Semua Bab Skandal Cinta Pilot Angkuh: Bab 41 - Bab 50
214 Bab
41. Fajar Basah
Fajar merasakan jemari yang menyentuh lehernya, rasanya menggelitik dan membuat dirinya mendamba. "Jar ... Fajar bangun. Aku mau kamu." Suara wanita itu terdengar manja dan mendesah di telinga Fajar. "Joy?" ucap Fajar saat melihat Joya sedang duduk di atasnya, tampak menggairahkan hanya mengenakan bra dan celana dalamnya. "Bangun Jar. Aku mau kamu," bisik Joya sambil mengecupi garis leher Fajar seinci demi seinci. Sedangkan, tangan Joya menyelusup ke boxer miliknya dan menggenggam kejantanan Fajar. "Joy," desah Fajar sambil menutup matanya merasakan kenikmatan sentuhan tangan Joya yang mulai menaikkan dan menurunkan tangannya membuat hasrat Fajar meledak. "Mau, aku mau ... aku udah ngerengek ini. Kamu nggak mau kasih?" tan
Baca selengkapnya
42. Kang Pilot
"Hai Fajar, gimana semalem masih mimpiin aku?" ledek Joya sambil mengedipkan sebelah matanya."Berisik," jawab Fajar sambil menutup kedua matanya dan menikmati sinar matahari yang mengenai tubuhnya. Fajar tidak mau berurusan dengan Joya hari ini.Joya yang akhirnya bisa meledek Fajar sangat menikmatinya. Dengan cepat Joya berbaring di samping Fajar sambil menopang kepalanya agar bisa menatap Fajar dengan jelas. "Jadi, gimana?"
Baca selengkapnya
43. Luka Fajar
"Karena ... aku juga kaya gitu.""Joy.""Hehehe ... terus gimana ibu kamu?" tanya Joya berusaha untuk mengalihkan pembicaraannya. Joya kelepasan mengatakan itu semua, mungkin Joya terlalu terhanyut dengan cerita Fajar yang membuat dirinya hampir menceritakan kisah kelamnya.
Baca selengkapnya
44. Serba Salah
"Joy," ucap Fajar menyadarkan Joya dari kekagetannya. "A—" Joya langsung merasakan mulutnya penuh dan hangat, milik Fajar benar-benar memenuhi mulutnya yang kecil. Joya kaget dan berusaha untuk melepaskan milik Fajar dengan bergerak mundur. Fajar yang salah kaprah beranggapan Joya sedang memberikan dirinya kenikmatan langsung mengerang dan menahan kepala Joya agar memajukannya. "Joy ... kamu nikmat," ucap Fajar sambil menarik kuping Joya pelan. Deg .... Joya terkesiap, seperti rangkaian film pendek, ingatan Joya langsung melayang kesatu malam yang membuat ia kehilangan segalanya, malam yang membuat dia tertawa dibuat-buat, malam yang membuat dirinya menolak berhubungan d
Baca selengkapnya
45. Hina
"Joy ... Joya," teriak Fajar karena kesal ditinggalkan Joya setelah mereka memadu kasih di rumah panggung."Apa?" tanya Joya sambil berbalik dan menatap Fajar yang memeluknya. "Apa sih?""Kamu kok ninggalin aku?" tanya Fajar kesal karena ditingalkan Joya. "Aku bangun kamu udah nggak ada? Ngapain kamu di sini?"Fajar kesal karena Joya meninggalkannya di rumah panggung dan malah asik di depan tukang penjual kumang.Joya memutar bola matanya kesal, "Suka-suka aku lah mau di mana-mana juga. Bukan urusan kamu," ucap Joya kesal."Urusan aku, ayo pulang," pinta Fajar sambil menarik paksa Joya untuk meninggalkan penjual kumang tersebut."Fa
Baca selengkapnya
46. Ucapan Menyayat
"Hina."Deg ...."Walaupun dia lakuin itu semua karena terpaksa?" tanya Joya sambil menatap Fajar."Hina ... sekali hina yah hina. Ngapain jual diri buat uang, aku nggak ngomongin Szasza yah, itu urusan Szasza sama Byan aku nggak mau ikut campur sama sekali. Tapi, kalau aku mending nggak usah.""Berarti ak—""Kamu nggak hina.""Kenapa?" tanya Joya bingung, menurutnya dia sama saja dengan wanita-wanita itu."Joy ... kita lakuin ini buat kesenangan, bahkan aku yakin kamu nggak mau ngelakuin sama aku seandainya kamu nggak suka sama aku kan?" tanya Fajar sambil menatap Joya.
Baca selengkapnya
47. Minta Mati Kamu Fajar?!
Seharian ini Joya kabur-kaburan dari Fajar, pokoknya dia nggak mau dekat-dekat dengan Fajar. Dan Joya berhasil melakukannya, Joya seperti bermain petak umpet dengan Fajar ini.Pokoknya Joya nggak mau ketemu Fajar! Joya membungkuk dan mencoba masuk ke dalam kamarnya. Ini sudah malam dan Joya butuh tidur, makanya Joya harus pulang ke kamar.Dilihatnya situasi di dalam kamar dan mendapati Fajar yang sudah tertidur di kasur. Dengan cepat Joya menghela napasnya, melihat Fajar tidur membuat dirinya bebas untuk bergerak, dia bisa melakukan apa pun juga. Contohnya mandi dengan tenang.Selesai mandi dan berbenah, Joya naik ke kasur sepelan mungkin. Dia tidak mau membangunkan Fajar. Saat sudah menyentuh kepalanya di bantal ...."Darimana kamu?"
Baca selengkapnya
48. Tanggung Jawab
Plak ...."Bangsat kamu, Jar," teriak Joya sambil menampar pipi Fajar dengan keras."Joya sakit, kamu kenapa?" tanya Fajar yang kebingungan. Fajar benar-benar tidak sadar dengan apa yang di ucapkan Naomi di telepon, saking menikmati pelepasannya di bagian inti Joya yang nikmat."Kamu kenapa?" tanya Joya kesal sambil mengambil ponsel Fajar dan menyerahkannya."Hai ... masih ada orang?" tanya Naomi."Apa?" Fajar berteriak di depan layar ponselnya.Joya berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari tubuh Fajar. Dia ingin menjauh dari lelaki sinting yang sudah menikmati tubuhnya namun, menghamili orang lain. Tapi, Fajar menekan tubuh Joya, membuat Joya kesusahan untuk terlepas dari Fajar."Hai ... Love, kapan pulang? Udah sama lontenya? Pulang cepet aku hamil," ucap Naomi.Fajar terdiam mendengar perkataan Naomi, pikirannya langsung kabur. Fajar berjuang mengingat kapan terakhir kali mereka berhubungan, seingatnya dia tidak melakukan pel
Baca selengkapnya
49. Ruin Joya Life
“Joy ...,” panggil Fajar.Joya menulikan kupingnya, hampir sepanjang perjalanan dari pulau hingga bandara Joya mengunci bibirnya. Dia tidak mau menjawab apa pun pertanyaan yang diajukan oleh Fajar. Fajar berkali-kali mengajaknya berbincang bahkan Fajar beberapa kali mencuri ciuman dan memeluk Joya. Tapi, Joya diam tak bergerak.“Joy, ayo dong jangan gini terus,” pinta Fajar saat mereka baru duduk di kursi pesawat terbang.Bungkam, Joya malas berbicara dengan Fajar. Dia muak. Joya tahu bila dia berbicara sepatah kata saja pasti akan keluar semua kata kebun binatang dan makian paling kasar yang ada di muka bumi ini.“Joy, jawab dong.”“Maaf menggangu mau minum apa?” tanya Pramugari yang menawarkan minum.“Air putih aja,” ucap Joya sambil tersenyum tulus pada pramugari itu dan mengambil botol minuman.Fajar langsung kesal saat melihat betapa ramah dan manisnya Joya menjawab pert
Baca selengkapnya
50. Aku Nikahin Naomi
“Joy kenapa?” tanya Szasza sambil membantu Joya memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.“Nggak papa, Sza.” Joya berkata sambil memberikan senyuman palsu terbaiknya, walaupun Joya tahu kalau Szasza tidak akan mempan diberikan senyuman palsunya itu.“Please Joy, jangan nipu aku. Aku tahu kamu lagi sedih, kita temenan bukan baru sebulan dua bulan.” Szasza menahan Joya untuk menutup pintu mobil. “Joy.”“Nggak papa sudah kamu anterin dulu Byan makan. Kasian dia kalau nggak ada kamu,” ucap Joya yang tahu kalau Byan adalah tipe pria yang membutuhkan perhatian dari kekasihnya. Amarahnya bisa meledak bila Szasza tidak mematuhi semua keinginannya.“Joy aku ikut ya, aku temenin kamu,” ucap Szasza khawatir dengan keadaan Joya yang benar-benar semberaut.“Nggak usah, aku nggak mau kamu berantem sama Byan cuman gara-gara aku. Aku nggak mau ya.” Joya mengingatkan Szasza betapa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
22
DMCA.com Protection Status