All Chapters of Sakit yang Menyenangkan: Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
21. Tua-Tua Keladi Plus Bangka
Charity telah berada di ruang perawatan, keadaan Charity membaik dan hanya menyisakan infus, Greed selalu berada di sisi Charity dan tak beranjak sedikitpun."Selamat pagi, Charity," gumam Greed seperti biasa dan mengelus rambut coklat milik Charity.Greed tersenyum saat melihat Charity, dilihatnya leher, bekas cekikannya telah hilang."Apa kau tidak lelah tidur terus-menerus ... hm?" gumamnya mengambil kursi dan duduk di sisi Charity, sambil mengelus pipi yang dingin."Greed, pulang dulu. Biar Mama yang menjaganya!" suruh Mrs. Magnanime."No, aku akan menjaganya, Mama. Aku mau menjadi orang yang pertama dilihatnya saat sadar nanti," gumam Greed, tanpa sadar Greed mengelus pipi Charity lagi."Ini sudah 3 hari Greed.""Dan sampai kapan pun aku akan tetap menjaganya, Ma. Mama pulanglah dulu. Tidur di rumah lebih nyaman ketimbang rumah sakit.""Baik. Mama akan menyuruh Prob mengantar makanan. Jaga dirimu, Greed."Kini hanya
Read more
22. Memberi Pelajaran pada Kelinci
"Yes or ya!" Greed mendesak.Charity menghela nafas. "Bukankah aku tidak punya jawaban selain 'IYA'? Jadi jika aku menolak pun kau akan menyeretku ke gereja, bukan?" jawab Charity dengan malas, Greed tersenyum lebar dan membuka kotak tersebut dipasangkannya cincin polos yang terbuat dari berlian ke jari manis Charity."Sekarang bolehkah aku menciummu?" pinta Greed memelas membuat Avarice menarik tubuh Greed menjauh."Tua bangka tidak tahu malu, cukup sudah drama menjijikkan itu yang kami tonton .... tapi, ya. Harus kuakui cukup romantis!" komentar Avarice, Greed terkekeh sementara Honest dan Prob terlihat bengong dan kedua pipi mereka terlihat memerah."Romantis!" komentar mereka berdua."Not bad, Son!" komentar Mr. Ardour.Melihat itu Charity tersenyum kecil, tak sengaja mata Charity bertemu dengan Greed, Greed tersenyum membuat detakan jantung Charity menggila."Sial!" umpat Charity dan menunduk.Sudah sehari tepat Charit
Read more
23. Jangan Dibandingkan
"Tidak!""Harus iya!""Tidak!"Greed berdecak. "Charity.""Greed." Charity membalas dengan berdecak."Charity," geram Greed tertahan."Fine, kita tinggal bersama ... namun di kamar yang berbeda," final Charity membuat Greed sebal."Kau menang," Greed mengaku."Omong-omong, Greed, kau bau amis?" tanya Charity aneh, sementara Greed masih tersenyum.Greed mendekati telinga Charity. "Kau milikku Charity. SELAMANYA MILIKKU, aku tidak akan memberi ampun pada orang yang berani menyentuh atau bahkan menyakitimu. Yang boleh melakukan hal itu adalah aku dan hanya aku," bisiknya dan setelahnya dia menatap Charity tersenyum."Ja ... di ... siapa yang kau sakiti tadi?" tanya Charity sedikit gugup."Tentu saja yang membunuh anak kita dan hampir membunuhmu," jawab Greed santai, Greed mengelus permukaan perut Charity."Bayaran yang setimpal, Chare," gumam Greed dan menatap Charity sampil terus mengelus perutnya.
Read more
24. Keluarkan di dalam (21+)
Greed melepaskan kecupannya saat merasakan Charity yang sudah hampir kehabisan nafas, sekitaran mulut Charity dipenuhi saliva dan bibir Charity sedikit membengkak serta terbuka membuat Greed menahan sesuatu pada dirinya."Apa kau sangat menginginkannya?" tanya Charity pelan."Aku tidak ingin menyakitimu, masuk lah ke kamarmu dulu," balas Greed dan hendak meninggalkan Charity."Aku ... Aku menginginkannya, Greed," ucap Charity pelan, Charity menggigit bibir bawahnya menahan gugup atau mungkin gairah, kedua kaki Charity sudah tak nyaman."Aku menginginkanmu, Greed," ucap Charity mantap membuat Greed mendekat ke arah Charity dan membawanya menuju kamar."Jangan mendorongku, menamparku, atau bahkan mencambukiku dengan ikat pinggang, saat aku mulai membuka celanamu!" peringat Greed dan dihadiahi anggukan Charity.Greed tersenyum lalu menghempaskan tubuh Charity pada kasurnya, mengecup leher dan menatapi Charity dengan lembut."Mulai sekara
Read more
25. Gunda dalam Pernikahan
Greed terbangun saat dirasakannya tidak ada Charity disisinya, diliriknya jam waker yang menunjukkan pukul 3 sore. Greed bangkit dan mengenakan boksernya secara asal,"Baby Chare!" panggil Greed yang masih setengah sadar. "Charity!" panggil Greed lagi.Tak ada sahutan, Greed berjalan menuju dapur untuk meneguk segelas air putih namun dilihatnya seorang gadis yang sedang memasak menggunakan apron.Greed tersenyum riang, mendekat dan merengkuh dari belakang, disenderkannya dagu miliknya ke bahu tersebut."Selamat Sore. Kita bisa memesan makanan Charity. Apakah kau tidak lelah dengan apa yang kita lakukan tadi pagi, hm?" bisik Greed."Greed!" panggil seseorang membuat Greed kaku. Suara itu berasal dari belakang punggungnya."Avarice!" suara panggilan yang Greed hafal betul, itu suara Charity."DASAR TUA BANGKA."Greed melepaskan rengkuhkan saat tau siapa yang dia rengkuh."Apa yang kau lakukan di rumahku, Sialan!" teriak Gr
Read more
26. Bagimana Cara Memasak Nasi?
"Aku ... Aku takut dengan kenyataan kau akan meninggalkanku jika kau menemukan seseorang yang lain. Aku—""Kau terlalu banyak bicara pagi ini. Apa kau sakit, hm?" canda Greed meletakkan keningnya pada kening Charity."Hanya percaya padaku Charity. Jika kau memercayakan semua padaku aku akan membuang semua ketakutanmu. Aku akan selalu di sisimu," jawab Greed meyakinkan Charity. Greed menjauhkan keningnya lalu menatap Charity dengan lembut."Katakan," pinta Greed."Katakan apa?""Katakan kalau aku milikmu. Dan aku mencintaimu!" suruh Greed."Aku ...," ucap Charity gugup. "Aku ... eum. "Aku mencintaimu," ucap Charity pelan menutupi wajahnya."Sial ... sial ... sial. Memalukan! Aku tidak akan mengucapkan hal memalukan seperti itu agi," kesal Charity. Greed yang melihat hanya melongo."Katakan lagi," pinta Greed mencoba menarik telapak tangan Charity pada wajahnya."Tidak!" tegas Charity."Chare,""Tidak Greed!"
Read more
27. Terikat Mati
"Aku tidak akan mengupas dan memotongmu lagi!" kesal Charity berbicara pada bawang. Setelah menempatkan bahan-bahan yang Charity potong. Charity mengambil teflon dan mengisi dengan minyak goreng. Sembali menunggu panas Charity mengambil beberapa telur.Setelah Charity rasa panas, ia memecahkan telurnya di atas teflon. Selesai membuat telur mata sapi, kembali pada nasi yang sudah matang."Melelahkan," keluh Charity yang kini tengah mengaduk dan mencampurkan nasi dalam wajan. Menambahkan kecap dan sedikit garam dan gula. Dirasa pas Charity segera mematikan kompor dan mengambil beberapa piring untuk dirinya dan seisi rumah.Charity selesai tepat pukul 9 pagi, butuh 4 jam baginya berkutat dengan dapur.Charity meninggalkan dapur dengan keadaan berantakan karena dia belum sempat membereskannya.Bersantai di depan televisi itulah yang Charity lakukan, sampai akhirnya seseorang duduk dinsebelahnya lalu menyenderkan kepala di bahu miliknya."Morning
Read more
28. Membagikan Undangan
"Kau berlebihan. Tak perlu mengadakan acara yang mewah," kesal Charity yang sedang melihat undangan pernikahan yang Greed berikan. Sementara Greed hanya tersenyum lebar yang Charity takuti akan mengoyak pipinya."Yang gold atau silver?" tanya Greed mengabaikan ucapan Charity. Charity memijit pelipisnya lalu menatap Greed tajam."Demi Tuhan, Greed. Itu terlalu berlebihan!" kesal Charity. Charity hendak berdiri namun ditarik Greed hingga Charity terduduk di pangkuannya. Charity mencoba melepaskan diri namun Greed merengkuh pinggangnya erat."Charity ...," ucap Greed manja. Greed mengendus rambut Charity."Tidak Greed. Kita sudah melakukannya pagi ini. Kau ingin aku tidak bisa berjalan!" kesal Charity. Greed cemberut dan menatap Charity memohon."Aku mau lagi. Aku mau memasuki Charity," ucap Greed membuat Charity jengah."Kita melakukannya SETIAP PAGI. Dan hampir setiap malam. Kau gila Greed!" kesal Charity. Greed hanya
Read more
29. GILA!
"Aku tidak akan menasehatimu lagi, Env. Lakukan apa yang menurutmu benar. Tapi ... Ingat rasa sakit itu tak tampak," jelas Greed. Envy menatap Greed lama lalu menghela napas perlahan."Ini!" Greed memberikan undangan pernikahan pada Envy. Envy menaikkan sebelah alisnya."Aku akan menikah. Tentu saja. Memangnya aku akan hidup sendiri terus. Dan tentu saja dia Charity," jelas Greed langsung. Envy terkekeh pelan."Setahuku di sini hanya Lust yang penyuka di bawah umur. Tapi kenapa bisa kau ikut? Bahkan kau baru dan sudah akan menikah? Tidak memikirkan pendapat orang lain dulu?""Aku bukan penyuka di bawah umur. Aku hanya tertarik pada Charity. Camkan itu! Lagi pula, kau juga 'masih' penyuka di bawah umur!""Dan kurasa Pride akan membaik. Humility akan merubahnya," ucap Greed seketika ingat mengenai Humility."Lihat saja Greed. Kurasa Si Sialan itu akan terus mengirimiku gambar mayat dengan dirinya yang berlumuran darah."
Read more
30. The Moment Thing
Sekarang Chaste dan Lust sudah berada dalam mobil untuk menuju gereja dan dari tadi Lust sibuk sendiri dengan penampilan Chaste, mulai dari rambut yang dikenakan akan bagaimana dan sebagainya. sesekali Lust akan mengecup pipi dan Chaste dengan senang hati menghapusnya dengan tangan."Sabuk pengaman itu penting, Sweety!" ingat Lust berkali-kali padahal Chaste sudah mengenakannya, dia sendiri yang belum."Kau masih marah soal ... eum malam pertama kita?""Tentu saja!" teriak Chaste, dalam hati namun mengabaikannya, ia sedang malas berdebat dengan Lust."Sudah kubilang aku tidak akan meminta maaf, karena aku tidak menyesalinya," ucapnya saat dia sudah mengendarai mobil. Chaste heran dari mana dia dapat mobil ini?"Jangan terlalu memikirkan kekayaanku, kau bisa menghabisinya jika kau ingin," katanya, Chaste mengabaikan Lust lalu menatap ke depan. Lust sesekali mengelus kepala Chaste seolah tindakannya mengatakan 'aku di sini bersama
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status