Semua Bab Selir Medis Penguasa Langit: Bab 2161 - Bab 2170

Dayang Nadiin mengantarkan makanan kecil malam dan dia juga mengantarkan untuk Ryan.Deon tidak ada selera makan akhir-akhir ini, ingin bergegas pulang, dan sudah terbiasa kelaparan. Saat ini dia juga tidak memiliki nafsu makan, jadi hanya makan beberapa suap, dia duduk bersama Sera dan mengobrol. Sera memberi tahu Deon kejadian sebelum menghilangnya Bima, tebakan Bima dan pemikirannya sama. Deon menarik napas dan berkata, "Sepertinya Hange mungkin belum mati. Aku harus menulis surat untuk Jerome, agar dia berhati-hati dan melakukan persiapan.”Dia pergi ke ruang kerja dan segera menulis surat kepada Jerome dari Kerajaan Dazhou, meminta seseorang untuk mengirimkannya malam ini juga.Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya sudah jam 15:00 sore, dia tidur sebentar. Dia sudah berangkat sebelum subuh. Sera tidak melihat pakaian kerajaannya, dan barulah teringat bahwa hari ini ada pertemuan kerajaan, dia harus melakukan tugasnya.Setelah Sera mandi dan berdandan, dia meminta pelayan

Shinta segera kembali ke kediaman dan menemui Nyonya Yao. Dia tahu bahwa masalah ini tidak boleh diketahui Kak Sera karena dia tidak akan menyetujuinya. Nyonya Yao tidak bisa bela diri, dan Kak Sera tidak akan membiarkan dia berada dalam bahaya.Shinta memberi tahu perkataan Nyonya Tang kepada Nyonya Yao. Nyonya Yao memikirkan hal ini secara cermat, akhirnya memahami maksud Nyonya Tang dan Shinta."Apakah kamu ingin aku dibawa pergi olehnya?" tanya Nyonya Yao."Itu tergantung padamu. Jika kamu bersedia, Permaisuri Huai bilang dia akan melakukan yang terbaik untuk melindungimu." Kata Shinta.Nyonya Yao merasa kesulitan. Dia tahu bahwa ini akan sangat berbahaya. Dia tidak terlalu mementingkan hidupnya, tetapi dia tidak memiliki hubungan yang erat dengan Bima Tang.Shinta melihat ekspresi wajahnya dan membujuknya, "Kamu tidak perlu khawatir. Permaisuri Huai bilang bahwa pihak lain tidak melakukan serangan, jika ini dilakukan, kita pasti bisa mengejarmu, mungkin kita bisa menemukan m

Nyonya Yao mengemasi barang-barangnya dan sekaligus mengemas bajunya yang dulu dia bawa kemari. Shinta melihatnya dan bertanya, "Bukankah kamu hanya pulang sebentar saja? Kenapa mengemasi semua barang-barangmu?Nyonya Yao berbisik dengan lembut, "Jika aku bisa pulang dengan selamat, aku pulang dan tinggal di rumahku. Jika aku tidak bisa pulang, di situ adalah rumah terakhirku."Shinta terburu-buru berbicara, dan kata-katanya terbata-bata, "Apa yang kamu katakan? Kenapa kamu tidak bisa pulang lagi? Permaisuri Huai, kan pernah ngomong, dia pasti akan melindungimu."Nyonya Yao tertawa, "Aku percaya, jadi ketika aku kembali, aku pulang dan tinggal di rumahku, aku lebih suka tinggal di sana."Shinta menemani Nyonya Yao pulang ke rumahnya. Ryan tidak ada di kediaman. Dia mengendarai kereta sendiri dan meninggalkan Kediaman Putra Mahkota.Perjalannya ke rumah Nyonya Yao butuh waktu setengah jam. Setelah tiba, Nyonya Yao melihat bahwa kedua pintu rumahnya terkunci.Nyonya Yao tampak terk

Dia tiba-tiba menyadari sesuatu beberapa saat kemudian dan buru-buru berdiri, "Yeni!"Pelayan berjalan kemari, "Ya, Nyonya!""Cepat!" Wajah Nyonya Tang tampak pucat, "Kamu beri tahu mereka, bawa Nyonya Yao kembali, tidak boleh ke sana, aku masuk perangkap.""Masuk perangkap? Bagaimana bisa?" Pelayan itu membeku.Nyonya Tang berkata dengan penuh emosi, "Cepat pergi, Nyonya Yao tidak akan begitu ceroboh, kita tertipu."Dia berkata sambil memandang sekelilingnya dan melihat sebuah bayangan. Jika dia tidak melihat dengan teliti, dia hanya melihatnya sekilas. Dia membalikkan badan dan mengambil pedang dan mau keluar dengan melompati dinding. Tidak disangka, Shinta turun dari atas dan menghalangi jalannya. Shinta tersenyum dengan dingin, "Nyonya mau pergi ke mana? Apakah kamu tidak tahu seluruh orang di kediaman mengawasimu? Kamu tidak akan bisa keluar."Nyonya Tang menatap Shinta dan mencibir, "Apakah kalian pikir kalian sangat pintar? Kalian akan mencelakai Nyonya Yao.""Nyonya Yao

Dia mengeluarkan obat tetes mata dan memberikan kepada anak-anak setetes.Si kembar masih bangun saat ini, berbaring di bantal empuk tempat tidur Luohan, menatap Sera lekat-lekat, mata kelinci mereka berdua membuat hati Sera sedih.Ralfs juga datang dan berbaring di kaki Sera, menggosokkan kepala kecilnya ke kakinya, seolah ingin menghiburnya.Kedua harimau ini kelihatan sangat kecil, padahal ketika dikirim ke sini sangat besar, dan sekarang mereka tidak terlihat jauh lebih tua, yang aneh, mereka makan banyak selama beberapa bulan, tetapi mengapa tidak tumbuh dewasa?Apalagi saat berbaring di sana, terlihat seperti kucing, sedikit lebih besar dari kucing.Dia mengambil Ralfs, dan Ralfs tidur digendongannya. Dia melihat si kembar lagi, dan mereka juga sudah menutup matanya dan tidur. Si kembar dan Ralfs kelakuannya sama persis.Sera menghela napas pelan, menurunkan Ralfs, dan memeluk si kembar untuk berbaring. Seven-up membuka matanya, tangan kecilnya tiba-tiba meraih lengan bajunya, da