All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 201 - Chapter 210
214 Chapters
201. Joya Adalah Candunya
Joya mengepalkan tangan kanannya saat merasakan pakaiannya Fajar lucuti dengan pelan, entah bagaimana caranya saat ini tubuhnya hanya mengenakan pakaian dalam berwarna kulit."Jar ... di sini?" tanya Joya sembari mendorong dada Fajar agar dia bisa menatap manik mata Fajar yang penuh dengan gairah."Keberatan?" Fajar menyelipkan anak-anak rambut Joya ke telinganya sedangkan tangan lainnya sedang mengusap puting Joya dengan jempolnya."Ah ... bukan, kalau Senja lia— ah," desah Joya saat merasakan tarikan di bagian putingnya, dengan cepat Joya mencengkeram kedua bahu Fajar karena tubuhnya limbung.Tanpa Joya sadari gerakkannya membuat tubuh Fajar menurun dan mendesak payudaranya ke wajah Fajar, Fajar dengan cepat mengisap puting Joya yang masih ada di balik bra berbahan brokat.Sontak Joya menengadahkan kepalanya dan menikmati tiap liukkan lidah dan isapan yang Fajar berikan pada dirinya, tangan Joya sontak meremas bagian belakang kepala Fajar.
Read more
202. Rahasia Kecil Fajar.
Fajar menatap Joya yang tertidur di sampingnya, ia menikmati setiap lekukkan wajah Joya. Fajar menyukai melihat bulu mata Joya yang tebal dan menakjubkan saat sedang dalam keadaan tertutup, bibirnya yang berwarna pink dan penuh benar-benar menggoda Fajar untuk melumatnya. Fajar dengan cepat menyingkap selimut yang menutupi tubuh Joya untuk melihat setiap lekuk tubuh Joya yang baru saja dia kecupi tadi.Manik mata Fajar menelusuri garis badan Joya yang menurutnya tidak banyak berubah dari lima tahun yang lalu bahkan menurut dirinya, Joya makin sexy dengan pertambahan berat badan yang membesar di tempat seharusnya. Payudara Joya yang makin besar dan membulat, puting payudara Joya yang mengeras sempurna malah membuat Fajar makin gemas untuk memelintirnya, dan sumpah demi apa pun bokong Joya benar-benar sempurna di genggamannya, seolah Tuhan menciptakan bokong itu untuk Fajar remas, tampar dan gigit.Tanpa sadar tangan Fajar meremas bokong Joya dengan keras hingga membuat
Read more
203. Sejak Esok dan Selamanya
Joya berjalan melewati lorong sambil menggenggam buket bunga mawar pink yang sangat wangi di dadanya, langkah kakinya membawanya ke arah ruangan pengantin perempuan. Hari ini adalah hari pernikahan Szasza dan Byan, Joya senang bukan main karena hari ini adalah hari Szasza akan mendapatkan kebahagiaannya dengan Byan. Tangan Joya membuka pintu kamar pengantin kemudian mendapati Szasza sedang berhias, matanya melihat tidak ada seorang pun di sana kecuali Szasza dan seorang penata make up. "Sza, ke mana bridesmaid yang lainnya?" Joya menyerahkan buket bunga ke tangan Szasza. Pikirannya bingung kenapa tidak ada orang lain di sana, bahkan sahabat Szasza lainnya sama sekali tidak ada di sana padahal seingat Joya, Szasza memiliki banyak sekali teman. "Oh, mereka lagi pada di luar," jawab Szasza sembari meremas buket bunga yang Joya berikan. "Lah, kok, mereka kok malah pada di luar, sih? Bukan nemenin kamu di
Read more
204. Time Is Running Out
Bibir Joya pegal bukan main saat selesai acara pernikahan Szasza, rasanya semua tulang di wajahnya seolah lelah untuk terus tersenyum dan  menjawab semua pertanyaan yang hampir sama dari keluarga Fajar yang ternyata sangat kepo. Untungnya Fajar sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dan terus menggendong Senja, beberapa kali Fajar menjawab semua pertanyaan nyinyir keluarganya dengan jawaban yang tidak kalah nyinyir lagi. Joya hanya bisa tersenyum dan mencubiti perut Fajar bila dirasa omongan Fajar sudah terlalu pedas. "Aw ... aw ...." Joya membuka perlahan sepatunya, dengan cepat ia masukkan kakinya ke dalam bathtub merendam kakinya. "Kenapa, Joy?" tanya Fajar yang tiba-tiba duduk di lantai di samping Joya. "Kaki aku sakit, udah lama nggak pakai sepatu hak tinggi," jawab Joya sembari mengusap-usap kakinya pelan. "Kenapa nggak pakai sepatu bisa aja?" tanya Fajar sem
Read more
205. Pernikahan Dadakan
  Kepala Joya hampir pecah saat melihat huru hara yang ada di sekitarnya, rasanya Joya seperti boneka manekin yang hanya bisa pasrah saat orang-orang memintanya untuk mengenakan ini dan itu. Bahkan, Szasza saat ini sedang menyuapinya dengan cream soup sembari mengoceh tentang kesintingan Fajar.“Calon suami kamu itu, sinting, sehari sebelum aku nikah dia minta sama Byan untuk bantu dia buat nikah sama kamu sehari setelah kami nikah dan kamu tahu apa alasannya?” tanya Szasza sembari menyuapkan kembali sesendok cream soup ke mulut Joya.“Nggak ....” Joya sama sekali tidak bisa berpikir apa pun juga selain mengikuti semuanya, Joya tahu Fajar adalah lelaki yang tidak dapat ditebak. Namun, ini adalah hal paling sinting yang Joya alami sepanjang sejarah dirinya menjalin hubungan dengan Fajar.“Dia bilang biar gampang ngumpulin keluarganya dan dia nggak usah bikin undangan, alasan macam apa itu Tuhan?! Dan yang paling gilanya lag
Read more
206. Matahari Fajar
Joya terdiam melihat Fajar mengucapkan kata-kata sakral yang menjadikan dirinya sebagai istri Fajar, tak berapa lama senyuman Joya berkembang saat penghulu bernama Karto tersebut berteriak sah dengan sangat keras hingga membuat Fajar mengumpat.“Sinting ini penghulu—““Jar,” potong Joya sembari menepuk paha Fajar pelan hingga membuat suaminya itu menoleh pada dirinya.“Abis di—““Kamu jangan bikin ulah di acara nikahan sendiri bisa nggak?” tanya Joya pelan sembari mengambil salah satu tangan Fajar dan mencium tangan suaminya itu dengan penuh kelembutan hingga membuat kemarahan Fajar meredup.Fajar mengusap pucuk kepala rambut Joya dan mengecupnya pelan, “Finally, Joy, kamu jadi istri aku juga.”Joya tersenyum mendengar bisikan Fajar, rasanya ia ingin berteriak kalau sesungguhnya dirinyalah yang ingin berteriak keras karena kesabarannya berbuah hasil. Menghadapi seorang F
Read more
207. Permintaan Kecil Senja.
Fajar berjalan berdua di lorong bersama dengan Senja, mereka berdua akan masuk ke dalam ballroom hotel tempat di mana acara pernikahan antara Joya dan Fajar berlangsung. Sedangkan, Joya saat ini sedang melakukan touch up make up bersama Szasza di ruangan yang sudah di sediakan.“Papa,” panggil Senja yang sedang berjalan di samping Fajar.“Iya, kenapa?” tanya Fajar sembari menggenggam tangan Senja dengan tangan kanannya.“Papa sama Mama mulai sekarang bakal di rumah terus, kan?” tanya Senja sembari melirik Fajar.“Maksudnya?” tanya Fajar.“Maksudnya, sekarang Papa sama Mama bakal di rumah bareng, kaya Papa dan Mama teman-teman Senja, kan? Jadi, nggak bakal kan Papa pulang dan baru datang lagi kalau Senja udah rengek ke Mama kalau Senja rindu Papa?” tanya Senja dengan mata yang jenaka.“Oh ....” Fajar mengangguk, saat ini Fajar baru sadar apa yang di maksud oleh Senja, Sen
Read more
208. Deburan Hasrat Mrs. Larsson
“Jar, mau gantian?” tanya Joya saat melihat Fajar yang terlihat letih dan menggendong Senja.Fajar menggeleng dan berjalan terus di samping Joya yang tampak kesulitan karena gaun pengantin yang istrinya itu kenakan, “Aku nggak tega kasih kamu Senja, Joy, kamu buat jalan aja susah.”Joya menari gaun pengantinnya pelan, “Iya, ternyata berat banget ini baju, ingin cepat-cepat aku buka.”“Oh ... kamu harus tunggu sampai aku yang buka, Joy.” Seringai nakal langsung terlihat di wajah Fajar dan dengan cepat Joya menepuk bahu Fajar pelan.“Mau apa kamu?” tanya Joya.“Mau ngelakuin apa yang Senja ingini,” sahut Fajar sembari membenarkan gendongannya.“Memang Senja minta apa?” tanya Joya penasaran, apa lagi yang Senja inginkan dari Fajar. Joya bersumpah akan memukul pantat Senja bila dia meminta lebih banyak mainan pada Fajar, sumpah demi apa pun kepalanya hampir pecah
Read more
209. Panggilan Baru
Desahan demi desahan terus berloncatan dari bibir Joya saat merakan Fajar menggerakkan pinggulnya, mengeluar masukkan bagian ternikmat milik suaminya itu ke dalam tubuhnya, melesaknya semakin tersesat di dalam tubuhnya.“Aw ....” Joya memekik saat tiba-tiba merasakan isapan dan gigitan di bagian putingnya, sensasi bercinta dengan Fajar tanpa bisa melihat sama sekali benar-benar membuat Joya kaget dengan semua yang Fajar lakukan pada tubuhnya, indra penglihatannya tergantikan dengan indra peraba yang ada di sekujur tubuhnya dan seolah mengetahui hal itu, Fajar benar-benar memanfaatkan semuanya.Suaminya itu menggigit, meraba, mengisap, dan menjilat seluruh tubuhnya, Joya bersumpah dia akan menemukan banyak bukti kepemilikan di sekujur tubuhnya dan Joya tidak peduli dia menyukainya, dia menyukai tiap gesekkan yang Fajar berikan di sekitar kewanitaannya, payudaranya bahkan bokongnya yang sudah Fajar remas.“Oya ...,” bisik Fajar di sela kecu
Read more
210. Kamu Adalah Kebutuhan Aku, Joy.
Fajar mengerang saat merasakan ada sesuatu yang menggeliat di bagian kakinya, kakinya bergetar hebat saat merasakan gesekkan kuku di bagian dalam pahanya yang dengan cepat menjadi liukkan hangat dan empuk di bagian batang kenikmatannya.Saat itu juga Fajar merasakan kehangatan dan liukkan lidah yang membuat Fajar merasakan kenikmatan hingga membuat dirinya terjaga sepenuhnya, dengan cepat Fajar membuka kelopak matanya dan menyibak selimut yang menutupi bagian kakinya.Napasnya tercekat saat mendapat Joya yang sedang mengulum batang kenikmatan miliknya, kepalanya naik dan turun namun, tatapan mata Joya menatap Fajar dengan pandangan yang hasrat seksual miliknya meraung.“Joy, kamu nga—“ Fajar sama sekali tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat merasakan isapan yang Joya lakukan di batang kenikmatan miliknya, dengan cepat Fajar menyusupkan jemarinya ke rambut panjang Joya, menekannya agar memasukkan batang kenikmatan miliknya lebih dalam lagi.
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status