Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 821 - Bab 830

Guru Kilat Putih menjelaskan hal itu kepada Lanting Beruga setelah pemuda itu selesai menyantap makanannya."Kita tidak punya cara lain," ucap Guru Kilat Putih. "Hanya ini satu-satunya hal yang dapat kita lakukan."Lanting Beruga menggaruk kepalanya beberapa kali, mengelus perut besarnya tiga kali lalu bersendawa besar sekali, barulah otak bodoh pemuda itu  mulai bekerja saat ini."Baiklah aku akan ikut ..." jawab Lanting Beruga, "Asalkan kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan."Di hari berikutnya, Wanita Gendut yang rupanya bernama Azuta itu membawa Lanting Beruga ke rumahnya.Sebuah pemukiman kumuh rupanya terletak tidak jauh dari tempat ini, dan di salah satu rumah tersebut, rumah yang paling besar ukurannya berada di ujung jalan adalah rumah Azuta tersebut.Di sepanjang jalan ada banyak anak-anak yang berteriak memanggil nama wanita itu, mereka tampaknya begitu akrab dengan wanita gendut tersebut, bahkan tidak jarang da

Baru saja, serigala itu berniat melawan Lanting Beruga, tiba-tiba semua binatang buas itu jatuh tak berkutik di hadapan Lanting Beruga dengan mata yang mendadak menjadi putih.Semua orang terdiam menyaksikan hal tersebut, tidak tahu teknik apa yang barus saja dilakukan oleh Lanting Beruga hingga bisa melumpuhkan sekawanan serigala besar tanpa melakukan gerakan apapun.Lanting Beruga tersenyum tipis, tentu saja dia baru saja mengirimkan energi batin melalu mata asura yang terbuka kecil dari balik kelopak matanya."Sudah aku duga," ucap Lanting Beruga. "Kalian tidak akan bisa menahan teknik mata asuraku, bahkan siluman saja tidak bisa menahannya, apa lagi binatang seperti kalian, bodoh!" ucap Lanting Beruga. "Ah, aku akan meminta salah satu dari mereka untuk dijadikan makanan ....hikhikhik."Sekarang, yang tersisa di dalam arena pertandingan hanya 4 orang saja, satu pendekar level puncak tanpa tanding, 2 pendekar level bumi rendah yang terlihat sepe

Sang Kusir mulai gelisah saat ini, dia mungkin berniat untuk memacu semua rusanya, meninggalkan tempat ini, tapi apalah daya, diluar saja sedang terjadi badai yang cukup kencang. Lebih dari itu, resiko tertimbun oleh lelongsoran salju sangatlah mungkin terjadi.Jadi sekarang, yang dilakukan oleh kusir itu hanyalah meringkuk ketakutan di sisi lain celah es ini, sambil berharap para perampok tersebut tidak menyadari keberadaan mereka yang bersembunyi di tempat ini.Mendengar kalimat perampok, Azuta lebih takut lagi dibandingkan dengan Sang Kusir Kereta, dia bahkan lupa jika Lanting Beruga berada di sini bersama dengan dirinya.Suara geraman serigala semakin jelas terdengar, beriringan dengan suara badai yang membuat bulu kuduk menjadi berdiri.Hal ini membuat rusa-rusa kecil mulai gelisah, mereka menoleh satu sama lain, dan mungkin berniat untuk melarikan diri dari tempat ini sebelum serigala itu datang menerkam mereka.Pada saat ini, Lanti

Saat ini, Lanting Beruga telah berada di sebuah bangku panjang yang menghadap ke arah arena pertandingan dengan ukuran dua kali lebih luas jika dibandingkan dengan arena pertandingan level elit.Dia duduk di barisan belakang, karena dirinya sedikit terlambat datang ke tempat tersebut. Sementara itu, Azuta dan Guru Kilat Putih duduk di bangku penonton. Terlihat bangku penonton ini bertingkat-tingkat, agar semua penonton dapat melihat dengan jelas pertandingan yang sebentar lagi akan berlangsung.Pada bangku lain, Lanting Beruga dapat melihat keberadaan beberapa pendekar utusan dari Sekte Lentera Es dengan pakaian mantel tebal yang berwarna putih seperti salju.Jika dia melihat ke arah kiri, Lanting Beruga akan melihat beberapa orang yang mungkin adalah pemilik dari pertandingan ini. Seorang pria tua berpakaian serba putih tampak sedang memakan beberapa buah di atas bangku paling mewah yang ada di sana.Tampaknya pertandingan tahun ini diikuti oleh

Waktu berjalan dengan begitu cepat, dan saat ini Berius telah melepaskan serangan ke arah wanita tersebut. Tidak main-main, serangan ini membuat permukaan lantai arena pertandingan terkelupas karena begitu kuat tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh jurus tersebut.Namu tepat sebelum wanita itu terkena serangan tersebut, -hanya berjarak satu depa antara serangan itu dengan wajahnya-, Lanting Beruga langsung meninggalkan bayangan merah dan lenyap dari  bangku peserta.Booom.Ledakan besar terjadi saat ini, semua orang terdiam terpukau melihat kehebatan serangan tersebut, tapi mereka tidak sadar jika Lanting Beruga telah tiada di tempatnya.Beberapa orang mengira wanita itu telah mati, tapi kemudian semua orang tercengang setelah melihat kondisi wanita itu baik-baik saja, meskipun dirinya dalam keadaan menunduk.Yang membuat mereka lebih tersentak lagi adalah, seorang pria kerdil yang berdiri tepat di hadapan wanita tersebut. Seka