepada teman-teman yang berada disekitar . “ Ya” jawab mereka serempak. Langit sedikit mendung. Badan Geografi menyatakan, bahwa bulan ini, cuaca mengalami keadaan yang tidak stabil. Aku mengambil kendaraanku dari parkiran sepeda motor, lalu aku mulai
Baca selengkapnya
BAB VII
Kami melanjutkan perjalanan kami kembali, saat ini kami telah memasuki jalan setapak yang mirip dengan jalan setapak sebelumnya. “ Oh iya, Juna. kau tahu buku Gresognian atau Gresmonian, Sepertinya begitu ejaannya” tanyaku. “ Ya, tentu aku tahu.” jawabnya sambil menyusuri jalan setapak. “ Aku mencari di internet, bahwa itu adalah buku yang misterius dan jika ada yang bisa membacanya pasti dia bisa memecahkan misteri tentang buku itu.” beritahuku berbohong pada Juna. “ Kau mencoba menipuku, Kenshin. Data tentang buku itu, tidak tertulis sama sekali di internet. Bahkan, judulnya saja tidak ada yang tahu.” Ucap Juna, tertawa kecil. Aku sontak kaget mendengar pernyataan Juna. “ Jika buku itu tidak diketahui judulnya. Jadi, Paman Jhonny adalah salah satu yang bisa membaca buku itu dan dia. Kenapa dia secara blak-blakkan memberitahukannya kepadaku ” pikirku begitu. “ Kenshin, aku akan mencoba menjelaskannya, setelah kita sampai di bangunan tua itu” beritahu Juna.
Baca selengkapnya
BAB VIII
  Malam itu purnama bersinar terang, terdengar lolongan anjing dimalam yang masih baru memunculkan purnama, terdengar suara gitar dari belakang rumah, aku menduga bahwa itu adalah suara gitar dari Lumi, Lumi sendiri adalah anak perempuan dari pasangan Walker dan Bethy, mereka adalah keluarga yang pindah Lima tahun lalu ke belakang rumah kami, meskipun orang-orang tidak terlalu ramah, namun itu pengecualian bagi mereka, keluarga Walker sangat bersahabat dengan kami. Lumi yang pandai memetik gitar, sangat piawai memainkan gitarnya di malam itu sehingga mampu menenangkan pikiranku. “ Bu, apa kau tahu rumah Paman Jhonny?” tanyaku pada ibu sesaat dia sedang melihat acara televisi bersama Lidya. Ibu terlihat terkejut dan dia mengerenyitkan keningnya, dia merasa heran dengan pertanyaanku, dia bertanya apa yang terjadi padaku sehingga aku menjadi peduli dengan Paman Jhonny. “ Tenanglah, Bu, aku hanya ingin mengunjunginya.” jawabku dengan wajah meyakinkan. “ Ibu
Baca selengkapnya
BAB IX
  ‘cyit, cyit, Draaak’ suara pintu perpustakaan yang besar perlahan tertutup. “ Kami hanya mampir, Hamada. Kenapa kau terlalu overprotektif seperti itu?” ucap Erina yang membuatku bingung kembali, dengan situasi itu. “ Tak mungkin Seorang Grasumian datang kemari hanya untuk mampir, kecuali ada sesuatu yang sedang dicari.”  ucap Hamada.  “ Sopankah begitu di depan tamu baru kita” Erina berkata menunjuk kearahku. “ Aku bisa memberi dia keringanan dengan keluar dari sini. Tapi, bagaimana dengan dua orang Marsum kerabat Grasumian” ucap Hamada menunjuk Paman Jhonny dan Liliana. “ Kenshin, bacalah buku yang kau suka, dan temani dia Liliana. biar aku dengan Nyonya Erina yang berbincang dengan Hamada. “ Baik, Ayah.” ucap Liliana kepada ayahnya. Kemudian aku dan Liliana menjauh dari mereka, kami naik kelantai dua dan mulai mencari buku Gresognian, kami mencarinya dengan terburu-buru. ‘Braaak’ terdengar suara gemuruh yang mengge
Baca selengkapnya
BAB X
“ Sial, mimpi yang membingungkan” ucapku pelan. Aku duduk disebuah bangku di dapur dan meneguk segelas air. “ Ini terlalu pagi, kau sudah bangun saja”  ucap Liliana berjalan melintasiku, dia mengenakan sebuah tanktop putih degan celana pendek ketat diatas lutut bewarna hitam dengan rambut terkucir. Aku hanya menatap kosong kepadanya, pikiranku masih kacau saat itu. Setelah mendapat mimpi liar seperti tadi, diriku masih merasakan gairah yang menggebu-gebu. Kini, ditambah lagi, aku menyaksikan Liliana dengan pakaian mini seperti itu. Aku  mencoba mengalihkan pandanganku darinya, karena aku takut hal buruk akan menghasutku, bentuk tubuh Liliana sangat menawan, kulit tubuhnya juga oriental seperti orang-orang asia bagian tenggara. “ Ya, aku hanya tersentak bangun dari mimpi”. Jawabku lirih. “Ini adalah posisi tidak bagus” pikirku begitu. Aku bangkit dari tempat duduk, lalu meletakkan gelas disebelah tempat minum. Kemudian, aku kembali kekamarku. Liliana mencuci
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status