Semua Bab SAHABATKU MADUKU: Bab 21 - Bab 30
75 Bab
21 - Rasa
21 - RASAAfnan lekas mengunci pintu kamar, lantas berjongkok akibat lututnya lemas, ia menyembunyikan wajah yang sudah berurai air mata. Tak terasa sudah lama menangis, membuat dirinya lelah dan tertidur di samping pintu. Jam makan siang telah tiba, Nayla dan Sekar sedang menyiapkan hidangan di meja makan."Mas, tolong panggilkan Mbak Afnan di kamar," pinta Nayla setelah menaruh nasi di atas meja makan.Pria itu mengangguk lalu berjalan cepat ke kamar sang istri. ia segera membuka pintu, matanya menatap kasur yang tak ada Afnan di sana. Melangkah masuk dan menemukan istrinya tergeletak di samping pintu, dia buru - buru menepuk pipi Afnan. Hatinya nyeri saat melihat mata bengkak kekasih hatinya."Eh, Mas kenapa ke sini? Bukannya kamu lagi memetikkan mangga untuk Nayla." Afnan duduk dan bersuara dengan serak khas bangun tidur."Maafkan aku," ucap Arga dengan suara parau, menangkup kedua
Baca selengkapnya
22 - Cibiran
22 - CIBIRANKendaraan milik Arga menebus hujan deras, ia lekas memarkirkan mobilnya. Pria itu menoleh menatap istrinya yang tertidur beberapa menit tadi,  ia segera mengoyangkan kaki Afnan untuk membangunkannya."Sayang bangun, sudah sampai," tutur Arga membuat Afnan terusik dan bangun."Iya," sahut Afnan sambil mengucek matanya."Mas, di luar hujannnn, gimana dong?" tanya Nayla menyuarakan kebingungnya."Kitakan, gak bawa payung," imbuhnya lagi."Tenang saja, aku sedang chat Diana," ujar Afnan lalu terlihat dari resto seorang wanita tengah menggunakan payung biasa dan memegang payung agak besar.Setelah Diana sampai Arga langsung keluar dan meminta payung, pria itu langsung membuka pintu belakang agar kedua istrinya tidak kebasahan, mereka berjalan beriringan disusul Diana di belakang menggunakan payungnya. Bibir Nayla tak berhenti berdecak kagum, saat masuk ke restoran dengan nuasa elegan. Lampu gantung menyala menyinari r
Baca selengkapnya
23 - Kebersamaan
23 - KEBERSAMAANHari demi hari berlalu dengan menyenangkan, Nayla begitu senang diperhatikan oleh semuanya. Wanita itu baru terbangun dari tidurnya, efek bergadang menonton film bersama Afnan karena Arga lembur. Ia bergegas keluar kamar,  menemukan Afnan tengah memasukan makanan ke kotak bekal."Pagi Mbak," sapa Nayla mengecup pipi Afnan."Pagi juga Nayla," sahutnya tersenyum lalu mengelus  perut Nayla yang masih datar."Pagi sayang," sapa Afnan kepada  janin di rahim Nayla."Pagi juga Bunda." Nayla menirukan suara anak kecil, membuat Afnan terkekeh. "Ya sudah, sana mandi! kita mau ke kantor Mas Arga." Nayla mengangguk lalu naik ke kamar untuk melakukan ritual mandinya.Nayla telah  berpakaian rapi, tak lupa menenteng tas selempang. Setelah selesai ia turun, menemukan meja makan telah ada susu ibu hamil dan nasi berserta lauk dan sayurnya. Dia mengedarkan pandangannya, mencari Afnan yang tak terlihat.
Baca selengkapnya
24 - Farhan
24 - FARHAN"Mbak, ngapain ke mall?" tanya Nayla menyuarakan isi hatinya saat sampai tujuan.Afnan menoleh lalu tersenyum, sampai kedua matanya menyipit. "Jalan-jalan lah, masa mau kondangan," kelakar Afnan membuat Nayla mengelengkan kepala."Gak lucu ya?" tanya Afnan menggaruk kepalanya karena malu."Lucu kok," sahut Nayla melepaskan Seatbelt."Kok gak ketawa?" tanya Afnan menatap Nayla bingung.Nayla menyeringai membuat Kakak madunya bergidik ngeri, wanita itu langsung menyerang Afnan dengan gelitikannya, membuat keduanya tertawa bahagia."Ampun Nay, ampun," jeritnya berusaha menahan tangan Nayla yang hendak mengelitik pinggangnya.Suara ketukan di kaca mobil membuat keduanya menoleh, Afnan segera meminta Nayla untuk diam. Menekan tombol untuk membukanya."Maaf, Mbak. Saya kira siapa," ucap satpam, menundukan kepala saat tahu yang di dalam mobil itu pemilik mall ini."Tak apa," sahut Afnan, segera membuka pintu
Baca selengkapnya
25 - Farhan 2
25 - FARHAN 2"Kamu pasti bohong!" bentak Farhan menatap sinis ke arah Nayla."Apa aku pernah bohong padamu," seru Nayla tak terima, ia mulai meneteskan air mata."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Afnan bingung, menunggu penjelasan dari Nayla."Bawa aku pulang." Bibirnya gemetar saat mengucapkan kata itu, Afnan mengangguk lalu memapah Nayla."Jangan pergi! kita belum selesai berbicara," seru Farhan mencekal tangan Nayla."Jangan sentuh adikku!" tegur Afnan menepis lengan Farhan yang memegang Nayla."Mas ayo pergi," ajak Anisa sambil mencoba memegang tangan Farhan."Jangan sentuh aku jalang!" bentak Farhan, menyikut Anisa sampai wanita itu terjatuh dan memekik sakit."Nayla tak memiliki Kakak, jangan ngada-ngada kamu!" sanggah Farhan menatap Afnan tajam.Anisa terisak melihat Farhan, tengah menginginkan mantan pacarnya dulu. Ia berusaha memiliki hati lelaki itu, tetapi tetap saja Nayla terus yang dia sebut saat berhub
Baca selengkapnya
26 - Afnan kenapa?
26 - AFNAN KENAPA?Nayla terdiam memandang televisi yang menunjukan FTV, dirinya bersyukur karena sudah tidak diganggu oleh Farhan. Sejak kejadian di mall dan istri terjatuh, dia tidak muncul lagi. Mungkin sedang merawat Anisa pikirnya, nama itu kembali teriang di kepala. Jenuh di rumah, karena tidak melakukan apapun. Menatap pintu belakang yang tidak pernah dia lihat, rasa penasaran hinggap di hati, akhirnya perlahan membukanya dan menatap halaman luas hanya ada pagar saja tanpa tanaman. Menyusuri perkarangan, lalu mengembangkan senyumnya "Aah, dari pada jenuh, aku beli bunga aja untuk menghias halaman ini," monolognya pada diri sendiri."Tapiiii, apa boleh aku bercocok tanam di sini," gumamnya tanpa menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya."Ini rumahmu juga, kamu boleh melakukan apapun." Suara lembut itu mengejutkan Nayla yang membuatnya menoleh lalu mengukir senyuman saat mengetahui siapa dia."Apa benar Mbak, Mas Arga gak mara
Baca selengkapnya
27 - Terkabul
27 - TERKABULNayla menunggu di luar saat Afnan tengah di periksa oleh dokter, rumah sakit milik keluarga suaminya membuat Afnan lekas ditangani. Sedangkan Arga baru saja sampai, memeluk istri keduanya yang tengah terisak berjongkok di dekat pintu. "Tenanglah, Afnan pasti baik-baik saja," tutur Arga mengecup puncuk kepala yang terbalut kerudung.Tak lama Arga mengucapkan itu, Dokter membuka pintu tak lupa memberikan salam kepada Arga yang sudah berdiri, karena Nayla langsung bangkit saat mendengar suara pintu terbuka."Assalamualaikum, Tuan," sapa dokter muda yang kira-kira berusia dua puluh delapan tahun."Walaikumsalam, Nadia," sahut Arga datar."Saya punya kabar baik, Tuan." Nadia mengembangkan senyuman di bibirnya."Nyonya Afnan, tengah hamil lima minggu." Setelah mengucapkan itu, Arga langsung mematung lalu bersujud syukur."Terimakasih ya Allah, telah mengabulkan doa istriku," ungkap Arga lalu bangkit, melangkah mengham
Baca selengkapnya
28 - Rencana Farhan
28 - RENCANA FARHANFarhan melempar berkas itu ke lantai, menggeram kesal saat mengetahui jika gadisnya dimiliki oleh orang terkaya nomor satu. Dia berusaha menenangkan diri, tetapi tidak bisa. Dengan cepat menyambar kunci mobil, pulang ke rumah, tak ada satupun sapaan yang ia sahuti saat melewati semua karyawan yang berlalu lalang. Sesampai di rumah, ia terus memencet bel menunggu sang istri untuk membukanya."Buka sialan!" maki Farhan kesal. Anisa dengan tergesa-gesa membuka pintu, saat mengetahui yang memencet bel adalah suaminya."Ada apa, Mas?" tanya Anisa bingung saat mengetahui suaminya pulang dengan keadaan marah, padahal baru tadi dia berangkat kerja."Berisik bodoh!" bentak Farhan menampar pipi Anisa, lalu mendorong tubuh istrinya untuk menutup pintu. "Ikut aku!" serunya menarik lengan Anisa membawanya ke kamar lalu mengunci pintu."Mas, ada apa?" tanya Anisa saat dirinya dilempar ke kasur."Diamlah b
Baca selengkapnya
29 - Merawat kedua isteri
29 - MERAWAT KEDUA ISTERIKeseharian kehidupan dua wanita ini sungguh menyenangkan, mereka berusaha saling membantu. Sudah tujuh belas hari semenjak Afnan diperbolehkan pulang dari rumah sakit, keduanya lebih banyak di kediamannya."Kenapa kepalaku, pusing sekali," batin Nayla berseru menatap Afnan dan Arga di sisinya."Hueek. Duh aku pusing banget, jadi mual," ucap Afnan menutup bibirnya takut muntah."Sayang, kamu kenapa?" tanya Arga panik, mengurut leher belakang Afnan."Mungkin Mbak Afnan lagi morning sick Mas, bawa ke kamar aja biar istirahat," saran Nayla, membuat Arga mengangguk lalu menggendong istri pertamanya ke kamar.Setelah Arga tidak terlihat lagi, Nayla dengan langkah pelan pergi ke kamarnya. Membaringkan tubuhnya, saat mengetahui jika suhu badannya sangat panas. Sedangkan di kamar milik Afnan, Arga tengah membalurkan minyak kayu putih agar istrinya tidak terlalu mual. "Udah enakan belum?" tanya Arga membaringkan tub
Baca selengkapnya
30 - Memulai rencana
30 - MEMULAI RENCANAKandungan Nayla menginjak lima bulan, perutnya besar dari usia kehamilannya. Sedangkan Afnan perlu istirahat, karena morning sick yang dialaminya parah."Mas, mau berangkat kerja?" tanya Nayla memakaikan dasi di leher Arga."Iya sayang," sahutnya menatap wajah Nayla yang tengah fokus."Apa tidak bisa cuti dulu," ucapnya manja, bersandar di dada Arga saat selesai memakaikan dasi."Tidak bisa sayang," sahut Arga gemas, melepaskan pelukan Nayla lalu mencubit pipinya."Aaaw, Mas, sakit!" seru Nayla mengerucutkan bibirnya."Aduh, sakit ya. Maaaaf," tutur Arga mengelus pipi istrinya."Ya sudah, sana ke meja makan. Aku mau ke kamar Mbak Afnan dulu," ucap Nayla, melangkah keluar dan masuk ke kamar Afnan."Mbak, aku mau ya," ucap Nayla mengetuk pintu lalu membukanya saat Afnan sudah menyahuti."Pagi Nay," sapa Afnan dengan wajah yang sedikit lebih cerah, tidak pucat lagi."Pagi Mbak, mau makan di sini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status