Lahat ng Kabanata ng Skandal Cinta Pilot Angkuh: Kabanata 61 - Kabanata 70

Fajar melumat bibir Joya dengan rakus, mengisap manis dan candunya. Tangan Fajar berusaha menarik kemeja Joya dengan paksa, seperti sudah tidak sabar untuk mengusap semua inci dari tubuh Joya yang memabukkannya."Jar, rusak," ucap Joya disela-sela lumatan Fajar yang membuat dirinya kewalahan. Fajar itu manis namun bila sedang bernafsu Joya sering dibuat kewalahan.Nafsu dan hasrat sudah membutakan Fajar, dia benar-benar rindu dengan Joya. Dia ingin menyentuh dan mengecupi seluruh bagian tubuh Joya dan meliukkan lidahnya di setiap jengkal tubuh calon istrinya itu.

"Kak Joy, ayo," pinta Tris sambil melambaikan tangannya pada Joya yang sedang berjalan pelan sambil menarik kopernya. "Lah, Kapten Fajar sama Co-pilot Liam mana?" tanya Joya sambil mengedarkan pandangannya di dalam mobil shuttle yang akan mengangkut mereka ke bandara. "Mereka udah dulan, Joy." Manda menggeserkan tubuhnya agar Joya bisa duduk di sampingnya. "Oh," ucap Joya sambil mengambil ponsel dan memeriksa notifikasi. Joya tersenyum saat mendapati beberapa chat dari Fajar, tapi, sejak kapan nama Fajar di ponselnya berubah menjadi Sayang? - Aku duluan ke Bandara yah. Ketemu di sana. Dengan cepat Joya membalas chat Fajar. - Iya, eh ... maaf ini sejak kapan nama kamu di

"Aku pilih—" "Apaan sih, udah kaya kuis aja. Nggak usah milih, Love. Ayo cepet kita harus ketemu Mamih, Mamih sakit banget itu udah nggak bisa ngapa-ngapain di rumah sakit," potong Naomi sambil menarik-narik tangan Fajar agar beranjak dari sana.  Joya menggigit bagian bawah bibirnya, seolah menunggu jawaban Fajar. Ia lelah dan butuh di akui oleh Fajar, haruskah ia memohon dan bersimpuh di kaki Fajar agar lelaki itu mau mengakui dirinya kepada semua teman dan koleganya.  Terlalu berlebihan kah permintaan Joya? Dia hanya ingin diakuk oleh Fajar. Dia hanya ingin memberitahukan pada semua orang bahwa ia milik Fajar dan sebaliknya, hanya itu. "Jar," panggil Joya sambil menatap Fajar. Fajar terdiam sambil melihat Joya, pilihan sulit. Satu sisi Joya adalah wanita yang ia cintai dan di s

“Aku pilih kamu, Joy.” Fajar berkata sambil memeluk Joya dan menghujani kecupan di wajah Joya yang basah dan lembab. “Fajar, ini beneran? Aku nggak mimpi?” tanya Joya sambil mengeratkan pelukkannya, seandainya ini mimpi pun ia tidak ingin terbangun dari tidurnya. Ia hanya ingin terbuai dalam mimpi bersama dengan Fajar, tidak mempedulikan apa pun.  Kecupan masih terus menghunjami wajah Joya, rindu rasanya menngecupi wajah manis Joya. Padahal baru beberapa jam yang lalu gadis ini mendesah di bawah tubuhnya. “Nggak Sayang, kamu nggak mimpi. Aku milih kamu, aku selalu akan memilih kamu.” Tangis Joya tumpah saat mendengar perkataan Fajar, rasa senang dan hangat langsung menyelimuti Joya. Rasanya ia ingin berjingkrakkan saat mendengar itu semuanya, tawanya langsung terdengar pelan. “Kenapa kamu malah ketawa, Joy?&rdqu

"Peduli setan dengan perusahaan!?""Fajar!? Kamu sudah siap kehilangan perusahaan kamu?" tanya Liby berang, dia kaget dengan perkataan Fajar yang sudah tidak dapat di geretak lagi.